Share

Bab 69

"Kamu pergi aja, Mas. Biar Umi aku yang jaga. Kamu sudah ijin lama, masa iya mau ijin lagi?" Ucapku berusaha meyakinkan ketika Mas Rahman terlihat ragu, antara ingin menjaga Umi atau pergi mengajar.

Kalau urusan show room Mas Rahman bisa santai, ada Rudi orang kepercayaannya yang biasa mengurusi semuanya, kalau Mas Rahman sedang berhalangan datang.

"Beneran nggak pa-pa?" Aku mengangguk yakin. "Ya udah, kalau begitu aku pergi dulu. Kalau ada apa-apa segera telfon, ya," pintanya dengan wajah khawatir.

Mas Rahman lantas mendekap tubuhku, kemudian mencium puncak kepala setelah kucium takzim punggung tangannya.

"Aku beruntung memilikimu, Mey," desis Mas Rahman sebelum melepas pelukan, dan akhirnya meningggalkan ruang rawat uminya.

"Hati-hati, Mas!" Ucapnya saat mengantar Mas Rahman sampai pintu.

Kupandang punggung laki-laki yang telah membersamaiku selama hampir tiga tahun itu, hingga menghilang di belokan. Kalau dia merasa beruntung memilikiku, aku pun sama. Bahkan aku sangat bersyuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status