Share

Bab 92

"Maaf, kamu bilang! Kamu punya hati enggak sih, Mas? Sejak menikah, kamu ambil alih semua usaha yang kurintis dengan alasan agar aku fokus mengurus rumah tangga. Kamu menyentuhku dengan kasar, setelah kamu usir aku untuk tidur berbeda kamar. Setiap bulan kamu jatah pengeluaranku, sehingga aku harus memutar otak! Saat aku hamil, kamu menuduhku selingkuh dan tidak mengakui anakku!" Bibirku dengan lancar menghitung kesalahannya.

Dia diam dan tetap berlutut di depanku, tidak berani mengangkat wajahnya meski hanya sesaat.

"Inikah lelaki pongah yang pernah hidup denganku, inikah laki-laki yang sering melayangkan tangannya ke wajahku ketika aku ada kesalahan yang tidak seberapa. Lelaki yang lebih mendengarkan perkataan ibunya yang tidak benar, di bandingkan istrinya yang jujur." Terus aku menghitung kesalahannya.

Tidak ada respon darinya, dia tetap bersimpuh tanpa suara dan gerak. Membuatku makin emosi.

"Aku adalah wanita bodoh, yang masih percaya ucapan manismu, ketika kamu melakukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status