Share

Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan
Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan
Author: Patricia

Bab 1

Author: Patricia
Semua teman dekat di lingkungan pertemanan mereka tahu bahwa Nadine Wicaksono sangat mencintai Reagan Yudhistira. Saking cintanya, Nadine sampai tidak punya kehidupannya sendiri, seolah-olah ingin berada di dekatnya selama 24 jam sehari.

Setiap kali mereka putus, belum sampai tiga hari saja Nadine akan kembali untuk meminta balikan. Di dunia ini, siapa pun mungkin bisa mengatakan kata "putus", kecuali Nadine. Ketika Reagan masuk sambil memeluk kekasih barunya, ruangan itu menjadi hening selama lima detik.

Gerakan Nadine yang sedang mengupas jeruk terhenti, "Kenapa kalian semua diam? Kenapa pada lihat aku?"

"Nadine ...." Teman-temannya memandangnya dengan tatapan khawatir.

Namun Reagan tetap santai memeluk wanita itu dan langsung duduk di sofa. "Selamat ulang tahun, Philip" ucapnya. Begitu terang-terangan, seolah-olah tidak terjadi apa pun.

Nadine langsung berdiri. Ini hari ulang tahun Philip, jadi dia tidak ingin membuat kekacauan. "Aku ke toilet sebentar." Saat menutup pintu, dia mendengar percakapan di dalam ruangan.

"Reagan, Kak Nadine ada di sini. Aku sudah kasih tahu kamu sebelumnya, 'kan? Kenapa kamu masih tetap bawa wanita itu?"

"Iya! Reagan, kamu benar-benar keterlaluan kali ini."

"Nggak masalah." Reagan melepaskan pelukannya dari pinggang ramping wanita itu, lalu menyalakan rokok. Di tengah asap yang mengepul, dia tersenyum, seperti seorang petualang yang bermain-main dengan hidupnya.

Nadine tidak lagi mendengar ucapan mereka selanjutnya karena pintu sudah tertutup. Dia keluar dari toilet dengan tenang setelah selesai menggunakannya. Saat merapikan riasannya, Nadine melihat dirinya di cermin dan tersenyum samar.

"Jelek sekali."

Hidupnya benar-benar jelek. Nadine menarik napas dalam-dalam dan diam-diam membuat keputusan dalam hati.

Namun, ketika Nadine kembali ke ruang VIP dan mendorong pintu, pemandangan yang dilihatnya membuatnya menggenggam erat pegangan pintu dan hampir kehilangan kendali emosinya. Reagan sedang menempelkan bibirnya ke bibir wanita itu, sampai membasahi tisu yang berada di antara mereka.

Suara tawa dan bersorakan di sekitarnya.

"Sialan! Reagan memang jago main!"

"Nempel tuh!"

"Suasananya sudah jadi begini, kasih ciuman dong buat kita semua!"

Tangan Nadine yang menggenggam pegangan pintu langsung gemetaran. Itulah pria yang dicintainya selama enam tahun. Pada saat itu, dia hanya merasa semua ini sangat ironis.

"Hei, bermain lagi ...." Seseorang mengingatkan dengan suara pelan, sambil memberi isyarat ke arah pintu. Semua orang serempak menoleh ke arah yang ditunjuknya.

"Nadine, kamu sudah balik? Tadi cuma bercanda, jangan tersinggung ...."

Namun, Reagan memotong penjelasan itu dengan tenang sambil menatapnya dengan datar. "Nadine, kebetulan kamu di sini, kita bicarakan saja sekarang."

"Ya, ngomong saja."

"Selama bertahun-tahun ini, kita sudah bolak-balik putus dan itu cukup membosankan. Hubungan kita juga sudah lama mendingin."

Nadine mengepalkan jarinya. Kukunya menancap ke telapak tangannya, tapi dia seolah-olah tidak merasakan sakitnya. Hubungan selama enam tahun akhirnya hanya mendapatkan sebuah kalimat "sudah mendingin."

"Eva adalah gadis yang baik, aku ingin kasih status yang jelas buat dia" lanjut Reagan.

