Share

Bab 5

Author: Patricia
"Kenapa Kak Reagan?" Philip melirik sekilas pria yang sedang minum sendirian. Dia diam-diam menggeser duduknya mendekat ke Teddy. Sejak Reagan masuk, wajahnya sudah tampak muram, membuat suasana yang tadinya ramai mendadak menjadi hening.

"Diblokir seseorang," ucap Teddy yang mengetahui situasinya, menikmati drama yang sedang terjadi ini. Mendengar komentarnya, wajah Reagan semakin muram.

Prang!

Gelas di tangannya membentur meja kaca dengan keras. Dengan gusar, dia membuka kancing kemejanya dengan satu tangan.

"Sudah kubilang jangan sebut namanya lagi. Nggak ngerti bahasa manusia ya?"

Teddy mengangkat bahunya dan tidak berkomentar lagi. Suasana langsung berubah. Orang-orang yang tadinya bernyanyi memilih untuk diam. Orang lainnya juga ikut bungkam karena takut memancing kemarahan Reagan.

Philip tersedak oleh alkohol yang baru diminumnya. Ternyata Nadine serius kali ini?

Stendy yang sudah agak mabuk, berpaling dan menanyakan Philip, "Nadine sudah balik belum?"

Philip menggelengkan kepalanya. Mana mungkin dia berani mengatakan apa pun, Dia hanya menjawab tidak tahu. Mendengar hal itu, Stendy langsung paham bahwa sepertinya Nadine masih belum kembali.

Bartender datang membawa lima krat minuman, lalu ada seseorang yang memberanikan diri mengusulkan, "Gimana kalau kita main 'Truth or Dare'?"

Semua orang di sini cukup cerdas dan masing-masing juga membawa pasangan. Mendengar usul itu, mereka langsung paham dan berusaha menghidupkan kembali suasana yang canggung.

"Truth or Dare, bagus juga. Aku paling suka main Truth or Dare," kata salah satu wanita sambil tersenyum lebar. Saat itu, seorang wanita baru saja masuk.

"Tania, sini. Kebetulan Kak Reagan nggak ada pasangan ..." seru seseorang sambil mendorong wanita itu untuk duduk di samping Reagan. Dia adalah salah satu wanita favorit di tempat itu dan jelas bukan pertama kalinya menemani Reagan.

"Kak Reagan ..." sapanya lembut.

Namun, Reagan tiba-tiba bangkit dari duduknya dengan cepat, tanpa minat sedikit pun. "Kalian main saja, aku pulang dulu." Dia meninggalkan semua orang yang terkejut, termasuk Tania yang kecewa kehilangan kesempatan mendapatkan bayaran besar malam itu.

....

Setelah keluar dari bar, sopir bertanya ke Reagan yang duduk di kursi belakang, "Mau ke mana?"

Kepala Reagan terasa pusing setelah menenggak dua gelas brandy tadi. Saat teringat dengan bayangan vila yang kosong, Reagan menjawab, "Ke kantor."

"Pak Reagan? Kenapa Anda ke sini?"

Saat ini sudah pukul 10 malam. Asistennya yang baru saja beres-beres untuk pulang, terkejut melihat Reagan keluar dari lift.

Ekspresi terkejut dari asistennya malah membuat Reagan semakin jengkel. Biasanya pada jam segini, Nadine selalu mengingatkannya untuk tidur lebih awal karena khawatir dengan pola tidurnya yang tidak teratur. Jika dia tidak menurut, Nadine akan merengek manja sampai akhirnya dia menyerah dan berbaring.

"Kamu mau pulang?"

"Iya, ada yang bisa saya bantu lagi?"

Reagan ingin mengatakan tidak. Namun, karena belum makan sejak siang dan setelah minum dua gelas alkohol, perutnya mulai terasa sakit. Dengan wajah pucat, dia berkata, "Tolong belikan bubur untukku."

Setelah berpikir sejenak, dia menambahkan, "Dari restoran terbaik."

