Share

Bab 4. Menikah

Penulis: Nida Aulia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-27 09:16:37

“Kamu mau nikah, Farrel?” Emma, ibu Farrel tanpak terkejut mendengar putranya akan menikah dalam waktu dekat ini.

“Iya, Bu. Aku meminta restu darimu.” Farrel mendekap sang ibu.

“Tapi ... apakah Dinara bersedia kamu nikahi?” tanya Emma tampak cemas.

Farrel tersenyum. “Dia bersedia, Bu. Om Yandra meminta kami menikah akhir bulan ini.”

Farrel menceritakan segala yang terjadi pada ibunya. Pria itu tak tega menolaknya. Karena jasa-jasa Yandra dalam kehidupan mereka sudah cukup banyak. Bahkan, biaya sekolah Farrel hingga kuliah pun di bantu oleh Yandra. Jadilah, dia merasa berhutang budi.

Lagipula tampaknya menikahi gadis seperti Dinara pun tidak cukup buruk untuknya. Meskipun Dinara terlihat begitu kesal padanya, tetapi itu tidak masalah bagi Farrel. Dia sudah menyiapkan beberapa hal untuk bisa menjalankan tugasnya setelah menikah nanti.

“Baiklah. Semoga gadis itu memang jodoh terbaikmu.” Emma mendekap putranya.

Sementara di tempat lain, Dinara sedang mengamuk kesal di dalam kamar. Kalau gadis lain pasti akan menangis sesenggukkan memeluk guling di atas kasur ketika dijodohkan dengan lelaki yang tidak dicintai. Tapi tidak dengan Dinara. Berkali-kali dia meninju-ninju tembok. Dia mondar-mandir di dalam kamar dan meninju apa saja yang terlihat.

Kamar dengan nuansa monochrome itu lebih cocok menjadi kamar laki-laki daripada kamar seorang gadis. Poster-poster bergambar motor sport terpampang di segala sisi. Terdapat juga sebuah gitar di sisi tempat tidur yang beralaskan sprei berwarna abu-abu tua. Tidak ada sedikitpun kesan feminim dari kamar itu, sama seperti orangnya.

“Sialan!!! Kenapa gue harus terjebak kayak gini, sih! Kenapa juga Papa pake ngancem gue gak dapat warisan kalau gue gak nikah sama cowok itu!” Dinara geram sendiri.

Dia membanting tubuh di atas kasur sembari melempari bantal.

“Kalau bukan karena warisan, ogah banget gue nikah sama Kak Farrel! Huh. Lihat aja nanti, gue bakal buat dia nyesel udah nikahin gue!!” Dinara bergumam sendiri. Menyusun siasat demi siasat untuk mengerjai suaminya nanti.

Waktu berlalu begitu cepat, sebelum menikah, Dinara sangat di awasi ketat oleh orang-orang kepercayaan ayahnya. Tidak boleh ke mana-mana sampai tiba hari pernikahan.

Dalam benaknya, tidak pernah terbayangkan dia akan menikah secepat ini. Dia bahkan tak punya waktu untuk menjelaskan semuanya pada Theo—pacarnya itu. Dinara hanya sedang menyusun siasat cerdik agar perlahan membuat Farrel menyesal.

“Aku nggak mau pernikahan yang besar-besaran loh, Pa. Mau yang biasa aja. Toh, yang penting sah, kan?” ujar Dinara saat berada di ruang tamu bersama Yandra juga Farrel dan Emma.

“Saya juga setuju, Om. Lebih baik, pernikahan yang sederhana saja.” Farrel menambahkan. Hal itu pun disetujui oleh Yandra.

Tidak masalah bagi Yandra, yang jelas putri bungsunya sudah bersedia dinikahkan saja itu sudah hal yang luar biasa.

***

Tiba waktunya hari pernikahan. Semua tamu sudah siap di aula pernikahan. Farrel semakin gagah dengan setelan jas hitam ala pengantin. Dia di antar oleh ibu dan adik perempuannya, beserta kerabat dekat mereka. Sementara di ruangan lain, Dinara sedang dirias begitu cantik.

Gadis tomboy itu disulap menjadi pengantin perempuan yang sangat anggun dan cantik. Dinara mengenakan gaun pengantin yang mencetak lekuk tubuhnya menjadi tampak indah. Rambutnya di sanggul sedemikan rupa ditambah mahkota di atas kepalanya.

