BUKAN SUAMI KONTRAK

BUKAN SUAMI KONTRAK

Oleh:  Nida Aulia  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
56Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Arggh! pasti kamu sengaja jebak aku kan, Kak?" Dinara menatap tajam saat melihat tubuhnya tak mengenakan sehelai benang pun. Farrel tersenyum lebar dan menimpal dengan santai. "Untuk apa aku menjebak istri sendiri? Malah kamu yang memaksa melakukannya. Lihat saja nih, akibat ulahmu semalam!" Farrel menunjukkan sebuah kissmark di bagian dada bidangnya, membuat Dinara melongo dan menelan ludah. Farrel Saddam, mendadak harus menikahi putri dari sahabat ayahnya. Dinara nama gadis itu. Sangat tomboy, pembangkang dan sulit di atur. Sebab itulah ia dijodohkan. Pernikahan itu berlangsung, tetapi Dinara sudah menyusun siasat agar Farrel menyesal telah menikahinya, sementara Farrel pun ternyata sudah menyusun siasatnya sendiri dengan matang agar menaklukkan Dinara. Akankah Farrel dapat meluluhkan hati sang istri ?

Lihat lebih banyak
BUKAN SUAMI KONTRAK Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
56 Bab

Bab 1. Permintaan Mendadak

“Apa? Menikahi Dinara, Om?” Farrel melebarkan mata, saat mendengar pernyataan dari pria tua itu di hadapannya.Yandra Darmakusuma menatap dalam pria tampan di hadapannya. Sorot mata yang penuh permohonan.“Ya. Aku ingin kamu menikahi Dinara. Putriku.” Yandra berucap ulang. Seolah meyakinkan. “Dia membutuhkan pria seperti kamu, Farrel. Dia harus dibimbing.”“Tapi ... Dinara itu masih kuliah, Om. Lagipula, mana mungkin kami menikah secepat ini tanpa ada perasaan apa-apa juga!” Farrel masih tak percaya. Rasanya itu hal yang sangat mustahil.“Itulah, daripada melihat Dinara berpacaran dengan lelaki asing dan terus keluyuran, lebih baik Om nikahkan saja dia. Kalian bisa memulai perasaan setelah menikah, kan?!” Yandra duduk di kursi kerjanya. Memegangi dada yang akhir-akhir ini lebih terasa sesak.Farrel masih tak mengerti sebetulnya. Dia melangkah mendekat. Membantu memberikan air minum juga obat pereda nyeri yang biasa rutin dikonsumsi oleh pria tua itu. Farrel terlihat sangat tulus juga
Baca selengkapnya

Bab 2. Debat

Farrel hanya menyunggingkan senyuman. “Tapi ... sepertinya aku tidak bisa menolak permintaannya yang satu itu! Aku yakin, sebanyak apa alasanku, tetap tak akan mengubah keinginan beliau!”Dinara sontak menoleh cepat dengan eskpresi tak percaya. Ia mendelik kesal.“Kamu gila!! Jadi maksudnya kamu akan tetap menerima permintaan Papaku untuk menikahi aku? Jangan mimpi!! Cih!” Dinara sangat geram dan kesal.Pria tampan itu masih bersikap santai dan tenang. Dia tersenyum manis dan menimpal lugas,“Siapa bilang aku bermimpi begitu? Sedikit pun aku gak pernah mimpi nikahi kamu!” balas Farrel.Dinara hanya membuang napas kasar. Rasanya kesal sekali. Pria di sebelahnya mendadak sangat menyebalkan.“Kalau begitu ya tolak dong permintaan Papa! Jangan malah nurut gitu aja!” Dinara tak ingin kalah. Gadis itu kalau bicara memang terkesan sombong dan galak. Jauh dari kata feminim dan anggun.“Kita kan memang harus nurut sama orang tua, Dinara. Jangan membantah ucapannya!” kata Farrel yang semakin me
Baca selengkapnya

Bab 3. Terpaksa setuju

Hening. Farrel bingung harus menjawab apa.“Tetep nggak bisa, Pa!! Dinara sudah membuat keputusan! Aku gak akan menikah sama Kak Farrel!” Dinara kembali memasuki kamar rawat. Kebiasaan sekali gadis itu, sempat menguping dan langsung masuk membelah percakapan orang lain.Yandra sempat terdiam menatap lurus putrinya yang nakal itu. Farrel pun hanya bisa menggeleng pelan dan membuang napas.“Baiklah. Kalau kamu masih tidak mau nurut, papa sudah membuat keputusan lain sebetulnya. Kamu tidak akan masuk ke daftar ahli waris dan itu artinya kamu tidak akan mendapatkan warisan apa-apa dari orang tuamu ini! Silakan cari kehidupanmu di luar sana. Cari tempat tinggal, makan, juga kebahagiaan kamu sendiri. Itu kan yang sejak dulu kamu inginkan?!” tandas Yandra.Dinara melebarkan mata. Tak menyangka ayahnya akan berbuat begitu jauh padanya.“Papa ... ngusir aku?” Dinara masih membelalakan mata. Tak menyangka.“Itu kan yang kamu inginkan sejak dulu! Bebas berkeliaran di luar sana tanpa ada kekangan
Baca selengkapnya

