Digerebek Saat Lagi Mendesah

Digerebek Saat Lagi Mendesah

last updateLast Updated : 2022-09-16
By:  Naimatun NiqmahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings. 8 reviews
120Chapters
39.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Arsilla berselingkuh dengan tetangga sendiri. Namanya Anton. Perselingkuhan mereka diketahui anak dari Arsilla. Nabilla. Nabilla melaporkan kepada ayahnya. Tamam. Hingga Tamam saat itu juga memeriksa, apakah yang dikatakan anaknya itu benar atau tidak. Ternyata, dugaan benar! Lalu bagaimana kelanjutannya?

View More

Chapter 1

Bab 1

Bab 1

Hama

[Bisa ketemuan?]

Seperti itu pesan singkat dari Anton. Arsilla tersenyum membaca pesan singkat itu. Dengan cepat perempuan berkulit putih itu membalas pesan singkat dari kekasihnya itu.

[Kapan?] terkirim. Seperti itu balasan dari Arsilla.

[Sekarang lah!] balas Anton. Seketika jempol perempuan berambut panjang itu menari-nari.

[Ini mendekati Magrib lo, nanti kalau ketahuan gimana?] terkirim.

Seperti itu balasan dari Arsilla, biasa dipanggil Silla. Anton menghela napas panjang saat membacanya. Dengan cepat jempolnya mengetik lagi.

[Emm ... sebentar saja! Ayok lah!] terkirim.

Anton masih berusaha merayu kekasihnya itu. Sang Kekasih menggigit bibir bawahnya, seraya mata fokus ke layar pipih yang ia pegang.

Arsilla menyandarkan bahunya di sandaran sofa ruang tamunya. Menatap langit-langit sejenak seraya berpikir, jawaban apa yang akan ia kirimkan.

"Emm ... aku juga udah kangen banget sih sama dia, nggak apa-apa lah ketemuan, sebentar ini," ucap Arsilla lirih.

Setelah mendapatkan jawaban yang ia kira pas, akhirnya dia memainkan lagi layar pipihnya itu.

[Ok lah! Tapi janji ya sebentar saja, aku takut ketahuan soalnya!] balas Arsilla.

Seketika bibir Anton melebar saat membaca pesan singkat dari Sang Kekasih. Napasnya seketika memburu. Itu artinya keinginan dia untuk ketemu Sang Kekasih akan segera terpenuhi sebentar lagi.

[Iya! Janji bentar doang!] balas Anton masih dengan bibir tersenyum. Senyum khas lelaki buaya.

Arsilla sendiri yang membaca balasan dari Anton juga ikut tersenyum. Kemudian dia mengedarkan pandang. Ia rasa aman untuk ketemuan dengan kekasihnya itu.

[Emm ... ketemuan di mana? Atau di tempat biasanya?] tanya Arsilla untuk lebih memastikan.

[Di tempat biasanya saja. Aman di situ! Berkali-kali nggak ketahuan juga kita main di situ!] jawab Anton. Arsilla menggigit bibir bawahnya.

[Ok!] balas Arsilla singkat. Kemudian mereka tak saling membalas lagi.

Pun Anton. Dia sendiri juga mengedarkan pandang terlebih dahulu, Untuk hendak keluar dari rumah. Kemudian dia beranjak dari duduknya. Melangkah dengan sesantai mungkin. Agar tak ada yang menaruh rasa curiga.

"Mau ke mana?" tanya Razmi istrinya. Karena ditanya seperti itu, Anton seketika terkejut.

"Eh, kamu ... ngagetin orang aja!" jawab Anton dengan nada sedikit gelagapan. Razmi melipat kening seraya memperhatikan ekspresi suaminya itu.

Razmi bertanya seperti itu dari belakang. Jadi yang Anton pikir sepi, tiba-tiba ditanya seperti itu, dia seketika terkejut.