Yandra yang melihat itu pun semakin senang sekaligus terharu. Andaikan putrinya sehari-hari dapat berpenampilan cantik layaknya seorang perempuan.

“Kamu lebih cantik seperti ini, Nak.” Yandra memasuki ruangan itu setelah putrinya selesai di rias.

“Yaiyalah, Pa. Namanya juga perempuan apalagi pake make up kayak gini, pasti cantik!” kata Dinara sembari mengelap lipstik di bibir yang menurutnya lumayan tebal itu.

“Semoga setelah menikah dengan Farrel, kamu akan berubah ke arah yang lebih baik. Kamu harus nurut sama suamimu setelah ini!” ujar Yandra.

“Pa, kenapa sih Papa malah milih Kak Farrel? Dia itu kan bukan orang kaya raya loh, Pa. Cuma kerja di kafe sama minimarket aja, aku mau dikasih makan apa coba? Dia juga udah gak punya ayah, dan jadi tulang punggung keluarganya!” Dinara kembali mengeluh.

Yandra hanya tersenyum dan merangkul bahu putrinya. “Dia itu boss dari kedua tempat itu. Farrel pria yang bertanggung jawab, dia pasti bisa menafkahi dan membahagiakan kamu sesuai kemampuannya.”

Dinara melebarkan mata. “Jangan-jangan ini emang rencana Papa aja ya? Sengaja nikahin aku sama cowok bokek kayak dia, biar aku hidup susah begitu?!”

“Husttt! Kamu itu harus bisa menjaga sikap dan tutur katamu, Dinara. Pokoknya apa yang papa pilihkan untukmu, itu sudah yang terbaik!”

“Tapi kenapa Papa gak nikahin aku sama cowok yang kaya aja sekalian? Yang orang tuanya sepadan gitu sama Papa!” Dinara terus protes.

“Papa punya beberapa alasan kenapa harus Farrel yang menjadi suamimu. Pertama, dia anak sahabat baik papa. Kedua, dia pria yang mandiri dan bertanggung jawab. Kebaikannya gak usah diragukan lagi. Buat apa lelaki kaya tapi hanya memanfaatkan kekayaan orang tua saja?! Buat apa kaya tapi gak bisa mandiri dan bertanggung jawab! Udah, kamu gak usah banyak protes dan ngeluh, kalau kamu ngeluh lagi, papa tarik hak waris kamu!” ancam Yandra.

Tentu saja kalau sudah menyinggung warisan, Dinara terpaksa diam.

“Oh ya, apa Kak Indira gak bisa dateng, Pa?” tanya Dinara, mulai mengalihkan pembicaraan.

“Dia masih sibuk di London. Mungkin bulan depan dia baru bisa kembali,” ujar Yandra. “Ya udah, papa tinggal dulu ya. Nanti papa ke sini lagi buat jemput kamu ke altar.”

Tak lama ponsel Dinara bergetar. Ada sebuah pesan singkat yang masuk. Gegas dia mengusap layar dan membaca sebuah pesan itu.

“Kak Indira?” gumam Dinara. Tentu saja, pesan dari kakaknya itu membuat hatinya sedikit sedih.

‘Hai, Din. Happy wedding ya. Maaf banget aku gak bisa dateng, masih ada studi yang belum selesai di sini. Bahagia selalu adikku.’

Dinara menghela napas kemudian membalas.

‘Kamu udah tau aku mau nikah sama siapa, Kak?’

‘Sama siapapun aku percaya, kalau lelaki itu adalah lelaki yang beruntung karena telah meluluhkan hati adikku yang nakal ini. Aku yakin, keputusanmu untuk menikah adalah yang terbaik, karena pasti kalian saling mencintai.’

Dinara mendadak berkaca-kaca. Padahal dia merasa sangat kesal karena pernikahan ini begitu mendadak dan dia tidak menikah dengan pria yang dicintai.

***

Pengantin pria sudah memasuki altar, rangkaian demi rangkaian acara pun mulai berlangsung. Dinara berjalan bersama Yandra menuju tempat di mana ia akan diserahkan pada orang lain  untuk dijadikan istri.