Asisten Reagan bergegas menjalankan perintahnya. Dua puluh menit kemudian, dia kembali dengan membawa bubur yang dikemas dengan rapi dan mewah, lalu menyerahkannya kepada Reagan. Namun saat Reagan membukanya, dia langsung mengernyit.

"Kenapa bubur seafood?"

Asisten itu terlihat bingung, "Restoran paling terkenal di sekitar sini punya menu andalan bubur seafood, saya kira ...."

"Sudahlah, keluar saja."

Bubur seafood itu tampak sempurna. Begitu dimasukkan ke mulut, aroma wangi yang samar langsung menyebar dan rasa manis dari seafood-nya juga sangat terasa. Namun, baru makan beberapa suap saja, Reagan sudah kehilangan selera dan meletakkan sendoknya.

Tanpa disadari, dia mulai merindukan bubur buatan Nadine.

"Sialan!" Dia mengutuk pelan. Kenapa dia masih terus memikirkan Nadine?

Dia sangat terobsesi!

....

Setelah kembali dari rumah sakit ke apartemen, Nadine meraba sakelar di dinding dan menekannya. Seketika, terdengar suara napas yang berat dan penuh dengan keintiman. Saat lampu menyala terang, yang pertama dilihatnya adalah Kelly mengenakan gaun tidur sutra seksi dengan tali tipis dan sedang bermesraan dengan seorang pria muda.

Keduanya berada di sofa. Tangan Kelly yang lembut bergerak bebas di bawah baju pria itu, menyentuh perutnya yang berotot. Bibir mereka juga sibuk saling mencumbu. Leher Kelly memperlihatkan bekas-bekas berwarna merah yang tampak sangat mencolok.

Suasana di ruangan itu penuh gairah dan kemesraan.

Kelly sempat terkejut oleh cahaya lampu yang menyilaukan. Wajahnya tampak bingung sejenak, lalu secara refleks menghentikan pria itu yang hendak menciumnya lagi.

"Eh? Nadine, kamu sudah pulang."

"Uh, sebaiknya kalian pakai baju dulu."

Nadine tersenyum kaku dan buru-buru membalikkan tubuhnya, memberikan waktu bagi mereka untuk merapikan diri.

Nadine menghela napas sejenak. Sepertinya dia tidak bisa tinggal di tempat Kelly terlalu lama. Sekalipun teman baik, setiap orang punya privasi masing-masing. Tinggal bersama dalam waktu lama pasti tidak akan nyaman untuk keduanya.

Dengan sikap santainya, Kelly tersenyum menggoda. Dia sama sekali tidak merasa keberatan dengan apa yang baru saja terjadi. Dia merapikan tali gaunnya yang melorot ke lengan, lalu mengambil jaket dan mengenakannya dan melemparkan jas di lantai ke arah pria itu.

Wajah tampan pria tersebut masih dihiasi noda lipstik dan matanya masih agak merah. Kelly menepuk pipinya dengan lembut, "Manis, tunggu aku di kamar, ya."

Pria itu mengangkat pakaiannya dengan patuh untuk menutupi dadanya yang penuh bekas ciuman. Kemudian, dia tersenyum dengan percaya diri ke arah Nadine, "Halo, Kak, selamat malam."

Nadine secara refleks menjawab, "Hai, Keven."

Pria itu hanya tersenyum lagi dan masuk ke kamar tanpa berkata apa pun.

Kelly menuang segelas anggur merah untuk dirinya sendiri, lalu menyesapnya. Rasa manis yang bercampur dengan sedikit rasa pahit, menyebar di pangkal lidahnya. Dia berdecak puas, lalu mengoreksi Nadine dengan santai, "Yang ini namanya Steven, bukan Keven."

Nadine terdiam.

"Ke mana saja baru pulang semalam ini?" Melihat mata Nadine yang agak memerah, Kelly mengerutkan alisnya. "Kamu baru nangis?"

Nadine menuangkan segelas air hangat untuk dirinya sendiri, lalu berkata dengan tidak fokus, "Hari ini aku jenguk Bu Freya di rumah sakit."

