Share

Bab 43

Bukan hanya Abah, aku pun merasa bersalah. Merasa bersalah pada diri sendiri, kenapa aku terima permintaan Umi untuk menikah dengan Mas Rahman. Harusnya aku tak ambil peduli dengan rengekan Umi waktu itu, sampai nangis darah sekalipun harusnya aku tak perlu menuruti permintaannya. Kalau akhirnya seperti ini, aku diperlakukan seperti manusia yang nggak punya harga diri. Bahkan di depanku Umi tega ngomong seperti itu, seolah perasaanku tak perlu dijaga.

Akhirnya kami duduk bertiga di ruang tamu, harusnya berempat, tapi Mas Rahman ke luar kota, katanya ada mobil bekas yang dijual murah, dia mau cek barangnya langsung. Abah sengaja mengumpulkan kami untuk membahas gosip miring yang beredar di luar sana, efek pertemuanku dengan Bu Indri tadi pagi. Umi menyalahkanku, menganggap aku ini biang masalah yang harusnya dibuang.

"Istighfar, Mi. Nyebut! Mereka sudah menikah secara resmi, berdosa kita kalau merusak ikatan suci mereka. Rahman begitu mencintai, Mey, begitu pula sebaliknya. Kenapa ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status