Pengucapan sumpah pernikahan pun berlangsung. Meski sempat ragu-ragu, Dinara tetap menjalankannya dengan baik.

Sepasang pengantin itu mulai menyematkan cincin. Setelah selesai bertukar sumpah dan cincin, lalu tatapan mereka beradu, saat tiba waktunya mereka harus saling menautkan bibir sebagai ciuman pertama dalam pernikahan.

Farrel menaikkan sebelah alis menatap Dinara yang kini jantungnya berdebar-debar. Bahkan tak sanggup menatap wajah suaminya. Kemudian tanpa ragu, Farrel langsung mendaratkan kecupan di bibir sang istri.

Next...

Bab terkait

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 5. Kamu Cantik

    Sungguh, pengalaman pertama yang sangat luar biasa. “Kamu cantik sekali.” Farrel memuji sang istri yang berwajah masam.“Nggak usah ngerayu!” ketus Dinara.“Sungguh, kamu sangat cantik jika seperti ini.” Farrel tak gentar terus memuji keindahan di sebelahnya.“Karena pake riasan aja kali.” Dinara menimpal jutek.“Kita lihat saja nanti malam setelah riasan ini dihapus. Secantik apa istriku malam ini!” Farrel menatap dengan senyuman yang sangat manis.Dinara mendadak merasakan desiran aneh dalam dirinya saat Farrel mengatakan kalimat yang terakhir.“Itu artinya ... dia sungguhan menganggap pernikahan ini.” Dinara bergumam gelisah.Di sisi lain, Yandra tersenyum lega. Karena putrinya telah menjadi seorang istri. Selain itu, ia pun senang karena lelaki yang dipilihnya adalah seseorang yang sangat tepat.“Papa senang sekali. Kamu harus jadi istri yang baik, Dinara!” Yandra mendekap putrinya.Dinara sama sekali tidak terharu apalagi menangis. Dasarnya dia memang tidak suka ada kesedihan da

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 6. Suami kurang ajar

    “Kamu harus patuh pada perintah suami. Apa pun yang aku perintahkan, kamu harus nurut!” kata Farrel sembari membuka kemeja pengantinnya.Dinara mengambil sebatang rokok yang tergeletak di atas meja, saat hendak memantik api, Farrel gegas menyambar rokok dari apitan jemari Dinara.“Kak Farrel apa-apaan sih. Sini gak?!” Dinara berdiri dan protes saat Farrel menghancurkan rokok itu dalam genggamannya.“Buang kebiasaan burukmu ini!” tegas Farrel.Dinara membuang napas kasar. Ekspresinya geram sekali tetapi dia malas untuk banyak berdebat. Karena hari ini sungguh melelahkan untuknya.“Terserah!” gumamnya.“Kamu paham tidak apa tujuannya menikah?” Farrel mendekat dan bertanya santai.“Nggak tau. Aku sih cuma karena gak mau kehilangan warisan!” jawab Dinara santai. Saat rokoknya di buang, kini ia beralih bermain game di ponsel. Sembari tiduran dengan posisi sebelah kaki di timpa ke kaki sebelahnya.Farrel tersenyum miris melihat keadaan istrinya itu. Matanya pun mengedar ke segala penjuru di

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 7. Terpesona

    Farrel pun tertawa lepas. Puas melihat ekspresi terkejut di wajah cantik itu. Hingga membuat dekapannya kembali longgar. Dinara tak membuang kesempatan dan langsung mendorong Farrel ke sisi tempat tidur. Membuat dia bebas dari kungkungan sang suami.“Ahh, kamu cerdik sekali, Dinara.” Farrel mengaku kalah saat Dinara memanfaatkan situasi agar terlepas dari pelukannya.“Ini belum seberapa. Masih ada hari esok yang udah aku siapin buat bikin kamu nyesel udah nikahin aku!” kata Dinara percaya diri.Farrel hanya tersenyum fokus menatap kemelokan tubuh Dinara dalam balutan handuk putih. Lekuk tubuhnya terlihat indah, kulitnya bersih dan cerah. Rambutnya terurai ikal dan panjang. Cantik dan seksi sekali.“Lakukanlah apa yang kamu inginkan. Tapi sebelum itu terjadi, kamu harus merasakan dulu kejantananku. Dan kamu lihat sendiri nanti, siapa yang akan menyesal!” Farrel menyeringai erotis. Membuat Dinara bergidik geli. Kini Farrel malah senang menggoda istrinya.“Aku bakal buat kamu menyesal ud