Keduanya adalah teman seangkatan di universitas dan sama-sama merupakan murid dari Freya. Kelly masih berada di grup WhatsApp universitas mereka, jadi dia pernah mendengar tentang masalah ini.

Dia melirik Nadine dengan hati-hati, "Kamu ...."

Baru saja hendak mengatakan sesuatu, Kelly ragu untuk melanjutkannya.

Dulu, Nadine adalah salah satu murid yang paling disayangi oleh Freya. Orang lain mungkin tidak tahu, tetapi sebagai teman sekamar dan sahabat terdekatnya, Kelly menyaksikan langsung bagaimana profesor tersebut memberi perhatian khusus pada Nadine.

Bahkan, Freya memberinya proyek-proyek khusus dan membimbingnya dalam menulis makalah. Padahal, Nadine masih seorang mahasiswa sarjana dan Freya bukan pembimbing akademis resminya.

Namun, Freya rela memberikan begitu banyak sumber daya akademik untuknya.

Jika Nadine mengikuti rencana karier yang telah disusun oleh Freya dan melakukannya dengan baik, tidak ada yang mustahil bagi Nadine untuk menjadi doktor biologi termuda di dalam negeri dalam lima tahun.

Sampai hari ini, Kelly masih tidak mengerti mengapa Nadine memutuskan untuk meninggalkan jenjang pendidikannya.

Mengingat bagaimana Freya sangat menyayanginya, Kelly tidak bisa menahan diri untuk berpikir, 'Mungkin orang yang mendapatkan segalanya dengan mudah, memang cenderung tidak menghargainya.'

Seorang genius memang punya hak untuk bertindak sesuka hati.

"Dengar-dengar, profesor sakit parah kali ini. Gimana kondisi pemulihannya setelah operasi?" tanya Kelly.

Nadine hanya menggelengkan kepala. Kelly tertawa dengan kesal, "Kamu ini gimana, sih? Kamu pergi jenguk orang, tapi nggak tahu apa-apa sama kondisi pasien?"

"Aku nggak berani masuk."

"Pengecut sekali?" Melihat ekspresi Nadine, Kelly tak bisa menahan diri untuk mengejek, "Kamu memang pantas mendapatkannya!"

Bulu mata Nadine bergetar, tapi dia tidak berkata apa-apa. Kelly segera menyadari sesuatu saat melihat sikap keras kepala Nadine. Ternyata makanan yang dibawa pagi tadi itu untuk profesor.

"Kamu mau terus begini?"

Kelly yang biasanya tegas dan pemberani, tidak menyangka sahabatnya menjadi begitu pengecut hingga tidak berani menampakkan wajahnya.

Nadine termasuk cukup rasional saat menjawab, "Cepat atau lambat, aku harus ketemu Bu Freya. Memang ada beberapa masalah dan orang yang nggak bisa diselesaikan dengan menghindar."

Beberapa detik kemudian, Nadine menatap Kelly, "Kelly, boleh temani aku ketemu sama Bu Freya?"

"Kamu mau ngapain?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
ayokkkkkk dong bikin tuh si laki brengsek menyesal beserta keluarga nya
goodnovel comment avatar
Fangirl Musik 17
bab selanjutnya
goodnovel comment avatar
Syyeka
lanjut terus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 6

    "Sudah seharusnya aku minta maaf atas tindakanku yang nggak rasional dan impulsif dulu. Ini adalah utangku padanya."Kelly hampir tersedak anggur yang diminumnya. Dia terbatuk dua kali dan berkata dengan wajah yang penuh penolakan, "Tolong, jangan libatkan aku dalam hal ini, Kak.""Kamu tahu sendiri, satu-satunya mata kuliahku yang gagal dan harus mengulang adalah mata kuliah pilihan dari Bu Freya. Setiap kali ketemu Bu Freya, aku langsung gemetaran. Lagian, aku ini orang yang nggak dikenal. Mungkin dia bahkan sudah lupa siapa aku. Aku benar-benar nggak bisa bantu kamu."Melihat Kelly menghindar seperti itu, Nadine tidak memaksanya lagi."Tapi ...." Mata Kelly berkilat licik dan nada bicaranya berubah, "Aku punya seseorang yang cocok untuk masalah ini.""Hmm?""Kamu masih ingat kakak sepupuku, Arnold, 'kan?"Nadine menyesap sedikit air hangat dan mengangguk. "Tentu saja ingat."Arnold adalah pionir termuda dalam bidang fisika di dalam negeri. Tahun lalu, dia dinobatkan sebagai salah sa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 7

