Beranda / Young Adult / Ternyata Tuan Muda / Bab 01 ( Dia Samuel

Share

Ternyata Tuan Muda
Ternyata Tuan Muda
Penulis: Lentera Senja

Bab 01 ( Dia Samuel

Penulis: Lentera Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 20:57:22

Hari itu di asrama Universitas Hozo, beberapa mahasiswa terlihat berkumpul di atap. Dengan beberapa dari mereka terlihat tertawa bahagia melihat salah satu teman mereka di kerubunginya bersamaan.

"Jangan ku mohon, jangan hancurkan!" mohonnya pada para pembully yang berdiri di hadapannya dengan memegang sebuah handphone jadul.

"Kenapa? Kau tenang saja, aku tidak akan menghancurkannya. Tapi, aku akan membuangnya. Hahah," tawa mahasiswa itu kemudian melemparkan telephone genggam di tangannya sekuat tenaga tanpa peduli larangan Samuel, pria muda yang tengah mereka jadikan mainan.

"Gerald kau!" Samuel marah, ia benar-benar marah kali ini. Handphone itu meskipun sederhana, namun adalah perjuangannya selama lebih dari satu tahun. Jangan tanya mengapa begitu sulit, Samuel selalu di persulit dalam hal apapun oleh anak-anak orang kaya itu. Termasuk hidupnya di universitas, mereka selalu mempersulitnya sekalipun samuel melawan mereka tetap meremehkannya.

Samuel memberontak dengan marah, kemudian memukul Gerald yang berdiri di hadapannya dengan kera hingga mimisan.

"Apa, Samuel! Beraninya kau!! Sialan, hajar dia!" perintah gerald terhadap anak-anak buahnya yang kemudian menyerang Samuel dan memukulinya hingga babak belur.

Keesokan harinya, uniersitas besar kota Hozo itu gaduh dan di padati oleh mobil mewah yang berjajar. Di susul dengan berita bahwa Samuel telah memukuli Gerald tadi malam. Sedangkan yang menjadi pembicaraan seluruh kampus, masih sibuk bergelung dengan selimut tebal. Dia demam tinggi setelah apa yang terjadi tadi malam. Teman-teman sekamarnya kelimpungan untuk bergantian merawatnya.

"Gerald benar-benar keterlaluan, mentang-mentang dia anak orang kaya dia bisa meremehkan kita begitu saja? Tidak, aku tidak terima. Menghina samuel seperti ini sama saja dengan menghina kita semua," ujarnya sarkas.

"Harper, ku harap kau bisa mengendalikan dirimu, jika kau mencari masalah pada Gerald sekarang. Kau hanya akan menambah masalah baru, dia anak orang berkuasa di kota Hozo bahkan di kampus ini." lerai salah seorang.

"Apa kau tidak punya hati? Aiden, jika kau yang di perlakukan demikian kau akan bagaimana Ha?" Harper bertanya dengan marah terhadap teman sekamarnya itu.

"Harper kendalikan dirimu, kita tidak bisa mencari masalah dengannya. Setidaknya untuk saat ini," jawab Aiden. Harper ingin tetap marah, sebelum sebuah suara menginterupsinya.

"Kak Harper?" panggil Samuel yang tampaknya baru saja terbangun mengalihkan perdebatan mereka berdua.

"Sam, kau sudah bangun?Bagaimana perasaanmu?" tanya Harper seraya mendekat.

"Aku sudah merasa lebih baik, maaf merepotkan kakak kakak," ujar Samuel.

"Jangan pedulikan itu, asal kau baik-baik saja. Itu sudah cukup bagi kami," jawab Harper. Ucapan Harper benar-benar membuat Samuel tersentuh hingga tersenyum.

Yah, Samuel, Harper beserta Aiden. Mereka adalah tiga serangkai dalam satu kamar. Harper si pemarah, Aiden yang tenang dan yang terakhir adalah Samuel yang selalu menjadi sasaran tinju Gerald beserta antek-anteknya. Mereka di pertemukan karena kondisi ekonomi mereka yang hampir sama.

