Share

3. Jadi Nyonya Muda???

Sementara itu di benua lain, Jina membelalak kaget, mulutnya bahkan sampai menganga lebar melihat sosok pria yang diatur untuk Liera baru turun dari mobil taxi.

"Tunggu, kau baru sampai?!!" 

Pria itu tertawa, menggosok kepalanya yang gundul halus bercahaya. "Ahaha, aku tersesat lagi tadi. Sudah kubuka maps tapi ternyata jalur yang kuambil jalur khusus busway. Aku berurusan agak lama dengan polisi tadi."

Jina mengepal tangan kuat. Sedikitpun tak ada ekspresi yang coba ia sembunyikan saat itu. "Lalu, lalu siapa yang ada di dalam?!"

"Hm?" 

"Dasar bodoh! Kau mengacaukan segalanya!" Padahal Jina sudah membayar wartawan kemari, menyusupkan mereka ke hotel diam-diam, memberi uang tutup mulut pada beberapa staf hotel. Tapi apa gunanya semua itu bila ternyata tidak ada siapapun kecuali Liera yang didalam sana?!!! 

"Aku, aku sudah menghabiskan hampir seluruh tabunganku untuk ini." Jina frustasi. Mau dipikir bagaimanapun dia tidak boleh berhenti sampai disini. Dia sudah kehilangan banyak uang!

Untuk itu Jina naik ke lantai 5. Tapi para wartawan tampak lebih senang dari sebelumnya. Suasana yang lebih ramai dari perkiraannya dan...

"Lihat bagaimana wanita itu digagahi." Hanya mendengar kalimat lalu itu dari wartawan wanita yang lewat, senyumnya merekah bahagia.

Benar, dia baru ingat. Dia tidak mengunci pintu kamar itu.

Tentu saja akan ada pria lain yang masuk kedalam.

Mungkin pria tua dan gemuk yang bahkan bentukannya sangat menjijikan?

Intinya, usaha Jina tidak sia-sia!

Gadis itu tersenyum puas karena keesokan harinya, Jina melihat seluruh karyawan membenci Liera--sama seperti dirinya.

Meski belum tahu siapa pria yang meniduri Liera.

"Hei lihat siapa yang datang." Beberapa karyawan wanita berkumpul begitu Liera datang ke kantor.

"Bukannya dia jalang tuan muda Exvander?"

"Hahaha, paling juga habis dipakai ya dibuang. Oh atau sekarang posisinya memang sudah dibuang ya?"

Mereka tertawa dengan suara besar. Tujuannya sudah jelas untuk memicu kritikan lainnya yang mungkin belum tersampaikan.

"Kelihatannya seperti karyawan teladan, memang ya hati orang tidak ada yang tau." Wanita berambut ikal panjang menghampiri meja Liera, dia adalah sahabat Jina—Malis. "Kau dibayar berapa sama tuan muda?"

"Dibayar apanya?" Yang lain menyahut. "Palingan dianya aja yang berusaha naik ke atas ranjang tuan muda."

"Itu benar. Tuan muda Exvander dengan dia?? Tidak masuk akal. Para kekasihnya saja setara artis dan pengusaha wanita, sementara dia? Hanya karyawan biasa yang tidak pernah naik jabatan."

Malis tersenyum miring. "Dasar murahan, aku tidak percaya bekerja di kantor yang sama dengan orang sepertimu."

"Teman-teman hentikan." Jina datang dari arah ruangan manajer. Lipstiknya sedikit berantakan dan pakaiannya tampak kusut. "Kak Liera hanya kesepian, jangan terlalu menyalahkannya."

"Heh, merasa kesepian? Apa kau mau kukenalkan dengan seseorang? Meskipun penampilannya jauh dibawah rata-rata, tapi dia cocok untukmu dia juga bisa memelukmu sepanjang malam untuk mengusir rasa kesepianmu." Malis menunjuk-nunjuk.

"Aku tidak paham mengapa kau sampai semarah ini karna masalahku, Malis. Kau menghampiriku lebih dulu di mejaku dan mencercaku ini itu, jangan bilang kau cemburu karna wanita yang bersama tuan muda Exvander adalah aku bukan dirimu Malis."

"Sembarangan! Aku tidak sepertimu yang naik keatas tempat tidur orang lain dengan tidak tahu malu. Kenapa aku marah? Bukannya sudah jelas? Aku marah karna aku bekerja di kantor yang sama dengan orang murahan sepertimu."

"Seperti perusahaan ini milikmu saja."

"Apa?"

"Aku bilang, kau setantrum ini seperti beranggapan bahwa kaulah pemilik perusahaan ini. Biar ku ingatkan sekali lagi padamu Malis, perusahaan ini milik keluarga Exvander. Bukan milik seorang Malis Tiffany. Jadi jangan terlalu sok, kau hanyalah karyawan yang datang setelah aku."

"Dasar wanita jalang!"

Liera dengan cepat menahan pergelangan tangan yang akan menamparnya itu. "Hati-hati dengan ucapanmu, Malis. Karna tidak ada yang tau, bisa saja orang yang kau sebut sebagai jalang tuan muda Exvander ini menjadi istrinya tuan muda."

"Liera Fareeda, datang keruangan Kepala Bagian Pemasaran." Seorang wanita lain datang memanggil.

Liera kembali menatap Malis, menghempaskan tangannya kemudian pergi.

"Malis, apa kau baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa Jina. Wanita jalang itu, aku pasti akan membalasnya, huh!" Malis kembali ke tempatnya.

Sementara itu Jina yang masih berdiri disana menatap nyalang tempat Liera.

Wanita itu, bermimpi menjadi istri seorang tuan muda??? Yang benar saja.

Kemarin, setelah keberhasilannya menjebak Liera, dia tidur sambil berharap dihampiri mimpi indah akan kehancuran Liera. Namun boro-boro hancur, di mimpinya Liera hidup bahagia dengan kekayaan yang tak terhitung banyaknya.

Dia pikir itu hanya sebuah mimpi. Tapi melihat berita pagi ini, Jina syok sampai terjatuh ke lantai. Pria yang bersama dengan Liera malam itu bukanlah pria sembarangan melainkan seorang tuan muda dari keluarga Exvander. Pria yang menjadi idaman abad ini oleh hampir seluruh dunia. Baik dalam segi kekayaan, ketampanan, dan... Keperkasaan tentunya. 

Ah, Jina  sudah meminta foto aslinya pada temannya dan kehadiran Liera disana sangat mengganggu fantasi nakalnya.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, mana mungkin Liera menjadi seorang Nyonya muda?

Dia bahkan jauh dibawah standar Tuan muda yang sering berkencan dengan artis-artis idola.

Ya, Liera mana mungkin jadi Nyonya muda!

Kalau Liera sampai menjadi Nyonya muda Exvander, maka dia tidak akan berani mengangkat wajahnya seumur hidup!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status