Nadine mengangguk dengan wajah tanpa ekspresi, "Oke."

"Walaupun sudah putus, kita tetap temanan. Kalau nanti kamu ada kesulitan, kamu masih bisa cari aku" timpal Reagan lagi.

"Nggak perlu." Nadine tersenyum tipis, lalu berkata dengan suara yang nyaris tak terdengar, "Kalau sudah putus, sebaiknya putus dengan tuntas saja. Supaya adil juga buat gadis itu."

Reagan mengangkat alisnya, tampak agak terkejut.

"Philip" panggil Nadine seraya menoleh ke arah Phililp yang merupakan pemeran utamadalam acara hari ini.

"Selamat ulang tahun. Semoga kalian bersenang-senang, aku pamit dulu. Jeruk yang di meja itu aku yang kupas. Kalian makan saja, jangan sampai terbuang."

Reagan tidak suka makan buah, kecuali jeruk. Namun, dia sangat pemilih. Semua bagian serat yang putih di kulit jeruk harus dibersihkan sebelum dia mau memakannya. Selama bertahun-tahun ini, Nadine yang mengupaskan buah untuk Reagan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan vitaminnya.

Nadine selalu mengupas semuanya hingga bersih, lalu diletakkan di atas piring dan menyajikannya ke hadapan Reagan. Saat Reagan merasa senang, dia akan memeluk Nadine dan menciumnya dengan manja. "Pacarku baik banget, sih? Kenapa lembut sekali? Mau kunikahi ya?"

Reagan tahu apa yang diinginkan Nadine, tetapi dia tidak pernah memberikannya.

Reagan menawarkan, "Kusuruh sopir untuk antarin kamu."

"Nggak usah, aku sudah manggil taksi."

Philip mengusulkan, "Kak Nadine, kuantarkan sampai ke pintu depan."

Nadine menolaknya sambil melambaikan tangan, lalu berbalik dan pergi dari tempat itu.

"Kak Reagan, lihat suasananya jadi begini .... Sepertinya Kak Nadine benaran marah kali ini."

"Nggak separah itu, kok."

"Iya nih! Sudah berapa kali mereka ribut? Setiap kali Nadine selalu balik lagi beberapa hari kemudian. Saat ketemuan lagi lain kali, mereka kelihatan baik-baik saja."

"Kali ini, aku taruhan lima hari."

"Aku enam hari."

Reagan melihat sekilas pintu ruangan yang tidak tertutup itu sambil tersenyum dingin. "Aku taruhan, dia bakal datang cari aku lagi dalam tiga jam."

"Oke, Kak Reagan pasti menang. Seluruh dunia tahu seberapa besarnya cinta Nadine sama dia."

"Haeh, kenapa nggak ada wanita sesetia itu samaku, ya?"

"Kamu? Minggir sana!"

"Hahaha ...."

....

Saat kembali ke vila, sudah lewat tengah malam. Nadine menghabiskan setengah jam untuk berkemas. Dia telah tinggal di sini selama tiga tahun dan kini hanya sebuah koper kecil yang perlu dibawa. Pakaian desainer bermerek yang belum pernah dia kenakan, serta perhiasan yang belum pernah dipakainya, semuanya dia biarkan di tempatnya.

Satu-satunya hal yang tidak rela ditinggalkannya adalah deretan buku profesional yang memenuhi dinding. Namun untungnya, semua isi buku itu sudah ada di otaknya, jadi bentuk fisiknya tidak lagi terlalu penting.

Matanya tertuju pada meja rias. Nadine berjalan mendekat dan membuka laci. Di dalamnya tergeletak sebuah cek senilai 100 miliar. Di bawah cek itu, terdapat sebuah dokumen ... Kontrak Pengalihan Tanah Lot 3-5 di Kawasan 72, Pinggiran Kota Timur.

Meskipun di pinggiran kota, nilainya diperkirakan mencapai 40 miliar. Kedua dokumen ini telah ditandatangani oleh Reagan dan ditinggalkannya di laci saat keduanya hampir putus sebelumnya. Dia yakin Nadine tidak akan berani mengambilnya. Sebab, begitu Nadine mengambilnya, hubungan mereka akan benar-benar berakhir.