"Kak Harper, ku harap kau tidak mencari masalah hanya karena diriku! Aku masih bisa menyelesaikan ini sendiri," ujar Samuel.

"menyelesaikannya sendiri? Kau jangan konyol Sam! Kau tidak ingat terakhir kali kau ingin membalas dendam pada Gerald, kau bahkan tidak bisa mengikuti kegiatan kuliah hampir satu tahun dan membuatmu tertinggal pelajaran satu tahun." tambah Harper.

"Maka dari itu, tolong jangan ikut campur kak. Aku tidak ingin orang-orang terdekatku juga mengalami masalah hanya karena diriku." cegah Samuel menggenggam pergelangan tangan Harper.

"Samuel apa kau masih tidak mengerti juga? Dia sengaja selalu menargetkanmu, kau," belum Harper menyelesaikan ucapannya, seorang mahasiswa membuka kamar asrama Samuel.

"Samuel kau di panggil dekan sekarang juga!" ujarnya, membuat ketiga orang itu saling pandang.

Samuel Adams, itu nama yang dia ketahui. Sebenarnya samuel tidak tau siapa dirinya saat terbangun di kamar rumah sakit beberapa tahun yang lalu. Dia mengetahuinya dari sebuah kalung safir biru yang melingkar di lehernya dan bertuliskan namanya.

Beberapa bulan dari itu, sebagai menutup hidupnya yang bisa di sebut sebatang kara. Samuel bekerja sebagai pelayan sebuah restoran hotel dan tinggal di asrama pegawai, sebelum kemudian mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai pengantar makanan seusainya masuk universitas. Mahasiswa kelas karyawan itu menjalani dua pekerjaan sekaligus setiap sepekan. Sebagai pengantar makanan di siang hari dan sebagai pelayan retoran di malam hari sebelum kembali ke asramanya. Hidup seorang diri tentunya membuatnya membutuhkan sedikit lebih banyak uang bukan? Belum lagi biaya kuliahnya meski terbantu oleh bea siswa yang di dapatnya dari universitas.

Di ruang dekan, beberapa pria bertubuh tinggi besar berdiri di samping pintu. Sedangkan di kursi dekan seorang pria duduk dengan sang istri berdiri di sebelahnya, lalu dimana pak dekan? Pria itu berdiri di depan mereka dengan kepala menunduk.

"Aku tidak ingin kejadian yang sama terjadi dua kali, kau tentunya tau kan? Bahwa aku adalah salah satu investor terbesar di universitas ini?" tanyanya.

"I-iya tuan saya mengerti, maafkan atas kelalaian kami!" jawab dekan dengan gugup juga gemetaran.

"Heh kamu? Kemana anak itu, kenapa belum datang? Berani sekali dia membuat tuan Smith menunggu," panggil dekan pada pria yang berdiri di hadapannya.

Belum juga di jawab pintu ruang dekan sudah di ketuk dari luar sebelum si pelaku masuk dan membungkukkan badannya.

"Maaf membuat anda semua menunggu," ujar Samuel.

"Kau kau kau, kau tau apa konsekuensi membuat tuan Smith menunggu?" tanya dekan.

"Maafkan saya!" jawab Samuel.

"Aku ingin tau, siapa yang sudah berani membuat masalah dengan putraku ini? Apa dia bahkan pantas untuk sekedar menjilat sepatuku?" tanya tuan Smith bangkit dari duduknya mendekati Samuel dengan kedua tangan di dalam saku celana.

Setibanya di hadapan Samuel tuan Smith tiba- tiba memukul Samuel hingga tersungkur, setelahnya ia membungkuk dan meraih dagu Samuel sebelum berucap.

"Kau terlalu berani untuk membuat masalah dengan keluargaku, kau tau siapa aku? Kau bahkan berani membuat masalah dengan putraku, orang miskin dan tidak berguna sepertimu berani sekali membuat masalah denganku. Hhhh, kau bahkan tidak ada seujung kukupun berhak untuk mempermalukanku." tuan Smith berucap dengan dingin, lalu menghempas dagu Samuel.

