Share

Bab 74

Punggung kekar itu terus menjauh hingga sampai tidak terlihat lagi oleh netraku. Debaran ini menguat, ketika dia menghilang.

Huft.

***

Tidak butuh waktu yang lama, Papa sudah keluar dari rumah sakit. Di saat aku menjemput papa pulang, pengacara mengabarkan jika semua usaha yang kurintis dulu, di kembalikan dengan mudah oleh mantan mertuaku tanpa pemaksaan yang berarti dan langsung kuminta pengacara untuk mengiklankan semuanya. Mungkin, mantan mertuaku sudah lelah, karena anak dan menantunya sedang berada di penjara. Sedangkan menantunya --Amar --,enggan membantu keluarga istrinya lagi. Kabarnya, lelaki itu sedang menggugat cerai istrinya. Di karenakan anak pertama mereka terbukti bukan darah daging Amar dan ternyata, Sintia tetap berhubungan dengan ayah dari anaknya. Sungguh hancur keluarga.

"Sudah beres, Pa?" tanyaku ketika melihat mereka sudah siap.

Papa mengacungkan dua jempolnya, dan tersenyum lebar. Mama memasang wajah masam, karena papa menggoda suster yang memeriksanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status