Penyesalan Terdalam Suami Arogan

Penyesalan Terdalam Suami Arogan

last updateLast Updated : 2024-02-08
By:  UlieOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
194Chapters
40.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Kamu sudah gagal membuat aku jatuh cinta, Sandra." ucapan Devan itu membuat luka yang cukup dalam pada hati Sandra. Hanya karena kehadiran seseorang di masa lalu Devan, hingga kehidupan rumah tangga mereka dipertaruhkan. Tapi takdir mencoba mempertemukan mereka kembali. Devan kini mendapati Sandra sudah berubah dari sosok yang pernah dia kenal dulu. Akankah Devan dan Sandra akan bersama lagi? Ataukah mereka akan tetap pada jalan mereka masing-masing?

View More

Chapter 1

Keputusan Devan

“Aku udah gak cinta lagi sama kamu, San.”

Suara Devan terdengar bagaikan sambaran petir di siang hari yang sangat terik bagi Sandra.

Sandra terkejut dengan ucapan suaminya sampai tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Rumah tangga yang dia pertahankan selama ini dengan baik, nasibnya sedang dipertaruhkan.

“Kamu ... kamu udah gak cinta lagi sama aku? Gak mungkin ... kamu pasti bohong. Kita baik-baik aja selama ini, Mas.” Sandra menuntut kejelasan.

Devan menoleh ke arah Sandra, “Aku gak bohong. Aku emang udah gak cinta lagi sama kamu. Kamu udah gagal, San! Kamu udah gagal bikin aku bener-bener jatuh cinta dan terikat sama kamu kayak apa yang kamu janjikan dulu,” bantah Devan.

“Apa ini karena dia?” tanya Sandra dengan suara pelan.

“Gak.”

“Gak! Kamu boong Mas, kamu boong sama aku. Sejak Irene balik ke sini dan kalian ada hubungan bisnis, sikap kamu berubah, Mas. Kamu berubah! Kamu udah makin cuek sama aku dan makin sibuk kerja. Kalo ini bukan kerena dia, lalu karena apa?!” tuntut Sandra.

“Jangan bawa-bawa Irene kataku!” Devan menaikkan suaranya.

“Bilang sama aku ... kalo bukan karena dia, lalu apa yang buat cinta kamu ilang, Mas. Bilang sama aku, siapa tau kita bisa perbaiki lagi,” bujuk Sandra berusaha mempertahankan rumah tangganya.

Tidak ada jawaban dari Devan. Pria itu memilih untuk berbalik badan dan melihat ke arah luar dari balik kaca yang ada di ruang kerjanya itu.

Sandra memilih untuk ikut diam. Dia berharap suaminya saat ini sedang berpikir ulang tentang keinginannya.

Sandra dan Devan memang menikah karena perjodohan. Ayah Sandra yang dulu bekerja di rumah keluarga Devan, telah menyumbangkan satu ginjalnya untuk papa Devan. Namun sayangnya ayah Sandra meninggal tidak lama setelah proses donor selesai.

Merasa bertanggung jawab, papa Devan memaksa Devan untuk menikahi Sandra. Apa lagi saat itu Devan sedang patah hati setelah ditinggal Irene pergi tanpa kabar. Devan terpaksa menerima pernikahan itu setelah mendapat ancaman dari papanya, kalau dia akan di coret dari daftar anggota keluarga.

Tok tok tok.

Terdengar suara pintu ruang kerja di ketuk dari luar. Sandra menyeka air matanya yang sedikit menetes dengan jari-jari cantiknya lalu menyuruh orang yang ada di luar untuk masuk.

“Maaf Bu, di depan ada .... Eeeh, aduuh.” Mbok Darmi hampir terjatuh saat ada seseorang mendorongnya ke samping secara tiba-tiba.

“Irene,” gumam Sandra saat melihat sosok dari balik punggung Mbok Darmi.

Devan berbalik, “Irene. Ngapain kamu ke sini?” tanya Devan yang juga kaget dengan kehadiran Irena di rumahnya.

“Sorry, Van. Tapi ini semua ....”

“Kamu ngapain ke sini? Ada perlu apa sampe harus masuk dengan paksa kayak gitu?” tanya Sandra ketus memotong ucapan Irene sambil menyuruh Mbok Darmi pergi.

“Kamu yang nyuruh dia ke sini, Mas. Dia udah hancurkan rumah tangga kita, sekarang apa lagi yang mau kamu hancurkan!” sungut Sandra sambil menatap penuh amarah pada suaminya.