"Karena aku tidak bersalah, aku tidak akan memukulnya jika Gerald tidak keterlaluan padaku. Apa tuan Smith bahkan tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk? Jika memang benar berarti keluarga kalian adalah pengecut meskipun kalian adalah keluarga kaya. Jika Tuan keberatan dengan tuduhan saya, maka saya meminta keadilan untuk semua ini," Ujar Samuel sarkas.

"Apa katamu, kau. Orang miskin tidak tau diri," maki tuan Smith marah hingga muntah darah.

"Punya keberanian apa kau menghina keluargaku? Aku tidak butuh mana yang benar dan mana yang salah. Kau bilang ingin meminta keadilan? Cihh, aku. Aku Michael Smith adalah keadilan di sini, kau bahkan tidak punya hak untuk meminta keadilan kepadaku," ucapnya menghina Samuel.

"Benar kata pepatah, buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya." jawabnya enteng.

"Kau, kau orang miskin tidak tau diri. Pak dekan? Beginikah caramu mendidik mahasiswamu?" tanya Michael pada dekan yang sedari tadi diam dengan kepala menunduk.

"Tu-tuan Smith, saya tidak berani. Saya akan menghukum anak ini secepatnya. Samuel, jangan tidak tau diri! Cepat minta maaf pada tuan Smith, atau kau akan tau akibatnya." perintah pak dekan.

"Aku tidak akan minta maaf, sudah ku katakan aku tidak bersalah." tolak Samuel, sukses membuat tuan Smith semakin marah.

"Pak dekan sepertinya aku harus memberikan pelajaran untuk anak didikmu ini," ancam tuan Smith, namun Samuel tidak terlihat takut sama sekali.

"Tu-tuan," panggil pak dekan namun tidak dipedulikan oleh Michael.

Sekalipun Samuel membuat masalah, dekan tetaplah tidak terima jika mahasiswanya di sakiti. Apalagi di dalam area kampus, yang tentunya bisa menimbulkan citra buruk universitas. Di tambah, universitas Hozo adalah universitas terbaik di bawah kekuasaan Adams group, sebuah keluarga besar nomor satu di Negara S. Dia tidak ingin memperburuk namanya selama menjadi dekan di sana. Di tambah Samuel adalah maha siswa berprestasi di Universitas Hozo menjadikannya mendapatkan beasiswa selama kuliahnya.Usai itu, Michael memanggil anak buahnya mendekat.

"Kalian, beri anak ini pelajaran berharga yang tidak akan pernah dia lupakan!" perintahnya.

"Baik," jawab anak buah Michael yang kemudian meraih kedua tangan Samuel bersiap untuk memberinya pelajaran. Namun, ketika akan siap untuk memukul suara Michael menginterupsi.

"Tunggu sebentar!" tahannya membuat semua orang menatapnya.

"Aku akan menarik hukumannya, jika dia mau berlutut dan melewati bawah kakiku. Lalu pergi dari Negara S dengan senang hati." tambah Michael mengejutkan semua orang termasuk Samuel.

Bab terkait

  • Ternyata Tuan Muda    Bab02 ( Drop Out dan Dicampakkan )

    Samuel dekan maupun semua orang terdiam, sungguhkah Michael akan mempermalukan Samuel sebanyak itu?"Apa perlu ku ulangi lagi, kau akan ku maafkan. Asal kau berlutut di kakiku dan lewat di bawah kakiku." tambahnya sambil menaikkan sebelah kakinya pada kaki meja."Aku tidak bersalah, anak manjamu itu yang bersalah. Dia-dia sudah membuang telephone genggamku yang ku beli susah payah." jelas Samuel."Hah, hahah apa katamu? Hanya sebuah telephone genggam, hanya untuk barang busukmu itu kau memiliki keberanian untuk memukul anakku ha?" tanya Michael, merasa lucu atas Samuel."Karena kau tidak pernah tau bagaimana perjuanganku untuk mendapatkannya," Samuel menjawab sambil meronta. Namun, sebuah pukulan keras yang justru ia dapat dari Michael hingga bibirnya berdarah. Luka kemarin yang bahkan kemarin belum sembuh kembali berdarah."Berlutut padamu, hhh. Jangan harap aku melakukannya, kau fikir kau begitu terhormat untuk membuatku berlutut padamu? Kau sama sekali tidak pantas, Tuan Smith."