Bab 4. Menikah

“Kamu mau nikah, Farrel?” Emma, ibu Farrel tanpak terkejut mendengar putranya akan menikah dalam waktu dekat ini.“Iya, Bu. Aku meminta restu darimu.” Farrel mendekap sang ibu.“Tapi ... apakah Dinara bersedia kamu nikahi?” tanya Emma tampak cemas.Farrel tersenyum. “Dia bersedia, Bu. Om Yandra meminta kami menikah akhir bulan ini.”Farrel menceritakan segala yang terjadi pada ibunya. Pria itu tak tega menolaknya. Karena jasa-jasa Yandra dalam kehidupan mereka sudah cukup banyak. Bahkan, biaya sekolah Farrel hingga kuliah pun di bantu oleh Yandra. Jadilah, dia merasa berhutang budi.Lagipula tampaknya menikahi gadis seperti Dinara pun tidak cukup buruk untuknya. Meskipun Dinara terlihat begitu kesal padanya, tetapi itu tidak masalah bagi Farrel. Dia sudah menyiapkan beberapa hal untuk bisa menjalankan tugasnya setelah menikah nanti.“Baiklah. Semoga gadis itu memang jodoh terbaikmu.” Emma mendekap putranya.Sementara di tempat lain, Dinara sedang mengamuk kesal di dalam kamar. Kalau g
Baca selengkapnya

Bab 5. Kamu Cantik

Sungguh, pengalaman pertama yang sangat luar biasa. “Kamu cantik sekali.” Farrel memuji sang istri yang berwajah masam.“Nggak usah ngerayu!” ketus Dinara.“Sungguh, kamu sangat cantik jika seperti ini.” Farrel tak gentar terus memuji keindahan di sebelahnya.“Karena pake riasan aja kali.” Dinara menimpal jutek.“Kita lihat saja nanti malam setelah riasan ini dihapus. Secantik apa istriku malam ini!” Farrel menatap dengan senyuman yang sangat manis.Dinara mendadak merasakan desiran aneh dalam dirinya saat Farrel mengatakan kalimat yang terakhir.“Itu artinya ... dia sungguhan menganggap pernikahan ini.” Dinara bergumam gelisah.Di sisi lain, Yandra tersenyum lega. Karena putrinya telah menjadi seorang istri. Selain itu, ia pun senang karena lelaki yang dipilihnya adalah seseorang yang sangat tepat.“Papa senang sekali. Kamu harus jadi istri yang baik, Dinara!” Yandra mendekap putrinya.Dinara sama sekali tidak terharu apalagi menangis. Dasarnya dia memang tidak suka ada kesedihan da
Baca selengkapnya

Bab 6. Suami kurang ajar

“Kamu harus patuh pada perintah suami. Apa pun yang aku perintahkan, kamu harus nurut!” kata Farrel sembari membuka kemeja pengantinnya.Dinara mengambil sebatang rokok yang tergeletak di atas meja, saat hendak memantik api, Farrel gegas menyambar rokok dari apitan jemari Dinara.“Kak Farrel apa-apaan sih. Sini gak?!” Dinara berdiri dan protes saat Farrel menghancurkan rokok itu dalam genggamannya.“Buang kebiasaan burukmu ini!” tegas Farrel.Dinara membuang napas kasar. Ekspresinya geram sekali tetapi dia malas untuk banyak berdebat. Karena hari ini sungguh melelahkan untuknya.“Terserah!” gumamnya.“Kamu paham tidak apa tujuannya menikah?” Farrel mendekat dan bertanya santai.“Nggak tau. Aku sih cuma karena gak mau kehilangan warisan!” jawab Dinara santai. Saat rokoknya di buang, kini ia beralih bermain game di ponsel. Sembari tiduran dengan posisi sebelah kaki di timpa ke kaki sebelahnya.Farrel tersenyum miris melihat keadaan istrinya itu. Matanya pun mengedar ke segala penjuru di
Baca selengkapnya

