Share

Cari Dia!

Penulis: Ulie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Hamil?” tanya Devan dengan ekspresi kaget.

“Iya, aku hamil anak kamu!” tegas Irene.

Devan melihat ke arah Dewi, sekretarisnya, lalu menyuruh wanita muda itu untuk keluar dari ruang kerjanya. Dia tidak ingin masalah yang dibawa oleh Irene ini akan didengarkan oleh orang lain.

Devan menatap tajam ke arah Irene, namun dia tetap berusaha mengontrol emosinya. Devan kemudian menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya dan sedikit mengangkat dagunya.

“Kalau kamu hamil, lalu apa urusanku?” tanya Devan dingin sambil sedikit menyempitkan matanya.

“Apa maksud kamu? Ini anak kamu, Devan. Aku hamil anak kamu!” jawab Irene dengan nada marah.

“Anak aku? Irene, kamu harusnya sadar kalau aku nggak pernah nyentuh kamu selama ini. Lalu bagaimana aku bisa ngehamilin kamu!” tegas Devan.

“Cih! Trus apa yang yang udah kamu lakukan sama aku bulan lalu pas aku ulang tahun. Kamu ngapain di kamar aku dan maksa aku ngelayanin kamu, hah!” Irene memaksa Devan untuk mengingat tentang kejadian di malam ulang tahunnya.

“Aku gak bgerasa ngelakuin apa pun sama kamu, Ren. Kamu jebak aku malam itu!” bantah Devan.

“Jebak? Jebakan apa yang bisa bikin aku sampe hamil kayak gini. Aku gak mau tau, pokoknya kamu harus nikahin aku. Aku gak mau anak aku lahir gak punya bapak!” tuntut Irene sambil melotot.

Braak!!

“Itu bukan anak aku! Dan sampai kapan pun, aku gak akan pernah mau mengakui anak itu!” sembur Devan mempertahankan keyakinannya.

Irene kaget dengan apa yang dilakukan Devan. Dia tidak menyangka kalau kabar yang dia sampaikan pada Devan semakin membuat Devan marah kepadanya.

Sejak kepergian Sandra 6 tahun lalu, Irene hanya mengecap manisnya sikap Devan hanya sebentar. Ternyata Devan masih saja sering bersikap arogan, bahkan lebih arogan dari yang dia kenal dulu.

Irene menatap tajam pada Devan yang saat ini juga sedang menatapnya dengan tajam.

“Aku gak mau tau, pokoknya kamu harus tanggung jawab. Kamu harus nikahin aku!” seru Irene memaksa Devan bertanggung jawab.

“Itu bukan anak aku, Ren. Buat apa aku bertanggung jawab atas apa yang tidak aku lakukan,” sanggah Devan.

“Ini anak kamu!”

“Buktikan kalo itu anak aku,” pinta Devan sambil memicingkan matanya penuh curiga pada Irene.

“Bukti? Bukti apa lagi. Aku cuma tidur ama kamu. Aku gak pernah tidur ama orang lain.” Irene tetap bersikeras.

“Apa? Kamu gak pernah tidur ama orang lain? Jangan buat aku ketawa ama omongan kamu, Ren,” sindir Devan sambil tertawa mencemooh Irene.

Wajah Irene mengetat, “Tapi ini anak kamu. Aku gak tidur ama orang lain selain kamu waktu itu. Pokoknya kamu harus tanggung jawab! Aku bakalan bilang sama Tante Diana!” ancam Irene.

“Bilang aja. Kamu pikir aku takut! Gak ada satu orang pun yang bisa ngancam aku Ren, meski itu mamaku sekalipun!” tantang Devan.

Irene mendengus kesal melihat sikap Devan yang sangat menyebalkan itu. Dia tidak tahan melihat sikap Devan yang sangat egois itu sejak dulu. Bahkan dia sampai heran, kenapa dulu Sandra bisa tahan hidup sangat lama bersama Devan.

Irene pergi meninggalkan Devan sambil membanting pintu ruang kerja Devan. Dia sangat bertekad untuk memaksa Devan menikahinya, apa pun caranya.

