TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU

TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU

last updateLast Updated : 2022-09-23
By:  Estaruby  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.8
7 ratings. 7 reviews
123Chapters
24.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Demi membalas budi, Alana Diandra Yasmin terpaksa menikah dengan kakak sahabatnya sendiri. Sementara Arkasa tak menyangka kepulangannya dari London justru disambut skenario gila rancangan adiknya. Keduanya terpaksa melakoni skenario yang diprakarsai oleh Adara. Dalam keluarga Pradipta, berlaku aturan bahwa adik tak boleh menikah lebih dulu daripada kakaknya. Sebagai wanita berusia 28 tahun yang ingin segera menikah, Adara yang merasa terganggu dengan hal itu menyusun strategi agar kakaknya, Arkasa Dean Pradipta bisa menikah secepatnya. Bagi Adara, menjodohkan kakaknya dengan sahabatnya adalah ide paling briliant miliknya. Tapi ketika satu per satu rahasia terkuak, dapatkah mereka bertahan sesuai skenario? Sampul by Canva

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Rencana Gila Adara

"Kamu gila ya, Dar?!"Alana memekik kesal ketika sahabat karibnya melantunkan sebuah permintaan tak masuk akal baginya. Pen tablet yang sejak tadi menyita fokusnya kini mendadak terbengkalai karena kekagetannya akan kegilaan sahabat karibnya."Apanya yang gila sih, Al? Kamu sudah dua puluh delapan tahun, pekerjaan pun aman. Lagipula kakakku hanya selisih dua tahun dari kita. Aku berani jamin dia lelaki baik, mapan, dan cocok banget buat kamu, " ujar si wanita dengan rambut sebahu.Alana bangkit dari kursi kebesarannya sembari menatap tak percaya pada sahabatnya, Adara. Tak pernah sekalipun mereka membahas tentang ini sebelumnya. Tapi bagaimana bisa tiba- tiba Adara memaksanya untuk menikah dengan kakak Adara yang bahkan sama sekali tak pernah ia temui sebelumnya?"Dar, nikah bukan cuma perihal umur! Aku sekarang ini sama sekali belum siap menikah!" balas Alana lagi. Kali ini intonasinya kian tinggi.Helaan nafas kasar jelas

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
Feri Damayanti
bagus ceritanya jadi pingin baca terus kelanjutanya..
2022-12-02 14:10:32
1
user avatar
Baeblue xx00
plot twistnya astagaaaa
2022-08-30 20:33:05
1
user avatar
Brigita Yunda Pratiwi
Suka bgt sama penulis dan ceritanya ...
2022-08-26 10:03:36
1
user avatar
Brigita Yunda Pratiwi
suka bgt ihh sama karekter Alana ...
2022-04-13 21:36:43
1
user avatar
Ayu Sukma
seru banget! ga sabar untuk update selanjutnya............
2022-04-05 19:47:44
1
user avatar
Brigita Yunda Pratiwi
wahhhhhhhhhh
2022-03-25 16:02:13
1
user avatar
Shangrilla 400
lumayan...mski ada sdikit konflik2 yg sumbang
2022-10-13 20:41:42
1
123 Chapters

1. Rencana Gila Adara

"Kamu gila ya, Dar?!"Alana memekik kesal ketika sahabat karibnya melantunkan sebuah permintaan tak masuk akal baginya. Pen tablet yang sejak tadi menyita fokusnya kini mendadak terbengkalai karena kekagetannya akan kegilaan sahabat karibnya. "Apanya yang gila sih, Al? Kamu sudah dua puluh delapan tahun, pekerjaan pun aman. Lagipula kakakku hanya selisih dua tahun dari kita. Aku berani jamin dia lelaki baik, mapan, dan cocok banget buat kamu, " ujar si wanita dengan rambut sebahu. Alana bangkit dari kursi kebesarannya sembari menatap tak percaya pada sahabatnya, Adara. Tak pernah sekalipun mereka membahas tentang ini sebelumnya. Tapi bagaimana bisa tiba- tiba Adara memaksanya untuk menikah dengan kakak Adara yang bahkan sama sekali tak pernah ia temui sebelumnya? "Dar, nikah bukan cuma perihal umur! Aku sekarang ini sama sekali belum siap menikah!" balas Alana lagi. Kali ini intonasinya kian tinggi. Helaan nafas kasar jelas
Read more

2. Wejangan Bunda

Kalau bukan karena Adara, wanita dengan rambut hitam panjang itu mungkin tak akan tergesa-gesa pulang ke rumah orang tuanya sekarang. Setelah menempuh dua jam perjalanan, Audi putih Alana memasuki pekarangan salah satu hunian megah di kota sebelah. Alana merapikan tasnya sebelum keluar mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah.Masih sama seperti biasanya, tatanan perabot di rumah megah ini seakan tak bergeser, tetap setia pada posisinya. Terakhir pulang dua bulan lalu, Alana ingat betul letak lukisan besar, perabot mahal, dan foto-foto di nakas. Bahkan vas di samping ruangan keluarga, bunga lily segar masih menjadi pilihannya. Semua itu selera ayahnya yang bagi Alana nampak monoton. Menurutnya, sang ayah terlalu kaku dan strict pada perubahan.  Kaki jenjangnya melangkah kearah ruang televisi. Ruangan yang ia yakini saat ini dihuni bundanya. Benar saja, wanita parubaya itu nampak tengah serius menyaksikan kisah berderai air mata seorang istri di sala
Read more

