Ternyata Tuan Muda

Ternyata Tuan Muda

last updateLast Updated : 2025-02-17
By:  Lentera SenjaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
44Chapters
277views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Samuel Adams, seorang pria muda berusia 23 tahun yang hidup seorang diri di tengah-tengah ramainya kota Hozo. Tanpa seorangpun yang mengenalinya dan tanpa seorangpun yang ia ingat setelah bangun dari tidur panjangnya. Dokter hanya mengatakan jika ia mengalami kecelakaan parah dan mengalami amnesia, sementara saat di temukan. Tidak ada satupun identitas, orang yang menabraknya lah yang membawanya ke rumah sakit, setelah memenuhi semua tanggung jawabnya ia pergi. Namun, setelah terbangun Samuel sama sekali tidak tau tentang siapa dirinya. Hanya satu petunjuk yaitu kalung safir yang ia kenakan dan bertuliskan namanya di sana membuatnya menggunakan nama itu. Selama beberapa tahun terakhir, Samuel hidup seorang diri dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Apalagi setelah ia memutuskan untuk memasuki universitas, ia tau harus tetap mengejar apa mimpinya sekalipun darah keringat dan air mata di korbankan. Ia yakin, bahwa dengan itu pasti akan membantunya mengetahui identitasnya. Hidup yang tidak mudah Samuel alami setelah memasuki universitas, ntah itu ejekan ataupun cemoohan karena ia hanya orang miskin yang memasuki unversitas lewat jalur beasiswa. Tampaknya dunia masih memberikan keadilan baginya, setelah mengalami keduanya yang di sengaja. Samuel berhasil mendapatkan kembali ingatannya yang hilang dan membalas sedikit rasa sakitnya.

View More

Chapter 1

Bab 01 ( Dia Samuel

Hari itu di asrama Universitas Hozo, beberapa mahasiswa terlihat berkumpul di atap. Dengan beberapa dari mereka terlihat tertawa bahagia melihat salah satu teman mereka di kerubunginya bersamaan.

"Jangan ku mohon, jangan hancurkan!" mohonnya pada para pembully yang berdiri di hadapannya dengan memegang sebuah handphone jadul.

"Kenapa? Kau tenang saja, aku tidak akan menghancurkannya. Tapi, aku akan membuangnya. Hahah," tawa mahasiswa itu kemudian melemparkan telephone genggam di tangannya sekuat tenaga tanpa peduli larangan Samuel, pria muda yang tengah mereka jadikan mainan.

"Gerald kau!" Samuel marah, ia benar-benar marah kali ini. Handphone itu meskipun sederhana, namun adalah perjuangannya selama lebih dari satu tahun. Jangan tanya mengapa begitu sulit, Samuel selalu di persulit dalam hal apapun oleh anak-anak orang kaya itu. Termasuk hidupnya di universitas, mereka selalu mempersulitnya sekalipun samuel melawan mereka tetap meremehkannya.

Samuel memberontak dengan marah, kemudian memukul Gerald yang berdiri di hadapannya dengan kera hingga mimisan.

"Apa, Samuel! Beraninya kau!! Sialan, hajar dia!" perintah gerald terhadap anak-anak buahnya yang kemudian menyerang Samuel dan memukulinya hingga babak belur.

Keesokan harinya, uniersitas besar kota Hozo itu gaduh dan di padati oleh mobil mewah yang berjajar. Di susul dengan berita bahwa Samuel telah memukuli Gerald tadi malam. Sedangkan yang menjadi pembicaraan seluruh kampus, masih sibuk bergelung dengan selimut tebal. Dia demam tinggi setelah apa yang terjadi tadi malam. Teman-teman sekamarnya kelimpungan untuk bergantian merawatnya.

"Gerald benar-benar keterlaluan, mentang-mentang dia anak orang kaya dia bisa meremehkan kita begitu saja? Tidak, aku tidak terima. Menghina samuel seperti ini sama saja dengan menghina kita semua," ujarnya sarkas.

"Harper, ku harap kau bisa mengendalikan dirimu, jika kau mencari masalah pada Gerald sekarang. Kau hanya akan menambah masalah baru, dia anak orang berkuasa di kota Hozo bahkan di kampus ini." lerai salah seorang.

