“Ini mata kuliah yang untuk sekadar lulus pun sangat sulit. Tahun depan kalian akan merasakannya sendiri,” sergah Brisha, setengah menyumpah. “Hati-hati menyetirnya, Mara! Kalau melihat ada si Monster, tabrak aja.” Gadis itu melambai setelah menggumamkan peringatannya. Amara dan Sophie berjalan ke arah yang berbeda.“Sebenarnya, aku pengin banget ngalamin satu masa, saat kita bisa bergosip tentang cowok-cowok keren,” Sophie bicara lagi. Makin lama Amara kian kebal dengan celotehan gadis itu yang kadang terkesan seenaknya. Sophie punya cara aneh untuk menghiburnya. Dan Amara sudah lama berhenti mengajukan protes atau keberatan.“Nanti, kalau aku udah siap mental,” cetus Amara dengan suara datar. “Yang jelas, bukan dalam waktu dekat. Satu-satunya....”Sophie memandang ke arah Amara dengan kening berlipat saat gadis itu tidak melanjutkan kalimatnya. Tatapan mata Amara tertuju ke satu titik, dan wajahnya be
Last Updated : 2021-07-14 Read more