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Ternyata Tuan Muda    Bab03 ( Kembali Seorang Diri )

    Setelah semua yang terjadi, Samuel akhirnya kembali seorang diri. Dikeluarkan dari universitas, di campakkan oleh orang yang ia pikir masih bisa di harapkan membuatnya begitu terpukul. Apalagi keduanya terjadi di hari yang sama."Kenapa hidupku harus seperti ini? Tidak bisakah takdir berpihak padaku sekali saja? Benar, andai aku bisa sedikit lebih kaya. Aku pasti tidak akan di perlakukan seperti ini." gumam Samuel, kemudian berjalan menyusuri jalan di bawah sinar rembulan menuju hotel dimana ia mengambil kerja paruh waktunya. Setibanya di sana, Samuel meletakkan ranselnya di ruangan khusus pegawai hotel kemudian berganti pakaian dengan pakaian waiters."Andai aku tau siapa diriku, mungkin itu akan sedikit lebih baik. Dari pada aku hidup begini, tanpa aku tau siapa diriku dan siapa keluargaku sebenarnya." ucap Samuel menghadap cermin toilet yang menampakkan wajahnya sendiri."Samuel Adams, siapa dirimu sebenarnya?" tanya Samuel pada dirinya sendiri kemudian menghela nafas lalu pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Ternyata Tuan Muda    Bab04 ( Tidak Ada Akhirnya )

    Dua hari usai di drop out dari universitas, Samuel menjalaninya harinya dengan normal-normal saja. Selain, bertemu dengan Gerald sehari yang lalu dan anak itu mencari masalah dengannya tanpa sebab yang pasti. Sedangkan hari itu, hotel La Daviella di sewa seorang konglomerat untuk sebuah acara pesta. Sebagai seorang waiters di sana, Samuel tentunya memiliki tugas di sana sejak pagi untuk ikut menyiapkan beberapa keperluan pesta. Karena pesta tersebut akan di laksanakan malam nanti, yang pastinya akan di hadiri oleh orang-orang golongan atas di Negara S. Namun, satu yang Samuel harapkan adalah tidak adanya Gerald di sana. Sebagai salah satu keluarga golongan atas di kota Hozo, keluarga Smith pastinya memiliki undangan untuk hadir di dalam pesta."Sam, segar bersiap-siaplah! Beberapa jam lagi pesta akan di mulai. Mungkin malam ini akan sedikit lebih sibuk dan sulit untukmu. Semangat Samuel," ujar salah seorang gadis pada Samuel dan di respon dengan sedikit senyuman."Kau juga, Ali

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Ternyata Tuan Muda    Bab 05 ( Berusaha Menjaganya )

    Malam itu di kamar 409, bahkan hingga pagi ini. Tuan Adams yang tengah sibuk mengotak atik Atik laptopnya. Pikirannya sama sekali tidak tengah setelah pertemuan singkatnya dengan Samuel yang mengantarkan makanan padanya malam tadi. Meskipun sudah mendapatkan informasi singkat mengenai Samuel, pikirannya tetap tidak tenang. Dikarenakan informasi tentang Samuel yang ia dapatkan masih samar dan tidak ada kejelasan. "Cari tau informasi tentang pelayan tadi dan berikan padaku secepatnya, sebisa mungkin hari ini juga!" perintahnya pada seorang pelayan pria di sampingnya, sambil menyerahkan sebuah flashdisk yang kemudian di terima dengan baik. Bukan tanpa alasan tuan Adams bereaksi demikian, karena bagaimanapun juga. Ia berada di kota Hozo dengan membawa tugas resmi dari tuan besar Adams. Dan kini, ia sudah mulai menemukan sedikit titik terang meskipun belum ada kejelasan. "Tuan muda, apakah itu benar-benar anda?" gumamnya sambil bersandar pada sandaran kursi. Beberapa jam kemudian di

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Ternyata Tuan Muda    Bab 06 ( Terbukti )

