Share

Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan
Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan
Penulis: Patricia

Bab 1

Penulis: Patricia
Semua teman dekat di lingkungan pertemanan mereka tahu bahwa Nadine Wicaksono sangat mencintai Reagan Yudhistira. Saking cintanya, Nadine sampai tidak punya kehidupannya sendiri, seolah-olah ingin berada di dekatnya selama 24 jam sehari.

Setiap kali mereka putus, belum sampai tiga hari saja Nadine akan kembali untuk meminta balikan. Di dunia ini, siapa pun mungkin bisa mengatakan kata "putus", kecuali Nadine. Ketika Reagan masuk sambil memeluk kekasih barunya, ruangan itu menjadi hening selama lima detik.

Gerakan Nadine yang sedang mengupas jeruk terhenti, "Kenapa kalian semua diam? Kenapa pada lihat aku?"

"Nadine ...." Teman-temannya memandangnya dengan tatapan khawatir.

Namun Reagan tetap santai memeluk wanita itu dan langsung duduk di sofa. "Selamat ulang tahun, Philip" ucapnya. Begitu terang-terangan, seolah-olah tidak terjadi apa pun.

Nadine langsung berdiri. Ini hari ulang tahun Philip, jadi dia tidak ingin membuat kekacauan. "Aku ke toilet sebentar." Saat menutup pintu, dia mendengar percakapan di dalam ruangan.

"Reagan, Kak Nadine ada di sini. Aku sudah kasih tahu kamu sebelumnya, 'kan? Kenapa kamu masih tetap bawa wanita itu?"

"Iya! Reagan, kamu benar-benar keterlaluan kali ini."

"Nggak masalah." Reagan melepaskan pelukannya dari pinggang ramping wanita itu, lalu menyalakan rokok. Di tengah asap yang mengepul, dia tersenyum, seperti seorang petualang yang bermain-main dengan hidupnya.

Nadine tidak lagi mendengar ucapan mereka selanjutnya karena pintu sudah tertutup. Dia keluar dari toilet dengan tenang setelah selesai menggunakannya. Saat merapikan riasannya, Nadine melihat dirinya di cermin dan tersenyum samar.

"Jelek sekali."

Hidupnya benar-benar jelek. Nadine menarik napas dalam-dalam dan diam-diam membuat keputusan dalam hati.

Namun, ketika Nadine kembali ke ruang VIP dan mendorong pintu, pemandangan yang dilihatnya membuatnya menggenggam erat pegangan pintu dan hampir kehilangan kendali emosinya. Reagan sedang menempelkan bibirnya ke bibir wanita itu, sampai membasahi tisu yang berada di antara mereka.

Suara tawa dan bersorakan di sekitarnya.

"Sialan! Reagan memang jago main!"

"Nempel tuh!"

"Suasananya sudah jadi begini, kasih ciuman dong buat kita semua!"

Tangan Nadine yang menggenggam pegangan pintu langsung gemetaran. Itulah pria yang dicintainya selama enam tahun. Pada saat itu, dia hanya merasa semua ini sangat ironis.

"Hei, bermain lagi ...." Seseorang mengingatkan dengan suara pelan, sambil memberi isyarat ke arah pintu. Semua orang serempak menoleh ke arah yang ditunjuknya.

"Nadine, kamu sudah balik? Tadi cuma bercanda, jangan tersinggung ...."

Namun, Reagan memotong penjelasan itu dengan tenang sambil menatapnya dengan datar. "Nadine, kebetulan kamu di sini, kita bicarakan saja sekarang."

"Ya, ngomong saja."

"Selama bertahun-tahun ini, kita sudah bolak-balik putus dan itu cukup membosankan. Hubungan kita juga sudah lama mendingin."

Nadine mengepalkan jarinya. Kukunya menancap ke telapak tangannya, tapi dia seolah-olah tidak merasakan sakitnya. Hubungan selama enam tahun akhirnya hanya mendapatkan sebuah kalimat "sudah mendingin."

"Eva adalah gadis yang baik, aku ingin kasih status yang jelas buat dia" lanjut Reagan.

Nadine mengangguk dengan wajah tanpa ekspresi, "Oke."

"Walaupun sudah putus, kita tetap temanan. Kalau nanti kamu ada kesulitan, kamu masih bisa cari aku" timpal Reagan lagi.

