Share

Bab 14

Penulis: Patricia
"Nggak bisa, aku masih ada urusan. Lain kali kita baru bertemu lagi," ucap Nadine. Hubungannya dengan Philip cukup baik. Jadi, Nadine tetap bersikap ramah kepada Philip meskipun menolak ajakannya.

Philip memperhatikan Nadine membawa kotak perhiasan. Sepertinya Nadine memang ada urusan, bukan hanya alasan.

Philip mengangguk. Saat dia hendak bicara lagi, Nadine langsung berjalan melewati Reagan dan pergi. Nadine sama sekali tidak melihat Reagan.

Ekspresi Reagan menjadi dingin. Philip diam-diam melirik Reagan, lalu menjelaskan, "Itu ... Kak Reagan, mungkin Kak Nadine nggak lihat kamu. Jangan dipermasalahkan ...."

Alhasil, ekspresi Reagan makin dingin. Philip berdeham dan tidak berani bicara lagi. Namun, dia merasa kali ini Nadine benar-benar gigih.

Staf toko bertanya, "Pak, apa kamu masih mau beli perhiasan?"

Reagan melihat staf toko dengan dingin dan menyahut, "Tentu saja aku mau beli. Aku mau yang paling mahal."

Jika Nadine tidak menghargai Reagan, masih ada wanita lain yang menghargain
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
sulihakamil
ceritanya menarik
goodnovel comment avatar
Sarini Sadjam
jgn. sampe nadine sama Regan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 15

    Eden mengantar Nadine ke bawah apartemennya. Setelah mengucapkan terima kasih, Nadine tidak langsung naik ke atas melainkan mampir ke pasar sayur di sebelah.Dua puluh menit kemudian, dia kembali dengan membawa banyak kantong belanjaan. Saat hendak naik ke apartemen, dia melihat Arnold berjalan mendekat dari arah matahari terbenam.Langit sudah mulai gelap, tetapi tubuhnya yang tinggi dibalut oleh sinar jingga senja membuat bayangannya makin panjang. Wajah Arnold serius dan setiap langkahnya terlihat penuh perhatian."Kebetulan banget, kita bertemu lagi," sapa Nadine dengan ramah.Arnold menoleh dan mendorong kacamata ke atas hidungnya. Dia membalas, "Ya, kebetulan banget.""Kamu sudah makan malam? Aku baru beli bahan makanan, mau makan bareng?" tawar Nadine.Arnold ingin menolak, tetapi tanpa sadar mengangguk karena mengingat keahlian memasaknya. Ini pertama kalinya Arnold datang ke rumah Nadine.Di depannya, ada balkon dengan bunga tulip yang sedang mekar. Di sebelahnya, ada sebuah a

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 16

    Kelly suka sashimi, jadi dia memesan salmon segar dan beberapa seafood lainnya seperti udang besar.Sementara itu, Nadine tidak terbiasa makan makanan mentah. Jadi, dia memesan semangkuk ramen dan beberapa sushi. Rasanya ramen biasa saja, tetapi bahan-bahannya segar.Melihat Nadine makan dengan rapi, Kelly meledek, "Daging salmon ini segar dan lembut, masa kamu nggak mau coba? Siapa tahu bakal menemukan selera baru."Nadine menolak dengan sopan, "Kamu tahu jelas aku nggak bisa makan makanan mentah. Dari dulu, aku nggak bisa terima hal ini dari segi psikologis. Mending aku makan ramenku saja.""Kamu masih saja sama seperti dulu," ucap Kelly. Dari pertama kali mengenal Nadine, dia sudah tahu bahwa orang ini sangat teguh pada apa yang dia suka, begitu pula dengan hal-hal yang tidak disukainya.Kelly berujar, "Omong-omong, aku sudah beberapa hari nggak ke spa. Karena sibuk, tanganku sampai kasar."Kemudian, Kelly menghela napas sebelum mengeluh lagi, "Semuanya gara-gara ayahku. Belakangan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 17