Enam tahun ditukar dengan 140 miliar? Nadine tiba-tiba merasa itu bukan kesepakatan yang buruk. Berapa banyak wanita yang bisa mendapatkan biaya ganti rugi masa mudanya sebesar itu? Dia memasukkan kedua dokumen itu ke dalam tasnya.

Lagi pula, Nadine sudah memberikan dirinya, kenapa tidak ambil saja semuanya sekaligus? Perasaannya sudah hilang, tapi setidaknya dia masih punya uang. Dia bukanlah karakter utama dalam cerita romansa di mana sang gadis polos memandang uang sebagai sesuatu yang tak berarti.

"Halo, perusahaan kebersihan? Kalian masih terima pesanan?"

"Ya .... Pembersihan secara menyeluruh, aku tambah komisinya."

Nadine meninggalkan kunci di dekat pintu masuk dan naik taksi, langsung menuju rumah sahabatnya. Di perjalanan, bibi pembersih menelepon lagi untuk memastikan, "Nona, barang-barang ini semua nggak mau diambil?"

"Ya, kamu urus saja" jawab Nadine singkat sebelum menutup telepon.

Ketika Reagan pulang ke rumah, sudah larut malam. Bibi pembersih sudah lama selesai membereskan rumah dan pergi. Aroma parfum yang menyengat membuat kepalanya pusing. Dia melonggarkan kerah bajunya, berniat duduk sebentar di sofa, tetapi akhirnya tertidur di sana.

Keesokan paginya, suara piring dan peralatan dapur yang familier terdengar dari arah dapur.

Reagan mengangkat selimut dan duduk sambil memijat pelipisnya, lalu meraih gelas air.

Namun, tangannya tidak menemukan apa pun di sana. Dia berhenti sejenak di atas meja kopi dengan terkejut. Kemudian, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman.

Padahal Nadine sudah datang dan menyelimutinya, tapi kenapa tidak sekalian menyediakan teh penghilang mabuk? Apakah Nadine belum bosan melakukan "perlawanan yang setengah hati" ini setelah sekian tahun? Hah ....

Reagan berdiri dan berkata, "Sebaiknya hari ini kamu ...."

"Tuan Muda sudah bangun?"

"Bi Julia?"

"Tuan Muda cuci muka dulu, sebentar lagi sarapan selesai. Oh, tadi malam tidur nyenyak, 'kan? Aku sudah nyalakan pemanas, tapi tetap merasa nggak tenang, jadi kutambahkan satu selimut lagi."

"Hm ...."
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
dasar laki" brengsekkkk liat aja luu nanti bakalan nangis" minta di maafin
goodnovel comment avatar
Salsabilla Kim
balas aja perbuatan Reagan ke kamu Nadine. masa kamu mau digitukan terus selama 6 tahun.
goodnovel comment avatar
Yuni
cerita nya menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 2

    Di meja makan.Reagan bertanya, "Kenapa nggak ada bubur?""Maksud Tuan, bubur untuk kesehatan lambung ya?""Bubur untuk kesehatan lambung?" tanya Reagan lagi."Ya, bubur yang sering dimasak Nona Nadine. Bubur millet dicampur ubi, bunga bakung, dan kurma merah, 'kan? Wah, aku nggak sempat menyiapkannya. Hanya untuk bunga bakung, jali-jali, dan kurma merahnya saja harus direndam semalaman dan mulai direbus keesokan paginya.""Selain itu, pengaturan apinya sangat penting. Aku nggak sepeka Nona Nadine untuk terus mengawasi api. Hasil masakanku juga nggak akan seperti miliknya, terus ...."Reagan menyelanya, "Bawakan saus daging sapi.""Oke, Tuan.""Kenapa rasanya beda?" Reagan melihat sekilas botol itu. "Kemasannya juga beda.""Yang sebelumnya sudah habis, hanya tersisa yang ini," jawab Bibi Julia."Nanti belikan dua kaleng di supermarket.""Nggak dijual.""Hah?" Reagan kebingungan.Julia tersenyum canggung. "Saus itu buatan Nona Nadine sendiri, aku nggak bisa buat ...."Prang!"Hm? Tuan n