"Apa kau tidak punya hati? Aiden, jika kau yang di perlakukan demikian kau akan bagaimana Ha?" Harper bertanya dengan marah terhadap teman sekamarnya itu.

"Harper kendalikan dirimu, kita tidak bisa mencari masalah dengannya. Setidaknya untuk saat ini," jawab Aiden. Harper ingin tetap marah, sebelum sebuah suara menginterupsinya.

"Kak Harper?" panggil Samuel yang tampaknya baru saja terbangun mengalihkan perdebatan mereka berdua.

"Sam, kau sudah bangun?Bagaimana perasaanmu?" tanya Harper seraya mendekat.

"Aku sudah merasa lebih baik, maaf merepotkan kakak kakak," ujar Samuel.

"Jangan pedulikan itu, asal kau baik-baik saja. Itu sudah cukup bagi kami," jawab Harper. Ucapan Harper benar-benar membuat Samuel tersentuh hingga tersenyum.

Yah, Samuel, Harper beserta Aiden. Mereka adalah tiga serangkai dalam satu kamar. Harper si pemarah, Aiden yang tenang dan yang terakhir adalah Samuel yang selalu menjadi sasaran tinju Gerald beserta antek-anteknya. Mereka di pertemukan karena kondisi ekonomi mereka yang hampir sama.

"Kak Harper, ku harap kau tidak mencari masalah hanya karena diriku! Aku masih bisa menyelesaikan ini sendiri," ujar Samuel.

"menyelesaikannya sendiri? Kau jangan konyol Sam! Kau tidak ingat terakhir kali kau ingin membalas dendam pada Gerald, kau bahkan tidak bisa mengikuti kegiatan kuliah hampir satu tahun dan membuatmu tertinggal pelajaran satu tahun." tambah Harper.

"Maka dari itu, tolong jangan ikut campur kak. Aku tidak ingin orang-orang terdekatku juga mengalami masalah hanya karena diriku." cegah Samuel menggenggam pergelangan tangan Harper.

"Samuel apa kau masih tidak mengerti juga? Dia sengaja selalu menargetkanmu, kau," belum Harper menyelesaikan ucapannya, seorang mahasiswa membuka kamar asrama Samuel.

"Samuel kau di panggil dekan sekarang juga!" ujarnya, membuat ketiga orang itu saling pandang.

Samuel Adams, itu nama yang dia ketahui. Sebenarnya samuel tidak tau siapa dirinya saat terbangun di kamar rumah sakit beberapa tahun yang lalu. Dia mengetahuinya dari sebuah kalung safir biru yang melingkar di lehernya dan bertuliskan namanya.

Beberapa bulan dari itu, sebagai menutup hidupnya yang bisa di sebut sebatang kara. Samuel bekerja sebagai pelayan sebuah restoran hotel dan tinggal di asrama pegawai, sebelum kemudian mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai pengantar makanan seusainya masuk universitas. Mahasiswa kelas karyawan itu menjalani dua pekerjaan sekaligus setiap sepekan. Sebagai pengantar makanan di siang hari dan sebagai pelayan retoran di malam hari sebelum kembali ke asramanya. Hidup seorang diri tentunya membuatnya membutuhkan sedikit lebih banyak uang bukan? Belum lagi biaya kuliahnya meski terbantu oleh bea siswa yang di dapatnya dari universitas.

Di ruang dekan, beberapa pria bertubuh tinggi besar berdiri di samping pintu. Sedangkan di kursi dekan seorang pria duduk dengan sang istri berdiri di sebelahnya, lalu dimana pak dekan? Pria itu berdiri di depan mereka dengan kepala menunduk.

"Aku tidak ingin kejadian yang sama terjadi dua kali, kau tentunya tau kan? Bahwa aku adalah salah satu investor terbesar di universitas ini?" tanyanya.

"I-iya tuan saya mengerti, maafkan atas kelalaian kami!" jawab dekan dengan gugup juga gemetaran.

"Heh kamu? Kemana anak itu, kenapa belum datang? Berani sekali dia membuat tuan Smith menunggu," panggil dekan pada pria yang berdiri di hadapannya.

