Share

Bab 6

Author: Patricia
"Sudah seharusnya aku minta maaf atas tindakanku yang nggak rasional dan impulsif dulu. Ini adalah utangku padanya."

Kelly hampir tersedak anggur yang diminumnya. Dia terbatuk dua kali dan berkata dengan wajah yang penuh penolakan, "Tolong, jangan libatkan aku dalam hal ini, Kak."

"Kamu tahu sendiri, satu-satunya mata kuliahku yang gagal dan harus mengulang adalah mata kuliah pilihan dari Bu Freya. Setiap kali ketemu Bu Freya, aku langsung gemetaran. Lagian, aku ini orang yang nggak dikenal. Mungkin dia bahkan sudah lupa siapa aku. Aku benar-benar nggak bisa bantu kamu."

Melihat Kelly menghindar seperti itu, Nadine tidak memaksanya lagi.

"Tapi ...." Mata Kelly berkilat licik dan nada bicaranya berubah, "Aku punya seseorang yang cocok untuk masalah ini."

"Hmm?"

"Kamu masih ingat kakak sepupuku, Arnold, 'kan?"

Nadine menyesap sedikit air hangat dan mengangguk. "Tentu saja ingat."

Arnold adalah pionir termuda dalam bidang fisika di dalam negeri. Tahun lalu, dia dinobatkan sebagai salah satu dari sepuluh ilmuwan muda yang paling berpengaruh di dunia oleh majalah Nature.

Dia dulu belajar di bawah bimbingan Freya di jurusan ilmu biologi terapan. Dalam dua tahun, dia sudah menerbitkan lima makalah di jurnal SCI, membuatnya disebut-sebut sebagai genius yang diharapkan bisa membawa perubahan besar di dunia biologi.

Namun entah mengapa, dia tiba-tiba memutuskan untuk pindah ke bidang fisika. Keputusan itu sempat menimbulkan kehebohan. Akan tetapi, memang terbukti fakta bahwa seseorang akan berhasil di bidang mana pun asalkan berbakat. Sekarang, Arnold adalah tokoh penting dalam dunia fisika internasional.

Nadine dan Arnold pernah satu universitas meskipun berbeda angkatan dan dia adalah senior Nadine. Ketika baru masuk, Nadine sudah mendengar banyak cerita tentang Arnold dan setelah berteman dengan Kelly, baru dia tahu bahwa Arnold adalah sepupunya.

Selama beberapa tahun terakhir, Arnold bekerja di sebuah institut fisika di luar negeri. Baru tiga bulan yang lalu dia kembali ke negara asal.

"Kak Arnold juga menanyakan kondisi Bu Freya beberapa hari lalu, tapi dia belum sempat mengunjunginya. Kalian bisa pergi sama-sama," kata Kelly yang semakin yakin bahwa ini adalah ide yang bagus. Lalu, dia langsung menelepon Arnold.

Telepon berdering dua kali sebelum tersambung .... Nadine mendengar suara rendah yang dingin dan tegas di seberang sana, "Ada apa?"

Kelly menjelaskan situasinya dengan singkat. Di belakangnya terdengar agak bising, tampaknya Arnold sedang sibuk. Hanya dalam waktu kurang dari satu menit, teleponnya sudah ditutup.

"Beres! Kak Arnold sudah atur pertemuan besok jam dua siang di Restoran West Coast untuk membicarakan hal ini," kata Kelly sambil menggenggam tangan Nadine. "Kamu istirahat saja malam ini, sisanya kita bahas besok," tambah Kelly.

Nadine mengangguk, "Terima kasih."

Keesokan harinya.

Nadine keluar rumah setengah jam lebih awal. Saat tiba di restoran, dia melirik jam tangannya. Masih ada dua menit sebelum jam dua siang. Tidak terlalu awal ataupun terlambat. Dia mendorong pintu masuk dan pelayan membawanya ke meja yang dituju. Saat mengangkat pandangannya, dia melihat seorang pria duduk di dekat jendela.

