Nayla mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, orang yang pertama dia lihat adalah Nayla, sahabatnya. Kedua alis gadis itu mengernyit, bertanya-tanya dalam hati akan keberadaan Zidane saat ini."Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun juga, Nisa," ucap Nayla sambil mengembangkan senyum syukur saat mendapati sahabatnya sudah sadar."Hm," gumam Annisa.Dia mencoba untuk bangun, tetapi bahunya masih terasa sakit."Hati-hati, Nisa. Sebaiknya kamu jangan bangun dulu, lukanya jahitan di bahumu masih basah," ujar Nayla.Annisa menghela napas panjang, pasrah akan keadaannnya saat ini."Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Annisa. Dia kembali melihat ke sekeliling untuk memastikan kembali ketidak hadiran Zidane di ruangannya."Kemana Zidane?" tanyanya lagi.Nayla tersenyu tenang sebelum menjawab, "Suamimu baru saja pergi karena ada urusan penting yang harus dia selesaikan.""Tadi aku menghubungimu, tapi Zidane yang menjawab teleponn
Read more