Belum juga di jawab pintu ruang dekan sudah di ketuk dari luar sebelum si pelaku masuk dan membungkukkan badannya.

"Maaf membuat anda semua menunggu," ujar Samuel.

"Kau kau kau, kau tau apa konsekuensi membuat tuan Smith menunggu?" tanya dekan.

"Maafkan saya!" jawab Samuel.

"Aku ingin tau, siapa yang sudah berani membuat masalah dengan putraku ini? Apa dia bahkan pantas untuk sekedar menjilat sepatuku?" tanya tuan Smith bangkit dari duduknya mendekati Samuel dengan kedua tangan di dalam saku celana.

Setibanya di hadapan Samuel tuan Smith tiba- tiba memukul Samuel hingga tersungkur, setelahnya ia membungkuk dan meraih dagu Samuel sebelum berucap.

"Kau terlalu berani untuk membuat masalah dengan keluargaku, kau tau siapa aku? Kau bahkan berani membuat masalah dengan putraku, orang miskin dan tidak berguna sepertimu berani sekali membuat masalah denganku. Hhhh, kau bahkan tidak ada seujung kukupun berhak untuk mempermalukanku." tuan Smith berucap dengan dingin, lalu menghempas dagu Samuel.

"Karena aku tidak bersalah, aku tidak akan memukulnya jika Gerald tidak keterlaluan padaku. Apa tuan Smith bahkan tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk? Jika memang benar berarti keluarga kalian adalah pengecut meskipun kalian adalah keluarga kaya. Jika Tuan keberatan dengan tuduhan saya, maka saya meminta keadilan untuk semua ini," Ujar Samuel sarkas.

"Apa katamu, kau. Orang miskin tidak tau diri," maki tuan Smith marah hingga muntah darah.

"Punya keberanian apa kau menghina keluargaku? Aku tidak butuh mana yang benar dan mana yang salah. Kau bilang ingin meminta keadilan? Cihh, aku. Aku Michael Smith adalah keadilan di sini, kau bahkan tidak punya hak untuk meminta keadilan kepadaku," ucapnya menghina Samuel.

"Benar kata pepatah, buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya." jawabnya enteng.

"Kau, kau orang miskin tidak tau diri. Pak dekan? Beginikah caramu mendidik mahasiswamu?" tanya Michael pada dekan yang sedari tadi diam dengan kepala menunduk.

"Tu-tuan Smith, saya tidak berani. Saya akan menghukum anak ini secepatnya. Samuel, jangan tidak tau diri! Cepat minta maaf pada tuan Smith, atau kau akan tau akibatnya." perintah pak dekan.

"Aku tidak akan minta maaf, sudah ku katakan aku tidak bersalah." tolak Samuel, sukses membuat tuan Smith semakin marah.

"Pak dekan sepertinya aku harus memberikan pelajaran untuk anak didikmu ini," ancam tuan Smith, namun Samuel tidak terlihat takut sama sekali.

"Tu-tuan," panggil pak dekan namun tidak dipedulikan oleh Michael.

Sekalipun Samuel membuat masalah, dekan tetaplah tidak terima jika mahasiswanya di sakiti. Apalagi di dalam area kampus, yang tentunya bisa menimbulkan citra buruk universitas. Di tambah, universitas Hozo adalah universitas terbaik di bawah kekuasaan Adams group, sebuah keluarga besar nomor satu di Negara S. Dia tidak ingin memperburuk namanya selama menjadi dekan di sana. Di tambah Samuel adalah maha siswa berprestasi di Universitas Hozo menjadikannya mendapatkan beasiswa selama kuliahnya.Usai itu, Michael memanggil anak buahnya mendekat.

"Kalian, beri anak ini pelajaran berharga yang tidak akan pernah dia lupakan!" perintahnya.

"Baik," jawab anak buah Michael yang kemudian meraih kedua tangan Samuel bersiap untuk memberinya pelajaran. Namun, ketika akan siap untuk memukul suara Michael menginterupsi.

"Tunggu sebentar!" tahannya membuat semua orang menatapnya.