    Setelah mendekat, Reagan baru menyadari bahwa rambut bergelombang Nadine yang indah, kini telah diluruskan dan warna rambut favoritnya dulu, kini kembali menjadi hitam pekat. Nadine tidak memakai riasan dan tidak mengenakan sepatu hak tinggi.Dengan hanya memakai kaus putih, penampilannya sangat sederhana. Namun yang paling mencolok adalah matanya, yang tampak lebih cerah dari sebelumnya, tanpa jejak kesedihan atau keterpurukan karena putus cinta.Jika semua ini hanya berpura-pura, Reagan harus mengakui Nadine melakukannya dengan sangat baik. Saking baiknya, hingga itu berhasil membuatnya marah.Nadine mengerutkan kening. Dia terlalu mengenal Reagan. Ekspresi yang dia lihat sekarang adalah tanda bahwa kemarahannya akan segera meledak."Haha," pria itu tertawa sinis, "Tapi selera kamu buruk sekali. Sudah bertahun-tahun bersamaku, seharusnya kamu punya sedikit standar, 'kan? Jangan sampai asal pilih pria, jangan biarkan sembarang orang mendekat. Kalau nggak, di mana harga diriku sebagai

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 8

    Nadine sudah lama tidak merasakan pengalaman seperti ini, mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Selama bertahun-tahun bersama Reagan, meskipun tidak hidup sepenuhnya bergantung pada pria itu, pekerjaan fisik seperti ini memang tidak pernah dilakukan Nadine.Bahkan beberapa tahun lalu saat Reagan baru memulai usahanya dan kondisi keuangan mereka masih ketat, mereka tetap mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah setiap minggu.Setelah selesai mengecat satu kaleng, Nadine menggosok pinggangnya yang terasa pegal. Setelah beberapa tahun hidup nyaman, dia memang sudah tidak terbiasa dengan pekerjaan fisik seperti ini ....Nadine keluar ke lorong bermaksud untuk mengambil sisa cat yang masih di luar. Namun tanpa sengaja, langkahnya terlalu cepat dan kakinya menendang salah satu kaleng cat hingga terguling. Meskipun Nadine sudah berusaha mengatasinya dengan cepat, tetap saja ada sedikit cat yang tumpah di depan pintu tetangga sebelah.Dia buru-buru mengambil pel dan mulai m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 9

    Nadine berjalan lebih dulu, sementara Arnold mengikuti dari belakang. Jika dibandingkan dengan kegugupannya semalam, kini Nadine tampak sudah kembali normal.Arnold membawa mobilnya ke depan dan Nadine duduk di kursi penumpang. Dalam perjalanan, mereka melewati sebuah supermarket buah-buahan. Nadine tiba-tiba berkata, "Bisa berhenti sebentar? Aku butuh dua menit untuk beli buah.""Buah?" tanya Arnold."Ya, untuk Bu Freya."Arnold menggenggam setir dengan agak kebingungan. "Memangnya perlu seribet itu?"Nadine menoleh dengan ekspresi sedikit geli. "Kamu selalu berkunjung dengan tangan kosong?"Arnold mengangguk dengan jujur. Nadine diam-diam mengacungkan jempol dalam hati. Luar biasa. Mungkin orang-orang hebat memang begitu ... tidak terlalu peduli dengan hal-hal kecil?Meski demikian, Arnold tetap menepikan mobilnya.....Freya tinggal di Jalan Cempaka, tidak jauh dari Universitas Brata. Deretan rumah kecil bergaya campuran antara desain barat dan timur berjejer di kawasan itu. Masing-