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 3

    "Nggak nemu tempat parkir yang bagus ya? Aku keluar untuk bantu ...." Saat menyadari ekspresi Reagan yang muram, Philip baru tersadar. "Hah! Kak Reagan, jangan-jangan ... Kak Nadine masih belum kembali?"Sekarang ini sudah lewat dari tiga jam.Reagan membuka tangannya sambil mengangkat bahu. "Balik apanya? Kamu kira putus itu candaan?" Setelah berkata demikian, dia berjalan melewati Philip dan duduk di sofa.Philip menggaruk kepalanya. Apakah kali ini mereka benar-benar putus? Namun, dia langsung menggelengkan kepala mengenyahkan pemikiran itu. Dia percaya bahwa Reagan tega memutuskan hubungan, tetapi Nadine ....Semua wanita di dunia ini mungkin bisa menerima putus, tapi Nadine sudah pasti tidak bisa. Hal ini adalah fakta yang telah diakui dalam lingkaran pertemanan mereka selama ini."Reagan, kenapa kamu sendirian?" tanya Teddy sambil tersenyum sinis. "Tiga jam sudah lewat, sekarang sudah seharian."Reagan menyeringai, "Aku kalah taruhan, jadi harus terima hukumannya. Apa hukumannya?

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 4

    Reagan terlalu banyak minum semalam. Selain itu, si berengsek Philip malah mengajaknya untuk minum lagi di tengah malam. Saat Reagan diantar pulang oleh sopir, langit sudah mulai terang.Awalnya dia sudah terkapar di ranjang karena rasa kantuknya yang hebat. Namun, dia tetap memaksakan diri untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebentar.'Kali ini Nadine seharusnya nggak akan marah, 'kan?' batin Reagan dalam pikirannya yang setengah sadar. Saat membuka mata kembali, rasa sakit yang hebat membuatnya terjaga."Ugh ...." Sambil menekan perutnya, Reagan berusaha untuk bangkit."Aku sakit maag! Nad ...." Saat hendak memanggil nama itu, Reagan terhenti seketika. Reagan mengerutkan alisnya sejenak. 'Hebat sekali Nadine kali ini, bahkan lebih keras kepala dari sebelumnya. Baiklah, kita lihat seberapa lama dia bisa bertahan.'Akan tetapi ... di mana letak obatnya?Reagan pergi ke ruang tamu untuk mengobrak-abrik laci dan lemari. Semua laci yang bisa menyimpan barang sudah digeleda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 5

    "Kenapa Kak Reagan?" Philip melirik sekilas pria yang sedang minum sendirian. Dia diam-diam menggeser duduknya mendekat ke Teddy. Sejak Reagan masuk, wajahnya sudah tampak muram, membuat suasana yang tadinya ramai mendadak menjadi hening."Diblokir seseorang," ucap Teddy yang mengetahui situasinya, menikmati drama yang sedang terjadi ini. Mendengar komentarnya, wajah Reagan semakin muram.Prang!Gelas di tangannya membentur meja kaca dengan keras. Dengan gusar, dia membuka kancing kemejanya dengan satu tangan."Sudah kubilang jangan sebut namanya lagi. Nggak ngerti bahasa manusia ya?"Teddy mengangkat bahunya dan tidak berkomentar lagi. Suasana langsung berubah. Orang-orang yang tadinya bernyanyi memilih untuk diam. Orang lainnya juga ikut bungkam karena takut memancing kemarahan Reagan.Philip tersedak oleh alkohol yang baru diminumnya. Ternyata Nadine serius kali ini?Stendy yang sudah agak mabuk, berpaling dan menanyakan Philip, "Nadine sudah balik belum?"Philip menggelengkan kepal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 6

