Zidane menarik lengan Annisa ke belakang tubuhnya. Iris cokelat yang menyerupai elang itu menatap pria yang baru saja ingin membawa istrinya pergi dengan tatapan tajam penuh peringatan.Tanpa berkata sepatah kata pun, Zidane merangkul pinggang Annisa, lalu membawa gadis itu pergi menuju ke mobilnya. Meninggalkan Yogi yang masih bergeming di tempatnya semula.Mantan kekasih Annisa itu tersenyum simpul, lalu kedua tangannya mengepal erat sambil menatap tajam punggung pria yang paling dia benci saat ini."Pergilah, Nisa. Pergi! Kau akan menyesal karena ikut dengannya."Zidane berbalik, menatap wajah Yogi dengan sorot yang tajam. Sementara Annisa hanya diam, berkecambuk dalam pikirannya sendiri.Gadis berhijab itu tertunduk, mencoba untuk menjernihkan kembali pikirannya. Sedetik kemudian, dia mengangkat pandangannya, menatap Yogi yang jega sedang melihat ke arahnya."Aku sudah memperingatkanmu, Nisa. Dia ... tak sebaik seperti yang kau pikirkan
Read more