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 10

    Arnold tetap diam. Baginya, makanan hanyalah sesuatu yang berfungsi untuk mengisi energi, bukan soal rasa. "Sudah selesai dicuci," katanya akhirnya.Nadine melirik sekilas pada paprika merah dan sayuran yang sudah tertata rapi seperti hasil kerja orang yang perfeksionis."Kenapa kamu ketawa?" tanya Arnold bingung. Nadine cepat-cepat berdeham, "Nggak apa-apa, kamu bisa keluar dulu.""Oke." Arnold mengeringkan tangannya, lalu mengangguk sedikit dan keluar dari dapur. Nadine kemudian menyiapkan semeja penuh makanan. Semuanya memiliki cita rasa yang ringan, sesuai dengan selera Freya dan jenis makanan yang bisa dikonsumsinya semasa pemulihan."Terima kasih, kamu masih ingat semuanya ....," komentar Freya dengan rasa syukur.Setelah makan, Nadine langsung mengambil inisiatif untuk membereskan piring dan peralatan makan. Arnold kembali masuk ke dapur untuk membantu dengan sukarela.Dia berdiri di bawah cahaya lampu yang hangat dan bayangannya terlihat memanjang di dapur. Dari sudut pandang N

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 11

    Setelah berkata demikian, Reagan langsung masuk mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Kelly yang benar-benar marah. "Apa-apaan orang ini? Berengsek! Bikin emosi saja!" teriak Kelly sambil mengentakkan kakinya.Dia meraih kerah pria muda di sebelahnya sambil berkata, "Dengar, kali ini Nadine nggak akan kembali padanya! Aku yakin!" Pria muda itu berusaha menenangkan, "Iya, iya, tenang saja ... jangan marah ...."Namun, apakah benar-benar seperti itu?Reagan tampaknya sangat yakin bahwa Nadine pada akhirnya akan kembali. Pria muda itu diam-diam melirik Kelly, berharap dia juga bisa membuat Kelly begitu setia seperti Nadine terhadap Reagan ....Berhenti! Jangan bermimpi! Bahkan dalam mimpinya pun, dia tidak akan berani berpikir sejauh itu.....Di dalam mobil, Reagan menerima panggilan telepon. Dengan suasana hati yang buruk, suaranya terdengar sangat ketus, "Ada apa?""Sayang, aku baru ketemu restoran baru yang luar biasa, kepitingnya gemuk-gemuk. Kebetulan besok Sabtu, g

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 12

    "Nggak mau." Eva menggelengkan kepalanya. Detik berikutnya, dia menjinjit kakinya sambil tersipu. "Aku masih mau sama kamu lebih lama lagi." Namun sebelum dia bisa mendekat, Reagan justru mengambil inisiatif untuk memeluk pinggang ramping Eva dan menciumnya dengan kuat."Wow!" Kerumunan yang menyaksikan langsung bersorak lagi."Keren ya!""Astaga, pasti cinta banget ya?"Sementara itu, Nadine melihat semua kejadian itu dari jauh. Tangannya yang menggenggam buku terasa tegang, begitu kuat hingga jari-jarinya berubah pucat. Ternyata hatinya masih bisa merasa sakit. Namun ... wajahnya tetap tenang, bahkan terlalu tenang sampai nyaris mati rasa.Dalam hatinya berpikir, 'Nggak apa-apa, lama-lama juga terbiasa.' Sama seperti orang yang baru berhenti merokok, pasti akan menimbulkan efek kecanduan, apalagi setelah mencintai seseorang selama enam tahun.Nadine tidak tinggal lebih lama lagi. Dia berbalik dan langsung pergi ... masih ada banyak buku yang harus dia baca.Namun saat itu, Reagan mer