Bab 7. Terpesona

Farrel pun tertawa lepas. Puas melihat ekspresi terkejut di wajah cantik itu. Hingga membuat dekapannya kembali longgar. Dinara tak membuang kesempatan dan langsung mendorong Farrel ke sisi tempat tidur. Membuat dia bebas dari kungkungan sang suami.“Ahh, kamu cerdik sekali, Dinara.” Farrel mengaku kalah saat Dinara memanfaatkan situasi agar terlepas dari pelukannya.“Ini belum seberapa. Masih ada hari esok yang udah aku siapin buat bikin kamu nyesel udah nikahin aku!” kata Dinara percaya diri.Farrel hanya tersenyum fokus menatap kemelokan tubuh Dinara dalam balutan handuk putih. Lekuk tubuhnya terlihat indah, kulitnya bersih dan cerah. Rambutnya terurai ikal dan panjang. Cantik dan seksi sekali.“Lakukanlah apa yang kamu inginkan. Tapi sebelum itu terjadi, kamu harus merasakan dulu kejantananku. Dan kamu lihat sendiri nanti, siapa yang akan menyesal!” Farrel menyeringai erotis. Membuat Dinara bergidik geli. Kini Farrel malah senang menggoda istrinya.“Aku bakal buat kamu menyesal ud
Baca selengkapnya

Bab 8. Pikiran Jorok

Dinara berusaha keras untuk kembali berpikir jernih. Mengenyampingkan pikiran joroknya yang sangat jauh. Dia mendadak teringat Theo. Sudah beberapa hari ini mereka tidak bertukar kabar. Tentu saja Dinara tidak memberitahu perihal pernikahannya itu.Ponselnya bergetar di atas nakas. Gegas ia meraih benda itu dan ada sebuah pesan yang masuk. Ia baru melihat ada puluhan pesan yang masuk. Dari teman-temannya yang mengucapkan selamat atas pernikahan itu, juga sebuah pesan dari Theo.Pernikahan itu memang tidak disembunyikan dari public. Jadilah teman-teman Dinara di kampus pun mengetahui hal ini. Karena seseorang yang sedang menempuh pendidikan sarjana pun sebetulnya tidak masalah jika ingin menikah. Asalkan nantinya tetap fokus dan menyelesaikan studinya dengan baik.‘Jahat kamu, Dinara. Kok tega sih kamu bohongin aku? Katanya kamu sibuk rawat ayahmu yang sakit, taunya malah kawin!’Itu pesan dari Theo yang Dinara baca. Dia bingung harus jawab apa saat tak bisa lagi menyembunyikan kenyata
Baca selengkapnya

Bab 9. Ke rumah suami

Farrel menghela napas panjang. Tadinya dia sempat berniat untuk menghapus chat dari Theo. Tetapi ponsel Dinara terkunci. Pesan itu memang hanya tampil di layar utama saja.“Biarlah. Hitung-hitung aku ingin lihat sendiri bagaimana Dinara menyikapi chat dari lelaki ini. Aku ingin tau, seberani apa dia akan membohongi aku, atau ... dia akan sangat berani dan terang-terangan ingin menghianati pernikahan ini!” Farrel bergumam.Kemudian ia berjalan menuju tempat tidur dan melihat istrinya sudah tertidur pulas tanpa bersalah. Wajahnya tetap manis dan cantik meski tengah terlelap. Farrel menyingkap helaian rambut yang menutupi wajah Dinara. Bulu matanya lentik dengan alis yang tebal dan rapih. Kulitnya lembut seperti perempuan yang gemar perawatan wajah.Lalu yang membuat Farrel sangat terpesona adalah saat menatap bibir tipis dan merah muda milik Dinara. Teringat saat pertama kali mengecupnya. Manis dan lembut sekali. Rasanya ingin selalu mengulangnya.
Baca selengkapnya

Bab 10. Tidak akan pisah kamar

“Kalian cuma bertiga? Maksudku ... gak ada pembantu atau tukang kebun? Ya walaupun rumahnya gak sebesar rumah papaku, tapi tetep aja rumah kan butuh di urus dan dibersihkan!”“Sejak dulu kami gak terbiasa sewa asisten rumah tangga. Karena kami biasa beres-beres sendiri,” ujar Farrel. Ini membuat Dinara agak terkejut.“Kok gitu? Emangnya kalian bisa beres-beres rumah ditengah-tengah kesibukan kalian masing-masing?” tanya Dinara.“Apa masalahnya? Semua tergantung kita bisa mengatur waktu atau tidak. Kalau bangun lebih awal, semua pekerjaan pasti bisa diselesaikan.” Farrel tersenyum lagi. Dia terlihat begitu santai.“Masa? Alasan klasik. Paling juga kalau aku udah tinggal di sini, nanti aku yang suruh beres-beres rumah. Kerjain semua kerjaan rumah! Kan katanya mertua dan ipar itu selalu seperti itu sama menantu perempuan. Semena-mena sikapnya!” kata Dinara dengan nada ketus.Farrel tertawa ke
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status