Reinaldi tersenyum bingung. Mungkin dia pikir, jika video itu biasa saja, tapi bisa membuatku berubah. "Ada apa dengan video ini, tidak ada yang aneh ataupun istimewa!" ujarnya. "Bagi orang tidak istimewa, tapi bagiku sangat istimewa," jawabku, "Alasanmu sangat konyol, dan tidak masuk akal.""Apakah kamu tidak bahagia?" tanyaku dengan berusaha melepaskan cincin yang sudah melingkar di jari manisku. Reinaldi menarik tanganku dan mengembalikan posisi cincin yang tadi dia sematkan. "Kita ajak orang tua kamu tinggal di rumahku, ya," pinta Reinaldi, dan aku hanya mengangguk setuju. Reinaldi masih tidak percaya dengan keputusanku yang tiba-tiba berubah, setelah melihat video yang di simpannya. Aku hanya tersenyum, melihatnya kebingungan. Tidak ada niat mempermainkannya, tiba-tiba Tuhan memberikan petunjuknya padaku, jika kami sudah bersama sejak kecil. Mungkin, Reinaldi tidak mengingatnya, tapi sangat jelas di dalam memoriku. Aku berharap, kali ini tidak salah memilih pasangan hidup.
Read more