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 8. Pikiran Jorok

    Dinara berusaha keras untuk kembali berpikir jernih. Mengenyampingkan pikiran joroknya yang sangat jauh. Dia mendadak teringat Theo. Sudah beberapa hari ini mereka tidak bertukar kabar. Tentu saja Dinara tidak memberitahu perihal pernikahannya itu.Ponselnya bergetar di atas nakas. Gegas ia meraih benda itu dan ada sebuah pesan yang masuk. Ia baru melihat ada puluhan pesan yang masuk. Dari teman-temannya yang mengucapkan selamat atas pernikahan itu, juga sebuah pesan dari Theo.Pernikahan itu memang tidak disembunyikan dari public. Jadilah teman-teman Dinara di kampus pun mengetahui hal ini. Karena seseorang yang sedang menempuh pendidikan sarjana pun sebetulnya tidak masalah jika ingin menikah. Asalkan nantinya tetap fokus dan menyelesaikan studinya dengan baik.‘Jahat kamu, Dinara. Kok tega sih kamu bohongin aku? Katanya kamu sibuk rawat ayahmu yang sakit, taunya malah kawin!’Itu pesan dari Theo yang Dinara baca. Dia bingung harus jawab apa saat tak bisa lagi menyembunyikan kenyata

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 9. Ke rumah suami

    Farrel menghela napas panjang. Tadinya dia sempat berniat untuk menghapus chat dari Theo. Tetapi ponsel Dinara terkunci. Pesan itu memang hanya tampil di layar utama saja.“Biarlah. Hitung-hitung aku ingin lihat sendiri bagaimana Dinara menyikapi chat dari lelaki ini. Aku ingin tau, seberani apa dia akan membohongi aku, atau ... dia akan sangat berani dan terang-terangan ingin menghianati pernikahan ini!” Farrel bergumam.Kemudian ia berjalan menuju tempat tidur dan melihat istrinya sudah tertidur pulas tanpa bersalah. Wajahnya tetap manis dan cantik meski tengah terlelap. Farrel menyingkap helaian rambut yang menutupi wajah Dinara. Bulu matanya lentik dengan alis yang tebal dan rapih. Kulitnya lembut seperti perempuan yang gemar perawatan wajah.Lalu yang membuat Farrel sangat terpesona adalah saat menatap bibir tipis dan merah muda milik Dinara. Teringat saat pertama kali mengecupnya. Manis dan lembut sekali. Rasanya ingin selalu mengulangnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 10. Tidak akan pisah kamar

    “Kalian cuma bertiga? Maksudku ... gak ada pembantu atau tukang kebun? Ya walaupun rumahnya gak sebesar rumah papaku, tapi tetep aja rumah kan butuh di urus dan dibersihkan!”“Sejak dulu kami gak terbiasa sewa asisten rumah tangga. Karena kami biasa beres-beres sendiri,” ujar Farrel. Ini membuat Dinara agak terkejut.“Kok gitu? Emangnya kalian bisa beres-beres rumah ditengah-tengah kesibukan kalian masing-masing?” tanya Dinara.“Apa masalahnya? Semua tergantung kita bisa mengatur waktu atau tidak. Kalau bangun lebih awal, semua pekerjaan pasti bisa diselesaikan.” Farrel tersenyum lagi. Dia terlihat begitu santai.“Masa? Alasan klasik. Paling juga kalau aku udah tinggal di sini, nanti aku yang suruh beres-beres rumah. Kerjain semua kerjaan rumah! Kan katanya mertua dan ipar itu selalu seperti itu sama menantu perempuan. Semena-mena sikapnya!” kata Dinara dengan nada ketus.Farrel tertawa ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 11. Niat Kabur