“Sandra! Jaga ....”

“Van. Tahan emosi kamu,” sela Irene sambil melihat ke arah Devan.

Irene melihat ke arah Devan, “Udah, kamu diem dulu ya. Biar aku yang coba jelasin sama Sandra. Mungkin kalo sesama perempuan bakalan bisa lebih enak ngobrolnya,” pinta Irene.

“Tapi Ren, ....”

“Udah gak papa,” potong Irene sambil menganggukkan kepalanya.

Irene melihat ke arah Sandra yang kini sedang duduk sambil memangku bantal sofa. Dia melihat ada api amarah di dalam netra milik Sandra saat tertuju ke arahnya.

“San, aku minta maaf atas semua yang terjadi ... tapi itu emang bener-bener di luar kendali aku,” ucap Irene dengan suara yang lembut berusaha untuk tidak semakin memancing kemarahan Sandra.

Sandra mengangkat pandangan matanya, “Di luar kendali kamu? Kamu udah tahu kalau Mas Devan itu udah nikah kan pas kamu pertama kali datang ke rumah ini. Kamu bilang kan sama aku kalau kamu sudah bertunangan dan akan segera menikah. Tapi apa yang terjadi sekarang!” Sandra mencoba untuk mendapatkan penjelasan yang sebenarnya tidak berguna lagi.

Irene berusaha untuk lebih mendekat ke arah Sandra dengan langkah perlahan, “Iya San, aku tahu dan aku ingat semua apa yang aku bilang sama kamu waktu itu. Tapi itu setahun yang lalu dan aku juga nggak menghendaki hubunganku dengan calon suamiku itu berantakan. Terus aku cerita sama Devan dan dia jadi pendengar semua keluhan aku dan selalu menghibur aku. Oleh sebab itu aku jadi bergantung sama dia dan aku nyaman banget sama Devan,” ucap Irene tanpa rasa bersalah sedikit pun pada Sandra.

Sandra mencengkeram sudut bantal yang ada di pangkuannya itu erat-erat. Ucapan Irene terdengar sangat lembut namun benar-benar membuatnya makin marah.

Irene seolah tidak tahu kalau apa yang dia katakan tadi seperti sedang menyiram air garam di atas luka yang kini sedang terbuka lebar di hati Sandra. Ucapan Irene menambah rasa perih di hati Sandra yang kini hatinya sudah benar-benar hancur.

“Nyaman. Terus apa kamu mengabaikan keberadaan aku selama ini. Kalau kamu butuh teman curhat, kamu bisa cerita sama aku. Kenapa harus sama Devan,” berang Sandra yang tidak suka dengan pengakuan Irene yang teramat tenang itu.

“San, aku dan Devan udah kenal lama, bahkan jauh lebih lama daripada aku kenal ama kamu. Jadi wajar kalo aku lebih kenal karakter Devan dibanding kamu. Sebenarnya aku pengen cerita juga sama kamu, tapi aku udah terlanjur nyaman sama Devan dan setiap aku cerita sama dia, aku kembali tenang dan nggak butuh orang lain lagi.”

“Kamu harus ngerti posisi aku dan Irene. Kamu tau kalo aku pernah kecewa sama Irene, tapi kamu juga yang akhirnya mengizinkan aku untuk deket lagi sama Irene. Jadi kalau sekarang aku dan Irene udah deket lagi, kamu gak perlu cemburu berlebihan. Harusnya sejak awal kamu udah tahu resikonya,” seru Devan yang seperti membuat semua keadaan ini adalah salah Sandra.

Sandra melihat ke arah Devan. Dia ingin sekali mendapati sebuah kebohongan di mata Devan tentang apa yang baru saja dia lontarkan. Namun pria yang sudah dia nikahi selama 3 tahun itu lebih memilih untuk membuang mukanya dan menolak untuk beradu pandang dengan dirinya.

Sandra merasa sangat tertolak saat ini. Dia merasa suaminya sudah menentukan pilihan siapa yang dia inginkan untuk hidup di sampingnya. Kalaupun Sandra nekat bertahan, mungkin luka yang dia rasakan akan semakin dalam setiap hari.

“San, aku harap kamu ngerti tentang apa yang terjadi sama aku dan Devan. Perasaan ini tumbuh kembali seiring dengan kebersamaan kami. Ini di luar kendali kamu, San,” pinta Irene dengan suara yang terdengar penuh permohonan.

