Tidak lama, muncul seorang wanita yang sering membantuku. Dia adalah istri Pak RT, "Gladis?" ucapnya tidak percaya. Aku mengangguk, membenarkan ucapannya yang seakan-akan tidak benar. "Masuk ... Masuk," Bu Rt memintaku masuk. "Duduk dulu, ya. Saya lagi masak, sebentar saya matikan dulu kompornya. Aku menunggu di ruang tamu, menatap poto-poto yang tergantung rapi di dinding. Tidak lama, bu RT kembali dengan membawa nampan berisi air minum. "Tambah cantik kamu. Dah lama sekali kita enggak ketemu!" ucapnya antusias. "Terima kasih, Bu. Bu, mau tanya tentang mantan mertua, apa benar beliau sudah ....?" "Iya, setelah hartanya kembali ke kamu, beliau terkena serangan jantung. Awalnya, warga enggak mau membantu keluarga mereka. Tapi karena kami memohon, alhamdulillah semua selesai hingga di makamkan." terang Bu RT. "Kenapa banyak yang enggak mau membantu, Bu?" tanyaku heran. Sepengetahuanku, keluarga Mas Aditya royal pada tetangga. "Hmmm, ini aib sebenarnya. Tapi ..." Bu RT ra
Baca selengkapnya