Arnold sedang meminum kopi dengan ekspresi tenang dan dingin. Dia mengenakan kemeja putih yang sederhana dengan celana panjang hitam, serta kacamata dengan bingkai emas bertengger di hidungnya. Cahaya matahari jatuh di sisi wajahnya, tampak bagaikan sebuah lukisan.

Sebaliknya, Nadine yang hanya memakai kaus putih, celana jeans, dan rambutnya dikucir kuda, kelihatannya terlalu santai. Dia merasa agak kurang cocok dengan suasana di sini. Merasakan pandangan Nadine, Arnold menoleh.

"Duduklah, mau minum apa?"

Suara rendah yang halus terdengar oleh Nadine dan membuatnya tersadar. Dia menarik kursi di depannya dan duduk.

"Maaf, sudah lama nunggu," kata Nadine dengan nada menyesal.

Arnold mendorong kacamatanya sedikit dan berkata dengan datar, "Nggak terlalu lama. Aku juga cuma datang lima menit lebih awal. Ada beberapa data di laboratorium yang perlu kuselesaikan, jadi aku cuma punya waktu 30 menit hari ini. Cukup?"

"Cukup," jawab Nadine.

Pelayan datang dan Nadine memesan segelas air lemon.

Arnold langsung membahas topik inti, "Apa yang kamu harapkan dariku setelah ketemu Bu Freya?" Arnold tidak berbasa-basi sama sekali.

Nadine sangat menyukai sikap yang blak-blakan seperti ini. Dia pun menyampaikan maksudnya, "Bu Freya sudah keluar dari rumah sakit, tapi sekarang aku nggak tahu alamat tinggalnya yang baru. Jadi, aku berharap kamu bisa membawaku untuk berkunjung. Kalau memungkinkan ...."

Tatapan mata Nadine berkilat sekilas, lalu melanjutkan, "Waktu Bu Freya marah, bisa nggak kamu bantu menenangkannya? Maksudku, marah itu nggak baik buat kesehatan, 'kan?"

Mendengar hal itu, pria di depannya tampaknya tersenyum samar. Nadine melanjutkan, "Aku tahu kamu sibuk sekali, jadi kamu yang tentukan saja waktunya."

Arnold mengangguk, "Oke, dua hari lagi."

Nadine mengucapkan terima kasih. Sambil memegang gelas air lemon, dia tiba-tiba bertanya, "Kenapa ... kamu mau bantu aku?"

Arnold menatapnya dengan mata yang hitam pekat selama beberapa saat. Ketika Nadine mengira dia tidak akan menjawab, pria itu akhirnya berbicara, "Karena kamu adalah Nadine."

Nadine kebingungan.

"Bu Freya pernah bilang ...." Arnold meminum kopinya, lalu melanjutkan dengan tenang, "Sampai saat ini, ada tiga hal yang menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya. Pertama, penelitian yang sangat luas, sedangkan hidup ini terlalu singkat. Kedua, nggak punya anak dan ketiga ... Nadine."

Nadine terdiam, jarinya mencengkeram telapak tangannya. Tatapan Arnold yang tajam mengarah padanya. Tebersit rasa penasaran dan pengamatan yang mendalam, tetapi ekspresinya kembali tenang dalam sesaat.

Ini adalah pertama kalinya Arnold bertemu dengan Nadine, tapi bukan pertama kali dia mendengar namanya. Seorang gadis yang dianggap sebagai salah satu dari tiga penyesalan terbesar oleh Freya. Bahkan bisa mengimbangi penyesalannya terhadap hidup, penelitian, dan keluarga ... apa yang membuat Nadine begitu istimewa?

Tenggorokan Nadine terasa kering dan dia menundukkan pandangannya sedikit. Dia bahkan bisa membayangkan tatapan Bu Freya yang kecewa setiap kali membicarakannya. Arnold mengeluarkan selembar kertas dan menuliskan serangkaian angka.

"Ini nomor ponselku."

Nadine meliriknya, tulisan tangannya rapi dan indah.