Sandra tidak memberikan reaksi apa pun atas permohonan Irene kepadanya. Dia lebih memilih untuk berpikir dengan tenang dulu agar dia tidak mengambil keputusan yang penuh dengan emosi.

“Di luar kendali. Gak mungkin, kenapa kamu tega sama aku, Mas! Kenapa!” pinta Sandra sampai dia meninggikan suaranya menuntut kejelasan dari suaminya.

“Kamu mau tau apa lagi. Semua apa yang dikatakan Irene itu benar. Kami terbawa suasana dan aku ....”

Devan menggantung kalimatnya. Dia tidak mampu meneruskan kalimatnya itu, ketika dia menatap wajah Sandra yang mulai tampak sangat kacau saat ini.

“Kami masih saling mencintai, San. Kami ....”

“Cukup! Aku muak sama kata-kata itu!” bentak Sandra memotong ucapan Irene yang seolah tidak merasa kalau kalimat yang dia keluarkan itu semakin membuat lukanya terasa semakin pedih.

“Sandra, kamu gak bisa lari dari kenyataan ini. Selain kamu dan Devan, sekarang juga ada aku.” Irene mencoba membuat Sandra tidak mengabaikan dirinya.

“Gak Ren, kamu yang memaksakan diri buat masuk di antara kami. Kamu egois!” murka Sandra.

“San, tenang dulu. Kita bicarakan baik-baik. Kita cari solusinya bareng-bareng ya.” Irene berusaha tetap membujuk Sandra.

Sandra menoleh ke arah Irene. Dia benar-benar tidak tahu apa yang membuat wanita yang saat ini ada di hadapannya Itu tampak begitu sangat tenang. Apakah Irene terlalu percaya diri kalau Devan akan memilih dia hingga dia merasa sudah menang sejak awal.

“Solusi? Solusinya cuma satu, kamu harus pergi dari kehidupan kami. Kamu harus menerima kenyataan kalau Mas Devan sudah menikah,” gumam lirih Sandra mencoba mengingatkan Irene tentang posisinya.

Irene menoleh ke arah Devan, “Apa kamu setuju dengan apa yang dibilang sama Sandra, Van?”

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Devan. Pria itu kini hanya bisa melihat ke arah Sandra dan Irene secara bergantian. Kebingungan mulai melanda di hati Devan ketika dia melihat tangis Sandra mulai turun yang ternyata mampu menggoyahkan keegoisannya.

Namun di sana juga ada seorang wanita yang selalu ada dan memiliki ruang tersendiri di hatinya selama ini. Wanita yang belakangan ini membuat hidupnya lebih sempurna dengan kehangatan yang ditawarkan oleh Irene seperti dulu.

“Kenapa kamu diam, Mas. Kenapa kamu gak jawab. Ini pertaruhan rumah tangga kamu, Mas,” tuntut Sandra.

“Van, apa kamu bakalan pilih Sandra? Apa kamu yakin bakalan bahagia sama dia dan bakalan siap aku tinggalin lagi?” sahut Irene dengan penuh percaya diri.

“Inget Van, 3 tahun aku pergi dari kamu, tapi itu gak mampu bikin kamu lupain aku. Apa sekarang kamu bakalan ulangi itu lagi, saat aku udah ada di depan kamu? Lagi pula, apa kamu siap hidup sama istri mandul kayak dia?” Irene berusaha menggoyahkan Devan.

“Aku gak mandul!” bantah Sandra.

“Kalo kamu gak mandul trus apa namanya?! Kamu udah 3 tahun nikah ama Devan tapi kamu gak hamil juga. Kamu itu perempuan parasit, Sandra. Kamu gak bisa bahagiakan Devan!” hina Irene tanpa ragu.

“Aku gak mandul, Mas. Aku sekarang lagi ....” Suara Sandra terdengar mengiba sambil memegangi perutnya.

“Sandra, apa yang dikatakan Irene benar. Aku udah gak bisa lagi hidup sama kamu. Aku akan segera mengurus perceraian kita,” ucap Devan memotong ucapan Sandra.

Mendengar kata terakhir suaminya itu, Sandra menarik nafas panjang.

