Part 99 Tidak ada gunanya menaruh dendam dan benci. Kesal, marah, kecewa, sakit dan terluka pasti ada, karena, hatiku bukan lah batu. Lelah jiwaku, setiap hari harus menangisi sesuatu yang telah pergi. Mencoba berdamai dengan hati dan jiwa. Mencoba ikhlas atas segala yang terjadi, meski, luka hati masih menganga lebar. Aku wanita lemah yang berusaha tegar demi orang tua dan anak-anakku. Ibu membawa Arisya ke kamarnya. Aku mulai membuka map demi map surat berharga yang telah aku pindah namakan atas namaku dan anak-anak. Menimbang dengan matang, aset berharga yang akan aku berikan pada Karmila. [Datang ke rumahku, aku akan menunaikan janjiku.] Pesan whatsaap yang aku kirimkan padanya. [Kita jumpa di tempat lain saja, tidak enak di rumahmu,] balasnya cepat. [Aku tidak bisa keluar, suamiku baru saja meninggal,] balasku lagi. [Suamiku dan suamimu sama. Aku juga tidak bisa keluar.] [kalau begitu, masalah harta ini, kita selesaikan setelah masa iddah,] balasku kesal. [Jangan, aku aka
Read more