Share

Cobaan yang bertubi-tubi

Part 103

"Tania, maafkan Mama!" teriak Mama Rina sembari berlari memelukku.

Aku tertegun melihat tingkah yang dia perlihatkan. Wajah senjanya kusut dan pucat. Dia memelukku erat. Tiba-tiba, dia mendorong tubuhku kuat. Dia berlari menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Terdengar suara pintu di banting kuat.

Aku, Revan dan Ibu berlari menuju kamar Mama Rina. Kamar yang hampir tidak pernah aku masuki. Mama Rina berteriak-teriak histeris. Ibu dan Revan berusaha menenangkannya. Aku hanya berdiam diri di samping pintu.

"Lepaskan aku! Lepaskan aku" teriak Mama Rina, tangan Revan mencekal kedua pergelangan tanganya.

"Istighfar, Bu, jangan gila seperti ini," ujar Ibu kesal.

"Kau diam! Kau tidak tahu penderitaanku!" bentak Mama Rina.

"Sabar, semua orang punya masalah. Anda pikir, anda saja yang bermasalah. Anda saja yang kecewa dan malu. Tania, saya dan ayahnya Tania, juga malu, Bu. Semua itu karena anak-anak Ibu. Akan tetapi, apakah kami ada menghujat Ibu? Apakah kami berbuat gila seperti yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status