“Awas kamu, Devan. Aku gak akan biarkan kamu lolos kali ini. Aku akan buat kamu bayar mahal atas semua perlakuan kamu sama aku!” tekad Irene yang kemudian pergi sambil membawa bara amarah di hatinya.

Devan menjatuhkan bobot tubuhnya di singgasana kebesarannya itu penuh dengan amarah. Dia memukul-mukul meja kerjanya untuk melampiaskan amarahnya pada Irene.

Devan kemudian membuka laci di meja kerjanya itu. Dia mengeluarkan sebuah bingkai foto yang dia simpan di dalam sana.

“Ini semua gara-gara kamu, Sandra. Ini semua gara-gara kamu!” gerutu kesal Devan sambil mencengkeram kuat bingkai foto yang terbuat dari kaca tebal itu.

“Kamu dah bertahan sama aku selama 3 tahun. Kamu udah bisa buat aku percaya dan nyaman sama kamu. Tapi kenapa kamu malah lepaskan aku buat manusia ular kayak Irene! Kenapa, Sandra! Harusnya kamu tetap bertahan di samping aku dan terus ingatkan aku sampai kapan pun! Kamu istri aku, kamu harus tanggung jawab atas semua yang terjadi sama aku!” berang Devan sambil meremas bingkai itu lebih kuat lagi.

Pyaaar.

Bingkai kaca itu pun akhirnya pecah. Pecahan kaca itu juga menusuk tangan kiri Devan hingga membuat darah menetes di atas meja kerja Devan.

Raka yang kebetulan masuk ke ruangan Devan dan melihat tangan Devan berdarah, segera mengambil kotak obat di lemari penyimpanan. Dia segera membersihkan tangan atasannya itu dari pecahan kaca.

“Maaf Bos, mungkin ini akan sedikit perih,” ucap Raka saat dia akan membersihkan luka di tangan Devan.

“Hhsss,” desis Devan saat dia merasa perih ketika Raka memberi alkohol di lukanya.

“Maafkan saya, Bos,” guma Raka pelan sambil terus mengobati luka Devan.

“Raka, cari Sandra. Temukan dia di mana pun dia berada dan bawa dia padaku. Dia udah lama pergi dan sekarang saatnya dia kembali,” perintah Devan sambil mengepalkan tangan kanannya.

“Cari Bu Sandra?” tanya Raka sedikit kaget sambil melihat Devan lalu melihat foto di bingkai yang telah pecah itu.

“Iya. Bawa istri pembangkangku itu ke sini. Dia harus terima hukuman dan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Cari dia, meski dia sembunyi di dalam lubang semut,” ucap Devan sambil menggerutukan giginya.

“Siap, Bos!”

Di tempat lain, Sandra pulang ke rumahnya dengan langkah kaki yang sangat lemas. Dia seolah kehabisan tenaganya saat hari pertama dia bekerja.

Sandra duduk bersandar di sofa tengah rumahnya, sambil menemani putranya menonton serial kartun kesayangannya di TV. Hanya melihat keceriaan Nathan yang terkadang akan mengembalikan tenaganya kembali.

“Kamu lemes banget, San. Apa kerjaan kamu banyak banget tadi?” tanya Siska sambil menyodorkan cangkir teh hangat untuk putrinya.

“Makasih, Bu,” jawab Sandra sambil menegakkan tubuhnya untuk menikmati teh hangat buatan ibunya.

“Sebenernya kerjaannya gak gitu banyak sih. Kan Sandra juga masih dalam masa penyesuaian dan pengenalan. Jadi Sandra masih periksa berkas-berkas doang tadi,” lanjut Sandra setelah dia membasahi tenggorokannya dengan teh hangat.

“Kalo kerjaanny gak berat, trus apa dong yang bikin kamu ampe loyo banget gini. Gak biasanya kamu kayak gini, apa kamu lagi gak enak badan?” Siska khawatir pada kesehatan putrinya yang menjadi tulang punggung keluarga kecilnya.