    “Ah nggak tau! Pokoknya aku mau istirahat! Kasih aku waktu 1-2 jam ke depan buat istirahat! Fisik aku emang gak capek-capek banget, tapi hati aku yang capek!” balas Dinara.Farrel pun hanya tersenyum dan mengangguk paham. Alasan Dinara yang terakhir masih dapat ia maklumi dengan baik.“Baiklah. Aku ke depan dulu kalau gitu. Dan misal butuh apa-apa tinggal bilang. Jangan sungkan.” Farrel kemudian beranjak dari kamarnya.Dinara merasa lega sekali. Ia langsung membaringkan tubuh di atas kasur. Kamar ini cukup nyaman untuknya. Vibes-nya terasa tenang dan damai. Udaranya juga cukup sejuk. Tentu saja jauh berbeda dengan di Jakarta. Karena rumah Farrel terletak di kawasan Bandung yang dikenal dengan cuacanya yang lebih sejuk dan alami.Dalam hatinya mendadak tercipta rasa takut yang entah apa solusi menghilangkannya. Dinara hanya bingung, akan berapa lama pernikahan ini berlangsung dan apakah ini langkah yang tepat untuk masa depannya?

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • BUKAN SUAMI KONTRAK   Bab 12. Kabur

    “Hm ... kayaknya nggak deh, Kak. Aku mau di rumah aja. Minggu depan aku ada ujian kuliah, aku harus selesain tugas-tugas dulu.” Dinara pandai mencari alasan.Farrel mengangguk paham. “Oke. Kalau ada apa-apa, kamu bilang aja sama Ibu. Dia selalu ada di rumah.”Dinara tak menggubris. Dia merasa lega karena malam ini pasti akan menjadi malam kemenangannya karena akan bertemu kembali dengan Theo. Kemudian ia teringat soal perhiasan di nakas tadi.“Kak Farrel kenapa harus bohong sih?” kata Dinara yang mendadak membuat Farrel menautkan kedua alis.“Maksudnya?” Farrel bingung. Ia baru saja akan bergegas menuju kamar mandi.Dinara mengambil kotak perhiasan mahal itu dan menunjukkannya pada Farrel. Andaikan itu benar milik wanita lain, maka Dinara akan membuat perjanjian dan menuntut kebebasan dari suaminya. Agar sama-sama adil.“Ini punya pacar kamu kan? Cantik banget. Dan beruntungnya dia punya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23

Bab terbaru

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   56. Sorotan para gadis-gadis

    Renata dan Emma terkikik melihat ekspresi Dinara yang tampak malu-malu.“Cemburu itu wajar loh. Katanya kalau cemburu itu tanda sayang!” kata Emma dengan senyuman lembut.Dinara sendiri hanya bisa tersenyum, karena tujuan utamanya adalah untuk mencaritahu siapa seseorang dibalik kejadian yang menimpanya malam itu. Entahlah, kalau melibatkan keluarga pastinya akan seperti ini. Pikiran mereka melayang jauh. Tapi biarlah.“Ren, langsung berangkat yuk. Aku udah hampir telat nih!” Dinara langsung berdiri dan memilih untuk bergegas.Renata pun mengangguk dan setelah berpamitan, mereka langsung menuju teras. Renata dan Dinara memilih untuk naik motor berboncengan agar lebih cepat sampai ke kampus sekaligus menghindari kemacetan.Kali ini Dinara yang membawa motor berjenis matic itu. Renata sangat terkejut ketika pertama kali di bonceng oleh Dinara yang mengendarai dengan kecepatan tinggi sekaligus tak segan salip-menyalip.&

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   55. Menyembunyikan pertengkaran

    Dinara merasa serba salah, di bagian hatinya yang lain ia seperti bisa merasakan kalau Theo tidak sepenuhnya bersalah, tapi di sisi lain, bukti kejahatan Theo sudah sangat jelas terlihat.“Aku gak tau apa mauku. Andaikan aku mau sesuatu, tentu saja aku tidak akan pernah mendapatkannya lagi.” Entah mengapa Dinara mendadak jadi melankolis. Matanya mulai pun berembun.“Aku tau kamu masih sangat mencintainya, Dinara. Aku hanya orang ketiga yang hadir di antara kalian. Aku yang harusnya minta maaf, karena sampai aku berada di ambang kematian pun, nyatanya perasaanmu tetap miliknya!” Farrel pun menjadi sangat perasa saat ini.Mungkin ada kalanya ia merasa lelah karena memperjuangkan cintanya itu. Sejauh ini, ia pikir Dinara akan benar-benar melupakan Theo, tapi kenyataannya Dinara masih mendengar baik apa yang dikatakan oleh mantan kekasihnya itu.“Aku gak seperti itu, Kak. Dia gak akan datang lagi. Dia sudah pergi!” tegas Di