"Aku akan menarik hukumannya, jika dia mau berlutut dan melewati bawah kakiku. Lalu pergi dari Negara S dengan senang hati." tambah Michael mengejutkan semua orang termasuk Samuel.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
44 Chapters
Bab 01 ( Dia Samuel
Hari itu di asrama Universitas Hozo, beberapa mahasiswa terlihat berkumpul di atap. Dengan beberapa dari mereka terlihat tertawa bahagia melihat salah satu teman mereka di kerubunginya bersamaan. "Jangan ku mohon, jangan hancurkan!" mohonnya pada para pembully yang berdiri di hadapannya dengan memegang sebuah handphone jadul. "Kenapa? Kau tenang saja, aku tidak akan menghancurkannya. Tapi, aku akan membuangnya. Hahah," tawa mahasiswa itu kemudian melemparkan telephone genggam di tangannya sekuat tenaga tanpa peduli larangan Samuel, pria muda yang tengah mereka jadikan mainan. "Gerald kau!" Samuel marah, ia benar-benar marah kali ini. Handphone itu meskipun sederhana, namun adalah perjuangannya selama lebih dari satu tahun. Jangan tanya mengapa begitu sulit, Samuel selalu di persulit dalam hal apapun oleh anak-anak orang kaya itu. Termasuk hidupnya di universitas, mereka selalu mempersulitnya sekalipun samuel melawan mereka tetap meremehkannya. Samuel memberontak dengan marah, kem
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
Bab02 ( Drop Out dan Dicampakkan )
Samuel dekan maupun semua orang terdiam, sungguhkah Michael akan mempermalukan Samuel sebanyak itu?"Apa perlu ku ulangi lagi, kau akan ku maafkan. Asal kau berlutut di kakiku dan lewat di bawah kakiku." tambahnya sambil menaikkan sebelah kakinya pada kaki meja."Aku tidak bersalah, anak manjamu itu yang bersalah. Dia-dia sudah membuang telephone genggamku yang ku beli susah payah." jelas Samuel."Hah, hahah apa katamu? Hanya sebuah telephone genggam, hanya untuk barang busukmu itu kau memiliki keberanian untuk memukul anakku ha?" tanya Michael, merasa lucu atas Samuel."Karena kau tidak pernah tau bagaimana perjuanganku untuk mendapatkannya," Samuel menjawab sambil meronta. Namun, sebuah pukulan keras yang justru ia dapat dari Michael hingga bibirnya berdarah. Luka kemarin yang bahkan kemarin belum sembuh kembali berdarah."Berlutut padamu, hhh. Jangan harap aku melakukannya, kau fikir kau begitu terhormat untuk membuatku berlutut padamu? Kau sama sekali tidak pantas, Tuan Smith."
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
Bab03 ( Kembali Seorang Diri )
Setelah semua yang terjadi, Samuel akhirnya kembali seorang diri. Dikeluarkan dari universitas, di campakkan oleh orang yang ia pikir masih bisa di harapkan membuatnya begitu terpukul. Apalagi keduanya terjadi di hari yang sama."Kenapa hidupku harus seperti ini? Tidak bisakah takdir berpihak padaku sekali saja? Benar, andai aku bisa sedikit lebih kaya. Aku pasti tidak akan di perlakukan seperti ini." gumam Samuel, kemudian berjalan menyusuri jalan di bawah sinar rembulan menuju hotel dimana ia mengambil kerja paruh waktunya. Setibanya di sana, Samuel meletakkan ranselnya di ruangan khusus pegawai hotel kemudian berganti pakaian dengan pakaian waiters."Andai aku tau siapa diriku, mungkin itu akan sedikit lebih baik. Dari pada aku hidup begini, tanpa aku tau siapa diriku dan siapa keluargaku sebenarnya." ucap Samuel menghadap cermin toilet yang menampakkan wajahnya sendiri."Samuel Adams, siapa dirimu sebenarnya?" tanya Samuel pada dirinya sendiri kemudian menghela nafas lalu pe
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
Bab04 ( Tidak Ada Akhirnya )
