Semua Bab Dendam Wanita Terbuang: Bab 1 - Bab 10

68 Bab

1. Wanita di Terlantarkan

Plak!Sebuah tangan melayang mengenai sebuah pipi seorang gadis memakai pakaian dress berwarna putih, diiringi dengan sebuah umpatan.“Jangan ganggu anakku lagi, dasar wanita murahan. Kau tidak pantas menjadi menantu keluarga kami,” hina Sonia.Rambut gadis itu terlihat acak-acakan, pipinya merah akibat dari tamparan dari Sonia, wajahnya terlihat merah padam karena emosi yang begitu menggebu di dalam dadanya.Gadis yang baru saja mendapatkan tamparan itu hanya bisa mengusap wajahnya. Apa yang lebih memalukan dari penghinaan yang baru saja ia dapatkan? Di depan begitu banyak orang ia diperlakukan tidak sepantasnya.Semua mata tertuju padanya. Apalagi, suara Sonia begitu menggema memenuhi ruangan yang ukurannya begitu luas, membuat se isi ruangan itu bisa mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh wanita paruh baya itu.Beberapa bisik-bisik pun terdengar membuat Anna melihat sekeliling. Ia sangat jelas bisa merasakan jika semua ma
Baca selengkapnya

2. Ancaman Balas Dendam

Anna merasakan seseorang tengah menyelamatkan dirinya yang memiliki mengakhiri hidup dengan melompat dari jembatan. Samar-samar terdengar suara seorang pria, Anna tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu karena ia tidak sadarkan diri.“Sial, kenapa aku membantu gadis ini,” umpatnya.Pria itu merebahkan tubuhnya di samping tubuh Anna yang tengah tidak sadarkan. Sejenak ia melirik wanita yang baru saja diselamatkan olehnya itu.“Tuan …” panggil seorang pria mengunakan jas rapi, dilengannya terlihat sebuah jas. “Anda tidak apa-apa,”Pria yang diajaknya berbicara itu, mencoba mengatur nafas.“Coba kau periksa apa gadis ini masih hidup atau tidak,” titahnya, kemudian di turuti oleh asistenya.Asistennya mengikuti perintah yang diberikannya, mengecek keadaan Anna, hal itu membuatnya membulatkan mata. “T-tuan, dia tidak bernafas,”Mendengar hal itu, ia segera beranjak d
Baca selengkapnya

3. Hidup yang Baru

Langkah kaki Anna terhenti ketika melihat seorang pria tengah duduk amperan tokoh bersama beberapa orang, matanya menatap ke arah pria it uterus menerus.“Kenapa kita berhenti? Apa kau telah menemukannya?” tanya seorang wanita sambil menyerahkan gelas plastic berisi kafein untuk Anna.Wanita itu kemudian melihat ke arah pandangan Anna tertuju. “Jadi, kau tahu jika pria itu berkuasa di tempat ini?” tanyanya dijawab anggukan oleh Anna. “Kau bisa melawannya?”Anna melirik ke arah wanita yang sejak tadi begitu berisik. “Aaaa … aku tahu. Kau tidak bisa melawannya,”“Apa kau tidak bisa diam?” tanya Anna, begitu risih dengan wanita yang ditolongnya seminggu yang lalu, ketika wanita itu hampir saja di perkosa oleh beberapa orang.Gadis itu mengatupkan mulut membuat suara gereskan dari giginya. Setelah beberapa saat mengamati Anna memilih mendekat ke arah sekumpulan pria yang telah berpindah
Baca selengkapnya

4. Pria Aneh

“Kau harus menikah denganku. Karena mengetahui rahasiaku,”Ucapan pria yang didepannya, seketika membuat mata Anna membulat. Rasa perih ditangannya karena cengkraman tangan dipergelangan tangannya tidak terasa karena keterkejutan itu.Tatapan mata yang begitu tajam terlihat dari sorot matanya, ada rasa kesal yang terlihat. Beberapa saat yang lalu, dia membuat seorang pria berteriak, meminta pengampunannya, dan saat ini dia berhadapan dengan pria aneh membuat perasaannya kesal.Pria aneh, yang membuatnya penasaran saat berjalan kembali ke rumah karena dilihatnya tengah meringis kesakitan malah memintanya langsung menikah dengannya.“Dasar pria sialan, gila,” batin Anna.Tubuhnya begitu lelah, setelah kembali dari markas rahasianya ketika membereskan beberapa mata-mata yang dikirimkan oleh musuh diorganisasinya, dan diperjalanan pulang dia malah bertemu dengan pria aneh yang memaksanya menikah.“Harusnya aku mener
Baca selengkapnya

5. Elang vs Anna

“Cepat, aku ingin wanita itu,” kata Elang memberikan perintahnya.Seperti namanya—Elang—dia ingin mendapatkan apa yang dia inginkan. Tidak akan membuat mangsa kabur begitu saja, dan tidak akan melepaskan mangsa yang ada di depannya.“Aku tidak mau tahu, kau harus mendapatkan wanita itu, berani sekali dia mengunci leherku seperti itu,”“Boss, jadi kau ingin balas dendam hanya karena wanita itu memukulmu?”“Diam!” bentak Elang, membuat asistennya itu mengatup mulut. “Aku tidak terima, dia membuatku terjatuh, dan juga dia mengetahui rahasiaku, bagaimana jika dia membocorkannya?”“Boss, kau terlalu berfikir berlebihan,”“Kau pikir aku berlebihan? Jika dia mengatakan tentang rahasiaku, kita akan tamat,” kata Elang memberikan sedikit penekanan pada akhir perkataannya.“Baiklah boss, aku pertaruhkan hidupku untuk ini,” kata asistennya
Baca selengkapnya