“Baik, kalau itu mau kamu Mas! Kamu udah enggak membutuhkanku kan? Aku akan pergi dari hidup kamu!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
LittlePrincesses Kayyiisaa
kisah sangat menarik tolong chapter yg selanjut nya please....
2023-11-23 22:45:58
0
user avatar
KNC12
Memberikan pelajaran untuk menghargai seorang wanit, karena laki laki itu lahir dari wanita
2023-11-06 13:30:09
0
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir juga ke Novelku. "Terapis Muda Sang Nyonya" pena " Agus Irawan
2023-09-23 18:31:45
0
user avatar
Ayu
baru baca dan awalnya menarik bagus
2023-09-23 13:51:57
2
user avatar
neny
kayanya rame
2023-09-10 09:44:30
1
user avatar
Ely MR
bagus ceritanya
2023-08-26 16:29:34
1
user avatar
Handira Rezza
Lanjut kak
2023-06-26 06:29:29
0
194 Chapters
Keputusan Devan
“Aku udah gak cinta lagi sama kamu, San.”Suara Devan terdengar bagaikan sambaran petir di siang hari yang sangat terik bagi Sandra.Sandra terkejut dengan ucapan suaminya sampai tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Rumah tangga yang dia pertahankan selama ini dengan baik, nasibnya sedang dipertaruhkan.“Kamu ... kamu udah gak cinta lagi sama aku? Gak mungkin ... kamu pasti bohong. Kita baik-baik aja selama ini, Mas.” Sandra menuntut kejelasan.Devan menoleh ke arah Sandra, “Aku gak bohong. Aku emang udah gak cinta lagi sama kamu. Kamu udah gagal, San! Kamu udah gagal bikin aku bener-bener jatuh cinta dan terikat sama kamu kayak apa yang kamu janjikan dulu,” bantah Devan.“Apa ini karena dia?” tanya Sandra dengan suara pelan.“Gak.”“Gak! Kamu boong Mas, kamu boong sama aku. Sejak Irene balik ke sini dan kalian ada hubungan bisnis, sikap kamu berubah, Mas. Kamu berubah! Kamu udah makin cuek sama aku dan makin sibuk kerja. Kalo ini bukan kerena dia, lalu karena apa?!” tuntut S
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
Punggung Kenangan
6 tahun kemudian.“San, kamu udah mau berangkat ke kantor sekarang?” tanya Siska, ibu Sandra.“Iya Bu, soalnya jarak dari kantor ke sini agak lumayan jauh. Takutnya nanti malah kena macet. Biasalah Jakarta kan macet banget,” jawab Sandra sambil merapikan rambutnya sebelum dia berangkat ke kantor.“Tapi kamu tetap naik mobil angkutan perusahaan kan, San?”“Iya, Bu. Nanti mobilnya jemput di depan. Kayaknya Sandra nanti barengan sama pegawai lainnya deh. Nathan mana, Bu? Udah beres mandinya?” tanya Sandra yang ingin tahu keberadaan putranya saat ini.“Masih mainan di kamar mandi. Hari ini Nathan juga mau sekolah, moga aja dia betah di sekolah barunya ya.”“Moga aja, Bu. Tapi nanti Ibu antar dulu sambil nungguin di sana nggak papa kan? Soalnya takutnya nanti Nathan ada apa-apa. Maklumlah ... namanya juga sekolah baru, dia harus banyak adaptasi.”“Iya, Ibu bakal nungguin sampai Nathan pulang sekolah nanti. Paling juga nggak akan lama sekolahnya, kan masih TK. Lagian jarak ke sekolah
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
Apa Itu Dia?
"Mas Devan," panggil Sandra lirih.Sandra masih melihat ke arah lift, di mana Devan dan rombongannya tadi masuk. Namun sayangnya, hingga pintu lift itu tertutulp, Devan masih tidak menyadari kehadiran Sandra di sana.“Sandra, ayo masuk. Masih nungguin apa?” tanya Tata ketika melihat Sandra berdiri termenung melihat pintu lift yang dikhususkan untuk para atasan itu. “Oh iya, maaf,” jawab Sandra yang kemudian segera masuk ke dalam lift yang akan mengantarkan dia ke ruang HRD. Saat berada di dalam lift, pikiran Sandra masih terus berjalan memikirkan sosok pria yang tadi secara samar dia lihat. Dia sangat yakin kalau yang tadi dia lihat itu adalah Devan. Namun ada keraguan juga dalam diri Sandra, karena sepertinya tidak mungkin Devan ada di perusahaan lain sepagi ini. Bisa saja itu adalah sosok orang lain yang dia kira seperti Devan. ‘Iya nggak mungkin kalau itu Mas Devan. Masa iya dia ke kantor orang lain pagi-pagi kayak gini. Tunggu dulu, kantor ini nggak lagi merger kan sama Pacific