Dua hari usai di drop out dari universitas, Samuel menjalaninya harinya dengan normal-normal saja. Selain, bertemu dengan Gerald sehari yang lalu dan anak itu mencari masalah dengannya tanpa sebab yang pasti. Sedangkan hari itu, hotel La Daviella di sewa seorang konglomerat untuk sebuah acara pesta. Sebagai seorang waiters di sana, Samuel tentunya memiliki tugas di sana sejak pagi untuk ikut menyiapkan beberapa keperluan pesta. Karena pesta tersebut akan di laksanakan malam nanti, yang pastinya akan di hadiri oleh orang-orang golongan atas di Negara S. Namun, satu yang Samuel harapkan adalah tidak adanya Gerald di sana. Sebagai salah satu keluarga golongan atas di kota Hozo, keluarga Smith pastinya memiliki undangan untuk hadir di dalam pesta."Sam, segar bersiap-siaplah! Beberapa jam lagi pesta akan di mulai. Mungkin malam ini akan sedikit lebih sibuk dan sulit untukmu. Semangat Samuel," ujar salah seorang gadis pada Samuel dan di respon dengan sedikit senyuman."Kau juga, Ali
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
Bab 05 ( Berusaha Menjaganya )
Malam itu di kamar 409, bahkan hingga pagi ini. Tuan Adams yang tengah sibuk mengotak atik Atik laptopnya. Pikirannya sama sekali tidak tengah setelah pertemuan singkatnya dengan Samuel yang mengantarkan makanan padanya malam tadi. Meskipun sudah mendapatkan informasi singkat mengenai Samuel, pikirannya tetap tidak tenang. Dikarenakan informasi tentang Samuel yang ia dapatkan masih samar dan tidak ada kejelasan. "Cari tau informasi tentang pelayan tadi dan berikan padaku secepatnya, sebisa mungkin hari ini juga!" perintahnya pada seorang pelayan pria di sampingnya, sambil menyerahkan sebuah flashdisk yang kemudian di terima dengan baik. Bukan tanpa alasan tuan Adams bereaksi demikian, karena bagaimanapun juga. Ia berada di kota Hozo dengan membawa tugas resmi dari tuan besar Adams. Dan kini, ia sudah mulai menemukan sedikit titik terang meskipun belum ada kejelasan. "Tuan muda, apakah itu benar-benar anda?" gumamnya sambil bersandar pada sandaran kursi. Beberapa jam kemudian di
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
Bab 06 ( Terbukti )
Mendengar penuturan Michael, Victory langsung terkejut. Matanya langsung membelalak dengan raut muka panik muncul pada wajahnya."Tu-tuan, saya mohon jangan berhentikan saya. Saya akan berusaha untuk memperbaiki diri dan sikap saya. Saya," jawab Victory yang langsung melihat ke arah Samuel, lalu berjalan cepat mendekati Samuel."Dia-dia yang melakukannya Tuan, bukan saya. Tolong jangan pecat saya, Gerald yang melakukannya." tuduh Victory terhadap Gerald membuat Gerald berekpresi tidak terima."Kenapa kau menuduhku, bukankah kau juga melakukannya. Jangan hanya melimpahkan kesalahan padaku saja, padahal jelas-jelas kau juga ikut memukul dan menganiaya Samuel." bantah Gerald."Apa katamu, bukankah kau juga yang memintaku untuk datang kemari ha??" bentak Victory. Membuat mereka berdua saling berdebat selama beberapa saat,"CUKUP!! Kalian benar-benar membuatku sangat muak, bawa mereka berdua pergi!" perintah Michael di iyakan oleh para pengawalnya."Tuan?" panggil Victory."Keluar sebe
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more
Bab 07 ( Terpaksa Kehilangan Pekerjaan )
Pagi itu, Samuel terlihat sibuk di kamarnya. Bukan kamarnya, lebih tepatnya kamar yang di sediakan hotel untuk para karyawan. Ia terlihat mengemasi semua barang-barangnya ke dalam sebuah tas ranselnya. Ia merasa tidak tenang jika tinggal di sini, ia merasa jika lingkungan orang kaya sepertinya tidak cocok untuknya."Sam, kau mau kemana?" tanya seorang pemuda yang memasuki kamar lalu duduk di tepian ranjang milik Samuel."Ku rasa aku harus pergi kak Vin, sepertinya aku akan menghadapi masalah yang lebih serius setelah ini. Aku tidak ingin jika kalian semua menjadi korban dari masalahku dengan Gerald juga tuan Victor." jelas Samuel."Tapi bukannya tadi kau yakin sekali jika dia tidak akan mengganggumu lagi? Kau bilang begitu pada Via kan?" tanya Kevin."Via? Dia bilang begitu padamu?" tanya Samuel menuntut."Iya, dia menceritakan apa yang terjadi pada kalian kemarin malam. Tuan Victor juga sudah di pecat, ku dengar tuan Gerald juga di hapus dari daftar member hotel." jelas Kevin."Ka