"Nggak perlu." Nadine tersenyum tipis, lalu berkata dengan suara yang nyaris tak terdengar, "Kalau sudah putus, sebaiknya putus dengan tuntas saja. Supaya adil juga buat gadis itu."

Reagan mengangkat alisnya, tampak agak terkejut.

"Philip" panggil Nadine seraya menoleh ke arah Phililp yang merupakan pemeran utamadalam acara hari ini.

"Selamat ulang tahun. Semoga kalian bersenang-senang, aku pamit dulu. Jeruk yang di meja itu aku yang kupas. Kalian makan saja, jangan sampai terbuang."

Reagan tidak suka makan buah, kecuali jeruk. Namun, dia sangat pemilih. Semua bagian serat yang putih di kulit jeruk harus dibersihkan sebelum dia mau memakannya. Selama bertahun-tahun ini, Nadine yang mengupaskan buah untuk Reagan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan vitaminnya.

Nadine selalu mengupas semuanya hingga bersih, lalu diletakkan di atas piring dan menyajikannya ke hadapan Reagan. Saat Reagan merasa senang, dia akan memeluk Nadine dan menciumnya dengan manja. "Pacarku baik banget, sih? Kenapa lembut sekali? Mau kunikahi ya?"

Reagan tahu apa yang diinginkan Nadine, tetapi dia tidak pernah memberikannya.

Reagan menawarkan, "Kusuruh sopir untuk antarin kamu."

"Nggak usah, aku sudah manggil taksi."

Philip mengusulkan, "Kak Nadine, kuantarkan sampai ke pintu depan."

Nadine menolaknya sambil melambaikan tangan, lalu berbalik dan pergi dari tempat itu.

"Kak Reagan, lihat suasananya jadi begini .... Sepertinya Kak Nadine benaran marah kali ini."

"Nggak separah itu, kok."

"Iya nih! Sudah berapa kali mereka ribut? Setiap kali Nadine selalu balik lagi beberapa hari kemudian. Saat ketemuan lagi lain kali, mereka kelihatan baik-baik saja."

"Kali ini, aku taruhan lima hari."

"Aku enam hari."

Reagan melihat sekilas pintu ruangan yang tidak tertutup itu sambil tersenyum dingin. "Aku taruhan, dia bakal datang cari aku lagi dalam tiga jam."

"Oke, Kak Reagan pasti menang. Seluruh dunia tahu seberapa besarnya cinta Nadine sama dia."

"Haeh, kenapa nggak ada wanita sesetia itu samaku, ya?"

"Kamu? Minggir sana!"

"Hahaha ...."

....

Saat kembali ke vila, sudah lewat tengah malam. Nadine menghabiskan setengah jam untuk berkemas. Dia telah tinggal di sini selama tiga tahun dan kini hanya sebuah koper kecil yang perlu dibawa. Pakaian desainer bermerek yang belum pernah dia kenakan, serta perhiasan yang belum pernah dipakainya, semuanya dia biarkan di tempatnya.

Satu-satunya hal yang tidak rela ditinggalkannya adalah deretan buku profesional yang memenuhi dinding. Namun untungnya, semua isi buku itu sudah ada di otaknya, jadi bentuk fisiknya tidak lagi terlalu penting.

Matanya tertuju pada meja rias. Nadine berjalan mendekat dan membuka laci. Di dalamnya tergeletak sebuah cek senilai 100 miliar. Di bawah cek itu, terdapat sebuah dokumen ... Kontrak Pengalihan Tanah Lot 3-5 di Kawasan 72, Pinggiran Kota Timur.

Meskipun di pinggiran kota, nilainya diperkirakan mencapai 40 miliar. Kedua dokumen ini telah ditandatangani oleh Reagan dan ditinggalkannya di laci saat keduanya hampir putus sebelumnya. Dia yakin Nadine tidak akan berani mengambilnya. Sebab, begitu Nadine mengambilnya, hubungan mereka akan benar-benar berakhir.

Enam tahun ditukar dengan 140 miliar? Nadine tiba-tiba merasa itu bukan kesepakatan yang buruk. Berapa banyak wanita yang bisa mendapatkan biaya ganti rugi masa mudanya sebesar itu? Dia memasukkan kedua dokumen itu ke dalam tasnya.

Lagi pula, Nadine sudah memberikan dirinya, kenapa tidak ambil saja semuanya sekaligus? Perasaannya sudah hilang, tapi setidaknya dia masih punya uang. Dia bukanlah karakter utama dalam cerita romansa di mana sang gadis polos memandang uang sebagai sesuatu yang tak berarti.

