Home / Romansa / Dendam Wanita Terbuang / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dendam Wanita Terbuang: Chapter 21 - Chapter 30

68 Chapters

21. Berita Anna sampai ke telinga Elang

“Kenapa dengan raut wajahmu seperti itu?” tanya Elang menyipitkan matanya melihat Ervin. “Tidak terjadi sesuatu ‘kan?”Suara Elang meninggi apalagi melihat raut wajah Ervin yang seperti tengah menyembunyikan sesuatu.“I-itu–”“Itu apa? Cepat katakan, ada apa? Jangan membuatku kesal,” ucap Elang.“Mereka yang bertugas tidak menemukannya, bahkan mereka tidak menemukannya di rumah. Di kampus juga mereka tidak menemukannya,” jelas Ervin membuat Elang mengepalkan tangannya dengan erat.“Kapan mereka tidak bisa menemukannya?” tanya Elang sambil menatap Ervin dengan penuh kekesalan. “Cepat katakan, kapan mereka tidak bisa menemukannya.”“Dari dua hari yang lalu,” jawab Ervin dengan sedikit terbata-bata.“Dua hari? Dan kau baru memberitahukan padaku?” Suara Elang terdengar meninggi, membuat Ervin menundukan kepalanya.“Kalian yakin sudah mencarinya dengan benar?” tanya Elang.“Aku sudah meminta mereka mencarinya lagi,” jawab Ervin.“Aku tidak mau tahu. Kau harus menemukannya, bagaimanapun car
Read more

22. Namanya kenapa Mirip

“Aku tidak ingin janji palsu kalian. Berikan apa yang kalian janjikan padaku, jika tidak bereskan seluruh barang kalian dan pergi dari perusahaan.”Semua orang membulatkan mata, melihat satu sama lain. Perkataan Elang tidak pernah main-main, apa yang dia katakan selalu terjadi. Hal itu membuat semua orang berdiri.“K-kami akan melakukan yang terbaik,” ucap mereka memberi hormat.Elang langsung saja pergi dari tempat itu, pria itu meninggalkan wajah-wajah yang penuh dengan kekhawatiran terlihat, ada pula yang mengumpat pria yang baru saja keluar itu.“Kenapa setiap dia selalu melampiaskannya pada kita,” gerutu seseorang.Ervin ikut prihatin dengan mereka yang tengah berada di dalam ruangan itu. Wajah lelah jelas terlihat, namun dia pun tidak bisa berbuat apa-apa.Langkah kakinya dipercepat, mengikuti Elang dari belakang, iPad di tangannya tidak ketinggalan. Sesekali dia membenarkan kacamata miliknya. Ia segera menyusul Elang yang telah menuju ruangan.“Anda ingin kubuatkan secangkir ko
Read more

23. Cari Informasi Lebih Mengenai Wanita Itu

“Anna? Namanya kenapa mirip dengan wanita itu?” “Mungkin saja nama mereka kebetulan sama,” ucap Ervin menghardik apa yang dipikirkan oleh Elang mengenai nama wanita yang dicaritahunya. “Anna, ya, jadi itu namanya. Hm. Menarik,” gumam Elang sambil tersenyum, ia menatap ke arah sang asisten. “Bagus, cari tahu lebih tentangnya.” Ervin memasang wajah bingung. “T-tapi, sangat sulit mencaritahu mengenai wanita ini. Apalagi dia adalah Presdir Group AL, dia bukan orang sembarangan.” “Apa kau takut padanya? Dia hanya pemilik perusahaan, bukan seseorang seperti kita,” ucap Elang dengan tegas. Memang benar sih, bagi mereka wanita itu bukan sesuatu yang harus ditakuti tetapi tetapi saja, untuk mendapatkan informasi mengenainya saja mereka sangat kesulitan karena perusahaan mereka adalah perusahaan sistem keamanan yang sangat tinggi. “Apa kau masih—“ “Apa?” Tanya Elang membuat Ervin mengurungkan niat untuk melanjutkan kalimatnya. “Tidak.” “Temukan foto atau vedio dan kirimkan padaku,” seru
Read more

