Wina Gadis Penari

Wina Gadis Penari

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-04
Oleh:  Mama fia  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
3Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Wina Puspita, seorang gadis yang harus berjuang menghidupi dirinya sendiri dan juga keluarganya. Ibunya yang kini menjadi janda, adiknya seorang anak laki-laki berkebutuhan khusus, dan juga kedua keponakannya yang masih balita. Ayahnya meninggal dunia seminggu setelah dirinya lulus SMA. Kakaknya yang sudah bercerai dan meninggalkan kedua anaknya, terpaksa pergi ke Jakarta untuk bekerja di sebuah perusahaan konsultan milik omnya. Namun, siapa sangka, kakaknya diam-diam menikah dan mengaku bujang pada keluarga istrinya yang bernama Laila, sehingga Laila pun tak mau mengakui kedua anaknya. Wina sebenarnya ingin sekali bekerja, tapi keadaan ibunya yang harus merawat tiga orang anak sendirian membuat Wina tak tega. Wina dengan senang hati menerima tawaran Evi, guru tarinya, menjadi penari panggilan untuk mengisi acara. Paras Wina yang cantik, membuat banyak laki-laki yang rela membayarnya untuk menjadikan Wina istrinya. Banyak sekali godaan yang didapat Wina saat menjadi penari. Tapi Wina tetap bertahan, sampai pada akhirnya Wina menyerah. Dia diusir warga karena tuduhan pekerjaannya menjual diri dan tak pantas tinggal di kampungnya. Terpaksa Wina dan ibunya beserta adik dan kedua keponakannya pindah dan tinggal di sebuah kontrakan kecil di kota. Bagaimana nasib Wina selanjutnya? Silakan baca di setiap episodenya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Kehilangan

Wina memeluk kedua kakinya, menumpahkan air matanya, menangis sejadinya. Baru satu minggu dia lulus SMA, ayahnya sudah tiada. Dua hari yang lalu ayahnya tiba-tiba jatuh dan terkena stroke, setengah tubuhnya tak bisa digerakkan. Setelah dibawa ke rumah sakit, ayahnya pun meninggal dunia setelah dirawat satu malam. "Wina, ada saudara ayah di depan. Tinggal menunggu Om Wisnu saja, setelah itu baru ayah dimakamkan," Bu Yati, ibu kandung Wina berkata lirih sambil mengelus lengan putrinya. "Kenapa harus menunggu, Bu? Apa Om Wisnu pasti datang? Kasihan ayah kalau dimakamkan terlalu siang." Wina membersihkan sisa-sisa air matanya. Berusaha menguatkan dirinya. "Sudah dalam perjalanan, sebentar lagi sampai. Ayo, kamu keluar. Bersiap ikut ke makam." Bu Yati mengajak keluar putrinya. Saudara suaminya sudah datang dari luar kota. Sementara Wina dari tadi hanya mengurung diri di kamarnya. "Wina nggak bisa ikut, Bu. Tadi pagi tamu bulanan Wina datang. Wina di rumah saja sa

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Siti Auliya
lanjut dong Thor
2023-09-15 22:57:20
0
user avatar
Ar_key
ceritanya bagus sukses selalu buat karyamu
2022-06-18 19:09:11
1
user avatar
Sandra Nuke
semangat mak fia.. mana lanjutannya...
2022-04-21 14:08:20
0
3 Bab

Kehilangan

Wina memeluk kedua kakinya, menumpahkan air matanya, menangis sejadinya. Baru satu minggu dia lulus SMA, ayahnya sudah tiada. Dua hari yang lalu ayahnya tiba-tiba jatuh dan terkena stroke, setengah tubuhnya tak bisa digerakkan. Setelah dibawa ke rumah sakit, ayahnya pun meninggal dunia setelah dirawat satu malam. "Wina, ada saudara ayah di depan. Tinggal menunggu Om Wisnu saja, setelah itu baru ayah dimakamkan," Bu Yati, ibu kandung Wina berkata lirih sambil mengelus lengan putrinya. "Kenapa harus menunggu, Bu? Apa Om Wisnu pasti datang? Kasihan ayah kalau dimakamkan terlalu siang." Wina membersihkan sisa-sisa air matanya. Berusaha menguatkan dirinya. "Sudah dalam perjalanan, sebentar lagi sampai. Ayo, kamu keluar. Bersiap ikut ke makam." Bu Yati mengajak keluar putrinya. Saudara suaminya sudah datang dari luar kota. Sementara Wina dari tadi hanya mengurung diri di kamarnya. "Wina nggak bisa ikut, Bu. Tadi pagi tamu bulanan Wina datang. Wina di rumah saja sa
Baca selengkapnya

Kehilangan lagi

Tiga bulan berlalu, Bayu pun sudah dua setengah bulan yang lalu meninggalkan rumahnya. Bekerja di perusahaan konsultan milik Wisnu di Jakarta. Setiap bulan dia mengirim sejumlah uang untuk kebutuhan ibu dan kedua anaknya. Pak Aji pun begitu, selalu memberi bantuan pada Bu Yati, tanpa sepengetahuan anak-anaknya. Pak Aji mempunyai tiga orang anak yang tinggal di luar kota, namun sifat mereka jauh berbeda dengan dirinya. Pak Aji orangnya sangat rendah hati, ramah kepada siapapun. Sementara anak-anaknya terkesan sombong, berteman pun selalu pilih-pilih. Hari ini Pak Aji bertandang ke rumah Bu Yati, mengirimkan sejumlah bahan-bahan makanan dan sembako untuk pengajian besok malam, seratus hari adiknya. "Mas Aji kok repot-repot, saya jadi sungkan.""Nggak apa-apa, mumpung aku juga masih ada umur dan rizqi. Kalau aku menyusul Heru, aku sudah tak bisa membantu. Ini aku ada uang, bisa kamu gunakan untuk membayar sewa rumah tahun depan. Kalau ada sisa, belilah mesin cuci. Ka
Baca selengkapnya

Bertemu Evi

Hari demi hari dilalui Wina dengan mengurus dan merawat kedua balita kakaknya. Keinginannya untuk ikut kelas tari lagi juga masih belum bisa terlaksana. Apalagi jika dirinya mau melamar kerja? Tak mungkin bisa dan tak tega pastinya. Rio dan Rena mulai sering bertengkar saling memperebutkan mainan. Sementara Tegar jika melihat keponakannya ribut, pasti akan mendatangi mereka dan langsung main tangan. Itulah mengapa Wina harus benar-benar menjaganya. Kasihan kalau sampai adiknya menyakiti Rio dan Rena.Sesuai dengan amanah Pak Aji, hari ini Wina pergi menuju toko elektronik membeli mesin cuci. Jarak rumahnya ke daerah pertokoan ditempuhnya dalam waktu hampir satu jam. Dengan mengayuh sepedanya, Wina berangkat bersama Rena yang didudukkan di boncengan depan. Salah satu keponakan diajaknya biar ibunya tak terlalu kerepotan. Jika pergi bersama-sama harus menyewa becak dan cukup mahal ongkosnya.Memakai kulot panjang bermotif bunga, kaos polos berlengan panjang, ram
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status