3. Pertemuan Pertama Arkalana

Alana memulas pelan lipstik coral di bibirnya perlahan lalu merapikan sedikit tatanan rambutnya. Dress tanpa lengan sepanjang lutut dengan warna nude pilihan bunda membalut cantik tubuhnya. Tak lupa menyemprotkan sedikit parfum aroma favoritnya. Ia mematut dirinya di depan cermin, nampak sempurna seperti biasanya. Hanya satu yang kurang, sebuah senyuman tulus harusnya bisa menyempurnakan penampilannya malam ini. Suara mobil memasuki pekarangan lalu obrolan beberapa orang mulai menyeruak. Kembali menyadarkan Alana yang malam ini harus menghadapi pertemuan super mendadak di rumah orang tuanya ini. Kemarin setelah deep talk dengan bundanya, ia memilih untuk bermalam disini. Namun paginya ia justru harus menahan keterkejutan karena mendengar kabar kedatangan keluarga Pradipta sore ini. Masih meratapi nasib, suara pintu kamar terbuka menarik atensinya. Adara dengan senyum cerianya berdiri di depan pintu sembari menatapnya antusias. Hanya sebuah senyum k
Read more

4. Kesepakatan Bersama

Paduan aroma citrus dan wood mendominasi penciuman Alana ketika angin berhembus sedikit lebih kencang dari sebelumnya. Wanita itu masih menatap tanpa gentar si pemilik aroma, lelaki tiga puluhan yang berdiri dihadapannya. Setelah tiga menit lalu pamit dari ruangan dan menyisakan tanya di benak semua orang, kini Alana dan Arkasa telah berada di taman belakang. Dari jarak sedekat ini, ketampanan Arkasa Dean Pradipta makin jelas tercetak. Alana menarik nafas pelan, berusaha menghalau pikiran- pikiran buruknya. "Maaf, kamu mungkin terkejut," suara pertama Arkasa setelah beberapa saat terdiam akhirnya terdengar. Alana berusaha sopan karena biar bagaimanapun, sosok dihadapannya lebih tua darinya. "Sebenarnya tidak juga," balasnya singkat.Arkasa tersenyum simpul. Ia mencuri pandang kearah ruang makan dimana lima manusia di dalamnya nampak harap- harap cemas lalu kembali memandang lamat Alana. "Jadi, sudah berapa lama kamu ber
Read more

5. Hari Pertama di Rumah Baru

"Aku bisa bawa sendiri, mas!"Arkasa melepaskan tangannya dari koper besar berwarna silver, membiarkan Alana kini sibuk mengatur beberapa tombol di kopernya dan mulai menariknya. Belum genap seminggu resmi menjadi suami Alana, sedikit banyak ia mulai paham bagaimana wanita itu begitu tak mau terlihat lemah. Arkasa mungkin juga tak akan kaget nantinya kalau melihat Alana mengangkat dan mengganti galon sendiri atau mungkin membenahi rumah bocor. Yap, setelah pertemuan keluarga malam itu, semuanya sepakat bahwa pernikahan Alana dan Arkasa dilaksanakan dua minggu setelahnya. Kenapa? Karena keluarga percaya itu adalah hari baik terdekat. Mereka tak mau menunda- nunda pernikahan Arkasa dan Alana. Lagipula, bagi keluarga super kaya raya seperti keluarga Pradipta, mengurus satu acara pernikahan bukanlah hal sulit.Arkasa dan Alana tinggal terima jadi. Mereka hanya diharuskan memilih satu konsep dan langsung memilih yang paling sederhana. Perhelatannya pun dilaksan
Read more

6. Hadiah Pengantin Baru

Alana menganga ketika melihat di depan ruang kerjanya berjejer bunga dan aneka bentuk ucapan selamat entah dari pegawainya atau kiriman rekan kerja. Tadi juga sepanjang perjalanan menuju ruangan ia harus terus memasang senyum saat tiap orang menyapanya sembari memberi selamat. Memang Alana tak mengundang semua pegawainya, tapi siapa di kota ini yang tak tahu bahwa dirinya menikahi salah satu anak konglomerat paling hits?Menghela nafas pelan sebelum mengambil beberapa bidikan foto menggunakan ponselnya. Tak butuh waktu lama baginya untuk mengunggahnya ke salah satu media sosial dan melayangkan ucapan terimakasih. Tak perlu menandai siapapun, terlalu banyak nama yang harus disebutkan kalau dia mau menandai. Jadi sebagai wanita sibuk, Alana hanya mengunggahnya secara umum saja. Yap, untuk mempermanis dramanya, setidaknya dia harus melakukan ini bukan?Hendak membuka pintu ruangannya, namun sulit karena dihalangi berbagai karangan bunga. Ia memanggil salah satu office boy
Read more