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
Bab 08 ( Bertemu Kembali )
Karena kericuhan di depan hotel, Samuel akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam hotel. Sambil melihat kesana-kemari ada kejadian apakah di sana. Di tambah ia mendengar jika tuan besar Adams akan berkunjung. Ia bisa menebak, tentunya ada hal besar bukan, jika sekelas tuan besar Adams sampai datang secara pribadi. Sebelum kemudian suara seseorang menginterupsinya."Kau masih berani ya ternyata, memperlihatkan dirimu di kalangan kelas atas seperti ini?" tanya seseorang itu membuat Samuel menoleh dan di lihatnya Gerald di sana."Kau tau tempat apa ini? Ooo, atau jangan-jangan kau sengaja mengikuti ku ya untuk bisa masuk ke tempat ini? Kau tau, masuk hotel Grand tidak semudah memasuki gubuk mu itu, tau? Masuk hotel Grand di butuhkan akses untuk bisa melewati pintu utama. Atau jangan-jangan kau mau mencuri di sini ya?" tuduh Gerald."Hei, hei ada orang yang mau mencuri di sini." seru Gerald membuat semua pengunjung hotel Grand melihat ke arah mereka."Aku penasaran bagaimana keamanan h
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
bab 09 ( Semakin Runyam )
Kegaduhan di lobi hotel Grand nampaknya menimbulkan masalah yang lebih serius, apalagi saat direktur utama hotel Grand baru kembali dari perjalanannya dan menemukan masalah besar tampaknya telah terjadi di sana."Ya ampun, apa ini ha? Vas bunganya, lukisannya, siapa yang akan bertanggung jawab atas semua ini?" raungnya memisahkan diri dari teman-temannya dan berlari mendekati pecahan vas keramik yang bercampur kaca pelindung lukisan."Mati aku, ini adalah barang-barang berharga milik keluarga Adams yang sengaja di pajang di sini. Ini adalah barang-barang langka, siapa yang melakukan ini?" marahnya kemudian beralih melihat ke arah Samuel, Damian, Gerald maupun Olive."Kalian, pasti kalian anak-anak nakal. Oh, bukannya kau Damian dan Gerald. Kalian yang melakukannya? Kalian tidak tau betapa berharganya kedua benda ini, kau tau harganya ratusan juta. Siapa yang akan bertanggung jawab, ha?" tanyanya marah."Kau tau siapa aku kan? Kenapa kau masih menyerang kami?" tanya Gerald tidak terima
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
Bab 10 ( Kedatangan William Adams )
Ketika mereka tengah melanjutkan perdebatan panjang, suara sirine mobil polisi terdengar nyaring sebelum berhenti di depan lobi hotel Grand. Semua orang yang semula berkerumun di depan banner beralih melihat apa yang tengah terjadi hingga berurusan dengan polisi."Siapa yang menghubungi polisi?" tanya seorang polisi."Saya, saya pak. Saya ingin orang ini di tangkap saat ini juga. Dia sudah memecahkan barang berharga milik hotel Grand yang bernilai ratusan juta dolar. Tapi dia tidak mau ganti rugi." tuduh Gerald sambil menunjuk ke arah Samuel."Anda, bukankah anda tuan muda Smith. Putra dari tuan Michael Smith?" tanya polisi tersebut, detik itu juga Samuel menyadarinya. Suasana mendadak tidak enak sekali untuk di rasakan, polisi tersebut tiba-tiba saja sangat memuji-muji Gerald. Jelas jika ia adalah seorang penjilat keluarga Smith. Tentunya dapat di tebak bagaimana akhirnya kan?"Saya Richard, komandan polisi di wilayah pusat kota ini. Sekaligus yang bertanggung jawab di wilayah sin
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status