author-banner
racan
racan
Author

Novel-novel oleh racan

Target Cinta sang Pewaris

Target Cinta sang Pewaris

Ardila terpaksa menerima perjodohan karena wasiat orang tuanya, juga desakan dari paman dan bibinya. Pada akhirnya Ardila menyetujuinya tanpa mengetahui seluk beluk calon suaminya. Setelah menikah, Ardila baru mengetahui suaminya memiliki istri lain. Ia merasa di tipu, tapi lebih memilih diam dan menjalani wasiat kedua orang tuanya. Semakin lama waktu berlalu, keluarga suaminya semena-mena terhadap dirinya dan serakah pada harta yang Ardila miliki. Karena curiga, Ardila menyelidiki sesuatu tentang keluarga suaminya. Membuat ia mengetahui dan menguak rahasia besar di antara keluarga suaminya dan paman bibinya. Ternyata mereka...
Baca
Chapter: Bab 32
“Kamu ini Gal, ngagetin Ibu saja,” seru Afifah seraya mengelus dadanya dengan helaan napas lega. Galih menghiraukan perkataan ibunya, ia mengamati seisi kamar, “Benarkan ini kamar Ardila? Kalian ngapain masuk kamar Ardila?” tanya Galih menatap mereka bertiga dengan curiga. “Kamu jangan kebanyakan mikir, sini bantu Ibu,” ucap Afifah seraya menarik tangan Galih mendekat ke arah brangkas. “Bantu Ibu buka ini, dari tadi gagal terus,” lanjutnya membuat Galih terdiam. “Ibu mau ngapain?” “Ibu mau ngapain itu terserah, jangan buang waktu Ibu Gal, cepat bantu!” sentak Afifah kesal pada anaknya yang masih berdiam diri. Galih menggeleng pelan, “Kalian mau mencuri sesuatu ‘kan.” “Galih! Ibu bilang buka, ya, buka. Kamu ini sudah berani melawan ya! Nggak ingat apa Ibu yang biayain hidup kamu!” ketus Afifah mendelik marah. “Enggak gini caranya, Bu,” sahut Galih pelan. “Cepat buka atau Ibu nggak mau anggap kamu anak lagi!” Galih membeku, ia menatap sendu pada Afifah yang terlihat
Terakhir Diperbarui: 2024-07-31
Chapter: Bab 31
Ardila merenggangkan tubuhnya, sedetik kemudian duduk dengan tiba-tiba. Ia teringat ketika tertidur di dalam mobil. “Apa Arman yang mengantarku sampai ke kamar?” batin Ardila bertanya-tanya. Tanpa ambil pusing, Ardila segera membersihkan diri dan keluar kamar. Pantas saja Ardila merasa sangat senyap, ternyata yang lain masih pada di kamar masing-masing, hanya dirinya yang bangun lebih awal. Ardila hanya memanggang roti dan membuat segelas susu. Ia malas memasak karena bahan sudah ada beberapa yang habis. “Enak banget ya, Tuan Putri, habis bangun langsung sarapan sendiri. Kenapa nggak masak?!” ketus Ningsih. Ardila melirik ibu mertuanya sekilas, “Bahan dapur sudah habis, nggak ada yang bisa di masak.” “Ibu yang akan beli bahan dapur, mana uangnya?” tanya Ningsih seraya menengadahkan tangan. “Kenapa minta ke aku, minta sama Firman, Bu. Selaku kepala keluarga,” sahut Ardila seadanya. Sebelum Ningsih menjawab, suara langkah kaki terdengar mendekat. “Kebetulan kamu dat
Terakhir Diperbarui: 2024-07-28
Chapter: Bab 30
Rosa menatap Ryan dengan mata berbinar, tubuh atas Ryan yang bertelanjang dada membuat Rosa menahan napasnya. Jantungnya berdetak kencang. “K-kak Ryan mau apa?” tanya Rosa gugup sekaligus senang karena tubuhnya semakin di himpit Ryan ke dinding. “Memangnya apa lagi, nggak mau langsung ke atas ranjang?” tanya Ryan datar. Rosa membulatkan matanya, tanpa pikir panjang, Rosa langsung mendorong Ryan ke atas kasur. Setelah lulus, ia tidak ingin kuliah, ia akan menikah dengan Ryan karena mengandung darah dagingnya. “Kalau Kak Ryan membutuhkanku, aku siap bantu Kakak,” ucap Rosa sensual. Dengan gerakan cepat Rosa melepaskan pakaian atasnya, hanya menyisakan dalaman. Ketika ingin mencium Ryan, pintu di buka dengan keras. Ningsih berteriak nyaring membuat semua orang terbangun. “Ada apa, Bu?” tanya Firman ketika berada di dekat ibunya. “R-rosa …,” ucap Ningsih seraya menunjuk ke arah kamar tamu yang tempati Ryan. Firman masuk ke dalam dengan marah, ia menarik Ryan lalu meng