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 13

    Dalam pernikahan keluarga kaya, pria yang memiliki wanita simpanan sangat lumrah. Selama rumah tangga tetap terjaga, pria bebas berhubungan dengan siapa saja di luar.Sebagai seorang ibu, Rebecca tidak akan terlalu ikut campur. Hari ini, dia termasuk resmi menawarkan janji kepada Nadine. Namun, ungkapan terima kasih dari Nadine yang Rebecca bayangkan, sama sekali tidak diucapkan. Yang dia dapatkan malah cibiran.Nadine berkata, "Bu Rebecca, sebaiknya berikan niat baikmu sama  orang lain saja. Aku nggak layak menerimanya. Selain itu, aku sudah putus sama Reagan. Kalau kelak kita bertemu, lebih baik menjadi orang asing.Dulu, Nadine akan menahan kesabarannya terhadap Rebecca demi Reagan. Rebecca mengeluh Nadine tidak berpendidikan tinggi, tidak punya latar belakang sekolah di luar negeri, dan tidak punya karier atau pekerjaan setelah lulus. Intinya, tidak cocok dengan putranya.Dulu, Nadine mungkin masih akan memikirkan cara untuk menyenangkan calon mertuanya ini. Kini, dia bahkan tidak

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 695

    "Nggak merepotkan. Sudah ada model yang kamu suka?"Nadine tidak punya permintaan khusus, yang penting mobilnya nyaman dikendarai."Kalau begitu, aku sarankan sedan. Kenyamanan duduk dan handling-nya lebih baik dibanding SUV. Hanya saja, ruang kabinnya lebih kecil. Kalau nggak mempertimbangkan perjalanan keluarga dan hanya untuk mobilitas harian, sedan adalah pilihan yang bagus.""Oke." Nadine mengangguk. Dia tipe yang mendengarkan saran."Gimana dengan merek?" Pria itu bertanya lagi, "Ada preferensi tertentu?""Nggak ada." Nadine menggeleng. "Tapi, aku suka mobil luar negeri."Arnold menaikkan alis. Kebetulan sekali. Dia juga."Kalau anggaran?""Bebas."Mereka pertama-tama pergi ke showroom Volkswagen terdekat. Begitu masuk, seorang sales segera menyambut mereka dengan senyuman. "Selamat datang! Mau lihat mobil seperti apa? Aku bisa membantu.""Sedan. Irit bahan bakar, mudah dikendarai. Ada rekomendasi?" tanya Arnold."Silakan lihat model ini." Sales itu membawa mereka ke sebuah mobil

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 694

    Reagan tidak punya waktu untuk memikirkan perasaan Jinny, juga tidak memedulikan semangkuk bubur di sampingnya.Dia sedang dalam suasana hati yang buruk. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia baru menutup laptopnya.Tiba-tiba, dia melihat mangkuk bubur yang masih ada di dekatnya. Buburnya dimasak hingga lembut, hampir penuh satu mangkuk, dengan tambahan kurma merah dan goji berry. Dibandingkan dengan yang pernah dibuat Eva, ini terlihat lebih detail.Reagan memang sedikit lapar. Saat mengangkat mangkuk, dia menyadari buburnya masih hangat. Awalnya, dia hanya berniat mencicipi.Namun, begitu bubur itu masuk ke mulutnya, dia sontak termangu. Rasanya ....Dia menunduk menatap mangkuk itu, ekspresinya menjadi rumit. Sangat mirip, nyaris sama dengan yang dulu dibuat oleh Nadine.Reagan tidak bisa menahan diri untuk tertegun. Untuk sesaat, dia merasa wanita itu masih berada di sisinya.Saat turun ke lantai bawah, Jinny masih belum pergi. Dia duduk di sofa, membaca buku, terlihat tenang dan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 693

    Terlebih lagi, orang yang dikirimi mobil ini adalah seorang wanita cantik yang tinggal di apartemen tua. Garis bawahi, cantik!Siapa pun bisa menebak seperti apa skenarionya.Pasti karena kecantikannya, dia menarik perhatian seorang konglomerat yang ingin memilikinya, jadi mobil ini dikirim sebagai hadiah awal.Atau mungkin pria itu sudah mendapatkan wanita ini dan mobil ini adalah hadiahnya. Enaknya jadi orang kaya, sekali keluar uang langsung 10 digit untuk sebuah Maserati.Sayangnya, si sales terlahir sebagai laki-laki. Kalau saja dia perempuan, dia juga pasti akan mencari sponsor kaya raya. Zaman sekarang, siapa yang nggak mau dapat uang dengan rebahan, untuk apa sok suci?"Bu Nadine, kamu orang pintar. Kadang-kadang, jangan terlalu jual mahal. Ambil kesempatan yang ada sebelum malah merugikan diri sendiri, setuju?"Maksudnya jelas, ada orang kaya yang menghadiahimu mobil karena menganggapmu berharga. Bersikap jual mahal sedikit boleh, tetapi jangan keterlaluan. Ini hanya bagian da

