Part 101"Bu, bagaimana ini?" tanyaku khawatir, tanganku membolak-balikkan ponsel Ibu."Nggak mungkin kamu sendirian kesana, ini sudah sore, Nak," ujar Ibu seraya menenangkan Arisya."Ayah .. Ayah mana, Bu?" tanyaku pada Ibu. Ekspresi wajahku sangat tegang. "Ayah ada pekerjaan mendadak tadi siang, Nak," jawab Ibu cepat."Hmmmm!" gumamku seraya mondar-mandir mencari ide."Gimana, Nak? Lagian mertua kamu bisa nekat seperti itu, bikin kita susah saja," ujar Ibu kesal."Kita pergi berdua, gimana, Bu?" tanyaku pada Ibu."Ibu takut, Nak. Kamu nyetir dalam keadaan panik begini," pungkas Ibu polos.Tidak ada cara lain. Aku harus menghubungi Revan. Beranjak masuk ke dalam kamar, meraih ponselku dan menekan kontak Revan. Sekali dua kali dia tidak mengangkat teleponku.Ibu tetap tidak ingin pergi berdua denganku. Tidak mungkin aku berangkat seorang diri. Pikiran semakin kalut, Ayah juga tidak bisa menemani, karena, sedang membahas pekerjaan dengan investor luar.Bibi beberapa kali menghubungiku
Read more