Terakhir Diperbarui: 2024-07-25
Chapter: Bab 29
Arman mendongak ketika namanya di panggil, ia tersenyum menawan menatap Ardila. “Kamu tahu, ini ruangan yang nggak boleh sembarang orang masuki,” ucap Ardila menatap datar Arman. Arman hanya tersenyum tipis menanggapinya, kemudian kembali duduk di sofa. “Aku hanya ingin tahu jawabanmu tentang kemarin,” sahut Arman seadanya. Ardila mendengus kesal, “Nggak perlu aku jawab, karena nggak seharusnya pertanyaan itu keluar dari mulut pria yang sudah mempunyai seorang wanita.” “Seorang wanita?” tanya Arman mengernyit heran. Sedetik kemudian Arman mengingat di hari pertunangan Naya. “Tenang saja, dia bukan wanitaku,” jelas Arman tenang. “Aku nggak punya waktu, lebih baik kamu keluar,” usir Ardila malas meladeninya. Arman bangkit dari duduknya, berjalan perlahan ke arah Ardila. Ardila balas menatap Arman dengan datar. “Sungguh, dia bukan wanitaku. Orang yang aku cintai cuma kamu, perasaanku hari itu bersungguh-sungguh,” bisik Arman ketika tepat berada di depan Ardila dengan
Terakhir Diperbarui: 2024-07-23
Chapter: Bab 28
“Tuhkan benar, tapi Tuan harus bersabar dulu. Karena Rosa masih sekolah,” ucap Ningsih dengan girang. “Rosa juga harus kuliah dulu, Bu,” sela Firman yang baru saja turun di ikuti Sinta.“Kuliah sambil nikah mah, nggak apa-apa.” “Sepertinya di sini ada kesalahpahaman, saya datang ke sini bukan mau melamar putri Ibu,” ucap Arman sebelum kesalahpahamannya semakin berlanjut.“Di sini nggak ada lagi wanita yang lajang selain adikku,” sahut Firman seraya mengernyit bingung.Arman tersenyum tipis, melirik ke arah Ardila yang hanya diam. “Saya ingin melamar Ardila.”“APA?!” teriak Ningsih dan Rosa berbarengan.“Kamu jangan bercanda,” ucap Firman menatap Arman tajam.“Bukan hanya suami yang boleh punya istri dua, istri juga boleh punya dua suami,” sahut Arman seadanya.“Jangan gila kamu, Arman,” ucap Ardila menggeleng pelan tidak percaya.Arman menatap Ardila dengan sorot serius, “Aku serius Dil, akan aku berikan berapapun mahar yang kamu mau.” “Jangan bercanda di sini, lebih baik kamu perg
Terakhir Diperbarui: 2024-07-21
Chapter: Bab 27
Pandangan mereka terputus setelah beberapa menit saling menatap. Ardila pergi menjauh mencari keberadaan Naya, sedangkan Arman terus melihat ke arah Ardila hingga menghilang dari pandangannya. Wanita yang berada di sampingnya mendengus kesal, “Kenapa terus menatapnya, sih!” Arman tidak peduli dengan ocehan wanita itu, ia mencoba berbaur untuk menghilangkan Ardila dari pikirannya. “Naya beruntung ya, andai saja kamu juga peka,” kode wanita itu mengeratkan pegangannya pada lengan Arman. Arman yang merasa risih segera melepaskan lengannya dari tangan wanita itu, “Berhenti mengoceh Gisel.” Gisel mengerucutkan bibirnya sebal, “Kamu itu nggak peka sekali, aku’kan juga mau kita seperti Naya dan Yolan.” “Berhenti bermimpi,” sahut Arman datar, ia segera meninggalkan Gisel sendirian. Sedangkan di sisi lain, Ardila berhasil menemukan sahabatnya yang sudah berpenampilan sangat cantik. Matanya berbinar lalu berucap, “Cantik banget sahabatku.” “Dilaa! Makasih lho! Ya, ampun. Ak
Terakhir Diperbarui: 2024-07-19
Anda juga akan menyukai
DMCA.com Protection Status