Share

Bab 17

Ardila kembali saat menjelang sore, ia tidak peduli ada beberapa pasang mata yang menatapnya masam.

“Kamu dari mana saja, Dila? Mas telepon juga nggak aktif,” seru Firman setelah melihat Ardila pulang.

“Ke mana saja Mas, yang penting nggak di rumah,” sahutnya.

“Emang nggak punya sopan santun,” desis Ningsih.

“Mas mau bicara, duduk dulu, Dila.”

Mau tidak mau, Ardila menurut. Ia duduk dengan patuh, “Kenapa Mas?”

Firman menghembuskan napasnya sebelum berbicara, “Katanya kamu mempermalukan Ibu waktu acara arisan di sini, ya?”

Ardila mengernyitkan dahi dalam, “Mempermalukan gimana maksudnya?”

“Ngatain Ibu miskin, nggak punya uang dan minta-minta sama menantu.”

Ardila melirik Ningsih yang tersenyum sinis ke arahnya, kemudian melirik Firman dengan datar. “Kamu percaya, Mas?”

Firman terdiam sesaat, “Mas nggak tahu Dil, karena kamu memang orang baru di hidup, Mas.”

Sudut bibir Ardila berkedut samar, ia kesal dan marah. Kenapa harus memiliki keluarga yang seperti ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status