"Kenapa kaget? Aku kan tanyanya pelan," balas dan tanya balik Razmi. Anton menggaruk kepalanya pelan.

"Emm ... itu ... mau beli rokok," jawab Anton asal. Razmi mengerucutkan bibirnya, kemudian manggut-manggut tanpa ada rasa curiga. Anton menggaruk kepalanya pelan. Tapi juga sambil memperhatikan ekspresi istrinya.

"Nampaknya dia tak menaruh rasa curiga," ucap Anton dalam hati.

Razmi menoleh ke arah jam dinding. Karena Razmi menoleh ke arah jam dinding, akhirnya Anton pun mengikuti.

"Bentar lagi magrib lo ... nggak habis magrib sekalian aja beli rokok?" tegur Razmi dengan mata masih mengarah ke jam dinding. Karena dia merasa kurang srek, jika suaminya harus memaksakan untuk beli rokok sekarang.

Anton menghela napas sejenak. Hatinya kesal karena ia sudah tak sabar ingin ketemu dengan kekasihnya. Ya ... bisa dibilang selingkuhannya. Ada cinta terlarang yang ia lakukan.

"Udah kecut ini mulut, rokokku habis dari tadi, kamu juga nggak ada pengertiannya, kalau tahu rokokku habis, harusnya cepetan belikan rokok, jadi aku nggak keluar untuk beli rokok mau magrib-magrib gini!" sungut Anton. Seketika istrinya melipat kening.

"Kok malah nyalahin aku?" tanya balik Razmi dengan polosnya. Anton sedikit mengacak rambutnya.

"Kalau nggak nyalahin kamu terus aku nyalahin siapa? Memang faktanya kamu salahkan? Kita ini udah nikah sepuluh tahun. Anak juga udah dua, harusnya ngerti bagaimana aku! Aku nggak bisa lama-lama berhenti rokok. Heran! Rokok habis dari tadi nggak cepat-cepat dibelikan!" balas Anton masih dengan nada tinggi. Razmi hanya bisa menelan ludah saja.

"Yaudah maaf! Kalau gitu biar aku saja yang belikan rokoknya!" ucap Razmi. Walau dia sebenarnya tak merasa salah, tapi dia memang lagi malas tengkar hanya gara-gara rokok. Apalagi ini mau mendekati Magrib. Nggak pantas juga di dengar oleh tetangga. Seperti itu pemikiran Razmi.

"Nggak usah! Kelamaan! Udah kecut ini bibir. Nunggu kamu sampai rumah kelamaan! Makanya jadi istri itu yang pengertia! Mintanya dingertiin tapi nggak mau balik ngertiin! Egois!" jawab Anton masih dengan nada emosi. Sengaja untuk menutupi semuanya. Tanpa menunggu tanggapan dari istrinya dia segera berlalu. Melanjutkan langkahnya untuk keluar dari rumah.

Razmi mengontrol emosinya. Hatinya berkemelut hebat sebenarnya. Hinga ia usap dadanya untuk menenangkan diri. Menenangkan hati yang berkemelut hebat itu.

"Sabar! Sabar! Mas Anton memang seperti itu! Aku tunggu Mas Anton di kamar saja, cuma beli rokok ini, pasti sebentar juga," ucap Razmi lirih. Kemudian dia masuk ke dalam kamar.

Walau hatinya berkemelut, tapi dia tetap percaya dengan semua ucapan suaminya.

*******************************

"Mas Tamam masih mandi ini, cukup lah kalau cuma ketemuan lima belas menit aja," ucap Arsilla dalam hati.

Ya, Arsilla memang memeriksa dulu suaminya sedang ngapain. Tamam memang baru saja pulang kerja. Sekarang dia sedang membersihkan badannya.

Keperluan suaminya memang sudah Arsilla penuhi. Baju, dalaman dan celana, sudah dia letakan di atas ranjang. Karena memang sudah seperti itu kebiasan mereka. 