"Halo, perusahaan kebersihan? Kalian masih terima pesanan?"

"Ya .... Pembersihan secara menyeluruh, aku tambah komisinya."

Nadine meninggalkan kunci di dekat pintu masuk dan naik taksi, langsung menuju rumah sahabatnya. Di perjalanan, bibi pembersih menelepon lagi untuk memastikan, "Nona, barang-barang ini semua nggak mau diambil?"

"Ya, kamu urus saja" jawab Nadine singkat sebelum menutup telepon.

Ketika Reagan pulang ke rumah, sudah larut malam. Bibi pembersih sudah lama selesai membereskan rumah dan pergi. Aroma parfum yang menyengat membuat kepalanya pusing. Dia melonggarkan kerah bajunya, berniat duduk sebentar di sofa, tetapi akhirnya tertidur di sana.

Keesokan paginya, suara piring dan peralatan dapur yang familier terdengar dari arah dapur.

Reagan mengangkat selimut dan duduk sambil memijat pelipisnya, lalu meraih gelas air.

Namun, tangannya tidak menemukan apa pun di sana. Dia berhenti sejenak di atas meja kopi dengan terkejut. Kemudian, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman.

Padahal Nadine sudah datang dan menyelimutinya, tapi kenapa tidak sekalian menyediakan teh penghilang mabuk? Apakah Nadine belum bosan melakukan "perlawanan yang setengah hati" ini setelah sekian tahun? Hah ....

Reagan berdiri dan berkata, "Sebaiknya hari ini kamu ...."

"Tuan Muda sudah bangun?"

"Bi Julia?"

"Tuan Muda cuci muka dulu, sebentar lagi sarapan selesai. Oh, tadi malam tidur nyenyak, 'kan? Aku sudah nyalakan pemanas, tapi tetap merasa nggak tenang, jadi kutambahkan satu selimut lagi."

"Hm ...."
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Salsabilla Kim
balas aja perbuatan Reagan ke kamu Nadine. masa kamu mau digitukan terus selama 6 tahun.
goodnovel comment avatar
Yuni
cerita nya menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 2

    Di meja makan.Reagan bertanya, "Kenapa nggak ada bubur?""Maksud Tuan, bubur untuk kesehatan lambung ya?""Bubur untuk kesehatan lambung?" tanya Reagan lagi."Ya, bubur yang sering dimasak Nona Nadine. Bubur millet dicampur ubi, bunga bakung, dan kurma merah, 'kan? Wah, aku nggak sempat menyiapkannya. Hanya untuk bunga bakung, jali-jali, dan kurma merahnya saja harus direndam semalaman dan mulai direbus keesokan paginya.""Selain itu, pengaturan apinya sangat penting. Aku nggak sepeka Nona Nadine untuk terus mengawasi api. Hasil masakanku juga nggak akan seperti miliknya, terus ...."Reagan menyelanya, "Bawakan saus daging sapi.""Oke, Tuan.""Kenapa rasanya beda?" Reagan melihat sekilas botol itu. "Kemasannya juga beda.""Yang sebelumnya sudah habis, hanya tersisa yang ini," jawab Bibi Julia."Nanti belikan dua kaleng di supermarket.""Nggak dijual.""Hah?" Reagan kebingungan.Julia tersenyum canggung. "Saus itu buatan Nona Nadine sendiri, aku nggak bisa buat ...."Prang!"Hm? Tuan n

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 3

    "Nggak nemu tempat parkir yang bagus ya? Aku keluar untuk bantu ...." Saat menyadari ekspresi Reagan yang muram, Philip baru tersadar. "Hah! Kak Reagan, jangan-jangan ... Kak Nadine masih belum kembali?"Sekarang ini sudah lewat dari tiga jam.Reagan membuka tangannya sambil mengangkat bahu. "Balik apanya? Kamu kira putus itu candaan?" Setelah berkata demikian, dia berjalan melewati Philip dan duduk di sofa.Philip menggaruk kepalanya. Apakah kali ini mereka benar-benar putus? Namun, dia langsung menggelengkan kepala mengenyahkan pemikiran itu. Dia percaya bahwa Reagan tega memutuskan hubungan, tetapi Nadine ....Semua wanita di dunia ini mungkin bisa menerima putus, tapi Nadine sudah pasti tidak bisa. Hal ini adalah fakta yang telah diakui dalam lingkaran pertemanan mereka selama ini."Reagan, kenapa kamu sendirian?" tanya Teddy sambil tersenyum sinis. "Tiga jam sudah lewat, sekarang sudah seharian."Reagan menyeringai, "Aku kalah taruhan, jadi harus terima hukumannya. Apa hukumannya?

