Share

Secercah Cahaya

Part 107

Sejak mendengar penuturan Marsya. Hatiku sering tidak tenang. Berbagai bayangan yang membuat hati gelisah sering mendatangi.

[Apakabar Nyonya cantik?] Pesan yang dikirimkan Revan untukku.

[Baik, kamu apa kabar?] balasku cepat.

[Aku udah di Indonesia.] Balasnya.

[Baguslah]

[Buka pintunya, capek berdiri terus!] Mataku terbelalak melihat pesan dari Revan.

Kulempar ponsel ke atas ranjang. Menyempatkan diri melirik ke meja rias. Penampilanku lumayan menarik. Masa duka sudah berlalu, saatnya, menyongsong masa depan.

Bergegas menuruni tangga untuk melihat keberadaan Revan yang sudah lama tidak berjumpa. Tanganku mendorong daun pintu, netraku menatap Revan yang disambut senyum merekah dari bibirnya.

Penampilannya terlihat sempurna, celana jeans dipadu dengan kaos ketat yang memperlihatkan lengan kekarnya. Tangannya menenteng beberapa kantong belanjaan.

"Hey, kok melamun, nggak pernah lihat orang ganteng, ya?" goda Revan.

"Siapa yang ngelamun," jawabku sewot. Aku berlalu masuk ke dal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status