    Sambil mendorong kacamatanya, Arnold menambahkan, "Fisika itu nggak bisa selesai dalam sekejap. Ilmu ini punya ritme dan jalurnya sendiri, bukan sesuatu yang bisa kamu hentikan seenaknya."Penanggung jawab tadi pun membalas sambil tersenyum kecut, "Aku cuma sampaikan pendapatku kok ...." Akhirnya, mereka berpisah dengan suasana yang kurang baik.Setelah berbalik, Arnold melihat Nadine yang tersenyum sambil melambai padanya. Wanita itu menyapa, "Lama nggak bertemu, Tetangga."Mereka berjalan berdampingan di jalan menuju rumah. Nadine sengaja tidak membahas masalah tadi dan hanya mengobrol ringan. Dia berujar, "Makasih untuk bantuanmu waktu itu. Beberapa hari ini, aku lancar mengerjakan soal."Arnold tidak merasa perlu mengambil pujian sehingga membalas, "Itu karena kamu memang pintar. Beberapa hari ini, kamu sudah mengunjungi Bu Freya?"Nadine berjalan pelan sambil melihat ke bawah. Dia menjawab, "Belum, cuma bicara lewat telepon beberapa kali. Kesehatannya sudah membaik. Dua hari lagi,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 18

    Eva bergegas menuju ke gerbang universitas. Dia langsung melihat mobil Reagan yang diparkir di pinggir jalan.Reagan duduk di kepala mobil. Dia memakai kaus putih, jas panjang abu-abu tua, dan celana kasual hitam. Penampilannya terlihat seperti mahasiswa. Muda dan keren. Orang-orang di sekitar tidak berhenti memandangnya.Dalam 3 menit, Reagan telah memeriksa jamnya sebanyak 3 kali. Eva terlambat keluar. Reagan pun mengeluarkan ponselnya untuk mencari nomor Eva. Ketika dia hendak membuat panggilan, aroma yang wangi tiba-tiba tercium.Eva melingkari leher Reagan, lalu bertanya dengan centil, "Kamu sudah tunggu lama ya?""Kamu terlambat." Reagan melirik Eva dengan tatapan mendalam. Kedua tangannya diletakkan di dalam saku."Maaf, aku nggak bakal telat lagi lain kali. Janji." Eva menghela napas lega melihat Reagan tidak bersikap perhitungan padanya."Masuk mobil." Reagan bukan tidak tahu isi pikiran Eva, tetapi malas membongkarnya.Eva langsung duduk di samping kursi pengemudi. Sepanjang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 19

    Kelly menggandeng Nadine dan mendesak lagi, "Ayo, ayo. Aku sudah menyusun rencana sebelum kemari. Hari ini, aku akan membawamu main sampai puas.""Ah!""Ibu! Tolong!"Terdengar jeritan yang memekakkan telinga selama 5 menit. Nadine mengusap telinganya yang mati rasa, lalu melirik orang yang baru selesai muntah. Wajah pucat orang itu membuatnya merasa lucu sekaligus iba.Nadine menepuk punggungnya sambil bertanya, "Sudah enakan setelah muntah?""Aku ... huek ...."Orang itu muntah lagi. Nadine mengambilkan tisu untuknya, lalu membuka sebotol air. Setelah dia selesai muntah, Nadine menyodorkan air kepadanya.Saat ini, Kelly akhirnya keluar dari kamar mandi dan tidak muntah-muntah lagi. "Kata orang kereta luncur di sini seperti neraka. Aku akhirnya tahu seperti apa neraka. Seram sekali."Kelly menyeka bibirnya sambil menepuk dadanya. Dia benar-benar ketakutan.Nadine menyahut, "Siapa suruh kamu sok hebat?"Kelly jelas-jelas takut ketinggian, tetapi masih ngotot mau bermain. Nadine hanya b

