Share

Bab 51

"Mey!" Aku melengos, lalu menjauh dari laki-laki bergelar suamiku itu.

Ya, sejak obrolan sore itu aku mendiamkan Mas Rahman. Jujur aku gondok banget sama dia. Kok bisa-bisanya mendukung Abah menikah lagi? Apa dia nggak kasihan sama Umi? Jangan-jangan dia mendukung Abah, karena dia juga punya niat melakukan hal sama. Dasar, semua laki-laki sama saja! Pemuja selan*****an.

"Udah dong, ngembeknya .... Aku minta maaf." Suara itu terdengar begitu memelas. Tapi aku tidak luluh begitu saja. Ini bentuk solidaritas sesama perempuan, kalau ada kaum kami tersakiti yang lain merasa terluka.

Aku menuju lemari, mengambil pakaian dan memasukkannya ke dalam tas. Bersiap ke rumah sakit karena hari ini giliranku jaga. Tanpa mempedulikan Mas Rahman yang terus saja merengek, macam anak kecil minta mainan sama emaknya.

Aku, Abah, dan Mas Rahman sepakat bergiliran, menjaga Umi selama di rawat di rumah sakit. Karena kami harus kerja, tak mungkin jaga bareng-bareng. Lagi pula kebijakan rumah sakit hanya men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status