    "Sudah seharusnya aku minta maaf atas tindakanku yang nggak rasional dan impulsif dulu. Ini adalah utangku padanya."Kelly hampir tersedak anggur yang diminumnya. Dia terbatuk dua kali dan berkata dengan wajah yang penuh penolakan, "Tolong, jangan libatkan aku dalam hal ini, Kak.""Kamu tahu sendiri, satu-satunya mata kuliahku yang gagal dan harus mengulang adalah mata kuliah pilihan dari Bu Freya. Setiap kali ketemu Bu Freya, aku langsung gemetaran. Lagian, aku ini orang yang nggak dikenal. Mungkin dia bahkan sudah lupa siapa aku. Aku benar-benar nggak bisa bantu kamu."Melihat Kelly menghindar seperti itu, Nadine tidak memaksanya lagi."Tapi ...." Mata Kelly berkilat licik dan nada bicaranya berubah, "Aku punya seseorang yang cocok untuk masalah ini.""Hmm?""Kamu masih ingat kakak sepupuku, Arnold, 'kan?"Nadine menyesap sedikit air hangat dan mengangguk. "Tentu saja ingat."Arnold adalah pionir termuda dalam bidang fisika di dalam negeri. Tahun lalu, dia dinobatkan sebagai salah sa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 7

    Setelah mendekat, Reagan baru menyadari bahwa rambut bergelombang Nadine yang indah, kini telah diluruskan dan warna rambut favoritnya dulu, kini kembali menjadi hitam pekat. Nadine tidak memakai riasan dan tidak mengenakan sepatu hak tinggi.Dengan hanya memakai kaus putih, penampilannya sangat sederhana. Namun yang paling mencolok adalah matanya, yang tampak lebih cerah dari sebelumnya, tanpa jejak kesedihan atau keterpurukan karena putus cinta.Jika semua ini hanya berpura-pura, Reagan harus mengakui Nadine melakukannya dengan sangat baik. Saking baiknya, hingga itu berhasil membuatnya marah.Nadine mengerutkan kening. Dia terlalu mengenal Reagan. Ekspresi yang dia lihat sekarang adalah tanda bahwa kemarahannya akan segera meledak."Haha," pria itu tertawa sinis, "Tapi selera kamu buruk sekali. Sudah bertahun-tahun bersamaku, seharusnya kamu punya sedikit standar, 'kan? Jangan sampai asal pilih pria, jangan biarkan sembarang orang mendekat. Kalau nggak, di mana harga diriku sebagai

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 8

    Nadine sudah lama tidak merasakan pengalaman seperti ini, mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Selama bertahun-tahun bersama Reagan, meskipun tidak hidup sepenuhnya bergantung pada pria itu, pekerjaan fisik seperti ini memang tidak pernah dilakukan Nadine.Bahkan beberapa tahun lalu saat Reagan baru memulai usahanya dan kondisi keuangan mereka masih ketat, mereka tetap mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah setiap minggu.Setelah selesai mengecat satu kaleng, Nadine menggosok pinggangnya yang terasa pegal. Setelah beberapa tahun hidup nyaman, dia memang sudah tidak terbiasa dengan pekerjaan fisik seperti ini ....Nadine keluar ke lorong bermaksud untuk mengambil sisa cat yang masih di luar. Namun tanpa sengaja, langkahnya terlalu cepat dan kakinya menendang salah satu kaleng cat hingga terguling. Meskipun Nadine sudah berusaha mengatasinya dengan cepat, tetap saja ada sedikit cat yang tumpah di depan pintu tetangga sebelah.Dia buru-buru mengambil pel dan mulai m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 9