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 20

    Selesai makan siang, Kelly membeli 2 tiket atraksi hewan. Dia mengajak Nadine menonton pertunjukan lumba-lumba.Mereka melewati lautan manusia, lalu mengikuti kerumunan ke ruang pertunjukan di sebelah barat daya.Ruangan dilengkapi AC sehingga terasa sangat sejuk, tidak seperti saat di luar. Nadine tidak terlalu tertarik dengan atraksi hewan, tetapi Kelly sangat menyukai lumba-lumba. Selama sesi interaksi dengan lumba-lumba, Kelly menyerahkan kamera kepada Nadine supaya Nadine memotretnya.Ketika melihat senyuman Kelly, Nadine tak kuasa tersenyum. Setengah jam kemudian, pertunjukan akhirnya berakhir. Nadine menitip tasnya kepada Kelly karena dia ingin ke toilet.Begitu berbelok, Nadine malah melihat Eva yang sedang mencuci tangan di wastafel. Langkah kaki Nadine sontak terhenti. Kemudian, dia segera berjalan melewati Eva dan masuk ke bilik di sebelah.Ketika keluar, Nadine mendapati wanita itu masih berada di tempatnya. Sepertinya, Eva sengaja menunggunya.Nadine mengabaikannya dan han

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 21

    "Silakan masuk." Di belakang staf adalah tirai. Angin dingin bertiup dari dalam, memperlihatkan sebuah lorong gelap.Jeritan terus terdengar. Kelly menelan ludah sambil menggenggam tangan Nadine. Mereka berjalan masuk dengan perlahan.Bisa dibilang Nadine menyeret Kelly masuk. Nadine pun merasa lucu melihat tingkah sahabatnya ini. Dia bertanya, "Gimana kalau kita pergi saja?""Nggak boleh! Kita sudah di sini!" Kelly jelas-jelas ketakutan, tetapi masih tidak mau mengaku. Dia langsung menarik Nadine dengan sok berani.Tiba-tiba, muncul boneka yang mengerikan. "Ah! Nadine, tolong aku!"Reagan sontak menoleh. Sepertinya, dia mendengar seseorang memanggil nama Nadine? Reagan memandang ke sekeliling, tetapi tidak melihat sosok yang familier.Reagan tak kuasa mengernyit. Ketika melihat pacarnya kehilangan fokus, Eva merangkul lengannya dengan takut dan berucap, "Kak, aku takut. Kamu harus jaga aku ya?"Reagan tersadar kembali. Dia mengiakan dengan lirih. Di depan sana gelap gulita, hanya ada

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 22

    Seketika, hanya tersisa Nadine seorang. Untungnya, setelah alarm berbunyi, cahaya di tempat ini menjadi lebih terang. Setelah maju 2 langkah, Nadine melihat petunjuk di dinding.Setelah berhasil melewati level kedua, Nadine mendengar keributan tidak jauh dari sana. Dia mengernyit menatap ke arah sana. Seharusnya pintu keluar terblokir karena terlalu ramai.Ketika Nadine ragu-ragu harus berdesakan atau tidak, tiba-tiba datang rombongan dari belakangnya, membuat dia tidak bisa mundur lagi.Entah siapa yang mendorongnya dan menginjak kakinya. Setelah bereaksi kembali, tubuh Nadine menempel di dinding. Dia terjepit dan kesakitan.Tiba-tiba, Nadine merasakan ada tatapan yang tertuju padanya. Dia tanpa sadar menengadah, lalu bertemu pandang dengan seorang pria.Reagan menatap Nadine yang terlihat menyedihkan. Dia merasa kasihan sekaligus kesal. Ternyata pendengarannya tidak salah tadi. Memang ada yang memanggil nama Nadine.Siapa sangka, ternyata Nadine masih sempat berjelajah di rumah hantu

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 506

    Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 505

    Teddy kehabisan kata-kata."Selesai," katanya sambil mematikan pengering rambut.Kelly merapikan rambutnya dengan jari. Harus diakui, hasilnya halus tapi tetap lembut. Teddy menyeringai. "Gimana?"Untuk pertama kalinya, Kelly mengangguk puas. "Buka salon deh, aku langsung jadi member VIP."Teddy berpikir, 'Terima kasih, tapi nggak deh.'Kelly menguap, lalu berjalan ke tempat tidur. Setelah menjatuhkan diri dan berguling dua kali, dia membungkus dirinya dengan selimut. "Aku tidur dulu. Tolong matikan lampu, tutup pintu, lalu pulang. Bye-bye ...."Memangnya aku ini pembantunya?! Teddy menggerutu dalam hati, tapi tangannya tetap patuh. Dia mematikan lampu, menutup pintu dengan pelan, lalu keluar.Setelah minum anggur, Kelly tertidur dalam keadaan sedikit mabuk. Hanya dalam sekejap, dia telah tertidur nyenyakBegitu keluar, Teddy melihat botol anggur di wajan kaca yang masih tersisa. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil gelas anggur dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Kemudian