“Enggak kok, Bu. Sandra baik-baik aja. Tapi emang ada sesuatu yang bikin pikiran Sandra gak tenang sih sampai sekarang. Dan ini yang bikin Sandra kehilangan banyak tenaga.”

“Emang kamu mikirin apa?” Siska semakin kepo.

Sandra mengambil tas kerjanya lalu mengeluarkan sebuah map berkas dari dalam sana, “Ini Bu, ini yang bikin Sandra terus mikir,” ucap Sandra sambil memberikan berkas itu ke ibunya.

Siska menerima berkas yang di berikan putrinya. Dia yang hanya lulusan SD, semakin tidak mengerti kenapa putrinya memberikan berkas pekerjaan yang pastinya tidak akan dia mengerti.

“Ngapain kamu kasih kerjaan kamu ke Ibu? Ibu mana ngerti yang beginian, San,” protes Siska.

“Bukan kerjannya, Bu. Coba Ibu baca nama perusahaannya. Nih, baca ini.” Sandra menunjuk bagian mana yang harus ibunya baca.

“Pasifik Jaya. Emang kenapa ama perusahaan ini?” Siska masih tidak mengerti.

Sandra melihat ke ibunya, “Ibu masih gak ngerti juga? Ibu gak inget itu perusahaan siapa?” Sandra berusaha mengingatkan.

Siska terdiam sejenak, “Astaga! Ini ... ini perusahaan Devan kan, San? Trus kamu udah ketemu sama dia?” cecar Siska.

“Belum sih, Bu. Atasan Sandra cuma baru kasih tau kalo Sandra harus mengerjakan proyek ini.”

“Beearti kamu ama Devan bakalan ketemu lagi dong?”

“Ya pasti lah. Males banget Bu ketemu ama dia lagi. Sekarang ini Sandra lagi cari cara buat nolak proyek ini. Tapi Sandra belum nemu alasan yang tepat,” keluh Sandra sambil menyandarkan punggung dan kepalanya di sofa lagi.

Siska terdiam sejenak dan berpikir, “Ibu tau caranya!”

Sandra menoleh ke ibunya, “Apa itu?” tanya Sandra penasaran.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nuri Saadah
PLaying victim loe devan! Pan loe yg milih si Irene skrg mlh nyalahin Sandra. Iyuuh
goodnovel comment avatar
amymende
aneh kan mba authornya, jangan2 lupa cerita awalx
goodnovel comment avatar
amymende
kan ceritanya ngeramput, kmaren yg lepaskan Sandra siapa, yg milih Irene siapa koq dbab ini jadi nyeleneh? pokokx jangan sampe Sandra balik keDevan labil brengsek, pasti garing jadinya cerita ini...huhhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Mencari Alasan

    “Ibu punya ide apa?” tanya Sandra yang antusias mendengar ide dari ibunya.“Gini San, gimana kalau kamu bilang aja sama atasan kamu, kalau kamu nggak bisa terima kerjaan ini karena kamu masih karyawan baru. Biasanya kan kalau karyawan baru nggak akan dipercaya sama proyek besar, pasti seniornya, iya kan?” cetus Siska dengan mata berbinar.“Ah Ibu, nggak bakalan bisa, Bu. Soalnya menurut Pak Beni, Mas Devan itu milih Sandra karena dia ngelihat hasil rancangan Sandra waktu di Surabaya. Kalau Mas Devan pakai referensi itu, jadi udah otomatis kalau alasan itu nggak bisa ditolak,” jawab Sandra yang kembali lemas karena ide ibunya tidak tepat.“Oh gitu, bisa nggak kalau kamu bilang butuh penyesuaian dulu. Soalnya kamu kan lama nggak ngedesain, jadi kamu butuh belajar dan takut salah. Lagian kamu tahu sendiri kan kalau Devan itu orangnya gampang marah kalau ada kerjaan yang salah.”Sandra menggelengkan kepalanya, “Susah Bu, kayaknya nggak mungkin juga pakai cara itu.”“Kalau kamu ancam