Kopi hitam juga sudah dia siapkan, jadi kebiasaan yang di lakukan sudah dia persiapkan. Merasa aman dan ia tahu suaminya itu sangat amat percaya dengan dirinya. Kasarnya ngomong, apa pun yang suaminya tanyakan dan dia jawab asal pun, suaminya itu sudah percaya, karena saking percayanya. Tak kepikiran yang macam-macam sama sekali.

Karena sudah merasa baik-baik saja akhirnya Arsilla memutuskan untuk segera keluar dari rumah. Untuk memenuhi keinginan kekasihnya itu. Kekasih alias selingkuhannya.

Dengan langkah santai, Arsilla keluar dari rumahnya itu. Tapi di sisi lain ada Nabilla, anak kecil berusia sembilan tahun melihat mamanya keluar dari rumah.

Arsilla memang sudah punya suami dan satu anak, tapi dia memang seperti itu. Hatinya kini terbagi. Ada nama lelaki lain yang cukup mencuri perhatian dan cintanya.

"Mama mau ke mana, ya? Kayaknya Mama mau ke warung deh ... aku ikuti ah ...." ucap Nabilla, kemudian dia berlari kecil untuk mengikuti mamanya.

"Aku diam-diam aja. Nanti kalau aku larinya kenceng ketahuan Mama pasti nggak boleh ikut ke warung, hi hi hi," ucap Nabilla. Dia berniat jahil kepada mamanya itu.

Jadi Nabilla mengendap-endap untuk mengikuti mamanya. Karena dia pikir mamanya akan pergi ke warung dan dia ingin minta jajan.

"Loh ... Mama kok nggak ke warung? Kok malah menuju ke rumah kosong itu, ya?" ucap Nabilla lirih. Ia sampai mengerutkan kening. Mencoba mencerna. Sebisa dia.

Kemudian Nabilla memandang ke arah mamanya lagi. Tak berselang lama dia melihat lelaki yang mendekati mamanya.

"Loh ... Mama kok ketemuan sama papanya Nathan?" ucap Nabilla ngomong sendiri.

Nabilla seketika menutup mulutnya saat melihat mamanya dan papa teman sekelasnya itu berpelukan. Kemudian mereka sama-sama saling melangkah masuk ke rumah kosong itu.

"Mama sama papanya Nathan kok masuk ke rumah kosong itu? Mereka ngapain ya di dalam rumah kosong itu? Aku lapor sama Papa aja kalau gitu!" ucap Nabilla dengan polosnya. Tanpa mikir panjang, kemudian dia memutar badannya dan berlari ke rumahnya, berniat untuk memberitahu papa kandungnya. Tamam.