    Nadine berjalan lebih dulu, sementara Arnold mengikuti dari belakang. Jika dibandingkan dengan kegugupannya semalam, kini Nadine tampak sudah kembali normal.Arnold membawa mobilnya ke depan dan Nadine duduk di kursi penumpang. Dalam perjalanan, mereka melewati sebuah supermarket buah-buahan. Nadine tiba-tiba berkata, "Bisa berhenti sebentar? Aku butuh dua menit untuk beli buah.""Buah?" tanya Arnold."Ya, untuk Bu Freya."Arnold menggenggam setir dengan agak kebingungan. "Memangnya perlu seribet itu?"Nadine menoleh dengan ekspresi sedikit geli. "Kamu selalu berkunjung dengan tangan kosong?"Arnold mengangguk dengan jujur. Nadine diam-diam mengacungkan jempol dalam hati. Luar biasa. Mungkin orang-orang hebat memang begitu ... tidak terlalu peduli dengan hal-hal kecil?Meski demikian, Arnold tetap menepikan mobilnya.....Freya tinggal di Jalan Cempaka, tidak jauh dari Universitas Brata. Deretan rumah kecil bergaya campuran antara desain barat dan timur berjejer di kawasan itu. Masing-

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 695

    "Nggak merepotkan. Sudah ada model yang kamu suka?"Nadine tidak punya permintaan khusus, yang penting mobilnya nyaman dikendarai."Kalau begitu, aku sarankan sedan. Kenyamanan duduk dan handling-nya lebih baik dibanding SUV. Hanya saja, ruang kabinnya lebih kecil. Kalau nggak mempertimbangkan perjalanan keluarga dan hanya untuk mobilitas harian, sedan adalah pilihan yang bagus.""Oke." Nadine mengangguk. Dia tipe yang mendengarkan saran."Gimana dengan merek?" Pria itu bertanya lagi, "Ada preferensi tertentu?""Nggak ada." Nadine menggeleng. "Tapi, aku suka mobil luar negeri."Arnold menaikkan alis. Kebetulan sekali. Dia juga."Kalau anggaran?""Bebas."Mereka pertama-tama pergi ke showroom Volkswagen terdekat. Begitu masuk, seorang sales segera menyambut mereka dengan senyuman. "Selamat datang! Mau lihat mobil seperti apa? Aku bisa membantu.""Sedan. Irit bahan bakar, mudah dikendarai. Ada rekomendasi?" tanya Arnold."Silakan lihat model ini." Sales itu membawa mereka ke sebuah mobil

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 694

    Reagan tidak punya waktu untuk memikirkan perasaan Jinny, juga tidak memedulikan semangkuk bubur di sampingnya.Dia sedang dalam suasana hati yang buruk. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia baru menutup laptopnya.Tiba-tiba, dia melihat mangkuk bubur yang masih ada di dekatnya. Buburnya dimasak hingga lembut, hampir penuh satu mangkuk, dengan tambahan kurma merah dan goji berry. Dibandingkan dengan yang pernah dibuat Eva, ini terlihat lebih detail.Reagan memang sedikit lapar. Saat mengangkat mangkuk, dia menyadari buburnya masih hangat. Awalnya, dia hanya berniat mencicipi.Namun, begitu bubur itu masuk ke mulutnya, dia sontak termangu. Rasanya ....Dia menunduk menatap mangkuk itu, ekspresinya menjadi rumit. Sangat mirip, nyaris sama dengan yang dulu dibuat oleh Nadine.Reagan tidak bisa menahan diri untuk tertegun. Untuk sesaat, dia merasa wanita itu masih berada di sisinya.Saat turun ke lantai bawah, Jinny masih belum pergi. Dia duduk di sofa, membaca buku, terlihat tenang dan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 693

    Terlebih lagi, orang yang dikirimi mobil ini adalah seorang wanita cantik yang tinggal di apartemen tua. Garis bawahi, cantik!Siapa pun bisa menebak seperti apa skenarionya.Pasti karena kecantikannya, dia menarik perhatian seorang konglomerat yang ingin memilikinya, jadi mobil ini dikirim sebagai hadiah awal.Atau mungkin pria itu sudah mendapatkan wanita ini dan mobil ini adalah hadiahnya. Enaknya jadi orang kaya, sekali keluar uang langsung 10 digit untuk sebuah Maserati.Sayangnya, si sales terlahir sebagai laki-laki. Kalau saja dia perempuan, dia juga pasti akan mencari sponsor kaya raya. Zaman sekarang, siapa yang nggak mau dapat uang dengan rebahan, untuk apa sok suci?"Bu Nadine, kamu orang pintar. Kadang-kadang, jangan terlalu jual mahal. Ambil kesempatan yang ada sebelum malah merugikan diri sendiri, setuju?"Maksudnya jelas, ada orang kaya yang menghadiahimu mobil karena menganggapmu berharga. Bersikap jual mahal sedikit boleh, tetapi jangan keterlaluan. Ini hanya bagian da