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 504

    Kelly meletakkan gelas anggurnya dan berdiri. "Sudah cukup." Minum terlalu banyak bisa menimbulkan masalah, apalagi kalau di rumah ada seorang pria. Dia masih tahu batasannya.Teddy menghentikan gerakannya. "Belum habis, kenapa berhenti?""Kamu kira ini bar? Mau minum sampai pagi?""Anggurnya udah aku siapin, kalau nggak habis, sayang dong?""Sayang buat siapa? Aku bisa minum sendiri besok."Teddy terdiam.Kelly melirik jam dinding. "Sudah malam, pulang sana.""Tunggu, kenapa begitu sih?""Aku kenapa?""Waktu butuh aku, kamu terima. Setelah nggak butuh, langsung diusir. Begitu caramu?""Terus mau gimana? Mau aku suruh kamu nginap?""Pacar nginap di rumah pacar itu hal biasa. Walaupun kita cuma pura-pura, tapi setidaknya harus terlihat meyakinkan, 'kan?"Kelly mendengus. "Sok drama! Memangnya ada yang peduli kita tidur bareng atau nggak?"Baru saja dia selesai bicara, ponsel Teddy berdering. Panggilan video dari WhatsApp. Dia melirik layarnya dan menyeringai. "Tuh, ada yang peduli."Kel

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 503

    Kelly menegaskan, "Aku. Nggak. Makan. Mi."Teddy menatapnya dengan ekspresi "Kamu pikir aku bakal percaya?"Saat Kelly berbalik hendak masuk kamar, Teddy tiba-tiba berseru, "Nggak mau coba segelas?"Kelly menoleh, matanya melirik wajan kaca yang berembun di meja. Kebetulan sekali, ini jenis anggur favoritnya dan sudah didinginkan dengan sempurna ...."Baiklah, tuangkan satu untukku!" Godaan yang sulit ditolak.Teddy langsung sigap mengambil gelas. "Ini, coba deh! Aku yang dinginkan, dijamin puas!"Kelly menerima gelasnya dan tersenyum sinis. "Itu semua karena anggur yang aku beli bagus.""Iya, iya. Anggurnya bagus, tapi teknikku juga hebat. Kalau digabung, hasilnya luar biasa. Gimana?""Nggak usah bawa-bawa aku," kata Kelly sambil meneguk seteguk pertama.Teddy terdiam. Bahkan dalam obrolan santai, Kelly tetap tidak mau rugi sedikit pun. Baru satu tegukan, Kelly langsung harus mengakui bahwa Teddy benar-benar punya keterampilan."Gimana? Nggak mengecewakan, 'kan?" Teddy mengangkat dagu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 502

    "A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 501

    Teddy langsung nyeletuk, "Aku traktir kamu makan!""Nggak perlu, sudah ada yang ngajak. Kamu tunggu kesempatan berikutnya aja."Selesai bicara, Kelly hendak berjalan melewatinya.Teddy buru-buru mengejar. "Kalau begitu, biar aku antar kamu!"Kelly langsung berhenti melangkah. "Kamu serius?""Banget!""Oke deh, tapi nyetirnya cepat, ya."Seminggu ini Kelly memang sengaja tidak bawa mobil sendiri, supaya bisa tidur sebentar di perjalanan pulang-pergi kerja. Teddy membukakan pintu depan mobil dengan sigap dan seramah mungkin.Sayangnya ....Kelly berkata, "Aku duduk di belakang saja. Lebih enak buat rebahan.""Oke deh."Di dalam mobil, Teddy menyetir sambil menarik napas panjang. Apa ada pacar yang lebih baik lagi dari dia di dunia ini? Menunggu pacarnya satu jam untuk pulang kerja, lalu mengantarkan dia untuk bertemu pria lain dengan sukarela.Namun, jika dia tidak mengantarkannya, Kelly pasti sudah pergi duluan. Selain itu, dia ingin melihat pria berengsek mana yang memikat pacarnya sam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 500