....

"Ini tiramisu yang Anda pesan."

Saat pelayan meletakkan makanan di meja, dia diam-diam mengamati kedua tamu di depannya. Pria dengan wajah tampan itu tampak tak acuh dan tidak sabaran. Di depannya, duduk seorang wanita dengan gaun merah Dior dan tas Hermès Constance putih. Dari penampilannya, dia jelas merupakan putri dari keluarga kaya.

Wanita itu tampaknya tidak menyadari rasa jengkel pria tersebut dan terus berbicara tanpa henti, "Reagan, aku dengar dari Bi Tania lambungmu sering bermasalah. Keluargaku punya dokter spesialis untuk gangguan lambung, nanti ...."

Reagan hanya memainkan korek apinya dan sesekali menanggapi dengan anggukan singkat. Kencan ini diatur oleh Tania. Berhubung Reagan sudah datang, dia juga tidak ingin membuat keributan. Namun, dia sama sekali tidak tertarik dengan apa yang dikatakan wanita itu.

Tiba-tiba, pandangannya terhenti pada sesuatu di kejauhan dan dia langsung duduk tegak. Dalam jarak beberapa meja di depannya, Reagan melihat Nadine sedang duduk berhadapan dengan seorang pria. Meski tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, tapi dia bisa melihat senyuman tipis di wajah Nadine.

Suara wanita di sebelahnya yang tadinya masih bisa ditoleransi, kini mendadak terasa mengganggu dan membuat suasana hatinya semakin buruk. Reagan menyeringai dingin sambil memalingkan pandangan.

"Aku harus pergi." Arnold memang memiliki jadwal yang sangat padat, jadi bisa meluangkan waktu selama 30 menit sudah sangat maksimal baginya. Nadine mengerti akan hal itu dan mereka berdua pun berdiri bersamaan.

Ketika mereka meninggalkan restoran, Arnold melangkah maju terlebih dulu dan menahan pintu dengan tangannya. Kemudian, dia memberi isyarat kepada Nadine untuk keluar lebih dulu. Sikapnya sangat sopan.

Nadine tersenyum, "Terima kasih."

Setelah sampai di pinggir jalan, Arnold berkata, "Mobilku sudah datang."

Nadine mengangguk, "Sampai jumpa lusa."

Setelah berdiri di tempat dan mengawasi kepergian Arnold, Nadine baru berbalik. Namun ketika berbalik, dia tidak sengaja bertemu dengan sepasang mata yang penuh dengan ejekan. "Cepat sekali sudah ketemu pengganti?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (16)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
panas yaaaa .... rasain !! mau cepet dapat pengganti bukan urusan mu
goodnovel comment avatar
Mera Kelwarany
Nadine mencari ciinta sejatinya
goodnovel comment avatar
Yopa
suka jalan ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 7

    Setelah mendekat, Reagan baru menyadari bahwa rambut bergelombang Nadine yang indah, kini telah diluruskan dan warna rambut favoritnya dulu, kini kembali menjadi hitam pekat. Nadine tidak memakai riasan dan tidak mengenakan sepatu hak tinggi.Dengan hanya memakai kaus putih, penampilannya sangat sederhana. Namun yang paling mencolok adalah matanya, yang tampak lebih cerah dari sebelumnya, tanpa jejak kesedihan atau keterpurukan karena putus cinta.Jika semua ini hanya berpura-pura, Reagan harus mengakui Nadine melakukannya dengan sangat baik. Saking baiknya, hingga itu berhasil membuatnya marah.Nadine mengerutkan kening. Dia terlalu mengenal Reagan. Ekspresi yang dia lihat sekarang adalah tanda bahwa kemarahannya akan segera meledak."Haha," pria itu tertawa sinis, "Tapi selera kamu buruk sekali. Sudah bertahun-tahun bersamaku, seharusnya kamu punya sedikit standar, 'kan? Jangan sampai asal pilih pria, jangan biarkan sembarang orang mendekat. Kalau nggak, di mana harga diriku sebagai