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 692

    Nadine tertawa terpingkal-pingkal melihat mereka berdua. "Sudahlah, biar aku saja yang masak hari ini. Kalian bantu aku saja."Keputusan sudah dibuat, jadi keduanya tidak lagi membantah.Darius dan Mikha tahu bahwa Nadine sangat teliti saat melakukan penelitian, tetapi mereka tidak menyangka dia juga sangat disiplin saat memasak.Daging dan sayuran harus dicuci terpisah. Dia juga tahu cara membedakan daun yang tampak hijau segar, tetapi sebenarnya sudah tua. Selain itu, daging harus dipotong melintang atau memanjang, semua itu tergantung serat daging.Mikha dan Darius hampir tidak pernah menyentuh pekerjaan dapur di rumah. Sekarang mereka disuruh-suruh, tetapi tidak mengeluh, justru merasa seperti menemukan dunia baru. Semuanya terasa menarik.Dua jam kemudian, hidangan akhirnya siap di atas meja. Mikha berdiri dengan tangan di pinggang, menatap hidangan lezat di depannya dengan ekspresi bangga. "Aku memang hebat! Aku berhasil menyiapkan semua makanan ini?"Ini harus diabadikan dan dip

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 691

    Di tengah jalan, Darius ingin membantu, tetapi ditolak."Kamu meremehkanku?" Mikha mendelik.Melihat Mikha bersikeras, ditambah lagi tangannya sendiri sudah membawa dua kantong besar, Darius akhirnya menyerah.Hanya saja, dia tidak menyangka setelah sampai di lantai 7, Mikha berkeringat deras seperti orang yang berjemur di musim panas.Sebaliknya, Darius tetap tenang. Wajahnya tetap normal, napasnya stabil, hanya detak jantungnya yang sedikit lebih cepat dari biasanya.Nadine membuka pintu. Dia sudah menyiapkan sandal untuk mereka berdua.Dokter bilang, meskipun kaki yang cedera sudah tidak bengkak lagi dan secara teori sudah bisa digunakan untuk berjalan, demi keamanan, sebaiknya jangan bergerak terlalu banyak dulu.Jadi, begitu pintu terbuka, Darius dan Mikha melihatnya melompat dengan satu kaki. Setelah berdiri dengan stabil, dia baru menurunkan kaki yang cedera, tetapi tetap tidak berani menapakkan terlalu kuat."Aduh! Kak Nadine! Pelan-pelan dong!" Mikha segera maju untuk menopang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 690

    "Bagaimana keadaan kakimu?" Arnold baru saja kembali dari laboratorium dan melihat ada kotak paket yang sudah dibuka di depan pintu. Dia langsung tahu bahwa Nadine sudah keluar dari rumah sakit."Dokter bilang nggak ada masalah serius, cuma perlu oleskan obat secara rutin dan periksa kembali seminggu kemudian." Karena teringat sesuatu, Nadine menunduk. "Hari itu ... kalau bukan karena kamu dan Stendy, mungkin aku nggak bisa bertahan selama itu ...."Terutama karena dia sempat mengalami demam. Dia juga mendengar bahwa obat penurun panas yang diminumnya diberikan oleh Arnold.Meskipun pada tengah malam, kesadarannya sempat menurun karena demamnya yang tinggi, dia masih bisa merasakan kehadiran mereka.Dia tahu Arnold memindahkannya ke belakang pilar untuk menghindari angin, juga tahu bahwa dia dan Stendy melingkari tubuhnya untuk memberi kehangatan, bahkan terus-menerus menggunakan alkohol dan kain kasa untuk menurunkan suhu tubuhnya ....Semua itu, Nadine ingat.Termasuk setelah tiba di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 689