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   54. Kecurigaan Dinara

    Pada malam harinya, Farrel merasa ada yang berbeda dengan istrinya. Harusnya Dinara gegas ke meja makan, karena sedari tadi Emma dan Renata sudah menunggu mereka. Namun, sampai setengah makanan Renata dan Emma hampir habis, Dinara belum juga keluar kamar.“Farrel, ke mana istrimu?” tanya Emma.Farrel yang sedang melahap puding pun hanya menggeleng. “Tadi sih lagi mandi. Nggak tau kalau sekarang.”“Panggilkan gih. Emang gak mau makan malem?” kata Emma.Farrel pun mengangguk dan beranjak dari ruang makan menuju kamarnya. Sementara Renata memperhatikannya dengan tatapan aneh. Tentu saja dia berpikir kalau Farrel dan istrinya tengah bertengkar karena masalah tadi pagi.“Bu, tau nggak?” Renata berbicara pelan-pelan. Sembari menilik ke arah pintu kamar Farrel yang sudah tertutup.“Ada apa?” Emma penasaran.“Itu loh, tadi pagi ada cowok datang ke rumah. Nanyain Kak Dinara,&rdq

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   53. Berdebat lagi

    Dinara termangu mendengarnya. Melihat cara Theo menyampaikan itu semua, membuat Dinara jadi berpikir. Sejauh ini pria itu terus bersikeras membuktikan bahwa ia tidak bersalah atas kejadian malam itu, dan mungkin saja yang dikatakannya benar.Sementara di tempat lain, Renata rupanya tidak benar-benar bergegas ke sekolah. Ia berputar arah dan memilih untuk memperhatikan dari kejauhan apa yang sebenarnya terjadi dengan pria itu dan kakak iparnya. Perasaannya mendadak tidak enak, tentu saja pikirannya melayang jauh.“Keterlaluan kalau sampai lelaki itu beneran pacarnya Kak Dinara! kalau dulu Kak Dinara berani kabur, artinya gak menutup kemungkinan sekarang juga mereka ada niatan untuk kabur. Duh, semoga aja Kak Farrel cepat datang!” Renata bersembunyi di balik tembok rumah tetangga dan terus mengawasi.Sebelumnya, gadis itu pun sudah menghubungi Farrel, dan memberitahukan kalau ada seorang lelaki yang mengaku kekasihnya Dinara datang ke rumah mereka. Ten

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   52. Adiknya Farrel

    Theo langsung terdiam dengan mata yang melotot.“Apa? jadi anak ingusan ini adiknya si Farrel?” gumam Theo masih tak percaya. Berarti semua sesuai dugaan awalnya, kalau gadis berseragam SMA ini adalah adiknya Farrel.Renata masih menatap tajam ke arah Theo yang malah bergeming. Mungkin masih syok dan merasa bersalah karena main tuduh begitu saja. Sudah salah, berani ngotot pula.“Kenapa diem?” gertak Renata.Theo mengerjapkan mata. “Siapa yang diem.”“Idih, dasar orang nggak jelas. Emang situ siapa sih muncul terus di depan saya?” Renata masih tak kalah geram.Theo jadi bingung harus berkata apa. Faktanya gadis yang menantangnya ini ternyata pemilik rumah itu juga. Dia jadi mati kutu.“Lah, malah bengong! situ cari siapa sih?” tanya Renata tak sabaran.“Lo seriusan adiknya si kacung itu?” Tanpa berpikir, Theo langsung bertanya demikian, bahkan tak segan men