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 8

    Nadine sudah lama tidak merasakan pengalaman seperti ini, mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Selama bertahun-tahun bersama Reagan, meskipun tidak hidup sepenuhnya bergantung pada pria itu, pekerjaan fisik seperti ini memang tidak pernah dilakukan Nadine.Bahkan beberapa tahun lalu saat Reagan baru memulai usahanya dan kondisi keuangan mereka masih ketat, mereka tetap mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah setiap minggu.Setelah selesai mengecat satu kaleng, Nadine menggosok pinggangnya yang terasa pegal. Setelah beberapa tahun hidup nyaman, dia memang sudah tidak terbiasa dengan pekerjaan fisik seperti ini ....Nadine keluar ke lorong bermaksud untuk mengambil sisa cat yang masih di luar. Namun tanpa sengaja, langkahnya terlalu cepat dan kakinya menendang salah satu kaleng cat hingga terguling. Meskipun Nadine sudah berusaha mengatasinya dengan cepat, tetap saja ada sedikit cat yang tumpah di depan pintu tetangga sebelah.Dia buru-buru mengambil pel dan mulai m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 9

    Nadine berjalan lebih dulu, sementara Arnold mengikuti dari belakang. Jika dibandingkan dengan kegugupannya semalam, kini Nadine tampak sudah kembali normal.Arnold membawa mobilnya ke depan dan Nadine duduk di kursi penumpang. Dalam perjalanan, mereka melewati sebuah supermarket buah-buahan. Nadine tiba-tiba berkata, "Bisa berhenti sebentar? Aku butuh dua menit untuk beli buah.""Buah?" tanya Arnold."Ya, untuk Bu Freya."Arnold menggenggam setir dengan agak kebingungan. "Memangnya perlu seribet itu?"Nadine menoleh dengan ekspresi sedikit geli. "Kamu selalu berkunjung dengan tangan kosong?"Arnold mengangguk dengan jujur. Nadine diam-diam mengacungkan jempol dalam hati. Luar biasa. Mungkin orang-orang hebat memang begitu ... tidak terlalu peduli dengan hal-hal kecil?Meski demikian, Arnold tetap menepikan mobilnya.....Freya tinggal di Jalan Cempaka, tidak jauh dari Universitas Brata. Deretan rumah kecil bergaya campuran antara desain barat dan timur berjejer di kawasan itu. Masing-

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 10

    Arnold tetap diam. Baginya, makanan hanyalah sesuatu yang berfungsi untuk mengisi energi, bukan soal rasa. "Sudah selesai dicuci," katanya akhirnya.Nadine melirik sekilas pada paprika merah dan sayuran yang sudah tertata rapi seperti hasil kerja orang yang perfeksionis."Kenapa kamu ketawa?" tanya Arnold bingung. Nadine cepat-cepat berdeham, "Nggak apa-apa, kamu bisa keluar dulu.""Oke." Arnold mengeringkan tangannya, lalu mengangguk sedikit dan keluar dari dapur. Nadine kemudian menyiapkan semeja penuh makanan. Semuanya memiliki cita rasa yang ringan, sesuai dengan selera Freya dan jenis makanan yang bisa dikonsumsinya semasa pemulihan."Terima kasih, kamu masih ingat semuanya ....," komentar Freya dengan rasa syukur.Setelah makan, Nadine langsung mengambil inisiatif untuk membereskan piring dan peralatan makan. Arnold kembali masuk ke dapur untuk membantu dengan sukarela.Dia berdiri di bawah cahaya lampu yang hangat dan bayangannya terlihat memanjang di dapur. Dari sudut pandang N