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
Galau
Tok tok tok.Sandra mengetuk pintu ruang kerja di perusahaan tempat dia bekerja. Meski hari ini adalah hari pertamanya masuk ke perusahaan ini, Sandra sudah dipanggil oleh pimpinan dan menurut selentingan kabar yang dia dengar dari Ratna, Sandra akan diberi kepercayaan untuk menangani sebuah proyek besar.Setelah diizinkan untuk masuk ke dalam ruangan, Sandra segera melangkah masuk dan menemui pria muda yang kini sedang duduk di singgasana tertinggi di perusahaan Artha Graha.“Selamat siang, Pak Beni. Saya Sandra yang baru saja dipindahkan dari cabang Surabaya, Pak,” lapor Sandra penuh hormat pada pimpinannya itu.“Selamat siang Bu Sandra. Wah akhirnya kita ketemu juga ya. Saya udah banyak dengar prestasi ibu di cabang Surabaya dan saya berharap Ibu akan bisa terus meningkatkan kualitas kerja Bu Sandra di sini. Silakan duduk Bu, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Bu Sandra,” sambut Benny pada salah satu karyawan teladannya itu.Sandra segera duduk di kursi yang ada di depan
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
Cari Dia!
“Hamil?” tanya Devan dengan ekspresi kaget.“Iya, aku hamil anak kamu!” tegas Irene.Devan melihat ke arah Dewi, sekretarisnya, lalu menyuruh wanita muda itu untuk keluar dari ruang kerjanya. Dia tidak ingin masalah yang dibawa oleh Irene ini akan didengarkan oleh orang lain.Devan menatap tajam ke arah Irene, namun dia tetap berusaha mengontrol emosinya. Devan kemudian menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya dan sedikit mengangkat dagunya.“Kalau kamu hamil, lalu apa urusanku?” tanya Devan dingin sambil sedikit menyempitkan matanya.“Apa maksud kamu? Ini anak kamu, Devan. Aku hamil anak kamu!” jawab Irene dengan nada marah.“Anak aku? Irene, kamu harusnya sadar kalau aku nggak pernah nyentuh kamu selama ini. Lalu bagaimana aku bisa ngehamilin kamu!” tegas Devan.“Cih! Trus apa yang yang udah kamu lakukan sama aku bulan lalu pas aku ulang tahun. Kamu ngapain di kamar aku dan maksa aku ngelayanin kamu, hah!” Irene memaksa Devan untuk mengingat tentang kejadian di malam
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more
Mencari Alasan
“Ibu punya ide apa?” tanya Sandra yang antusias mendengar ide dari ibunya.“Gini San, gimana kalau kamu bilang aja sama atasan kamu, kalau kamu nggak bisa terima kerjaan ini karena kamu masih karyawan baru. Biasanya kan kalau karyawan baru nggak akan dipercaya sama proyek besar, pasti seniornya, iya kan?” cetus Siska dengan mata berbinar.“Ah Ibu, nggak bakalan bisa, Bu. Soalnya menurut Pak Beni, Mas Devan itu milih Sandra karena dia ngelihat hasil rancangan Sandra waktu di Surabaya. Kalau Mas Devan pakai referensi itu, jadi udah otomatis kalau alasan itu nggak bisa ditolak,” jawab Sandra yang kembali lemas karena ide ibunya tidak tepat.“Oh gitu, bisa nggak kalau kamu bilang butuh penyesuaian dulu. Soalnya kamu kan lama nggak ngedesain, jadi kamu butuh belajar dan takut salah. Lagian kamu tahu sendiri kan kalau Devan itu orangnya gampang marah kalau ada kerjaan yang salah.”Sandra menggelengkan kepalanya, “Susah Bu, kayaknya nggak mungkin juga pakai cara itu.”“Kalau kamu ancam
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more
Akhirnya Aku Menemukanmu