6. Mafia yang di Culik

Anna gelagapan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh pria di sampingnya, ia mencoba untuk membula pintu mobil, saat ini yang terlintas dipikirannya adalah melompat dalam mobil. Masa bodoh, jika ia mengalami luka lecet asal bisa keluar dari mobil.Clek! Clek!Sialnya. Pintu mobil itu terkunci. Melihat Elang yang telah memegang alat perekat membuatnya membuka pintu mobil, berharap pintu itu rusak. “J-jangan menyentuhku atau kau akan menyesal,” ancam Anna tetapi pria itu bukan tipe yang akan mendengarkan perkataan orang lain.“Diam! Jangan membuatku bersikap kasar padamu,” bentak Elang.Anna masih saja melakukan pemberontakan hingga membuat bibir Elang terluka akibat disikut olehnya.“Kubilang hentikan,” suara Elang meninggi, tangannya menyergap pergelangan tangan Anna kemudian melilit Lakban dengan kasar di sana.Pemberontakan masih terus terjadi, ia tidak mungkin menjadi budak pria itu. Harga dirinya aka
Baca selengkapnya

7. Rahasia yang disembunyikan Elang

Dor …Suara tembakan terdengar, membuat tubuh Anna bergetar, sebelum dia tidak sadarkan diri. Elang berada di hadapannya saat itu yang menembaknya dengan senjata listrik.Elang terlalu kejam, bahkan seorang wanita di tembak mengunakan senjata listrik. Apa yang dilakukan oleh pria itu membuat para maid shock, tetapi tidak bisa menegur.“Itu hadiah untuk gadis pembangkang, masih baik aku tidak membunuhmy” ucap Elang sambil menyerahkan senjata itu pada anak buahnya.Ia telah memprediksikan Anna akan keluar ketika pintu terbuka, karena itu dia mengambil keputusan untuk menembak Anna.Wajah Anna terlihat cantik saat tidak sadarkan diri, ketika para pengawal akan mengangkat tubuh Anna, ia mencengah dan melakukukannya sendiri.Anna direbahkan di atas ranjang membuat rambut wanita itu berserakah menutupi wajahnya, dengan pelan Elang menyibak rambut itu dan menepikan. Dia bahkan tidak mengerti mengapa dia melakukannya.&ldqu
Baca selengkapnya

8. Makan Malam Pengenalan

“Maksudmu, dia memiliki kepribadian ganda, Tir?” tanya Elang penasaran.Pria yang tengah mondar mandir tidak jelas itu melihat ke arah Elang yang tengah memberikan spekulasi tentang apa yang dia pikirkan.“Tidak … tidak … ini bukan seperti itu, dia bukan kehilangan kesadaran karena memiliki Kepribadian ganda,”“Jika bukan seperti itu, seperti apa?”“Ini semacam kehilangan ingatan jangka pendek, lebih tepatnya dia menghapus ingatan yang dianggapnya sebagai bahaya untuknya,”Elang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Tirtan.“Jadi otak merespon tiap hal yang terjadi sekitar kita, jika dia menganggap tubuh kita dalam bahaya dia akan menghapus ingatan itu, tapi tidak semua orang memilikinya,”“Termasuk dia tidak ingat apa yang didengar olehnya tentang—“Tirtan menganggukan kepalanya membenarkan apa yang ada di dalam pikiran Elang. &
Baca selengkapnya

9. Pulang dalam Keadaan Berdarah

Mobil Elang tengah dalam perjalanan menuju lokasi transaksi, tentu saja asistennya Ervin menemaninya dengan setia. Bukan hal besar apa yang dia lakukan saat ini, mengagalkan transaksi serta merebut barang dari musuhnya apalagi jika menyangkut klien yang memiliki pamosok lain, hal itu akan membuatnya ingin mengacaukan transaksi.Lengannya tengah berada di sandaran tangan, pikiran masih terfokus pada Anna dan dress yang dikenakan oleh wanita itu. Potret wajah begitu jelas dalam memorinya.“Tuan, kita dapat masalah,” seru Ervin membuyarkan lamunan tuannya.“Katakan, ada apa?”“Mata-mata kita ketahuan, saat ini mayatnya berada di markas. Kepala terpotong, sebelumnya dia telah mengirimkan pesan, beberapa hal yang dia ketahui setelah itu, aku kehilangan kontak denganya,”Dia semakin penasaran bagaimana bisa begitu cepat mata-mata mereka ketahuan. Perasaannya saat ini begitu begitu kesal mendengar hal itu. Anak buah yan
Baca selengkapnya

10. Biarkan Aku Pergi dari Sini

“Siapa yang menembakmu?” tanya Anna disela dia menjahit luka kemudian membalutnya dengan perban.Ia cekatakan membersihkan dan merapikan peralatan P3k yang dipakai olehnya. Hal itu menghadirkan pertanyaan dikepala Elang tentang tindakan yang Anna lakukan barusan, seakan wanita itu sering melakukannya.“Apa yang kau lakukan hingga terluka seperti ini? Kau harusnya pergi ke rumah sakit, dan melapor ke polisi,”Pria mata hazel itu tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Anna padanya, dirinya hanya sibuk memperhatikan wanita yang baru saja mengeluarkan peluru.“Kenapa kau tidak takut dengan luka tembakan?”Anna melirik Elang, sorot hazel mata milik pria itu berartikan sebuah kebingungan tentang dirinya. Tentu saja dia kebingungan, seorang wanita yang baru dia temui mengobati luka tembakan.“Aku pernah tertembak di kaki dan aku mengobatinya sendiri,” seru Anna. “Mau lihat?” tanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status