7. Drama Pagi Pasutri

Arkasa hampir memuntahkan kembali air yang baru saja dia teguk ketika rungunya menangkap suara tak biasa di pagi temaramnya. Setelah mengusap bibirnya, perlahan juga netranya makin terbuka. Arkasa menyingkirkan residu disekitar matanya untuk memperjelas penglihatan, melirik jam dinding yang menunjuk pukul enam pagi. Rambut laki- laki itu masih acak-acakan, mengenakan kaos hitam polos seadanya dan celana trening yang biasa nyaman ia pakai tidur. Kaki panjangnya melangkah mengikuti asal keributan. Tadinya Arkasa berada di dapur untuk minum air setelah bangun tidur. Namun suara kecipak air yang lumayan kencang cukup membuat rasa penasarannya membuncah. Dapur dan taman belakang hanya dibatasi satu pintu sliding besar. Arkasa membuka sedikit lalu menyembulkan kepalanya keluar guna mengamati. Benar saja, ada sosok yang tengah berenang jam enam pagi dengan brutal di kolam. Arkasa mengernyit heran namun beberapa saat kemudian sadar bahwa ia tak tinggal sendirian di rumah ini. Sia
Read more

8. Dibawah Tenda Nasi Goreng Abang-Abang

Wanita bersurai hitam itu masih setia di depan laptop, berkutat pada rancangan terbarunya. Alisnya naik turun seiringan dengan pening yang tiba- tiba menyeruak dibarengi lantunan paduan suara dari perut. Mata kucingnya melirik jam dinding, pukul 11 lewat, ini sudah larut malam. Sial. Kenapa harus lapar selarut ini? Pikirnya.Alana baru ingat, terakhir ia menyentuh makanan hari ini saat makan siang. Itupun hanya setengah porsi pasta. Salahkan hari super sibuk dan hecticnya hingga sulit sekali rasanya untuk makan. Sekali lagi egonya berdebat, jam kritis mau makan apa? Kata orang, makan tengah malam bisa membuat berat badannya naik. Tapi suara dan alarm kelaparan itu terus mengganggu konsentrasinya. Setelah perdebatan batin itu, akhirnya dengan langkah berat Alana menuju dapur. Persetan dengan berat badan naik! Yang penting dia bisa konsentrasi lagi melanjutkan pekerjaannya yang harus dia selesaikan sebelum berangkat seminar tig
Read more

9. Desiran Baru

"Mau saya pesankan sesuatu, bu?"Lagi dan lagi hanya gelengan yang ia dapat sebagai jawaban. Rosaline untuk kesekian kalinya masuk dengan raut cemas kedalam ruangan bos utamanya. Ini pukul 2 siang dan bosnya itu tidak berpindah posisi sama sekali sejak pagi tadi. Beginilah Alana kalau sudah terlalu fokus pada pekerjaannya, makan dan istirahat sama sekali tak ia indahkan. Memang Alana bukan tipikal yang sering sakit dan bahkan dianggap punya daya tahan tubuh yang cukup bagus. Namun tetap saja, riwayat penyakit lambungnya dan terlebih dulu ia pernah kumat saat di kantor cukup membuat Rosaline was-was. Ia tentu tak mau bos kesayangannya itu jatuh sakit lagi."Tapi sebentar lagi akan ada meeting di ruangan utama. Bu Alana belum makan siang sedikitpun, kan?" Rosaline berusaha mengingatkan lagi.Kali ini Alana menatapnya, "ah iya, client itu sudah datang belum?" tanya Alana.Rosaline yang tadinya hampir tersenyum kini kembali melunturkan senyuman di bibirnya. D
Read more

10. Kali Pertama LDR

Manhattan rasanya jauh sekali. Oh bukan rasanya, tapi memang benar- benar jauh. Hampir dua puluh empat jam berada di dalam pesawat termasuk transit dan segala macamnya membuat tubuh Alana rasanya hampir remuk. Sudah lama sekali ia tak mengikuti lokakarya dan semacamnya hingga sejauh ini, ke benua Amerika pula. Siapa sih yang memilih perhelatan tahunan ini dilaksanakan disini?Dengan sisa kekuatannya, Alana menarik koper milik suaminya itu. Dia telah disapa ramah oleh beberapa utusan yang bertugas menjemput para peserta lokakarya. Ada beberapa juga kenalannya yang pernah ia temui di beberapa kesempatan sebelumnya sehingga Alana tak merasa terlalu kesepian. Alana melirik Rosaline yang nampak jauh tertinggal dibelakangnya, gadis itu nampak sibuk dengan ponselnya sejak tadi. Mungkin sedang mengabari kekasihnya.Mereka masuk kedalam mobil yang disediakan panitia untuk diantar ke hotel tempat diadakannya acara yang akan digelar tiga hari kedepan. Yap, acara seriusnya hanya t
Read more
DMCA.com Protection Status