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 4

    Reagan terlalu banyak minum semalam. Selain itu, si berengsek Philip malah mengajaknya untuk minum lagi di tengah malam. Saat Reagan diantar pulang oleh sopir, langit sudah mulai terang.Awalnya dia sudah terkapar di ranjang karena rasa kantuknya yang hebat. Namun, dia tetap memaksakan diri untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebentar.'Kali ini Nadine seharusnya nggak akan marah, 'kan?' batin Reagan dalam pikirannya yang setengah sadar. Saat membuka mata kembali, rasa sakit yang hebat membuatnya terjaga."Ugh ...." Sambil menekan perutnya, Reagan berusaha untuk bangkit."Aku sakit maag! Nad ...." Saat hendak memanggil nama itu, Reagan terhenti seketika. Reagan mengerutkan alisnya sejenak. 'Hebat sekali Nadine kali ini, bahkan lebih keras kepala dari sebelumnya. Baiklah, kita lihat seberapa lama dia bisa bertahan.'Akan tetapi ... di mana letak obatnya?Reagan pergi ke ruang tamu untuk mengobrak-abrik laci dan lemari. Semua laci yang bisa menyimpan barang sudah digeleda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 5

    "Kenapa Kak Reagan?" Philip melirik sekilas pria yang sedang minum sendirian. Dia diam-diam menggeser duduknya mendekat ke Teddy. Sejak Reagan masuk, wajahnya sudah tampak muram, membuat suasana yang tadinya ramai mendadak menjadi hening."Diblokir seseorang," ucap Teddy yang mengetahui situasinya, menikmati drama yang sedang terjadi ini. Mendengar komentarnya, wajah Reagan semakin muram.Prang!Gelas di tangannya membentur meja kaca dengan keras. Dengan gusar, dia membuka kancing kemejanya dengan satu tangan."Sudah kubilang jangan sebut namanya lagi. Nggak ngerti bahasa manusia ya?"Teddy mengangkat bahunya dan tidak berkomentar lagi. Suasana langsung berubah. Orang-orang yang tadinya bernyanyi memilih untuk diam. Orang lainnya juga ikut bungkam karena takut memancing kemarahan Reagan.Philip tersedak oleh alkohol yang baru diminumnya. Ternyata Nadine serius kali ini?Stendy yang sudah agak mabuk, berpaling dan menanyakan Philip, "Nadine sudah balik belum?"Philip menggelengkan kepal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 6

    "Sudah seharusnya aku minta maaf atas tindakanku yang nggak rasional dan impulsif dulu. Ini adalah utangku padanya."Kelly hampir tersedak anggur yang diminumnya. Dia terbatuk dua kali dan berkata dengan wajah yang penuh penolakan, "Tolong, jangan libatkan aku dalam hal ini, Kak.""Kamu tahu sendiri, satu-satunya mata kuliahku yang gagal dan harus mengulang adalah mata kuliah pilihan dari Bu Freya. Setiap kali ketemu Bu Freya, aku langsung gemetaran. Lagian, aku ini orang yang nggak dikenal. Mungkin dia bahkan sudah lupa siapa aku. Aku benar-benar nggak bisa bantu kamu."Melihat Kelly menghindar seperti itu, Nadine tidak memaksanya lagi."Tapi ...." Mata Kelly berkilat licik dan nada bicaranya berubah, "Aku punya seseorang yang cocok untuk masalah ini.""Hmm?""Kamu masih ingat kakak sepupuku, Arnold, 'kan?"Nadine menyesap sedikit air hangat dan mengangguk. "Tentu saja ingat."Arnold adalah pionir termuda dalam bidang fisika di dalam negeri. Tahun lalu, dia dinobatkan sebagai salah sa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 7

