Share

7. Drama Pagi Pasutri

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Arkasa hampir memuntahkan kembali air yang baru saja dia teguk ketika rungunya menangkap suara tak biasa di pagi temaramnya. Setelah mengusap bibirnya, perlahan juga netranya makin terbuka. Arkasa menyingkirkan residu disekitar matanya untuk memperjelas penglihatan, melirik jam dinding yang menunjuk pukul enam pagi. Rambut laki- laki itu masih acak-acakan, mengenakan kaos hitam polos seadanya dan celana trening yang biasa nyaman ia pakai tidur.

Kaki panjangnya melangkah mengikuti asal keributan. Tadinya Arkasa berada di dapur untuk minum air setelah bangun tidur. Namun suara kecipak air yang lumayan kencang cukup membuat rasa penasarannya membuncah. Dapur dan taman belakang hanya dibatasi satu pintu sliding besar. Arkasa membuka sedikit lalu menyembulkan kepalanya keluar guna mengamati. Benar saja, ada sosok yang tengah berenang jam enam pagi dengan brutal di kolam. Arkasa mengernyit heran namun beberapa saat kemudian sadar bahwa ia tak tinggal sendirian di rumah ini. Siapa lagi makhluk yang berenang disana kalau bukan istrinya?

Dia tak memikirkan apapun, namun beberapa kali matanya mengikuti jalur berenang Alana. Arkasa akhirnya mendorong lebih dan memberikan ruang baginya untuk menyender di salah satu sisi pintu sembari masih mengamati Alana yang meliuk di kolam. Entah gadis itu tak menyadari keberadaanya atau—yah Alana memang sedang berada dibawah air, bagaimana dia bisa menyadari kehadiran Arkasa?

Sampai akhirnya gadis itu muncul ke permukaan, menyeka air di wajahnya, mengusap kebelakang rambutnya dan akhirnya keluar kolam. Lelaki yang tadinya masih setengah mengantuk itu mendadak mendapatkan kesadarannya setelah melihat jelas pemandangan yang terpampang dihadapannya. Bisa- bisanya Alana muncul dibalut pakaian renang jenis one piece berwarna nude yang melekat pas dan membuat lekukan tubuh Alana kelihatan jelas. Ditambah lagi masih ada buliran air di kulit dan rambut basahnya yang terus mengalir mengikuti potongan kain. Bukannya Arkasa tak biasa melihat wanita berpakaian begini, tapi kali ini Alana yang mengenakannya. Selama ini dia tak pernah sadar istrinya punya tubuh yang bisa dikategorikan ehem luar biasa menggoda. Apalagi basah- basahan begitu.

Ya mau bagaimana? Arkasa jelas laki- laki normal yang tentu suka melihat apa yang tersaji dihadapannya sekarang. Entah mengapa dia jadi seolah bisa membuat deskripsi jelas tentang tubuh Alana. Gadis itu tidak kurus namun juga tidak terlalu berisi, punya kaki jenjang, pinggang ramping, pinggul lebar yang juga lumayan berisi, dan pastinya gundukan yang ehem lumayan lah. Entah kenapa dia tiba- tiba jadi tak rela kalau ada orang lain yang melihatnya juga.

Arkasa tak sadar masih memperhatikan setiap pergerakan Alana, bahkan mungkin tanpa berkedip. Dia sedikit tergagap bak ketahuan mencuri ketika Alana mendadak balas memandangnya tajam. Entah sejak kapan gadis itu sudah mengenakan bathrobe putihnya dan berjalan mendekat kearahnya.

Laki- laki itu lantas tersenyum miring ketika Alana berada dihadapannya sembari berkacak pinggang dengan raut galak yang sialnya justru nampak menggemaskan di matanya. "Apa liat-liat?"

Bersidekap di depan dada, "saya punya mata, Alana! Saya juga punya hak untuk melihat apapun di lingkungan kepemilikan saya," ujarnya dengan nada tenang namun entah mengapa bagi Alana terlihat menyebalkan. Belum lagi matanya ikut naik turun yang membuat Alana bergidik ngeri.

"Apa sih? mas jadi kelihatan seperti om-om mesum," tutur Alana jujur. Gadis itu dengan kekuatan supernya berhasil menggeser Arkasa yang menghalangi pintu. Masih memandang sengit Arkasa sembari membentuk gestur dengan jari telunjuk dan jari tengah di depan mata seolah menyuarakan 'im watching you'

Bahkan ketika gadis itu menghilang dibalik tembok kamar mandi, Arkasa mendapati dirinya masih tersihir. Seketika itu menepuk pipinya pelan guna menyadarkan diri. Apa itu tadi? Kenapa dia jadi merasa semudah ini? Ditambah lagi Arkasa merasakan sesuatu mulai membuatnya resah, dia mendecih, "sialan! jadi naik lagi!"