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 11

    Setelah berkata demikian, Reagan langsung masuk mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Kelly yang benar-benar marah. "Apa-apaan orang ini? Berengsek! Bikin emosi saja!" teriak Kelly sambil mengentakkan kakinya.Dia meraih kerah pria muda di sebelahnya sambil berkata, "Dengar, kali ini Nadine nggak akan kembali padanya! Aku yakin!" Pria muda itu berusaha menenangkan, "Iya, iya, tenang saja ... jangan marah ...."Namun, apakah benar-benar seperti itu?Reagan tampaknya sangat yakin bahwa Nadine pada akhirnya akan kembali. Pria muda itu diam-diam melirik Kelly, berharap dia juga bisa membuat Kelly begitu setia seperti Nadine terhadap Reagan ....Berhenti! Jangan bermimpi! Bahkan dalam mimpinya pun, dia tidak akan berani berpikir sejauh itu.....Di dalam mobil, Reagan menerima panggilan telepon. Dengan suasana hati yang buruk, suaranya terdengar sangat ketus, "Ada apa?""Sayang, aku baru ketemu restoran baru yang luar biasa, kepitingnya gemuk-gemuk. Kebetulan besok Sabtu, g

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 12

    "Nggak mau." Eva menggelengkan kepalanya. Detik berikutnya, dia menjinjit kakinya sambil tersipu. "Aku masih mau sama kamu lebih lama lagi." Namun sebelum dia bisa mendekat, Reagan justru mengambil inisiatif untuk memeluk pinggang ramping Eva dan menciumnya dengan kuat."Wow!" Kerumunan yang menyaksikan langsung bersorak lagi."Keren ya!""Astaga, pasti cinta banget ya?"Sementara itu, Nadine melihat semua kejadian itu dari jauh. Tangannya yang menggenggam buku terasa tegang, begitu kuat hingga jari-jarinya berubah pucat. Ternyata hatinya masih bisa merasa sakit. Namun ... wajahnya tetap tenang, bahkan terlalu tenang sampai nyaris mati rasa.Dalam hatinya berpikir, 'Nggak apa-apa, lama-lama juga terbiasa.' Sama seperti orang yang baru berhenti merokok, pasti akan menimbulkan efek kecanduan, apalagi setelah mencintai seseorang selama enam tahun.Nadine tidak tinggal lebih lama lagi. Dia berbalik dan langsung pergi ... masih ada banyak buku yang harus dia baca.Namun saat itu, Reagan mer

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 13

    Dalam pernikahan keluarga kaya, pria yang memiliki wanita simpanan sangat lumrah. Selama rumah tangga tetap terjaga, pria bebas berhubungan dengan siapa saja di luar.Sebagai seorang ibu, Rebecca tidak akan terlalu ikut campur. Hari ini, dia termasuk resmi menawarkan janji kepada Nadine. Namun, ungkapan terima kasih dari Nadine yang Rebecca bayangkan, sama sekali tidak diucapkan. Yang dia dapatkan malah cibiran.Nadine berkata, "Bu Rebecca, sebaiknya berikan niat baikmu sama  orang lain saja. Aku nggak layak menerimanya. Selain itu, aku sudah putus sama Reagan. Kalau kelak kita bertemu, lebih baik menjadi orang asing.Dulu, Nadine akan menahan kesabarannya terhadap Rebecca demi Reagan. Rebecca mengeluh Nadine tidak berpendidikan tinggi, tidak punya latar belakang sekolah di luar negeri, dan tidak punya karier atau pekerjaan setelah lulus. Intinya, tidak cocok dengan putranya.Dulu, Nadine mungkin masih akan memikirkan cara untuk menyenangkan calon mertuanya ini. Kini, dia bahkan tidak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 14