24. Kalian Harus Menemukannya

“Apa kau mulai mengkhianatiku, Ervin?” Introgasi Elang.Pria itu menatap sang asisten yang tengah berdiri tidak jauh darinya. Hati Elang merasa dikhianati karena Ervin mengatakan hal yang tidak ingin diketahui oleh sang Ibu. Sangat jelas dari raut wajah yang ia tunjukan pada sang asisten.“Aku tidak mengkhianatimu. Aku hanya mengatakan kebenaran, itu saja.”Elang berkacak pinggang, napas yang ia hembuskan terasa berat mengartikan ia tengah kesal.“Huh! Kau … sekarang aku harus bagaimana?”“Ya, cari wanita dan kenalkan pada Nyonya.”“Huh! Sepertinya kau benar-benar ingin mati, ya?”Ervin mengatupkan mulutnya hingga membuat suara kretekan. “Sepertinya Uganda lebih baik daripada kau mengirimku ke neraka.”Elang mengerutkan keningnya sesaat kemudian dia tertawa diikuti oleh senyum Ervin. “Aku cukup mengenalkannya saja, bukan? Bukan berarti aku harus menikahinya. Hm, kau harus mencari seorang wanita yang bisa kuajak bertemu Mama. Dan ingat, bukan wanita penggila uang. Pastikan itu.”Ervin
Read more

25. Lakukan Yang Harus di Lakukan

Suara bel pintu berbunyi beberapa kali, tapi dari dalam tidak ada yang membuka pintu membuat pria yang sejak tadi menekan bell berinisiatif masuk menggunakan sandi yang ia ketahui.Ia cukup terburu-buru, ditambah dengan raut wajahnya cukup gelisah seperti terjadi sesuatu yang tidak baik untuk dikabari.“Oh, shit! Dia masih tidur.” Ervin mengumpat sambil bergegas membuka tirai jendela membuat sinar matahari masuk ke dalam kamar.“Av, bangun!” seru Ervin sambil menarik selimut yang digunakan Elang agar pria itu segera bangun, tetapi nyatanya apa yang dilakukan oleh Ervin tidak membuat Elang bergerak sama sekali.Raut wajah Ervin terlihat cukup kesal. “Kau harus melihat sesuatu, ini penting!” seru Ervin kembali menarik selimut dengan paksa.“Aku masih mengantuk. Apa yang kau lakukan?” Suara Elang terdengar parau, ia bahkan menarik selimut yang ditangan Ervin dan kembali membungkus kepalanya, agar sinar matahari tidak membuatnya silau.Ervin yang kesal kembali menarik selimut yang dipakai
Read more

26. Pertemuan Setelah Sekian Lama

Anna yang saat ini tengah membaca berita, tersenyum tipis.“Seharusnya dia tidak terlalu semena-mena membatalkan seperti itu,” ucap Anna dengan sedikit kesal. “Apa perusahaannya tidak pernah seperti ini sebelumnya?” tanya Anna mengambil gelas jus miliknya.Denn yang duduk mengitari meja makan, melihat ke arah Anna. Dia, pria yang dipercayai oleh wanita di hadapannya untuk mengurusi perusahaan cabang di Indonesia, ia pun mata untuk Anna untuk mengamati keadaan musuh bubuyatannya.“Tidak. Sebelumnya, hanya turun sebanyak 2,5%,” jawab Denn membuat Anna menganggukan kepala. “Apa yang nona akan lakukan selanjutnya, selama ada di Indonesia? Banyak para pemilik perusahaan yang ingin membuat janji temu bersama anda,” tambah Denn.“Aku tidak ingin banyak yang bertemu denganku. Aku takut jika Elang terus mencari tahu mengenai diriku, apalagi jika dia tahu aku tidak berada di Korea.”Denn terdiam sesaat, dia melihat ke arah Anna yang tengah berada di hadapannya.“Sebenarnya, dia sudah tahu jika
Read more

27. Kau tidak memiliki hak untuk melarangku

Mata Anna menatap pria yang berada di hadapannya penuh dengan kebencian. Tidak akan pernah berkurang, melainkan bertambah setiap detiknya. Tangannya dikepal begitu erat, agar meredam emosi yang saat ini dirasakan saat melihat pria di hadapannya itu.Anna segera berlalu tetapi pergelangan tangannya ditahan oleh Deff. Ia ingin segera pergi dari sana.“Lepaskan—““Tidak. Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau menjelaskan alasan kenapa kau melakukannya.”Deff menatap tajam ke arah Anna, ia menuntut jawaban dari wanita di hadapannya. Setelah 5 tahun, akhirnya mereka bertemu dan keadaan terasa begitu canggung.“Lepaskan!” tegas Anna sambil menghempaskan tangannya, agar terlepas dari cengkereman tangan Deff. “Tidak ada yang perlu dijelaskan,” seru Anna dengan nada tegas.Anna bergegas beranjak pergi dari sana, meninggalkan Deff lagi-lagi dia dicegat oleh pria itu.“Apa maumu? Apa yang kau inginkan?” tanya Anna. “Kau ingin aku menjelaskan apa yang terjadi? Aku sudah mengatakannya padamu, tap
Read more