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   51. Dasar orang stress

    Theo masih berdiri menyaksikan perbincangan ayahnya yang sangat mencurigakan itu. Namun, dia tidak terlalu bodoh untuk bisa menyimpulkan apa yang sudah terjadi ini.“Tidak salah lagi. Papa benar-benar ada kaitannya dengan kejadian di klub malam itu. Dan, sepertinya dia tidak bekerja sendiri. Melainkan ada seseorang yang turut terlibat dalam masalah ini.” Theo bergumam dengan mata yang awas.“Sudahlah. Lebih baik kau istirahat saja, Nyonya. Kumpulkan tenagamu untuk rencana besar nanti. Kali ini aku memang tidak akan banyak terlibat, tapi aku akan tetap memantau. Aku yakin, ide yang satu ini pasti akan membuat hubungan Dinara dan Farrel segera berakhir.” Marva terkekeh.“Tapi apa kau tidak takut, kalau Dinara berpisah dengan suaminya, lalu perempuan itu akan kembali pada putramu?” tanya wanita itu di seberang panggilan.Marva tergelak. “Tidak akan terjadi. Theo akan segera berangkat ke New York. Dia akan bahagia di

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   50. Menguping Pembicaraan

    “Sial!” Theo bergumam dengan bibir yang mengatup rapat.Rasanya sia-sia dia datang ke tempat ini. Tak ada gunanya. Theo tak ingin berdebat lagi, dia langsung pergi melewati kerumunan orang-orang yang menari dan bersorak-sorai menikmati dentuman musik di tempat itu. Hatinya semakin bergemuruh kala teringat peristiwa malam itu bersama Dinara.Theo gegas memasuki mobilnya. Ia menarik napas dalam-dalam dan kembali mengerang kesal.“Sial banget gue. Semua orang yang terlibat atas kejadian malam itu semua udah nggak ada. Ini jelas ada yang aneh. Gue makin curiga dan yakin, kalau malam itu memang ada yang sengaja mau menjebak gue dan Dinara.”“Tapi siapa pelakunya? pasti orang terdekat! Ya, siapa lagi kalau bukan si Farrel itu! emang bangsat dia!” Theo bertanya dan menjawab sendiri. Benaknya semakin penuh akan banyak pernyataan yang belum terpecahkan.“Farrel memang tidak punya kekayaan seperti papa dan papanya Di

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   49. Prasangka buruk Theo

    Ia memperhatikan lamat-lamat sebuah mobil yang terparkir di bagian depan area. Tepat 100 meter dari mobil Farrel. Ia cukup familiar dengan mobil mewah itu. Mobil yang pernah ia lihat di depan gerbang rumah tetangganya, juga di depan toko bunganya.“Itu kan mobilnya lelaki yang waktu itu. Dia kok ada di sini juga?” gumam Renata dalam hatinya.Tak lama kemudian, lelaki yang dimaksud oleh Renata tampak berlari kecil menuju mobil tersebut. Ternyata benar saja dugaan Renata, lelaki itu adalah Theo.Gadis cantik itu menelan ludah dengan mata yang melebar. Benaknya menimbulkan berbagai pertanyaan. Dari penampilan terlihat jelas kalau lelaki itu pasti berkuliah di sini juga.“Dia anak kampus sini. Semester berapa dia? senior kah atau ... dia mahasiswa baru seperti aku?” Renata terdiam dengan benaknya yang sibuk menebak-nebak. Dia jadi teringat moment di mana ia meninju wajah lelaki itu sampai memar dan berdarah.Renata mendadak linu

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   48. Sudah sembuh

    Keesokan harinya, Yandra dan Indira sudah siap di meja makan. Mata Yandra terpaku pada wajah putrinya yang tak bersemangat di pagi itu. Walau hidangan sarapan telah disajikan dengan segala kelezatannya, tetapi Indira masih terlihat muram.“Gimana tidurnya semalam?” tanya Yandra berbasa-basi.“Biasa aja. Papa gimana?” Indira bertanya balik. Dari nada bicaranya masih terdengar santai dan tampak tenang.Yandra tersenyum dan mengangguk. “Yahh, cukup nyenyak, kok. Papa juga semalam habis mimpi indah.”Indira menaikkan kedua alis tebalnya. “Oh ya? tumben papa mimpi. Biasanya juga jarang banget. Emang mimpi apa, Pa?” kekeh Indira.“Papa mimpi kita berkumpul kembali sama mama kalian. Kita jalan-jalan, tertawa riang, pokoknya bahagia lah. Sampai akhirnya satu per satu di antara kalian pergi. Mamamu, Dinara, dan kamu. Ah, mungkin itu hanya gambaran dari kehidupan nyata saja, kenyataannya mama kalian kan s

DMCA.com Protection Status