Share

Kematian Talitha

Part 108

Wajah Revan terlihat memerah, emosi sedang tersulut dalam dirinya. Aku mengeser kursi dan mengajaknya pulang. Raut wajahnya memancarkan kekecewaan. Rencana yang dia susun berantakan oleh Marsya.

"Mbak, antarin aku pulang, ya," ujarnya pelan.

"Maaf, kamu pulang sendirian saja!" tegas Revan.

"Mas Revan, kok gitu, sih?" tanyanya dengan suara mengoda.

Istighfar kulantunkan dalam hati. Marsya berusaha menganggu hidupku lagi. Cobaan yang berat tidak bisa mengubah sikapnya. Meskipun, auratnya sudah tertutup sempurna. Dia belum bisa menjaga sikap dan tingkah lakunya.

Revan menarik tasku untuk berlalu dari hadapan Marsya. Kembali terlihat tatapan benci di bola matanya ke arahku. Umpatan keluar dari mulutnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Revan diam tanpa bicara. Hatiku tidak tenang dengan sikap Revan yang cuek. Mengajaknya bicara pun percuma. Nyaliku ciut berhadapan dengannya.

"Tan, kamu harus berhati-hati dengan Marsya," ujarnya memecah keheningan.

"Iya, Van. Aku juga mera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status