*Prosesi lamaran telah usai, sekarang kami sudah kembali ke rumah. Tampak rumah kembali sunyi karena kerabat yang datang sudah kembali pulang. Aku yang tengah duduk diam menyendiri ditemani oleh lantunan lagu galau, tersentak saat sebuah pelukan hangat memelukku dari belakang. "Umi tahu, Sayang, kamu sangat terluka," bisiknya sambil tergugu. Aku masih terdiam menatap lurus ke depan. "Maafin, Umi, Nak. Bukannya Umi tidak memihak sama kamu, tapi perjodohan ini sudah terjadi. Umi mohon, Sayang, ikhlaskan Zaira." Air mata menetes, tanganku kembali mengepal. Rasanya saat ini pasokan oksigen di dalam paru-paruku mulai menipis. Pikiranku kalut, pandanganku nanar. Aku terisak dalam pelukan kasih sayang seorang ibu. Aku berbalik lalu memeluknya sangat erat. Menangis dan menumpahkan segala rasa yang sejak beberapa hari ini kupendam. Umi terus mengusap sayang kepalaku dan terus memelukku dengan erat
Terakhir Diperbarui : 2021-09-10 Baca selengkapnya