Share

Malam Spesial [8]

“Oh, syukurlah. Aku betul-betul hepi kalau kamu suka.” Ji Hwan bersandar seraya menarik napas lega. “Omong-omong, aku punya pengakuan, Mara.”

“Apa?” Amara kembali menggigit hamburgernya. Dia benar-benar harus meralat opini tentang menu yang tadinya dianggap tidak menarik sama sekali. Mungkin karena makanan bernama hamburger itu bukan menu yang dianggapnya istimewa. Apalagi, Amara tak asing dengan santapan ini karena ayahnya sendiri membangun restoran hamburger.

Amara menyukai hamburger tapi bukan dalam kadar luar biasa. Bahkan sejak kembali ke Jakarta, ini kali pertama dia kembali mencicipi menu itu. Meski selama ini sesekali Amara masih mengunjungi restoran keluarganya. Namun dia sudah lama tak menikmati menu utama yang disajikan di sana.

“Tadi katanya punya pengakuan buatku,” cetus Amara setelah menyadari bahwa Ji Hwan tak juga angkat bicara.

“Sejak menjemputmu tadi, dadaku rasanya hampir rontok. Aku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status