Tanpa terasa, tahu-tahu hari sudah merayap dalam kegelapan dan malam menjelang. Amara sudah rapi sejak pukul setengah tujuh. Dia nyaris menutup mata dan menahan napas saat meraih celana jeans dan kemeja putih dengan aksen kancing di bagian lengan. Amara tidak ingin berdandan heboh dan memberikan kesan yang keliru kepada Ji Hwan. Rapi dan nyaman adalah pilihan terbaik, setidaknya untuk saat itu.“Kamu mau keluar ya, Mara?” tanya Ika saat mengantarkan pakaian yang baru diambil dari laundry ke kamar Amara.“Iya, Mbak. Ada janji sama teman,” aku Amara. “Cowok,” suaranya melirih.“Wah, bagus kalau begitu. Memang udah saatnya kamu keluar bareng teman cowok,” sahut Ika santai. “Semoga semuanya lancar, ya.”“Makasih, Mbak,” sahut Amara, agak kikuk.“Jangan lupa pesannya Nef sebelum kamu balik ke sini. Bahwa kamu harus belajar menjalani hidup normal kayak dulu,&r
Last Updated : 2021-07-21 Read more