28. Apa Maksudmu dengan 'dia'?

“Katakan pada mereka jika kita akan datang,” ucap Denn sambil beranjak dari tempat duduk. Denn mengambil jas yang berbeda, dan melepaskan jas yang saat ini dipakai olehnya. Merapikan pakaian yang dipakai olehnya. “Kau akan meninggalkanku di sini?” tanya Naura. “Ya. Kau tahu jalan pulang ‘kan? Aku tidak akan mengantarkanmu,” seru Denn sambil melangkah keluar. Naura mengumpat habis-habisan pria itu, karena tidak mengajaknya. Di dalam mobil, Denn menghubungi Anna tetapi telpon wanita yang dihubunginya tidak aktif membuatnya mengerutkan kening. “Elang Aderra mengundangku untuk makan malam,” ucap Denn meninggalkan pesan suara untuk Anna. Tidak ada pembicaraan yang terjadi di dalam mobil saat Denn menuju ke lokasi yang telah diberikan oleh asisten Elang-Ervin. Beberapa kali, ia hanya melakukan slide di iPad miliknya memeriksa data perusahaan. Di depan, sang asisten terus menerus melihat dari kaca spion. “Kau bingung dengan nama yang disinggung wanita itu?” tanya Denn dijawab angguk
Read more

29. Singkirkan Tangan Kotormu

Anna tengah dalam perjalanan kembali, tetapi pikirannya masih teringat pertemuan bersama dengan Hans membuat wanita itu kini berada di salah satu parkiran Jenju Diskotik. Entah apa yang dipikirkan olehnya, sampai ia berada di tempat parkir. Helaan napas terdengar gusar saat ia membuka pintu mobil lamborghini miliknya. Seorang pria mendekat, tetapi ditolak olehnya. Gemerlap malam, terlihat sangat jelas saat ia masuk ke dalam. Musik yang terlihat di sana, begitu memekak telinga tetapi tidak mengurungkan niat Anna untuk pergi, ia malah masuk lebih dalam menuju meja bartender. Anna duduk sambil memesan bir, bartender yang berada di sana melirik ke arahnya saat melihat wanita yang telah duduk di hadapannya saat ini. Raut wajah yang begitu sulit dijelaskan membuat pria itu menebak jika Anna baru saja putus cinta. “Jangan terlalu dipikirkan pria yang telah mencampakkanmu,” ucap lirih bartender saat memberikan minuman membuat Anna mengerutkan kening dan menatap ke arah pria itu. “Aku suda
Read more

30. Godaan

“Sepertinya dia hanya sendiri,” seru seorang pria kepada kedua temannya, sambil menunjuk ke arah Anna yang tengah duduk sendiri. Mereka saling berpandangan satu sama lain, isi pikiran mereka sama! Ingin membuat sesuatu yang tidak baik pada Anna. Salah satu dari mereka mendekat ke arah Anna tanpa wanita itu sadari jika dia tengah dalam bahaya, untung saja Elang yang tengah berada di lantai atas melihat apa yang dilakukan oleh pria itu, membuatnya bergegas turun untuk mencegah Anna untuk tidak meminum bir di gelasnya. Namun, ia terlambat karena Anna segera menegak bir itu sampai habis. “Mike … berikan aku lagi,” seru Anna sambil menyodorkan gelasnya. “Kau terlalu banyak minum,” ucap Mike menolak untuk memberikan minuman lebih untuk Anna. Tidak menunggu waktu lama, obat yang diberikan oleh pria misterius itu mulai bekerja membuat kepala Anna terasa pusing, ia mencoba menggelengkan kepala untuk menghilangkan rasa pusing. Namun, rasa pusing itu bukan hilang melainkan semakin bertambah
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status