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Akhirnya Aku Menemukanmu

    “Kita ke Cafe Mentari dulu,” ucap Devan pada Raka, asisten pribadinya yang akan mengantarkannya pulang.“Siap, Bos,” jawab Raka yang kemudian segera menginjak pedal gas mobil menuju ke Cafe Mentari.Setibanya di Cafe, Devan langsung menuju ke sebuah meja yang berada di sudut belakang Cafe. Di sana sudah ada seorang pria yang duduk sendirian dan melihat ke arah Devan. Pria itu berdiri, ketika Devan sudah ada di depannya.“Selamat malam, Bos,” sapa pria muda itu.“Di mana dia?” tanya Devan tanpa basa-basi.Pria muda itu mengeluarkan amplop berwarna coklat berukuran besar dari dalam tas yang dia letakkan di sampingnya. Dia segera menyodorkan amplop itu pada Devan, agar orang yang sudah membayar jasanya itu bisa melihat hasil dari pencariannya selama ini.Devan melihat sejenak ke arah detektif yang dia sewa, kemudian dia segera membuka isi amplop yang diberikan oleh detektif berharga mahal itu.“Malaysia,” tebak Devan ketika dia melihat foto-foto Sandra di tangannya.“Benar Bos, ternya

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Seseorang Di Dalam Lift

    Sandra menekan tombol lift dan tidak lama kemudian pintu lift yang ada di depannya terbuka. Sandra terbelalak hingga mulutnya terbuka saat dia melihat sosok yang ada di depannya. “Sandra!” panggil Tata mengagetkan Sandra sambil menepuk pundak teman sekaligus atasannya itu. “Ih kamu nih ya. Bikin aku kaget aja deh,” protes Sandra yang kaget saat melihat Tata keluar dari dalam lift sambil mengagetkannya yang sejak tadi berdiri sambil memainkan ponsel. “Maaf deh, maaf. Kamu mau ke mana?” tanya Tata. “Mau ke ruangan Pak Beni.” “Mau masuk?” tanya seorang pria yang sedari tadi berdiri di dalam lift. “Oh, iya. Aku naik dulu, ya,” pamit Sandra pada sahabatnya itu. Sandra segera masuk ke dalam lift karena dia tidak enak pada orang yang sejak tadi menunggunya masuk. Dia menganggukkan kepalanya, sedikit memberi salam pada orang itu dan juga pernyataan minta maafnya. Pintu lift segera tertutup kembali dan membawa Sandra naik ke atas. “Kira-kira Pak Beni mau ngapain ya? Masa dia udah nanya

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Siapa Dia!

    “Akhirnya dia pergi juga. Haduuh, tuh orang kapan sih gak bikin aku susah?” gerutu Sandra yang merasa kesal pada Devan karena pria itu sampai nekat datang ke ruang kerjanya.“Sandra. Eh ita bener, ini kamu kan? Sandra si kutu buku,” sapa seseorang yang sedikit mengagetkan Sandra.“Bang Rio. Astaga Bang, amu ampe lupa kalo Abang di sini,” sapa balik Sandra yang senang bertemu dengan kenalannya saat dia kuliah di Malaysia.“Hmmm ... gitu ya, aku dilupain. Kupikir kamu belum dateng, San. Aku denger kamu bakalan pindah ke sini, kamu masuk kapan sih emang?” tanya Rio.“Baru kemaren, Bang. Oh ya, Abang di divisi apa sekarang?” tanya Sandra.“Aku di pemasaran. Naik jadi manajer aku sekarang.”“Waah ... kalo gitu aku harus panggil Pak Rio dong. Halo Pak Rio, saya Sandra, pegawai baru di sini, Pak,” ledek Sandra.“Gak pantes, San.” Rio tertawa mendengar candaan receh Sandra yang selalu berhasil membuat dia tertawa.“San, aku pergi dulu ya. Ntar kita ngobrol lagi. Eh, makan siang bareng