    Mendengar penuturan Michael, Victory langsung terkejut. Matanya langsung membelalak dengan raut muka panik muncul pada wajahnya."Tu-tuan, saya mohon jangan berhentikan saya. Saya akan berusaha untuk memperbaiki diri dan sikap saya. Saya," jawab Victory yang langsung melihat ke arah Samuel, lalu berjalan cepat mendekati Samuel."Dia-dia yang melakukannya Tuan, bukan saya. Tolong jangan pecat saya, Gerald yang melakukannya." tuduh Victory terhadap Gerald membuat Gerald berekpresi tidak terima."Kenapa kau menuduhku, bukankah kau juga melakukannya. Jangan hanya melimpahkan kesalahan padaku saja, padahal jelas-jelas kau juga ikut memukul dan menganiaya Samuel." bantah Gerald."Apa katamu, bukankah kau juga yang memintaku untuk datang kemari ha??" bentak Victory. Membuat mereka berdua saling berdebat selama beberapa saat,"CUKUP!! Kalian benar-benar membuatku sangat muak, bawa mereka berdua pergi!" perintah Michael di iyakan oleh para pengawalnya."Tuan?" panggil Victory."Keluar sebe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ternyata Tuan Muda     Bab 07 ( Terpaksa Kehilangan Pekerjaan )

    Pagi itu, Samuel terlihat sibuk di kamarnya. Bukan kamarnya, lebih tepatnya kamar yang di sediakan hotel untuk para karyawan. Ia terlihat mengemasi semua barang-barangnya ke dalam sebuah tas ranselnya. Ia merasa tidak tenang jika tinggal di sini, ia merasa jika lingkungan orang kaya sepertinya tidak cocok untuknya."Sam, kau mau kemana?" tanya seorang pemuda yang memasuki kamar lalu duduk di tepian ranjang milik Samuel."Ku rasa aku harus pergi kak Vin, sepertinya aku akan menghadapi masalah yang lebih serius setelah ini. Aku tidak ingin jika kalian semua menjadi korban dari masalahku dengan Gerald juga tuan Victor." jelas Samuel."Tapi bukannya tadi kau yakin sekali jika dia tidak akan mengganggumu lagi? Kau bilang begitu pada Via kan?" tanya Kevin."Via? Dia bilang begitu padamu?" tanya Samuel menuntut."Iya, dia menceritakan apa yang terjadi pada kalian kemarin malam. Tuan Victor juga sudah di pecat, ku dengar tuan Gerald juga di hapus dari daftar member hotel." jelas Kevin."Ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Ternyata Tuan Muda    Bab 08 ( Bertemu Kembali )

    Karena kericuhan di depan hotel, Samuel akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam hotel. Sambil melihat kesana-kemari ada kejadian apakah di sana. Di tambah ia mendengar jika tuan besar Adams akan berkunjung. Ia bisa menebak, tentunya ada hal besar bukan, jika sekelas tuan besar Adams sampai datang secara pribadi. Sebelum kemudian suara seseorang menginterupsinya."Kau masih berani ya ternyata, memperlihatkan dirimu di kalangan kelas atas seperti ini?" tanya seseorang itu membuat Samuel menoleh dan di lihatnya Gerald di sana."Kau tau tempat apa ini? Ooo, atau jangan-jangan kau sengaja mengikuti ku ya untuk bisa masuk ke tempat ini? Kau tau, masuk hotel Grand tidak semudah memasuki gubuk mu itu, tau? Masuk hotel Grand di butuhkan akses untuk bisa melewati pintu utama. Atau jangan-jangan kau mau mencuri di sini ya?" tuduh Gerald."Hei, hei ada orang yang mau mencuri di sini." seru Gerald membuat semua pengunjung hotel Grand melihat ke arah mereka."Aku penasaran bagaimana keamanan h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Ternyata Tuan Muda    bab 09 ( Semakin Runyam )

