Share

Bab 64

Acara pemakaman Abah berjalan hikmat dan lancar, banyak kolega dan rekan beliau yang datang melayat. Tak ketinggalan tetangga sekitar juga datang. Selama hidupnya, Abah dikenal sebagai orang yang ramah, dan baik hati tak pernah memandang orang dari status sosialnya, semua diperlakukan sama. Tak heran kalau banyak yang ingin memberi penghormatan terakhir pada Abah begitu membludak. Apalagi Abah sudah puluhan tahun mengajar, mantan muridnya sudah ribuan. Tak heran prosesi pemakaman Abah jadi berjubel penuh manusia.

Demi bisa mengantar Abah ke peristirahatan terakhir, Umi akhirnya pulang paksa meski keadaannya masih begitu lemah. Umi juga sempat pingsan, begitu diberitahu Abah sudah meninggal. Aku bisa melihat bagaimana sedihnya Umi kehilangan lelaki yang begitu dia cintai, lelaki pertama dan terakhir yang pernah menghuni hati Umi. Sejak jenazah datang hingga diberangkatkan ke pemakanan, air mata tak henti mengalir di pipi Umi. Bukan hanya Umi, aku pun sangat bersedih dan merasa kehilan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status