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Bertemu Bos Arogan

    “Namanya Rio Haryanto. Dia seorang manajer keuangan di Artha Graha dan merupakan kakak tingkat Bu Sandra saat mereka kuliah di Malaysia dulu,” lapor Raka pada Devan.“Jadi mereka udah kenal sejak di Malaysia ya” tanya Devan dengan nada geram.“Iya Bos, tapi Pak Rio dulu tidak bekerja di cabang Surabaya dan sepertinya mereka baru bertemu kembali setelah sama-sama pindah ke Jakarta.”“Mereka lulus bareng?”“Tidak, Bos. Pak Rio lulus lebih dulu dan kembali ke Jakarta, kemudian beliau langsung masuk ke Artha Graha. Satu tahun kemudian baru Bu Sandra datang untuk masuk ke Artha Graha Pusat juga.”“Seberapa dekat hubungan mereka?” tanya Devan yang masih kesal ketika dia mengingat ketika tangan istrinya digandeng oleh Rio.“Maaf Bos, saya belum mencari tahu soal itu.”“Cari tahu kedekatan mereka sejauh apa. Aku nggak mau si brengsek itu bakal semakin berani ngedeketin istriku!” perintah Devan sambil menyipitkan matanya menahan rasa geramnya pada Rio.Sejak malam itu Devan menjadi lebi

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Permintaan Devan

    ‘Mas Devan,’ panggil Sandra lirih di dalam hati. Tubuh Sandra menjadi kaku dan membeku melihat sosok yang sudah 6 tahun dia tinggalkan itu kini kembali ada di hadapannya. Tekad Sandra untuk tetap melihat Devan sebagai kliennya rasanya langsung hancur lebur begitu dia menatap sorot mata nyalang milik Devan yang langsung tertuju kepadanya. Rahang Devan mengetat dan ingin sekali rasanya Dia menarik tubuh Sandra agar menjauh dari pria yang tidak dia kenal itu. Melihat Sandra tampak kaget saat melihatnya, Devan mengurungkan niatnya karena dia takut Sandra akan bereaksi lebih dan itu mungkin akan bisa membuat dirinya kehilangan Sandra kembali. "Sandra, kamu nggak apa-apa?" tanya Rio yang melihat perubahan mimik wajah Sandra. "Aku nggak papa, Bang," jawab Sandra yang kemudian segera mengibaskan tangannya agar tangan Rio terlepas darinya. Devan meneruskan langkah kakinya ke arah lift setelah dia memastikan tangan Sandra kini sudah lepas dari pegangan teman prianya. Sebelum meninggalkan Sa

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Bujukan Beni

    Braak!!“Nyebelin ... nyebelin, nyebelin!” pekik Sandra sambil membanting map berkas yang dia bawa.“Apa maksudnya aku suruh buat gedung yang bakalan dia hadiahkan buat Irene! Apa dia lupa gimana kelakuan Irene dulu sama aku! Gak bisa! Aku gak akan mau ngerjain ini!” gerutu Sandra yang saat ini sedang sangat marah pada Devan.“Aku mau ngadep Pak Beni sekarang, aku mau mengundurkan diri dari proyek ini. Aku gak sudi!”Sandra segera berjalan menuju ke pintu ruang kerjanya lagi karena dia akan menghadap ke pimpinan tertinggi dari perusahaan ini. Sandra sudah membulatkan tekadnya untuk menolak proyek milik Devan ini meskipun Beni pernah mengatakan berapa bonus yang akan dia terima kalau mengerjakan proyek dari Devan.Harga diri Sandra kembali terluka karena ternyata Devan masih saja membela Irene di depannya tanpa memedulikan perasaannya. Sandra bahkan rela kehilangan pekerjaannya daripada dia harus bertahan pada proyek ini.“Eh ya ampun,” ucap Sandra kaget saat dia membuka pintu dan me