    Banyak atau tidak, Nadine tidak tahu. Karena Arnold tidak membalas pesannya lagi.Saat semua bakpao kepiting selesai dikukus, Nadine mengambil sepuluh buah, memasukkannya ke dalam kantong plastik, dan berencana membawanya untuk Arnold. Namun, setelah mengetuk pintunya selama setengah menit, tetap tidak ada jawaban.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik.[ Profesor, ada di rumah? ]Kali ini Arnold membalas dengan cepat:[ Sudah di laboratorium. ]Nadine mengetik lagi.[ Aku mengukus bakpao kepiting, aku sudah siapkan sepuluh untukmu. Nanti malam waktu kamu pulang, ambil di tempatku, ya? ]Arnold awalnya ingin membalas "Terima kasih, nggak usah", tetapi saat hampir mengetik selesai, dia merasa .... Seorang gadis bersusah payah membuat makanan sendiri dan bahkan ingin memberinya, kalau dia menolak mentah-mentah, sepertinya ....Sangat tidak sopan.Dan juga ... akan terlihat sangat mencurigakan.[ Oke. ]Nadine menyimpan ponselnya dan kembali ke rumah.Setelah selesai merapikan dapur, ba

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 499

    Melewati bagian perlengkapan rumah tangga, Arnold tiba-tiba berhenti. "Ada yang perlu dibeli?"Nadine teringat kalau sabun mandi dan deterjen di rumahnya hampir habis. "Ada."Saat memilih sabun mandi, dia melirik ke arah Arnold yang juga sedang memasukkan beberapa barang ke dalam troli belanja. Dia melirik sekilas dan melihat ada handuk, sandal rumah, gantungan, dan beberapa barang kecil lainnya ....Barang yang dibelinya cukup banyak, dan troli yang sudah hampir penuh kini makin menggunung.Saat tiba di kasir, Arnold berkata bahwa dia yang akan membayar. Nadine tidak terlalu mempermasalahkan, hanya mengingatkannya untuk menyimpan struk agar nanti mereka bisa membagi biayanya.Arnold mengangguk dan menyuruhnya menunggu di luar jalur kasir. "Di sini terlalu ramai.""Baik," kata Nadine, lalu keluar terlebih dahulu.Beberapa saat kemudian, Arnold selesai membayar dan keluar sambil membawa tiga kantong besar.Melihat itu, Nadine langsung mengulurkan tangan untuk membantu membawanya. Namun,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 498

    Setelah berkeliling taman dan menikmati kue kacang hijau, Irene merasa sangat puas. Keesokan harinya, dia dan Jeremy kembali ke Kota Linong. Nadine mengantar mereka ke stasiun kereta cepat.Hugo yang mendapat kabar langsung bergegas menyusul."Bu Irene, ini surat dari para penggemar yang dikirim ke penerbit. Mereka minta aku untuk menyerahkannya kepada Anda."Irene tampak terkejut dan senang. Ini pertama kalinya dia menerima surat dari penggemar. Dan jumlahnya cukup banyak, satu buntalan besar.....Setelah kembali ke rumah, Nadine memanfaatkan cuaca cerah untuk mencuci seprai dan sarung bantal dari dua kamar.Akhir Oktober, hawa panas musim panas perlahan memudar, digantikan dengan kesejukan musim gugur yang menyelinap diam-diam.Nadine kemudian merapikan lemari pakaian. Baju dan gaun yang sudah jarang dipakai dia simpan di bagian atas, sementara pakaian musim gugur dia pindahkan ke tempat yang lebih mudah dijangkau.Saat semuanya beres, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang dan dia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status