Share

Bab 54

"Mey!" Suara yang sangat kukenal itu lantang menyerukan namaku.

Duh, orang ini. Kok nggak ada kapok-kapoknya, padahal Mas Rahman sudah memperingatkan dia agar tidak lagi mendekatiku. Dia masih penasaran rupanya.

Gegas aku mendorong kursi roda Umi menuju pintu keluar, tanpa mempedulikan panggilan itu. Cukup sekali aku berseteru dengan suamiku gara-gara dia. Aku tak ingin kejadian tempo hari terulang lagi. Aku nggak mau Mas Rahman ngambek lagi. Kemarin aku diamkan berhari-hari, hanya karena memenuhi keinginannya untuk bicara.

Meski hari ini Mas Rahman tidak bisa menjemput kami, dan meminta kami naik taksi. Aku tetap harus hati-hati, kan. Apalagi sekarang aku sedang bersama Umi. Beliau bisa mengadukan kejadian ini pada anaknya. Dan kesalah pahaman kembali terjadi, kalo sudah begitu aku yang rugi.

Sebenarnya aku sudah meminta Umi pindah rumah sakit, untuk melanjutkan terapinya. Atau melakukan terapi di rumah saja. Toh kondisi sudah jauh lebih baik, meski masih pelan, Umi sudah bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status