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Bertemu Kembali

    Sandra berdiri terpaku melihat orang yang ada di depannya saat ini. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan orang ini lagi.“Sandra. Kamu Sandra kan?” tanya Irene sambil melihat ke arah Sandra dari atas ke bawah.“Irene,” jawab Sandra pelan.Irene melihat ke arah Sandra dari atas ke bawah. Dia tanpa ragu menampakkan wajah kesalnya saat harus bertemu kagi dengan wanita yang sudah pernah dia singkirkan itu.Sandra melihat ke arah Irene yang berdiri di hadapannya sambil memegang troli belanjaan. Sandra yang tidak berminat untuk berlama-lama di sana segera menggandeng Nathan untuk dia ajak pergi dari supermarket.“Anak siapa itu?!” tanya Irene yang mampu menghentikan langkah Sandra lagi.Sandra menoleh ke arah Irene, “Anakku,” jawab Sandra tegas.“Anak kamu? Siapa bapaknya? Apa dia anak Devan?” selidik Irene.Sandra sedikit terganggu dengan apa yang dikatakan Irene. Meskipun Nathan adalah ayah kandung dari Nathan, tapi hati Sandra masih menolak hal itu karena luka yang dulu pernah dibe

Bab terbaru

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Cukup, Mas!

    “Brengsek!” Lisa datang ke restoran tempat dia membuat janji dengan Irene. Dia tadinya memang akan bertemu dengan Irene dan beberapa teman mereka lainnya untuk sekedar makan bersama.Tapi mood Lisa rusak, saat dia bertemu dengan Devan dan Sandra tadi. Dia kembali merasa takut, karena sempat menculik Nathan atas perintah Irene tempo hari.“Kamu ini kenapa sih?! Dateng-dateng malah ngamuk. Ada apaan?” tanya salah satu teman Irene lainnya.“Iya, kamu kenapa sih, Lis? Ada masalah apaan?” Irene ikut penasaran.“Kalian tau gak, aku barusan ketemu sama siapa?” ucap Lisa memulai cerita.“Ketemu ama siapa emang?”“Devan. Aku ketemu Devan dan Sandra!” “Hah?! Seriusan? Trus gimana?” Irene ingin tahu kelanjutan cerita Lisa.“Sumpah, aku kaget banget. Ternyata anaknya ngenelin aku. Brengsek! Aku gak aman kalo sampe Nathan beneran ngenalin aku dan Devan nemuin bukti kalo aku beneran yang bawa anak mereka. Aku harus gimana, Ren?” Lisa khawatir akan keselamatannya.Irene terdiam mendengar cer

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Kurang Bukti

    “Nathan, Nathan kenapa?” tanya Siska yang melihat cucunya menarik-narik tangannya.“Gak mau. Gak mau ke situ.” Nathan menarik tangan eyangnya kuat-kuat.“Ada apa, Bu?” tanya Sandra sambil menoleh ke belakang.“Gak mau. Gak mau ke sana,” ucap Nathan sambil mulai menarik kuat tangan eyangnya dan mulai mundur.“Sayang, ada apa?” Sandra mendekati putranya.“Nathan, sama Papa aja yuk.” Devan segera mengambil alih tangan Nathan dan menggandeng bocah kecilnya itu.Devan mengajak Nathan untuk duduk sebentar di sebuah bangku yang ada di dekat mereka. Dia ingin mengajak putranya itu berbincang untuk mengetahui kenapa putranya tiba-tiba merajuk.Devan menyuruh anggota keluarganya yang lain, pergi lebih dulu menuju ke toko yang akan mereka tuju tadi. Sandra pun segera mengondisikan para anggota keluarganya, agar mereka tidak khawatir tentang Nathan.“Nathan kenapa tadi? Nathan liat sesuatu?” tanya Devan penuh kelembutan.Nathan mengangguk, “Nathan liat Tante Maya. Nathan gak mau ke sana.” N

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Video Penculik

    “Pak, video cctv-nya berhasil diperbaiki.” Raka datang sambil membawa iPad di tangannya.“Mana videonya,” pinta Devan yang ingin melihat sosok wanita yang sudah menculik anaknya kemarin.Raka langsung memberikan iPad yang ada di tangannya itu pada atasannya. Dia ingin atasannya itu juga melihat apa yang sudah ditemukan oleh Bayu setelah memperbaiki kualitas gambar dari CCTV Mall tersebut.Sandra yang juga ingin melihat video rekaman penculikan putranya, segera menggeser posisi duduknya mendekati sang suami. Dia ingin mencari sosok wanita yang berani mengaku sebagai Maya dan membuat seluruh keluarganya panik keseharian.“Mas, kok masih belum terlalu kelihatan ya,” ucap Sandra ketika dia melihat video yang kini sedang diputar suaminya itu.“Iya. Kualitas videonya emang udah bagus. tapi aku juga nggak gitu kenal sama orang itu. Kayaknya dia emang sengaja ngelakuin ini karena penyamarannya benar-benar full. Lihat aja itu mulai dari topi, masker, sampai rambutnya pun kayaknya juga palsu.