    Setelah mendekat, Reagan baru menyadari bahwa rambut bergelombang Nadine yang indah, kini telah diluruskan dan warna rambut favoritnya dulu, kini kembali menjadi hitam pekat. Nadine tidak memakai riasan dan tidak mengenakan sepatu hak tinggi.Dengan hanya memakai kaus putih, penampilannya sangat sederhana. Namun yang paling mencolok adalah matanya, yang tampak lebih cerah dari sebelumnya, tanpa jejak kesedihan atau keterpurukan karena putus cinta.Jika semua ini hanya berpura-pura, Reagan harus mengakui Nadine melakukannya dengan sangat baik. Saking baiknya, hingga itu berhasil membuatnya marah.Nadine mengerutkan kening. Dia terlalu mengenal Reagan. Ekspresi yang dia lihat sekarang adalah tanda bahwa kemarahannya akan segera meledak."Haha," pria itu tertawa sinis, "Tapi selera kamu buruk sekali. Sudah bertahun-tahun bersamaku, seharusnya kamu punya sedikit standar, 'kan? Jangan sampai asal pilih pria, jangan biarkan sembarang orang mendekat. Kalau nggak, di mana harga diriku sebagai

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 8

    Nadine sudah lama tidak merasakan pengalaman seperti ini, mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Selama bertahun-tahun bersama Reagan, meskipun tidak hidup sepenuhnya bergantung pada pria itu, pekerjaan fisik seperti ini memang tidak pernah dilakukan Nadine.Bahkan beberapa tahun lalu saat Reagan baru memulai usahanya dan kondisi keuangan mereka masih ketat, mereka tetap mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah setiap minggu.Setelah selesai mengecat satu kaleng, Nadine menggosok pinggangnya yang terasa pegal. Setelah beberapa tahun hidup nyaman, dia memang sudah tidak terbiasa dengan pekerjaan fisik seperti ini ....Nadine keluar ke lorong bermaksud untuk mengambil sisa cat yang masih di luar. Namun tanpa sengaja, langkahnya terlalu cepat dan kakinya menendang salah satu kaleng cat hingga terguling. Meskipun Nadine sudah berusaha mengatasinya dengan cepat, tetap saja ada sedikit cat yang tumpah di depan pintu tetangga sebelah.Dia buru-buru mengambil pel dan mulai m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 9

    Nadine berjalan lebih dulu, sementara Arnold mengikuti dari belakang. Jika dibandingkan dengan kegugupannya semalam, kini Nadine tampak sudah kembali normal.Arnold membawa mobilnya ke depan dan Nadine duduk di kursi penumpang. Dalam perjalanan, mereka melewati sebuah supermarket buah-buahan. Nadine tiba-tiba berkata, "Bisa berhenti sebentar? Aku butuh dua menit untuk beli buah.""Buah?" tanya Arnold."Ya, untuk Bu Freya."Arnold menggenggam setir dengan agak kebingungan. "Memangnya perlu seribet itu?"Nadine menoleh dengan ekspresi sedikit geli. "Kamu selalu berkunjung dengan tangan kosong?"Arnold mengangguk dengan jujur. Nadine diam-diam mengacungkan jempol dalam hati. Luar biasa. Mungkin orang-orang hebat memang begitu ... tidak terlalu peduli dengan hal-hal kecil?Meski demikian, Arnold tetap menepikan mobilnya.....Freya tinggal di Jalan Cempaka, tidak jauh dari Universitas Brata. Deretan rumah kecil bergaya campuran antara desain barat dan timur berjejer di kawasan itu. Masing-

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 502

    "A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 501

    Teddy langsung nyeletuk, "Aku traktir kamu makan!""Nggak perlu, sudah ada yang ngajak. Kamu tunggu kesempatan berikutnya aja."Selesai bicara, Kelly hendak berjalan melewatinya.Teddy buru-buru mengejar. "Kalau begitu, biar aku antar kamu!"Kelly langsung berhenti melangkah. "Kamu serius?""Banget!""Oke deh, tapi nyetirnya cepat, ya."Seminggu ini Kelly memang sengaja tidak bawa mobil sendiri, supaya bisa tidur sebentar di perjalanan pulang-pergi kerja. Teddy membukakan pintu depan mobil dengan sigap dan seramah mungkin.Sayangnya ....Kelly berkata, "Aku duduk di belakang saja. Lebih enak buat rebahan.""Oke deh."Di dalam mobil, Teddy menyetir sambil menarik napas panjang. Apa ada pacar yang lebih baik lagi dari dia di dunia ini? Menunggu pacarnya satu jam untuk pulang kerja, lalu mengantarkan dia untuk bertemu pria lain dengan sukarela.Namun, jika dia tidak mengantarkannya, Kelly pasti sudah pergi duluan. Selain itu, dia ingin melihat pria berengsek mana yang memikat pacarnya sam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 500