“Kita ke Cafe Mentari dulu,” ucap Devan pada Raka, asisten pribadinya yang akan mengantarkannya pulang.“Siap, Bos,” jawab Raka yang kemudian segera menginjak pedal gas mobil menuju ke Cafe Mentari.Setibanya di Cafe, Devan langsung menuju ke sebuah meja yang berada di sudut belakang Cafe. Di sana sudah ada seorang pria yang duduk sendirian dan melihat ke arah Devan. Pria itu berdiri, ketika Devan sudah ada di depannya.“Selamat malam, Bos,” sapa pria muda itu.“Di mana dia?” tanya Devan tanpa basa-basi.Pria muda itu mengeluarkan amplop berwarna coklat berukuran besar dari dalam tas yang dia letakkan di sampingnya. Dia segera menyodorkan amplop itu pada Devan, agar orang yang sudah membayar jasanya itu bisa melihat hasil dari pencariannya selama ini.Devan melihat sejenak ke arah detektif yang dia sewa, kemudian dia segera membuka isi amplop yang diberikan oleh detektif berharga mahal itu.“Malaysia,” tebak Devan ketika dia melihat foto-foto Sandra di tangannya.“Benar Bos, ternya
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more
Seseorang Di Dalam Lift
Sandra menekan tombol lift dan tidak lama kemudian pintu lift yang ada di depannya terbuka. Sandra terbelalak hingga mulutnya terbuka saat dia melihat sosok yang ada di depannya. “Sandra!” panggil Tata mengagetkan Sandra sambil menepuk pundak teman sekaligus atasannya itu. “Ih kamu nih ya. Bikin aku kaget aja deh,” protes Sandra yang kaget saat melihat Tata keluar dari dalam lift sambil mengagetkannya yang sejak tadi berdiri sambil memainkan ponsel. “Maaf deh, maaf. Kamu mau ke mana?” tanya Tata. “Mau ke ruangan Pak Beni.” “Mau masuk?” tanya seorang pria yang sedari tadi berdiri di dalam lift. “Oh, iya. Aku naik dulu, ya,” pamit Sandra pada sahabatnya itu. Sandra segera masuk ke dalam lift karena dia tidak enak pada orang yang sejak tadi menunggunya masuk. Dia menganggukkan kepalanya, sedikit memberi salam pada orang itu dan juga pernyataan minta maafnya. Pintu lift segera tertutup kembali dan membawa Sandra naik ke atas. “Kira-kira Pak Beni mau ngapain ya? Masa dia udah nanya
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more
Siapa Dia!
“Akhirnya dia pergi juga. Haduuh, tuh orang kapan sih gak bikin aku susah?” gerutu Sandra yang merasa kesal pada Devan karena pria itu sampai nekat datang ke ruang kerjanya.“Sandra. Eh ita bener, ini kamu kan? Sandra si kutu buku,” sapa seseorang yang sedikit mengagetkan Sandra.“Bang Rio. Astaga Bang, amu ampe lupa kalo Abang di sini,” sapa balik Sandra yang senang bertemu dengan kenalannya saat dia kuliah di Malaysia.“Hmmm ... gitu ya, aku dilupain. Kupikir kamu belum dateng, San. Aku denger kamu bakalan pindah ke sini, kamu masuk kapan sih emang?” tanya Rio.“Baru kemaren, Bang. Oh ya, Abang di divisi apa sekarang?” tanya Sandra.“Aku di pemasaran. Naik jadi manajer aku sekarang.”“Waah ... kalo gitu aku harus panggil Pak Rio dong. Halo Pak Rio, saya Sandra, pegawai baru di sini, Pak,” ledek Sandra.“Gak pantes, San.” Rio tertawa mendengar candaan receh Sandra yang selalu berhasil membuat dia tertawa.“San, aku pergi dulu ya. Ntar kita ngobrol lagi. Eh, makan siang bareng
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more
Bertemu Bos Arogan
“Namanya Rio Haryanto. Dia seorang manajer keuangan di Artha Graha dan merupakan kakak tingkat Bu Sandra saat mereka kuliah di Malaysia dulu,” lapor Raka pada Devan.“Jadi mereka udah kenal sejak di Malaysia ya” tanya Devan dengan nada geram.“Iya Bos, tapi Pak Rio dulu tidak bekerja di cabang Surabaya dan sepertinya mereka baru bertemu kembali setelah sama-sama pindah ke Jakarta.”“Mereka lulus bareng?”“Tidak, Bos. Pak Rio lulus lebih dulu dan kembali ke Jakarta, kemudian beliau langsung masuk ke Artha Graha. Satu tahun kemudian baru Bu Sandra datang untuk masuk ke Artha Graha Pusat juga.”“Seberapa dekat hubungan mereka?” tanya Devan yang masih kesal ketika dia mengingat ketika tangan istrinya digandeng oleh Rio.“Maaf Bos, saya belum mencari tahu soal itu.”“Cari tahu kedekatan mereka sejauh apa. Aku nggak mau si brengsek itu bakal semakin berani ngedeketin istriku!” perintah Devan sambil menyipitkan matanya menahan rasa geramnya pada Rio.Sejak malam itu Devan menjadi lebi
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status