"Ibu ... Ayah ... Revan tahu, ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan hal ini. Namun, Revan mohon kepada Ayah dan Ibu untuk menyetujui keinginan Revan," ujar Revan, dia bersimpuh di kaki Ayah."Apa, Nak?" tanya Ayah pelan."Izinkan Revan menikahi Tania, Yah," ujar Revan seraya melirik ke arahku.Tangisku terhenti mendengar kalimat yang diucapkan oleh Revan. Mataku mengarah menatapnya penuh tanda tanya. Aku tidak pantas untuk mendampingi lelaki sebaik Revan, ditambah lagi aku masih berduka, karena kepergian kedua buah hatiku. Terlebih lagi, putri kecilku belum diketahui kabar berita."Tidak, aku tidak mau ... aku tidak mau, Van," lirihku dengan pandangan menunduk."Tenang, sayang," ucap Ibu pelan, tangan lembutnya membelai lembut pundakku."Bu, Tania tidak mungkin menikah dalam keadaan duka seperti ini, Tania tidak mau," ujarku dengan linangan air mata."Ayah terserah dengan Tania, ayah tidak tahu harus bicara apa lagi," sahut Ayah dengan wajah kelelahan di tambah kecewa yang meng
Baca selengkapnya