Share

Bab 53

Aku baru akan menyebut angka, ketika suara bariton memaksaku menatapnya.

"Jadi kalian masih ketemuan di belakangku?"

"Ma---Mas Rahman, i--ini tidak seperti yang kamu pikirkan." Aku tergagap saat berkata, seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri.

"Sudah selesai, kan? Ayo pulang!" Suaranya terdengar begitu tegas, nampak sekali kalau suamiku ini tidak mau dibantah.

Kemudian, Mas Rahman maju dan menarik tanganku. Memang sedikit keras, tapi tidak kasar.

"Nggak usah kasar, Bro. Woles aja!" Rey cari gara-gara. Dia berkata seperti itu sambil tersenyum sinis, sebuah tindakan yang bisa diartikan sebagai tantangan.

Untuk beberapa saat dua laki-laki itu saling tatap, dengan sorot yang sama-sama mengerikan. Sungguh aku takut. Takut kalau keduanya hilang kendali.

Sebagai istrinya, aku paham betul Mas Rahman sudah berusaha menekan emosinya, agar tidak terjadi kegaduhan. Tapi dengan tak tahu dirinya Rey memancing keributan. Ya Allah .... Apa yang harus kulakukan?

Tak ingin apa yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status