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 692

    Nadine tertawa terpingkal-pingkal melihat mereka berdua. "Sudahlah, biar aku saja yang masak hari ini. Kalian bantu aku saja."Keputusan sudah dibuat, jadi keduanya tidak lagi membantah.Darius dan Mikha tahu bahwa Nadine sangat teliti saat melakukan penelitian, tetapi mereka tidak menyangka dia juga sangat disiplin saat memasak.Daging dan sayuran harus dicuci terpisah. Dia juga tahu cara membedakan daun yang tampak hijau segar, tetapi sebenarnya sudah tua. Selain itu, daging harus dipotong melintang atau memanjang, semua itu tergantung serat daging.Mikha dan Darius hampir tidak pernah menyentuh pekerjaan dapur di rumah. Sekarang mereka disuruh-suruh, tetapi tidak mengeluh, justru merasa seperti menemukan dunia baru. Semuanya terasa menarik.Dua jam kemudian, hidangan akhirnya siap di atas meja. Mikha berdiri dengan tangan di pinggang, menatap hidangan lezat di depannya dengan ekspresi bangga. "Aku memang hebat! Aku berhasil menyiapkan semua makanan ini?"Ini harus diabadikan dan dip

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 691

    Di tengah jalan, Darius ingin membantu, tetapi ditolak."Kamu meremehkanku?" Mikha mendelik.Melihat Mikha bersikeras, ditambah lagi tangannya sendiri sudah membawa dua kantong besar, Darius akhirnya menyerah.Hanya saja, dia tidak menyangka setelah sampai di lantai 7, Mikha berkeringat deras seperti orang yang berjemur di musim panas.Sebaliknya, Darius tetap tenang. Wajahnya tetap normal, napasnya stabil, hanya detak jantungnya yang sedikit lebih cepat dari biasanya.Nadine membuka pintu. Dia sudah menyiapkan sandal untuk mereka berdua.Dokter bilang, meskipun kaki yang cedera sudah tidak bengkak lagi dan secara teori sudah bisa digunakan untuk berjalan, demi keamanan, sebaiknya jangan bergerak terlalu banyak dulu.Jadi, begitu pintu terbuka, Darius dan Mikha melihatnya melompat dengan satu kaki. Setelah berdiri dengan stabil, dia baru menurunkan kaki yang cedera, tetapi tetap tidak berani menapakkan terlalu kuat."Aduh! Kak Nadine! Pelan-pelan dong!" Mikha segera maju untuk menopang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 690

    "Bagaimana keadaan kakimu?" Arnold baru saja kembali dari laboratorium dan melihat ada kotak paket yang sudah dibuka di depan pintu. Dia langsung tahu bahwa Nadine sudah keluar dari rumah sakit."Dokter bilang nggak ada masalah serius, cuma perlu oleskan obat secara rutin dan periksa kembali seminggu kemudian." Karena teringat sesuatu, Nadine menunduk. "Hari itu ... kalau bukan karena kamu dan Stendy, mungkin aku nggak bisa bertahan selama itu ...."Terutama karena dia sempat mengalami demam. Dia juga mendengar bahwa obat penurun panas yang diminumnya diberikan oleh Arnold.Meskipun pada tengah malam, kesadarannya sempat menurun karena demamnya yang tinggi, dia masih bisa merasakan kehadiran mereka.Dia tahu Arnold memindahkannya ke belakang pilar untuk menghindari angin, juga tahu bahwa dia dan Stendy melingkari tubuhnya untuk memberi kehangatan, bahkan terus-menerus menggunakan alkohol dan kain kasa untuk menurunkan suhu tubuhnya ....Semua itu, Nadine ingat.Termasuk setelah tiba di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 689