******************************

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Betty Grace
menarik, semoga koinnya gak mahal
2023-05-22 23:13:43
1
user avatar
Angela Aron
suka suka dan aku suka
2022-08-25 08:24:37
2
user avatar
Van_Ok💜
Wow Ka Nay aja BiLang Bagus Pasti Keren (。’▽’。)♡
2022-06-01 19:08:53
1
user avatar
Nay Azzikra
up lagi up lagi up lagi up lagi
2022-05-31 16:11:17
1
user avatar
Nay Azzikra
Top top top top
2022-05-31 16:10:35
1
user avatar
Nay Azzikra
Semoga laris manis ....
2022-05-31 16:10:22
1
user avatar
Nay Azzikra
Semangat!!!!!!!!!!!!
2022-05-31 16:10:00
1
user avatar
Nay Azzikra
Ceritanya seru. lanjut terus, Thor
2022-05-31 16:09:49
1
120 Chapters
Bab 1
Bab 1Hama [Bisa ketemuan?]Seperti itu pesan singkat dari Anton. Arsilla tersenyum membaca pesan singkat itu. Dengan cepat perempuan berkulit putih itu membalas pesan singkat dari kekasihnya itu.[Kapan?] terkirim. Seperti itu balasan dari Arsilla.[Sekarang lah!] balas Anton. Seketika jempol perempuan berambut panjang itu menari-nari.[Ini mendekati Magrib lo, nanti kalau ketahuan gimana?] terkirim.Seperti itu balasan dari Arsilla, biasa dipanggil Silla. Anton menghela napas panjang saat membacanya. Dengan cepat jempolnya mengetik lagi.[Emm ... sebentar saja! Ayok lah!] terkirim.Anton masih berusaha merayu kekasihnya itu. Sang Kekasih menggigit bibir bawahnya, seraya mata fokus ke
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more
Bab 2
Bab 2Lapor ke Papa Nabilla dengan napas ngos-ngosan dia berlari untuk menemui papanya. Tamam baru saja selesai mandi. Dia masih memakai baju yang sudah di siapkan oleh istrinya.  "Ini kan mau magrib? Tumben aku nggak disiapkan sarung?" ucap Tamam heran. Tapi dia tetap berpikir positif thinking kepada istrinya. Tak ada dia menaruh rasa curiga sama sekali. "Mungkin Silla lupa," ucap Tamam lagi. Dia memang tak pernah menaruh rasa curiga sama istrinya. Tamam meletakan celana yang sudah istrinya siapkan. Kemudian dia mengambil sarung di dalam lemari.  Braaakkkk .... Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan kasar. Seketika Tamam menoleh begitu saja. Ia melihat anak semata wayangnya itu berdiri tegak diambang pintu, napasnya terdengar ngos-ngosan di telinga Tamam. "Billa ... ngagetin Papa saja!" ucap Tamam. Dia memang terkejut. Anaknya belum menangg
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more
Bab 3
Bab 3Memberi Tahu Nathan "Nathan! Keluar!" Tok! Tok! Tok! Teriak Nabilla. Napasnya terengah-engah. Tangan kecilnya terus menggedor rumah teman sekelasnya itu. Dia tak sabar pintu yang tertutup itu segera terbuka.  "Kayak suara Nabilla! Anak preman itu ngapain ke sini. Nggak sholat magrib apa dia?" ucap Nathan ngomong sendiri. Nggak habis pikir dengan teman sekelasnya itu.  Tok! Tok! Tok!  "Nathan! Cepat keluar! Bud*g atau gimana sih kamu itu?!" teriak Nabilla lagi. Dia memang tak sabar menunggu tanggapan teman sekelasnya itu. Nathan di dalam kamarnya membuang kasar napasnya.  "Astagfirullah ... siapa sih, magrib-magrib kayak gini datang ke rumah?!" tanya Razmi ngomong sendiri. Kemudian dia beranjak dan keluar dari kamarnya.  Ya, suara lantang dan melengking Nabilla, cukup mengganggu gendang telinga satu rumah ini. Razmi melang
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more
Bab 4
