Share

Pengakuan Marsya

Part 106

Dia melepaskan pelukannya dariku. Senyum manis tidak lepas dari bibirnya. Raut wajahnya tenang, tidak seperti biasa yang menampakkan aura kemarahan.

Aku mengajaknya duduk di ruang tengah. Rasa tidak percaya menyeruak hebat, hatiku menyangkal wanita di depannku adalah Marsya. Penampilannya berubah menjadi muslimah sejati yang dulunya terbuka dengan mini dress ketat.

Lidahku kelu tidak mampu berucap. Netraku berkelana pada sosok di hadapanku. Andaikan dari dulu dia seperti ini, tidak akan pernah ada luka di hati, karenanya.

"Mbak, kok diam?" Suaranya membuyarkan anganku.

"Ti-tidak, apa kabar, Sya?" tanyaku gugup.

"Alhamdulillah, seperti Mbak lihat," ujarnya tenang.

"Alhamdulillah," sahutku pelan.

Aku beranjak ke dapur untuk membuatkannya minum. Perubahan Marsya membuatku takjub. Semoga hidayah Allah selalu ada untuknya.

Aku kembali dengan dua cangkir teh di atas nampan. Marsya masih duduk di tempat semula. Begitu melihatku, dia kembali tersenyum padaku. Rasa aneh mendatangi hat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status