"Siapa itu, Bunda?" tanya Cantika yang berhasil membuatku sedikit terkejut dan kembali tersadar pada keadaan saat ini. "Oh. Di-dia...dia mungkin Mama anak laki-laki itu, Sayang. Anak laki-laki yang tadi ga mau pinjemin kamu perosotan," aku menjawab dengan situasi yang bisa dimengerti Cantika dengan mudah. "Oh, iya. Apa dia ngadu sama Mamanya, Bun?" tanya Cantika lagi. "Kak Winda...," sapa wanita itu sebelum aku sempat menjawab pertanyaan Cantika. "Kenapa kamu mencegahku pergi dengan suara lantang? Apa masalahmu?" aku bertanya tanpa basa-basi. "Bukan begitu, Kak. Aku ga tau kalau tadi itu Kak," jawabnya terlihat sangat ragu. "Sayang, aku bawa Cantika ke mobil dulu, ya," Mas Hanan berinisiatif membawa Cantika pergi. Karena sejujurnya aku juga tak ingin Cantika mendengar pembicaraanku dengan wanita ini. "Iya, Mas. Bentar lagi aku nyusul, ya." Mas Hanan mengangguk dan membawa Cantika menuju parkiran mobil. "Jadi, kenapa ema
Read more