Share

Bab 20

“Kamu juga ikut andil dalam membiayainya nanti,” lanjutnya.

Ardila menaikan satu alisnya, “Itu urusan Mas Firman, Bu. Mas Firman juga bukan lagi pengangguran.”

“Mana cukup gaji Firman untuk menafkahi kita semua, kamu juga harus bantu Ardila,” sahut Ningsih berkecak pinggang.

Melihat Ardila tidak menyahut, malah asik menikmati minuman dingin di tangannya membuat dada Ningsih kembali panas. “Kamu dengar nggak, sih?!”

“Aku nggak ikut urusan, Bu, aku seorang istri yang perlu di nafkahi. Bukan tugasku ikut menafkahi,” ucap Ardila dengan tenang.

Setelah berucap, Ardila segera berlalu menuju kamarnya. Semakin lama, Ardila merasa ia seperti di manfaatkan. Bukannya di nafkahi, malah minta di nafkahi semua.

+628945677xxxx;

[Save kontak.]

Ardila mengernyit melihat ada pesan masuk dari nomor tak di kenal.

Saya;

[Siapa?]

+628945677xxxx;

[Arman.]

Entah bagaimana sudut bibir Ardila terangkat, bibirnya berkedut menahan senyuman. Sedetik kemudian ia menggeleng ribut dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status