    Kegaduhan di lobi hotel Grand nampaknya menimbulkan masalah yang lebih serius, apalagi saat direktur utama hotel Grand baru kembali dari perjalanannya dan menemukan masalah besar tampaknya telah terjadi di sana."Ya ampun, apa ini ha? Vas bunganya, lukisannya, siapa yang akan bertanggung jawab atas semua ini?" raungnya memisahkan diri dari teman-temannya dan berlari mendekati pecahan vas keramik yang bercampur kaca pelindung lukisan."Mati aku, ini adalah barang-barang berharga milik keluarga Adams yang sengaja di pajang di sini. Ini adalah barang-barang langka, siapa yang melakukan ini?" marahnya kemudian beralih melihat ke arah Samuel, Damian, Gerald maupun Olive."Kalian, pasti kalian anak-anak nakal. Oh, bukannya kau Damian dan Gerald. Kalian yang melakukannya? Kalian tidak tau betapa berharganya kedua benda ini, kau tau harganya ratusan juta. Siapa yang akan bertanggung jawab, ha?" tanyanya marah."Kau tau siapa aku kan? Kenapa kau masih menyerang kami?" tanya Gerald tidak terima

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12

Bab terbaru

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 35 ( Kecelakaan Samuel )

    Mendengar racauan Alice, Samuel terkejut bukan main. Apa? Alice, gadis yang bahkan selama ini sedikit acuh tak acuh padanya itu tiba-tiba menyukainya? Atas dasar apa? "Kau ingat saat kita pertama kali bertemu Samuel, hari itu jugalah aku pertama kali menyukaimu. Saat kau mengajakku yang tengah menangis berbagi sepotong roti di halte bus dekat rumah sakit hota Hozo." ujar Alice, dari itu Samuel ingat. Kurang lebih 5 tahun yang lalu, saat ia masih menjalani hari panjangnya di rumah sakit. Ia bahkan masih mengunakan pakaian rumah sakit, kala bertemu dengan Alice. Gadis itu menangis sendirian di halte bus ketika ia berjalan-jalan sambil memakan roti yang baru saja ia beli."Kau mau?" tanyanya sambil menyodorkan separuh dari bagian roti yang tidak ia gigit dan di terima baik oleh Alice yang sedikit bingung kala menerimanya."Terimakasih." jawab Alice ketika Samuel duduk di samping nya. Pertemuan itu membuat mereka sedikit bercerita tentang masing-masing, sebelum kemudian mereka be

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 34 ( Pengakuan Alice )

    Harper masih dengan keterkejutan nya, ketika Samuel dan teman-temannya meninggalkannya seorang diri di depan lobi dengan posisi mendongak dan mulut menganga. Bagaimana tidak, tempat tinggal Samuel adalah kawasan apartemen mewah yang hanya di huni oleh orang-orang kelas atas, tentunya tidak berani mereka bayangkan. Samuel pun demikian, ia tidak berani membayangkan akan tinggal di apartemen semewah ini sebelumnya. Namun, itulah yang terjadi sekarang, salah satu ruangan apartemen dalam gedung apartemen mewah ini, kini menjadi tempat tinggalnya."Sam? Kau tidak bercanda kan? Kau benar-benar tinggal di sini? Rupanya, keluarga Adams begitu menyayangimu ya?" ujar Harper mengejar mereka."Itu hanya keberuntungan bagiku, tapi menurutku ini semua bukan milik ku sekarang." jawab Samuel, menekan tombol lift dan mereka masuk ke dalam lift. Sedangkan Harper masih terus mengoceh dengan banyak pertanyaan. Meskipun lift sudah terbuka karena mereka sudah tiba di lantai apartemen Samuel berada. Namun

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 33 ( Teror )