    Saat ini, Natasha dan Phoebe kembali dari kamar mandi.Kelly buru-buru menepis tangan Teddy, sementara Teddy segera kembali ke tempat duduknya.Phoebe merasakan ada sesuatu yang aneh, jadi bertanya dengan hati-hati, "Kalian ... baik-baik saja?"Teddy diam, menatap lurus ke arah Kelly. Dia menunggu jawaban dari Kelly.Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum, "Kami baik-baik saja kok."Dari sekadar rekan kerja yang kebetulan tidur bersama, kini mereka menjadi pasangan dalam hubungan terbuka.....Kelly tersadar dari lamunannya. Dia mendorong Teddy yang terus mendekatinya. "Masih belum puas? Cepat nyetir!""Cium lagi dong! Aku belum puas ...."Kelly memutar bola matanya dengan kesal. "Teddy, kamu lebih lengket dari Papu, tahu nggak?"Papu adalah kuda poni dari luar negeri yang Kelly pelihara di peternakan kudanya. Kuda itu sangat ramah, terutama kepada pemiliknya.Setiap kali Kelly datang menemuinya, Papu pasti akan manja dan terus menempel padanya.Teddy pernah ikut melihat sekal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 688

    "Sebenarnya, akhir-akhir ini ibuku sering tanya tentangmu," ucap Teddy tiba-tiba."Tanya soal apa?" Kelly tetap menghormati Phoebe.Bagaimanapun, wanita itu langsung memberinya gelang giok berkualitas tinggi saat pertama kali bertemu. Oh ya, gelang itu belum dikembalikan ...."Ibuku tanya kenapa kamu nggak pernah main ke rumah lagi. Dia juga tanya apa aku membuatmu marah.""Terus, kamu jawab apa?""Ehem! Aku bilang ... aku nggak sengaja membuatmu hamil.""Apa?" Kelly langsung syok.Teddy terkekeh-kekeh. "Santai, aku cuma bercanda."Dasar gila!"Aku bilang, kamu sibuk kerja dan mengabaikanku. Terus, aku marah dan buat keributan, sampai akhirnya kamu kesal."Ternyata Teddy ini tahu diri juga, tahu harus mengalihkan kesalahan ke dirinya sendiri. Sudut bibir Kelly sedikit naik.Melihat mood-nya membaik, Teddy buru-buru menawarkan, "Gimana kalau kita lanjut kerja sama? Dengar dulu analisisku .... Pertama, kalau ibu kita tahu kita sudah putus, bisa dipastikan kita bakal kena ceramah, 'kan?"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 687

    Tangan nakalnya langsung menyelinap ke bawah sweter Kelly, dengan cekatan membuka kancing di punggungnya."Kelly ... Kelly ...." Sambil mencium, Teddy juga memanggil namanya dengan penuh gairah. Suaranya lembut, tetapi gerakannya ganas, seolah-olah ingin melahap Kelly.Kelly mengerahkan sedikit tenaga untuk mendorongnya menjauh. Pipinya merona, napasnya sedikit tersengal. "Siang bolong begini, kamu mau melakukan hal mesum? Minggir."Teddy tampak tidak puas. "Biarin aku cium sebentar lagi ...." Sambil berbicara, dia kembali mendekat. "Dua hari ini kamu sibuk jagain Nadine di rumah sakit, aku kangen sekali tahu!""Kangen aku?" Kelly meliriknya dengan ekspresi pasrah. Dia tahu betul seperti apa Teddy ini. "Lebih baik tutup mulutmu.""Hehe, benar sekali. Aku kangen tidur denganmu, kenapa memangnya?" Teddy pun merentangkan lengannya, memeluknya erat, seperti koala yang malas.Kelly sudah terbiasa dengan tingkah tidak tahu malunya ini. Dengan tenang, dia berkata, "Kamu ini Teddy yang dikelil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status