Bab 4Memalukan "Sabar dong!" ucap Arsilla saat tangan kekasihnya sudah mulai beraksi.  "Udah nggak tahan!" jawab Anton.  "Segitunya," balas Arsilla. Kedua insan memang sedang dilanda asmara.  "Cepetan! Jangan lama-lama juga nanti Razmi curiga," ucap Anton. Napasnya semakin memburu. Dadanya semakin naik turun. Nafsunya sudah memuncak. Sudah tak sabar ingin dia luapkan.  "Iya tahu ... di rumah juga ada Mas Tamam," balas Arsilla. Tangan masih berusaha melepas bajunya. Sama saja Arsilla sendiri juga demikian. Mereka sama-sama mencari kepuasan diri.  "Makanya!" ucap Anton kemudian segera memainkan aksinya. Sedangkan Arsilla sudah mulai pasrah dan menikmati. Ya tubuh dua insan yang sedang di mabok asmara ini, sudah menempel layaknya perangko. Menikmati sentuhan demi sentuhan. Tanpa memikirkan apa-apa lagi, kecua
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more
Bab 5
Bab 5Mencoba Menjelaskan "Mas, maafkan aku, aku bisa menjelaskan semuanya!" ucap Arsilla. Perempuan yang masih setengah telanjang itu, ingin mencoba menjelaskan kepada suaminya.  Tamam mendorong tubuh istrinya itu, disaat Arsilla berniat ingin mendekat. Dadanya naik turun dan napasnya semakin memburu.  "Jangan dekat-dekat! Aku jijik sama kamu!" sungut Tamam dengan nada suara yang sangat terdengar kasar di telinga Arsilla. Karena selama ini, dia memang tak pernah di perlakukan seperti itu dengan Tamam. Selama ini Tamam berusaha berkata lembut, berusaha untuk selalu menjaga perasaan istrinya.  Tapi kali ini Tamam benar-benar murka. Dia benar-benar kecewa yang sangat mendalam.  "Aoowww ...." lirih Arsilla. Dia kesakitan karena badannya baru saja membentur tembok rumahnya. Tapi Tamam tak perduli. Rasa sakit di hatinya sangatlah kuat.  
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more
Bab 6
Bab 6"Kamu ngusir aku?" tanya Anton seolah tak percaya, kalau istri yang selama ini selalu bersikap lembut, detik ini bisa mengusirnya. "Apakah kurang jelas? Ok aku perjelas lagi. Itu pintu utama rumah ini dan silahkan keluar dari rumah ini!" jelas Razmi seraya menunjuk pintu rumahnya. Anton menganga sejenak, kemudian dia menelan ludah yang terasa susah. "Aku ini suamimu, dosa besar istri ngusir suami! Kamu tahu itu kan? Nggak takut dosa kamu!?" sungut Anton. Razmi seketika membelalak mendengarnya. "Dosa? Hah? Kamu masih bisa ngomong dosa? Nggak malu kamu ngomong seperti itum Kamu tertangkap basah dengan istri orang, apa itu tak dosa? Hah? Owh ... berduaan sama istri orang, apa itu pahala mamanya? Iya? Ck ck ck ck," balas Razmi. Anton menarik napasnya kuat-kuat, mengembuskan dengan kasar. "Itu tak seperti yang kamu pikirkan! Aku di fitnah, aku di jebak! Percaya sama aku!" ucap Anton, berusaha ingin meyakinkan istrinya. Mendengar itu, Razmi menyeringai kecut. Dia sungguh tak habi
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more
Bab 7
Bab 7Pembelaaan Dijebak"Benar-benar memalukan," ucap Bu Laila, ibunya Razmi. Matanya menyalang murka ke arah menantunya. Kabar itu sudah menyebar ke mana-mana. Bahkan ke keluarga besar juga. Cukup membuat syok.Ya, Anton belum mau pergi dari rumah Razmi. Dia berusaha bertahan. Karena sebenarnya dia bingung mau ke mana. Karena dia sendiri juga sebenarnya merasa bersalah. Malu juga mau keluar dari rumah istrinya.Razmi masih di kamar. Dia belum mau keluar. Karena dia sudah tak mau memandang wajah suaminya lagi. Jijik dan kecewa jadi satu, itu yang Razmi rasakan."Aku dijebak, Bu!" ucap Anton. Bu Laila menyeringai kecut. Tak percaya begitu saja."Dijebak? Pandai kamu berkelit ya? Sudah banyak saksi mata, sudah kepergok secara langsung, masih bisa-bisanya kamu berkelit. Kalau si Arsilla yang kamu jebak itu mungkin. Tapi kalau kamu dijebak, itu konyol," jawab Bu Laila. Dari dalam Razmi mendengarnya.Razmi memejamkan mata sejenak, untuk menenangkan hati dan pikirannya. Air mata masih berg