    "Nggak bisa, aku masih ada urusan. Lain kali kita baru bertemu lagi," ucap Nadine. Hubungannya dengan Philip cukup baik. Jadi, Nadine tetap bersikap ramah kepada Philip meskipun menolak ajakannya.Philip memperhatikan Nadine membawa kotak perhiasan. Sepertinya Nadine memang ada urusan, bukan hanya alasan.Philip mengangguk. Saat dia hendak bicara lagi, Nadine langsung berjalan melewati Reagan dan pergi. Nadine sama sekali tidak melihat Reagan.Ekspresi Reagan menjadi dingin. Philip diam-diam melirik Reagan, lalu menjelaskan, "Itu ... Kak Reagan, mungkin Kak Nadine nggak lihat kamu. Jangan dipermasalahkan ...."Alhasil, ekspresi Reagan makin dingin. Philip berdeham dan tidak berani bicara lagi. Namun, dia merasa kali ini Nadine benar-benar gigih.Staf toko bertanya, "Pak, apa kamu masih mau beli perhiasan?"Reagan melihat staf toko dengan dingin dan menyahut, "Tentu saja aku mau beli. Aku mau yang paling mahal."Jika Nadine tidak menghargai Reagan, masih ada wanita lain yang menghargain

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 695

    "Nggak merepotkan. Sudah ada model yang kamu suka?"Nadine tidak punya permintaan khusus, yang penting mobilnya nyaman dikendarai."Kalau begitu, aku sarankan sedan. Kenyamanan duduk dan handling-nya lebih baik dibanding SUV. Hanya saja, ruang kabinnya lebih kecil. Kalau nggak mempertimbangkan perjalanan keluarga dan hanya untuk mobilitas harian, sedan adalah pilihan yang bagus.""Oke." Nadine mengangguk. Dia tipe yang mendengarkan saran."Gimana dengan merek?" Pria itu bertanya lagi, "Ada preferensi tertentu?""Nggak ada." Nadine menggeleng. "Tapi, aku suka mobil luar negeri."Arnold menaikkan alis. Kebetulan sekali. Dia juga."Kalau anggaran?""Bebas."Mereka pertama-tama pergi ke showroom Volkswagen terdekat. Begitu masuk, seorang sales segera menyambut mereka dengan senyuman. "Selamat datang! Mau lihat mobil seperti apa? Aku bisa membantu.""Sedan. Irit bahan bakar, mudah dikendarai. Ada rekomendasi?" tanya Arnold."Silakan lihat model ini." Sales itu membawa mereka ke sebuah mobil

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 694

    Reagan tidak punya waktu untuk memikirkan perasaan Jinny, juga tidak memedulikan semangkuk bubur di sampingnya.Dia sedang dalam suasana hati yang buruk. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia baru menutup laptopnya.Tiba-tiba, dia melihat mangkuk bubur yang masih ada di dekatnya. Buburnya dimasak hingga lembut, hampir penuh satu mangkuk, dengan tambahan kurma merah dan goji berry. Dibandingkan dengan yang pernah dibuat Eva, ini terlihat lebih detail.Reagan memang sedikit lapar. Saat mengangkat mangkuk, dia menyadari buburnya masih hangat. Awalnya, dia hanya berniat mencicipi.Namun, begitu bubur itu masuk ke mulutnya, dia sontak termangu. Rasanya ....Dia menunduk menatap mangkuk itu, ekspresinya menjadi rumit. Sangat mirip, nyaris sama dengan yang dulu dibuat oleh Nadine.Reagan tidak bisa menahan diri untuk tertegun. Untuk sesaat, dia merasa wanita itu masih berada di sisinya.Saat turun ke lantai bawah, Jinny masih belum pergi. Dia duduk di sofa, membaca buku, terlihat tenang dan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 693

    Terlebih lagi, orang yang dikirimi mobil ini adalah seorang wanita cantik yang tinggal di apartemen tua. Garis bawahi, cantik!Siapa pun bisa menebak seperti apa skenarionya.Pasti karena kecantikannya, dia menarik perhatian seorang konglomerat yang ingin memilikinya, jadi mobil ini dikirim sebagai hadiah awal.Atau mungkin pria itu sudah mendapatkan wanita ini dan mobil ini adalah hadiahnya. Enaknya jadi orang kaya, sekali keluar uang langsung 10 digit untuk sebuah Maserati.Sayangnya, si sales terlahir sebagai laki-laki. Kalau saja dia perempuan, dia juga pasti akan mencari sponsor kaya raya. Zaman sekarang, siapa yang nggak mau dapat uang dengan rebahan, untuk apa sok suci?"Bu Nadine, kamu orang pintar. Kadang-kadang, jangan terlalu jual mahal. Ambil kesempatan yang ada sebelum malah merugikan diri sendiri, setuju?"Maksudnya jelas, ada orang kaya yang menghadiahimu mobil karena menganggapmu berharga. Bersikap jual mahal sedikit boleh, tetapi jangan keterlaluan. Ini hanya bagian da