    Mendengar ucapan Olive, Samuel yang sebelumnya sudah akan melangkah pergi menghentikan langkahnya dan kembali berbalik melihat ke arah Olive."Hhh, menemaniku ya? Aku ragu apakah kau benar-benar menemaniku di masa-masa sulit ku, atau hanya memanfaatkan ku Olive?" tanya Samuel membuat Olive tersentak."Kau membuang ku begitu saja seperti barang rongsokan, tapi begitu kau butuh kau kembali. Kau tau betapa munafik nya dirimu?" tanya Samuel."Siapapun gadis itu pasti akan sepertiku juga, siapa yang mau jika memiliki pasangan seorang pecundang Samuel. Kalaupun ada dia hanya menyisihkan rasa khawatirnya dan menukarnya dengan rasa cinta yang ntah kapan bisa hilang begitu saja. Seperti halnya aku, aku juga tidak mau aku aku bahkan hanya berakhir menikah dengan seorang pecundang. Kau menyembunyikan statusmu dariku, dari itu aku tau. Kau khawatir aku menghabiskan semua uangmu? Hhh, ya. Karena apa di dunia ini yang gratis Samuel, semuanya hanya bisa di miliki dengan uang. Karena itu aku suka

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 32 ( Datang Lagi )

    Semua yang terjadi dua hari yang lalu di Hozo Street Food House menyebar begitu cepat di kota Hozo. Tampaknya beberapa orang mengambil video dan menyebarkan nya di laman resmi kota Hozo. Termasuk semua mahasiswa di universitas Hozo mungkin mengetahuinya, sebagi bukti saat keesokan harinya Samuel berangkat seorang diri. Yang biasanya bahkan tidak ada seorang pun menyapa nya, bahkan biasanya hanya membicarakannya sambil berbisik dengan teman-temannya atau mungkin hanya diam saja. Kini beralih menyapa Samuel dengan ramah, gadis-gadis yang sebelumnya hobi merendahkan Samuel kini beralih memuji-muji dirinya. Samuel juga akhirnya mengerti apa arti kata, kau punya uang kau akan di hargai. Namun, bukan itu yang mengejutkan bagi Samuel. Sesungguhnya Samuel tidak perlu terkejut ketika mendengar nya, karena ia sendiri yang menginginkannya. Karena saat tiba di kampus, beberapa mahasiswa juga tampak berkerumun dengan teman-temannya sambil memperlihatkan layar handphonenya satu sama lain. Yang

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 31 ( Masalah Fatal )

    Keterkejutan Nigel semakin menjadi, ketika tiba-tiba Michael menampar keras Gerald yang berupaya menejelaskan padanya. Bahkan menendang Gerald yang masih terhuyung hingga tersungkur."Tuan, Tuan Michael. Jika saya memiliki kesalahan anda bisa menghukum saya, saya rela karena sudah menyinggung anda." jelas Gerald yang langsung bangkit dan berlutut di kaki Michael, nafas pria hampir setengah baya itu juga memburu karena marah. Dia ingin menghukum Gerald sepuasnya, namun ia masih memiliki rasa menghormati, Samuel berhak mengambil keputusan di sini."Tidak ada gunanya kau meminta maaf padaku, lagi pula apa gunanya kau sombong di hadapanku. Kau bilang kau dari keluarga Smith kan? Siapa itu keluarga Smith? Kau pikir keluarga Smith ada dalam posisi bisa mengganggu dan menyinggung kami seenak perutmu?" jelas Michael yang memegang rambut Gerald hingga mendongak."Kau pikir siapa yang sudah kau sebut sebagai pecundang ha? Kau bahkan menyentuhnya saja tidak pantas, tapi kau justru memiliki k

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 30 ( Melampaui Batas )

    Samuel mengernyit mendengar penuturan Nigel, namun ia tetap bersikap biasa saja. Dia tau pasti siapa yang di maksud oleh penjaga keamanan tersebut, namun dengan tidak tau dirinya Nigel mengakui hak miliknya."Tuan Bailey, maafkan kelancangan saya tadi. Anda bisa menghukum saya sesuka hati tuan Bailey, asal jangan membuat saya di pecat dari sini." ujar penjaga keamanan."Hhh, itu mudah. Asal kau bisa membawanya keluar untuk semua ganti rugi yang harus dia lakukan." ujar Nigel, penjaga keamanan tersebut langsung melihat Samuel."Karena bukan kami penyebab ini semua, tapi dia. Jika dia tidak lebih dulu menyerang temanku, temanku tidak akan menyakitinya juga. Apalagi hingga semua keributan ini terjadi di sini." Jelas Nigel pada penjaga keamanan tersebut dan ia percaya. Namun di sisi lainnya, Samuel merasa kasihan dengan penjaga keamanan tersebut yang telah di bodohi oleh Nigel."Sekarang, bawa dia keluar dan paksa dia membayar semuanya!" perintah Nigel, penjaga keamanan tersebut menuru

