Share

Bab 59

Terdengar Mas Rahman menghela nafas panjang, yang aku tahu artinya bahwa ada beban berat yang disimpan Mas Rahman. Sikapnya ini sukses membuat pikiranku semrawut.

"Kenapa, Mas? Abah baik-baik saja, kan?"

"Abah kenapa, Mey?" Sela Umi dengan wajah khawatir.

"Nggak pa-pa, Mi. Abah baik-baik saja," bohongku.

Mendengar nada bicara Mas Rahman, aku tahu kondisi Abah menghawatirkan. Tapi aku tak ingin membuat Umi panik.

"Aku mau bicara sama Rahman." Umi berusaha mengambil alih ponsel dari tanganku, tapi aku menepis lembut tangan Umi.

Meski aku belum tahu pasti keadaan Abah, tapi dari nada bicara Mas Rahman, aku tahu Abah tidak baik-baik saja. Karena itu aku mau Umi tahu langsung dari Mas Rahman, bisa syok dia nanti. Biarlah nanti aku bicara pelan-pelan padanya.

Meski sempat menolak, akhirnya Umi mengangguk juga.

Karena tak ingin di dengar Umi, aku memutuskan keluar dari kamar Umi untuk bicara dengan Mas Rahman.

"Ya, Mas. Gimana? Tadi Umi maksa mau bicara langsung sama kamu," aduku.

Te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status