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Mencari Kemungkinan Lain

    Kepala Devan rasanya mau pecah memikirkan siapa orang yang telah membawa putranya kemarin secara diam-diam. Setelah Nathan mengkonfirmasi kalau bukan Maya, asisten istrinya yang membawa dia kemarin, kini Devan semakin bingung dengan sosok wanita yang berani mencari masalah dengan dirinya itu.Devan masih duduk di sofa yang ada di teras belakang rumahnya sambil melihat ke arah putranya yang kini tengah berenang ditemani oleh Wati. Pria kecilnya itu sama sekali tidak menunjukkan gelagat yang aneh, meskipun ada Maya di sekitar sana bersama dengan istrinya.“Tampaknya emang bukan Maya pelakunya, Pak,” ucap Raka yang ikut memberi penilaian pada peristiwa ini.“Iya, kayaknya emang bukan Maya. Terus Maya yang mana ya? Kayaknya aku nggak pernah kenal lagi ada nama Maya lain yang dikenal sama Nathan. Siapa sebenarnya orang ini? Berani bener dia main-main sama aku,” gerutu Devan sambil mencoba memikirkan berbagai kemungkinan tentang orang yang dia curigai.“Apa mungkin orang itu Bu Irene, Pak

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Saat Pengujian

    Sandra menatap ke arah suaminya. Dia seolah sedang meminta pertimbangan dari suaminya tentang apa yang harus dia lakukan saat ini.Devan meminta Sandra untuk menyiapkan pertemuan antara Maya dengan putra mereka. Sandra pun akhirnya menyuruh Maya untuk tetap menunggu di ruang kerjanya sementara dia akan menemui Nathan di rumah utama bersama dengan suaminya.“Mas, nanti kalau Nathan trauma gimana?” tanya Sandra sambil berjalan keluar dari ruang kerjanya bersama sang suami.“Semoga aja nggak. Ya udah yuk, kita coba dulu biar masalah ini cepat selesai,” jawab Devan penuh harap agar putranya bisa memberikan petunjuk.“Ya udah deh, kalau gitu aku kasih pengertian dulu ke Nathan ya. Nanti kalau aku rasa dia udah siap, Mas Devan suruh Raka bawa Maya ke sini ya.”“Oke, sayang. Kita santai aja dulu ya. Kamu juga jangan terlalu panik, ntar takutnya nyalur ke Nathan,” pesan Devan pada sang istri.“Iya, Mas.”Sandra segera berjalan menuju ke putranya yang saat ini tengah bermain bersama dengan

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Menginterogasi Maya

    “Maya, saya mau bicara sama kamu,” ucap Devan yang baru saja masuk bersama dengan Raka.Maya melihat ke arah Sandra lalu ke arah Devan lagi, “Ada apa ya, Pak?” “Mas,” panggil Sandra sambil melihat ke arah suaminya.Devan tidak menjawab panggilan istrinya dan hanya memilih untuk mengangguk saja pada istrinya itu. Dia kemudian menyuruh sang istri untuk berpindah tempat duduk karena dia ingin duduk berhadapan dengan Maya.Devan ingin melihat ekspresi Maya ketika nanti dia mengintrogasi wanita itu. Devan yang kini sudah didampingi oleh Sandra dan Raka, siap untuk mencari tahu kebenaran tentang kejadian kemarin.Maya menoleh ke arah Sandra. Suasana di ruang kerja Sandra kali ini tampak sangat berbeda, karena wajah ketiga orang yang sedang bersamanya kali ini tampak sangat serius. Sepertinya ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan oleh suami dari atasannya tersebut.“Maaf, ada apa ini ya, Bu?” tanya Maya yang kini sedang bingung.“Maya, saya mau tanya ke kamu. Tapi saya minta ka