    Banyak atau tidak, Nadine tidak tahu. Karena Arnold tidak membalas pesannya lagi.Saat semua bakpao kepiting selesai dikukus, Nadine mengambil sepuluh buah, memasukkannya ke dalam kantong plastik, dan berencana membawanya untuk Arnold. Namun, setelah mengetuk pintunya selama setengah menit, tetap tidak ada jawaban.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik.[ Profesor, ada di rumah? ]Kali ini Arnold membalas dengan cepat:[ Sudah di laboratorium. ]Nadine mengetik lagi.[ Aku mengukus bakpao kepiting, aku sudah siapkan sepuluh untukmu. Nanti malam waktu kamu pulang, ambil di tempatku, ya? ]Arnold awalnya ingin membalas "Terima kasih, nggak usah", tetapi saat hampir mengetik selesai, dia merasa .... Seorang gadis bersusah payah membuat makanan sendiri dan bahkan ingin memberinya, kalau dia menolak mentah-mentah, sepertinya ....Sangat tidak sopan.Dan juga ... akan terlihat sangat mencurigakan.[ Oke. ]Nadine menyimpan ponselnya dan kembali ke rumah.Setelah selesai merapikan dapur, ba

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 499

    Melewati bagian perlengkapan rumah tangga, Arnold tiba-tiba berhenti. "Ada yang perlu dibeli?"Nadine teringat kalau sabun mandi dan deterjen di rumahnya hampir habis. "Ada."Saat memilih sabun mandi, dia melirik ke arah Arnold yang juga sedang memasukkan beberapa barang ke dalam troli belanja. Dia melirik sekilas dan melihat ada handuk, sandal rumah, gantungan, dan beberapa barang kecil lainnya ....Barang yang dibelinya cukup banyak, dan troli yang sudah hampir penuh kini makin menggunung.Saat tiba di kasir, Arnold berkata bahwa dia yang akan membayar. Nadine tidak terlalu mempermasalahkan, hanya mengingatkannya untuk menyimpan struk agar nanti mereka bisa membagi biayanya.Arnold mengangguk dan menyuruhnya menunggu di luar jalur kasir. "Di sini terlalu ramai.""Baik," kata Nadine, lalu keluar terlebih dahulu.Beberapa saat kemudian, Arnold selesai membayar dan keluar sambil membawa tiga kantong besar.Melihat itu, Nadine langsung mengulurkan tangan untuk membantu membawanya. Namun,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 498

    Setelah berkeliling taman dan menikmati kue kacang hijau, Irene merasa sangat puas. Keesokan harinya, dia dan Jeremy kembali ke Kota Linong. Nadine mengantar mereka ke stasiun kereta cepat.Hugo yang mendapat kabar langsung bergegas menyusul."Bu Irene, ini surat dari para penggemar yang dikirim ke penerbit. Mereka minta aku untuk menyerahkannya kepada Anda."Irene tampak terkejut dan senang. Ini pertama kalinya dia menerima surat dari penggemar. Dan jumlahnya cukup banyak, satu buntalan besar.....Setelah kembali ke rumah, Nadine memanfaatkan cuaca cerah untuk mencuci seprai dan sarung bantal dari dua kamar.Akhir Oktober, hawa panas musim panas perlahan memudar, digantikan dengan kesejukan musim gugur yang menyelinap diam-diam.Nadine kemudian merapikan lemari pakaian. Baju dan gaun yang sudah jarang dipakai dia simpan di bagian atas, sementara pakaian musim gugur dia pindahkan ke tempat yang lebih mudah dijangkau.Saat semuanya beres, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang dan dia

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 497

    Nadine bertanya lagi, "Nenek, mau coba dulu kue kacang hijau ini? Aku ambilkan satu untuk Anda."Safir baru hendak berbicara, tetapi saat itu juga ponsel Stendy berdering. Tak lama setelah mendengar isi panggilan, ekspresinya langsung berubah dingin. "Baik, aku mengerti. Stabilkan dulu situasinya, aku akan segera ke sana ...."Setelah menutup telepon, dia menoleh ke Nadine sambil meminta maaf. "Maaf, ada masalah mendesak di kantor. Aku harus pergi sekarang."Lalu, dia berpaling kepada kedua orang tua itu. "Kakek, Nenek, aku antar kalian pulang dulu. Lain kali kalau ada waktu, kita jalan-jalan lagi, ya?"Corwin mengangguk, tetapi sempat melirik ke Nadine. "Tapi kami belum sempat bertemu orang tuamu ...."Nadine segera menjawab, "Nggak masalah, pasti akan ada kesempatan lain.""Baiklah."Ketika Irene dan Jeremy mendekat, Stendy sudah membawa kedua orang tua itu keluar dari kedai teh dan langsung mengantar mereka pulang.Irene melihat sekilas ke luar, lalu bertanya, "Siapa dua orang tua t

