Share

Bab 100

"Baik, aku harap kamu tidak akan menyesal menikah denganku!" jawabku asal.

Binar di mata setiap orang membuatku geli, mereka seperti akan merayakan sesuatu dengan meriah. Padahal aku adalah sampah di masyarakat, karena janda selalu di pandang hina.

"San, aku mau mengadakan resepsi," ujar Tante Rini bersemangat.

"Tidak bisa, pernikahan harus di kotaku," tolak mama.

Ketegangan terlihat jelas di mata kedua sahabat lama itu.

Perdebatan terus terjadi, soal tempat pernikahan dan bagaimana pernikahan akan dijalankan. Aku mulai meradang mendengar mereka yang tidak henti-hentinya saling membenarkan diri.

"Mutiara, yuk kita keluar saja!" bisikku.

Gadis kecilku menyambut uluran tangan, dan kami melangkah pergi. Rupanya, dia juga tidak nyaman dengan keadaan yang sedang terjadi.

Tidak ada yang menyadari kepergian kami berdua, aku dan Mutiara memilih duduk di taman depan. Melihat bunga dan kupu-kupu yang menari bebas.

"Kamu ingin menikah dengan konsep apa?" Suara Reynaldi memenuhi gen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status