    Saat ini, Natasha dan Phoebe kembali dari kamar mandi.Kelly buru-buru menepis tangan Teddy, sementara Teddy segera kembali ke tempat duduknya.Phoebe merasakan ada sesuatu yang aneh, jadi bertanya dengan hati-hati, "Kalian ... baik-baik saja?"Teddy diam, menatap lurus ke arah Kelly. Dia menunggu jawaban dari Kelly.Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum, "Kami baik-baik saja kok."Dari sekadar rekan kerja yang kebetulan tidur bersama, kini mereka menjadi pasangan dalam hubungan terbuka.....Kelly tersadar dari lamunannya. Dia mendorong Teddy yang terus mendekatinya. "Masih belum puas? Cepat nyetir!""Cium lagi dong! Aku belum puas ...."Kelly memutar bola matanya dengan kesal. "Teddy, kamu lebih lengket dari Papu, tahu nggak?"Papu adalah kuda poni dari luar negeri yang Kelly pelihara di peternakan kudanya. Kuda itu sangat ramah, terutama kepada pemiliknya.Setiap kali Kelly datang menemuinya, Papu pasti akan manja dan terus menempel padanya.Teddy pernah ikut melihat sekal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 688

    "Sebenarnya, akhir-akhir ini ibuku sering tanya tentangmu," ucap Teddy tiba-tiba."Tanya soal apa?" Kelly tetap menghormati Phoebe.Bagaimanapun, wanita itu langsung memberinya gelang giok berkualitas tinggi saat pertama kali bertemu. Oh ya, gelang itu belum dikembalikan ...."Ibuku tanya kenapa kamu nggak pernah main ke rumah lagi. Dia juga tanya apa aku membuatmu marah.""Terus, kamu jawab apa?""Ehem! Aku bilang ... aku nggak sengaja membuatmu hamil.""Apa?" Kelly langsung syok.Teddy terkekeh-kekeh. "Santai, aku cuma bercanda."Dasar gila!"Aku bilang, kamu sibuk kerja dan mengabaikanku. Terus, aku marah dan buat keributan, sampai akhirnya kamu kesal."Ternyata Teddy ini tahu diri juga, tahu harus mengalihkan kesalahan ke dirinya sendiri. Sudut bibir Kelly sedikit naik.Melihat mood-nya membaik, Teddy buru-buru menawarkan, "Gimana kalau kita lanjut kerja sama? Dengar dulu analisisku .... Pertama, kalau ibu kita tahu kita sudah putus, bisa dipastikan kita bakal kena ceramah, 'kan?"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 687

    Tangan nakalnya langsung menyelinap ke bawah sweter Kelly, dengan cekatan membuka kancing di punggungnya."Kelly ... Kelly ...." Sambil mencium, Teddy juga memanggil namanya dengan penuh gairah. Suaranya lembut, tetapi gerakannya ganas, seolah-olah ingin melahap Kelly.Kelly mengerahkan sedikit tenaga untuk mendorongnya menjauh. Pipinya merona, napasnya sedikit tersengal. "Siang bolong begini, kamu mau melakukan hal mesum? Minggir."Teddy tampak tidak puas. "Biarin aku cium sebentar lagi ...." Sambil berbicara, dia kembali mendekat. "Dua hari ini kamu sibuk jagain Nadine di rumah sakit, aku kangen sekali tahu!""Kangen aku?" Kelly meliriknya dengan ekspresi pasrah. Dia tahu betul seperti apa Teddy ini. "Lebih baik tutup mulutmu.""Hehe, benar sekali. Aku kangen tidur denganmu, kenapa memangnya?" Teddy pun merentangkan lengannya, memeluknya erat, seperti koala yang malas.Kelly sudah terbiasa dengan tingkah tidak tahu malunya ini. Dengan tenang, dia berkata, "Kamu ini Teddy yang dikelil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status