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 496

    Saat melewati toko ini, Irene tiba-tiba berhenti dan berkata ingin makan kue kacang hijau.Nadine melihat sekeliling. Toko ini tampak sangat tua, dekorasinya sudah ketinggalan zaman, tidak ada poster promosi di sekitarnya, dan seseorang harus masuk lebih dalam untuk bisa melihat daftar kue yang dijual di papan menu.Ternyata memang ada kue kacang hijau!Jadi, bagaimana ibunya bisa tahu bahwa toko ini menjual kue kacang hijau hanya dengan berdiri di depan pintu? Dan kue kacang hijau ini ternyata juga menjadi menu andalan di sini.Irene berkata, "Nggak tahu. Aku cuma merasa mereka seharusnya menjualnya, dan mungkin rasanya cukup enak."Jeremy menimpali, "Kamu kacang tahu kalau ibumu ini punya hidung yang sangat tajam? Makanan enak atau nggak, cukup dengan mencium baunya, dia sudah tahu."Nadine mengangguk. "Oh begitu .... Wah, benar-benar luar biasa!"Di saat yang sama, Stendy juga muncul di antrean. "Kebetulan sekali, aku juga ke sini untuk membeli kue kacang hijau."Nadine menoleh ke a

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 495

    "Hah …. Aku tahu, kalian semua menyalahkanku! Ayah, Ibu, dan juga kamu! Kalian semua merasa bahwa saat itu aku pergi bersama Aileen, tapi dia menghilang sementara aku kembali, jadi aku yang harus menanggung semua ini, bukan?""Kalian pasti berharap aku nggak pernah kembali! Lebih baik aku mati bersamanya!""Diam ...!" Paulus tiba-tiba menunjukkan ekspresi dingin, tatapannya menjadi tajam. "Coba saja kamu ucapkan kata 'mati' lagi!""Hahaha .... Dua puluh delapan tahun sudah berlalu. Kalian benar-benar pikir dia masih hidup? Ayah dan Ibu nggak mau menyerah, aku nggak heran. Aileen adalah anak kesayangan mereka. Kalau mereka nggak berpegang pada harapan, bagaimana mereka bisa terus hidup?""Tapi yang sama sekali nggak aku sangka, Paulus, ternyata kamu juga masih nggak bisa melupakannya!""Kita sudah menikah lebih dari 20 tahun! Anak kita hampir berkeluarga! Tapi kamu masih terus mengingatnya?! Hahaha ... lucu sekali! Menjijikkan sekali!"Plak!Paulus mengangkat tangan dan menamparnya. Ger

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 494

    Inez menatap ponselnya yang baru saja diputus dengan penuh amarah, lalu dengan geram membalikkan nampan di depannya.Nampan berisi sarang burung walet yang baru saja dimasak itu pun terbalik dan tumpah ke lantai. Mangkuk porselen jatuh dan pecah dengan suara nyaring yang menggema di ruangan."Nyonya ...." Para pelayan menatap kejadian itu dengan ketakutan."Keluar! Semuanya keluar dari sini ...." Inez menunjuk ke arah pintu, ekspresi yang biasanya terawat dengan baik kini tampak penuh amarah.Para pelayan buru-buru berjalan keluar dan tidak berani membantah.Inez mundur dua langkah lalu jatuh terduduk di sofa. Dadanya naik turun dengan cepat, napasnya memburu karena emosi yang meluap.Selama bertahun-tahun, dia sudah berusaha keras untuk memperbaiki hubungannya dengan kedua orang tuanya. Meski awalnya ayahnya sangat dingin dan menyalahkannya, lambat laun mulai bersikap lebih tenang. Meskipun hubungan mereka tidak sehangat dulu, setidaknya masih bisa dikatakan cukup baik.Namun, ibunya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status