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 692

    Nadine tertawa terpingkal-pingkal melihat mereka berdua. "Sudahlah, biar aku saja yang masak hari ini. Kalian bantu aku saja."Keputusan sudah dibuat, jadi keduanya tidak lagi membantah.Darius dan Mikha tahu bahwa Nadine sangat teliti saat melakukan penelitian, tetapi mereka tidak menyangka dia juga sangat disiplin saat memasak.Daging dan sayuran harus dicuci terpisah. Dia juga tahu cara membedakan daun yang tampak hijau segar, tetapi sebenarnya sudah tua. Selain itu, daging harus dipotong melintang atau memanjang, semua itu tergantung serat daging.Mikha dan Darius hampir tidak pernah menyentuh pekerjaan dapur di rumah. Sekarang mereka disuruh-suruh, tetapi tidak mengeluh, justru merasa seperti menemukan dunia baru. Semuanya terasa menarik.Dua jam kemudian, hidangan akhirnya siap di atas meja. Mikha berdiri dengan tangan di pinggang, menatap hidangan lezat di depannya dengan ekspresi bangga. "Aku memang hebat! Aku berhasil menyiapkan semua makanan ini?"Ini harus diabadikan dan dip

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 691

    Di tengah jalan, Darius ingin membantu, tetapi ditolak."Kamu meremehkanku?" Mikha mendelik.Melihat Mikha bersikeras, ditambah lagi tangannya sendiri sudah membawa dua kantong besar, Darius akhirnya menyerah.Hanya saja, dia tidak menyangka setelah sampai di lantai 7, Mikha berkeringat deras seperti orang yang berjemur di musim panas.Sebaliknya, Darius tetap tenang. Wajahnya tetap normal, napasnya stabil, hanya detak jantungnya yang sedikit lebih cepat dari biasanya.Nadine membuka pintu. Dia sudah menyiapkan sandal untuk mereka berdua.Dokter bilang, meskipun kaki yang cedera sudah tidak bengkak lagi dan secara teori sudah bisa digunakan untuk berjalan, demi keamanan, sebaiknya jangan bergerak terlalu banyak dulu.Jadi, begitu pintu terbuka, Darius dan Mikha melihatnya melompat dengan satu kaki. Setelah berdiri dengan stabil, dia baru menurunkan kaki yang cedera, tetapi tetap tidak berani menapakkan terlalu kuat."Aduh! Kak Nadine! Pelan-pelan dong!" Mikha segera maju untuk menopang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 690

    "Bagaimana keadaan kakimu?" Arnold baru saja kembali dari laboratorium dan melihat ada kotak paket yang sudah dibuka di depan pintu. Dia langsung tahu bahwa Nadine sudah keluar dari rumah sakit."Dokter bilang nggak ada masalah serius, cuma perlu oleskan obat secara rutin dan periksa kembali seminggu kemudian." Karena teringat sesuatu, Nadine menunduk. "Hari itu ... kalau bukan karena kamu dan Stendy, mungkin aku nggak bisa bertahan selama itu ...."Terutama karena dia sempat mengalami demam. Dia juga mendengar bahwa obat penurun panas yang diminumnya diberikan oleh Arnold.Meskipun pada tengah malam, kesadarannya sempat menurun karena demamnya yang tinggi, dia masih bisa merasakan kehadiran mereka.Dia tahu Arnold memindahkannya ke belakang pilar untuk menghindari angin, juga tahu bahwa dia dan Stendy melingkari tubuhnya untuk memberi kehangatan, bahkan terus-menerus menggunakan alkohol dan kain kasa untuk menurunkan suhu tubuhnya ....Semua itu, Nadine ingat.Termasuk setelah tiba di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 689