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more
Bab 8
Bab 8Bisik-bisik Tetangga"Aku harus cari cara! Ayo dong mikir! Aku nggak mau kalau sampai digugat cerai sama Razmi. Mau tinggal di mana aku?" ucap Anton dalam hati. Hati dan pikirannya sudah benar-benar resah. Mereka sudah menuju ke Balai Desa dengan mengendarai motor. Razmi sudah tak mau di bonceng oleh Anton. Dia benar-benar merasa jijik dengan lelaki yang masih bergelar suaminya itu. Lagian Razmi pun tahu kalau lelakinya itu belum mandi besar. Sekarang langsung menuju ke Balai Desa. Rasa perselingkuhan masih benar-benar ia rasakan. Sakit hatinya semakin dalam ia rasakan. Selama dalam perjalanan, Anton terus mencerna. Berusaha mencari jalan keluar. Masih memikirkan bagaimana caranya untuk bisa membuat semua percaya dengan apa yang akan dia katakan nanti. "Aku harus bisa membuat semua orang percaya padaku. Biar semua orang menyalahkan Arsilla saja. Aku tak mau kalau sampai di gugat cerai sama Razmi. Bisa jadi gembel aku pisah dari Razmi. Mau tinggal di mana aku? Selama ini aku k
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more
Bab 9
Bab 9Siap-siap"Bikin jelek nama kampung saja!""Hooh, usir saja sudah!""Ya nggak segampang itu ngusir orang, Yu!""Kalau aku jadi Ibu Kepala Desa sudah aku usir dua orang itu! Nggak punya warga kayak mereka juga nggak rugi!""Ya masalahnya bukan kamu, Yu, yang jadi Bu Kades!""La iya ... kan aku bilang kalau aku jadi Bu Kepala Desa. Sayangnya nggak jadi Bu Kades! Bikin sepet mata aja!"Celutukan orang-orang yang hadir di balai desa, dari serius sampai bercandaan, cukup membuat keluarga yang hendak sidang, merasa semakin malu.Hanya diam dan mendengar apa-apa yang mereka katakan. Mau marah juga percuma, karena segitu banyaknya mulut orang, tak mungkin bisa dicegah untuk diam."Kenapa ramai sekali warga yang datang? Nggak punya kerjaan apa ya mereka ini?" gerutu Anton dalam hati. Melihat banyaknya warga yang datang, cukup membuatnya muak. Apalagi pembahasan mereka tentang dirinya dan Arsilla, cukup membuat hati dan pikiran menjadi panas.Bu Laila hanya bisa menahan rasa malu. Pun Raz
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more
Bab 10
Bab 10Cinta Berduri"Tante, Mama sama Papa lama banget ya pulangnya?" tanya Nabilla kepada tetangga sebelah rumahnya. Tarfi'ah, biasa dipanggil Fiah.Bu Ana memang menitipkan cucunya dengan Fiah. Gadis yang sudah berumur. Berkali-kali menjalin hubungan, berkali-kali juga kandas. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk sendiri dulu. Tak mau mengejar dan tak mau juga mengenal. Pasrah dengan takdir yang akan Allah berikan.Fiah mengulas senyum tipis. Kemudian mengusap kepala Nabilla dengan lembut."Sabar ya, Sayang! Mungkin urusan mereka memang belum selesai!" jawab Fiah dengan nada lembut.Nabilla memainkan bibirnya. Hatinya tak tenang sebenarnya. Ingin sekali menyusul kedua orang tuanya. Penasaran dengan keadaan mereka.Tarfi'ah memperhatikan ekspresi Nabilla. Billa memang memainkan sepuluh jemarinya. Raut wajah tak nyaman memang terlihat di mata Tarfi'ah."Nabilla ngantuk?" tanya Tarfi'ah dengan nada pelan. Billa menggeleng pelan. Fiah melipat keningnya sejenak."Billa nampaknya tak nya
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status