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Mengamati

    “Mas, Maya udah datang,” ucap Sandra sambil menepuk paha suaminya.Devan ikut menoleh ke arah luar. Dia melihat ada sebuah mobil baru saja berhenti di depan rumahnya.Tidak lama kemudian seorang wanita keluar sambil membawa tas rangsel dan juga tas jinjing besar yang berisi kertas gambar yang menjadi pekerjaannya. Tampak Maya saat ini tengah melihat ke arah rumah Devan yang pagi ini sedikit ramai.Maya agak sedikit ragu untuk masuk ke dalam rumah atasannya, karena di dalam rumah tampak sedang ada banyak orang. Namun karena ada lambaian tangan dari Sandra, maka Maya berani untuk melangkah masuk ke dalam rumah Sandra.Sandra menoleh ke arah suaminya, “Gimana ini, Mas?” tanya Sandra ingin meminta pendapat Devan. Temuin dulu di ruangan kamu,” jawab Devan sambil menyuruh istrinya agar bisa segera masuk ke ruang kerjanya sendiri.“Ya udah, aku masuk dulu. Ayo masuk, May,” panggil yang kemudian segera beranjak masuk ke ruang kerjanya sendiri yang berada di samping ruang kerja dewan.Maya

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Para Bodyguard

    Ting.Ponsel Devan berbunyi. Pria yang tadinya sedang sibuk memeriksa berkas yang dibawa oleh asisten pribadinya itu, kini mengalihkan perhatiannya pada benda pipih yang ada di sampingnya. Devan melihat ada notifikasi pesan dari Bayu, orang yang selama ini selalu dia percaya untuk melakukan penyelidikan di luar.“Raka, Bayu udah kirim kabar,” ucap Devan memanggil asisten pribadinya.“Video CCTV ya, Pak?” ucap Raka yang kemudian segera beranjak menuju ke meja kerja atasannya lagi.“Kita lihat dulu.”Raka yang sudah di tadi bekerja di sofa tamu yang ada di ruangan kerja Devan, segera berpindah menuju ke kursi yang ada di depan meja kerja atasannya itu. Dia ingin tahu video CCTV yang dikirimkan oleh Bayu, karena dia juga penasaran siapa sebenarnya orang yang sudah mencoba untuk membuat masalah dengan keluarga ini.Sebelum membuka pesan dari Bayu, Devan langsung mentransfer video kiriman Bayu itu pada ipad-nya. Dia ingin tampilan yang lebih besar agar bisa dengan jelas melihat rekaman C

  • Penyesalan Terdalam Suami Arogan   Apa Betul Dia?

    “Mama, Nathan nggak mau sama Tante Maya!” ucap Nathan memotong ucapan Sandra dengan suara yang sedikit keras.Sandra dan Devan sama-sama kaget mendengar ucapan dari putra mereka. Mereka berdua pun saling berpandangan dengan pemikiran yang sama saat ini.Nathan tidak pernah bereaksi seperti itu terhadap orang lain selama ini. Namun entah mengapa tiba-tiba Nathan mengatakan kalau dia tidak mau bertemu dengan Maya.“Mas,” panggil Sandra pelan.Devan menggenggam tangan istrinya, “Nathan ... Nathan pernah ketemu sama Tante Maya?” tanya Devan berharap akan mendapatkan jawaban tentang siapa yang sudah membawa putranya pergi kemarin.“Nathan nggak mau ketemu sama Tante Maya. Tante Maya enggak mau anterin Nathan pulang, tapi Nathan malah ditinggal pergi,” jawab tentang dengan nada kesal.Sandra dan Devan semakin kaget dengan cerita dari putra mereka itu. Kini mereka tahu siapa yang membawakan pergi hari itu.Devan langsung melihat ke arah istrinya, “Panggil Maya sekarang juga!” geram Devan p

DMCA.com Protection Status