    Saat ini, Natasha dan Phoebe kembali dari kamar mandi.Kelly buru-buru menepis tangan Teddy, sementara Teddy segera kembali ke tempat duduknya.Phoebe merasakan ada sesuatu yang aneh, jadi bertanya dengan hati-hati, "Kalian ... baik-baik saja?"Teddy diam, menatap lurus ke arah Kelly. Dia menunggu jawaban dari Kelly.Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum, "Kami baik-baik saja kok."Dari sekadar rekan kerja yang kebetulan tidur bersama, kini mereka menjadi pasangan dalam hubungan terbuka.....Kelly tersadar dari lamunannya. Dia mendorong Teddy yang terus mendekatinya. "Masih belum puas? Cepat nyetir!""Cium lagi dong! Aku belum puas ...."Kelly memutar bola matanya dengan kesal. "Teddy, kamu lebih lengket dari Papu, tahu nggak?"Papu adalah kuda poni dari luar negeri yang Kelly pelihara di peternakan kudanya. Kuda itu sangat ramah, terutama kepada pemiliknya.Setiap kali Kelly datang menemuinya, Papu pasti akan manja dan terus menempel padanya.Teddy pernah ikut melihat sekal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 688

    "Sebenarnya, akhir-akhir ini ibuku sering tanya tentangmu," ucap Teddy tiba-tiba."Tanya soal apa?" Kelly tetap menghormati Phoebe.Bagaimanapun, wanita itu langsung memberinya gelang giok berkualitas tinggi saat pertama kali bertemu. Oh ya, gelang itu belum dikembalikan ...."Ibuku tanya kenapa kamu nggak pernah main ke rumah lagi. Dia juga tanya apa aku membuatmu marah.""Terus, kamu jawab apa?""Ehem! Aku bilang ... aku nggak sengaja membuatmu hamil.""Apa?" Kelly langsung syok.Teddy terkekeh-kekeh. "Santai, aku cuma bercanda."Dasar gila!"Aku bilang, kamu sibuk kerja dan mengabaikanku. Terus, aku marah dan buat keributan, sampai akhirnya kamu kesal."Ternyata Teddy ini tahu diri juga, tahu harus mengalihkan kesalahan ke dirinya sendiri. Sudut bibir Kelly sedikit naik.Melihat mood-nya membaik, Teddy buru-buru menawarkan, "Gimana kalau kita lanjut kerja sama? Dengar dulu analisisku .... Pertama, kalau ibu kita tahu kita sudah putus, bisa dipastikan kita bakal kena ceramah, 'kan?"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 687

    Tangan nakalnya langsung menyelinap ke bawah sweter Kelly, dengan cekatan membuka kancing di punggungnya."Kelly ... Kelly ...." Sambil mencium, Teddy juga memanggil namanya dengan penuh gairah. Suaranya lembut, tetapi gerakannya ganas, seolah-olah ingin melahap Kelly.Kelly mengerahkan sedikit tenaga untuk mendorongnya menjauh. Pipinya merona, napasnya sedikit tersengal. "Siang bolong begini, kamu mau melakukan hal mesum? Minggir."Teddy tampak tidak puas. "Biarin aku cium sebentar lagi ...." Sambil berbicara, dia kembali mendekat. "Dua hari ini kamu sibuk jagain Nadine di rumah sakit, aku kangen sekali tahu!""Kangen aku?" Kelly meliriknya dengan ekspresi pasrah. Dia tahu betul seperti apa Teddy ini. "Lebih baik tutup mulutmu.""Hehe, benar sekali. Aku kangen tidur denganmu, kenapa memangnya?" Teddy pun merentangkan lengannya, memeluknya erat, seperti koala yang malas.Kelly sudah terbiasa dengan tingkah tidak tahu malunya ini. Dengan tenang, dia berkata, "Kamu ini Teddy yang dikelil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status