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 29 ( Semakin Tidak Tau Diri )

    Sejenak setelah Nigel berucap meminta sekotak bir terbaik, Natasha terkejut. Namun ia mengingat isyarat Samuel padanya, akhirnya ia mengiyakan dan meminta pelayan untuk mengambil sekotak bir terbaik. Untuk Samuel dan teman-temannya apa yang tidak akan mereka berikan bukan? Namun bagi Natasha, sikap Nigel bukankah terlalu tidak tau diri? Setelah meminta para pelayan yang di bawanya menyajikan makanan, mereka pergi dari sana. Dan beberapa saat kemudian makanan pesanan mereka semua juga di antarkan. Bahkan dengan tidak tau malunya, Nigel hanya memberikan makanan ringan untuk Samuel."Samuel, bukankah kau hanya menumpang kali ini di sini. Kamu mendapatkan makanan-makanan mewah karena menggunakan nama keluargaku. Jadi jangan salah paham jika kentang goreng saja sudah cukup untukmu. Untuk makanan yang kau pesan jangan lupa kau bayar dan jangan di ambil lagi ya!" ujar Nigel dengan nada menghina."Yah, aku tidak akan lupa. Ini saja sudah cukup bagiku." ujar Samuel menikmati makananny

  • Ternyata Tuan Muda    28 ( Tidak Tau Diri )

    Hari ini, baik Damian, Gerald maupun semua orang terkejut bukan main. Kenapa Samuel bisa memesan tempat ini, seberapa banyak uang lotre yang dia menangkan? Namun keterkejutan itu segera hilang dari pikiran Gerald. Ia berniat membuatnya menghabiskan semua uang yang Samuel miliki. Setelah cukup dengan terkejutnya, mereka semua masuk ke dalam. Para gadis langsung duduk di sofa dan menampilkan kaki jenjangnya. Bagaimanapun, Alice dan teman-temannya adalah primadona kampus. Siapa pria yang tidak memuja mereka, bahkan Gerald adalah seorang yang memuja Alice. Tidak lama setelah semua orang duduk, segerombol pria datang. Dan salah satu dari mereka sangat Samuel kenal. Itu adalah pria yang ia temui di lobi tadi, Nigel Bailey. Melihat kedatangan Nigel, Damian langsung berdiri dan menyambut kedatangan Nigel dengan teman-temannya itu."Tuan Bailey, terima kasih karena sudah datang." ujar Damian."Seharunya aku yang berterima kasih padamu Tuan Damian, terima kasih karena sudah mencarikan

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 27 ( Merayakan Ulangtahun Alice )

    Kedatangan Michael di lobi manor dengan sangat tergesa-gesa dan tiba-tiba menunduk hormat pada pria yang berusaha untuk mereka usir itu sudah cukup untuk mengejutkan mereka. Namun, semua orang kembali terkejut bercampur takut ketika Michael bertanya dengan serius."Katakan padaku! Siapa yang berusaha untuk mengusir tuan Samuel dari sini?" tanya Michael membuat semua orang seketika kicep, tidak ada yang berani berkata apapun. Bahkan suara jangkrik di luar lobi terdengar. Bahkan Nigel yang menjadi provokator di sini hanya diam."Usir orang ini keluar dari sini!" pinta Michael agar para petugas keamanan mengusir Nigel dengan paksa."Maaf atas ketidak nyamanan ini Tuan muda, mari!" ajak Michael pada Samuel kemudian mereka berjalan beriringan."Tidak perlu di perpanjang, bisa minta tolong antarkan saya ke kamar yang saya pesan." tanya Samuel di iyakan oleh Michael. Beberapa setelah berjalan menyusuri beberapa lorong, mereka berdua akhirnya tiba di depan sebuah ruangan. Ruangan bertul

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status