***

Karena tadi malam pasangan pengantin baru itu sama-sama lelah akan masing-masing pekerjaannya, jadilah keduanya tepar di kamar masing- masing dan batal membahas rencana liburan yang digencarkan orang tua. Sekarang pukul tujuh lebih tiga puluh menit dan mereka berdua sudah siap di meja makan. Sama- sama sedang tak ingin menyantap nasi, keduanya sepakat untuk sarapan roti dan teh untuk Alana serta kopi untuk Arkasa.

Mungkin Arkasa masih terbayang pagi tadi sehingga dia entah kenapa jadi terlihat sedikit canggung dengan menghindari mata Alana yang menelisik curiga menatapnya. "Kenapa sih, mas? Sembelit?" tebaknya.

Arkasa menggeleng lalu lanjut menggigit rotinya kasar. Berusaha mengenyahkan pikiran kotor yang terus mampir dengan mengunyah rotinya terus sampai Alana mau tak mau mengambilkan dua potong roti tambahan. Siapa tahu suaminya itu memang sedang benar- benar kelaparan, pikirnya.

Tak mau ambil pusing perihal keanehan suaminya, Alana melanjutkan aktivitas sarapannya yang tertunda. Menggigit pelan roti isi coklat miliknya sembari membalas beberapa email masuk via tablet dihadapannya. Ketika Arkasa sudah menghabiskan sekitar empat roti gandum, Alana bahkan belum menyelesaikan satu lembar rotinya yang dia gigit kecil- kecil sejak awal. Benar- benar sebuah signifikan diantara keduanya.

Tiba- tiba saja raut serius Alana tergantikan oleh cengiran lebar di wajahnya. Buru- buru dia menghabiskan roti miliknya lalu membalas salah satu email yang membuatnya bahagia luar biasa itu. Dengan mulut penuh juga dia mulai bicara sembari membalas email—wah sangat multitasking!

"Kalau gini caranya kita bisa punya alasan untuk gak perlu berangkat ke Maldives minggu depan," ujarnya riang dan akhirnya mendapat atensi penuh dari Arkasa. Lelaki itu membetulkan letak kaca matanya lalu tanpa berkata apapun memilih langsung mendekat dan mengintip pekerjaan Alana. Jemari cekatan itu mengetikkan beberapa kalimat persetujuan yang membuat Arkasa paham maksud Alana.

Setelah mengirim surelnya, Alana balik menatap Arkasa yang hanya diam namun manggut-manggut. "Nanti aku bilang sama mama dan bunda, kamu gak perlu khawatir, mas! Pokoknya beres!" ujarnya yakin.

Arkasa balas tersenyum kecil. Yah dia juga sih senang- senang saja kalau keberangkatannya dibatalkan. Ada beberapa hal yang harusnya bisa dia kerjakan di kampus. Dia pikir, tender besar Alana tadi harusnya cukup menjadi Alasan bagi Alana membatalkan keberangkatan ke Maldives. Ada proyek cukup besar yang harus Alana hadiri ke kota sebelah minggu depan, dan rasa- rasanya keluarga tak akan berani menginterupsi untuk client yang satu ini.

Gadis itu segera merapikan tabletnya dan memasukkan perlengkapannya yang tadi tercecer kedalam tas bermerk keluaran terbaru miliknya. Masih dengan senyuman yang terpatri di wajahnya, bersiap dan berpamitan untuk berangkat lebih dulu. "Aku berangkat, ya!" ujarnya dan hendak berdiri. Namun dengan cepat Arkasa menarik tangan Alana sehingga terduduk kembali.

"Jangan lupa apa, Al?" tanya Arkasa sembari masih menggenggam tangan kanan Alana. Sementara gadis itu merotasikan bola matanya, dia harus menjalankan kebiasaan barunya sekarang. Sebagai istri yang baik, wajib salim tangan si suami sebelum kemanapun. Meskipun setengah tak tulus, namun akhirnya Alana mengarahkan punggung tangan kanan Arkasa ke dahinya.

"Sudah kan?" tanyanya.

Arkasa sedikit mengernyit menatapnya, "itu," tunjuknya pada pipi kanan miliknya. Maksudnya memberi kode bahwa ada noda selai coklat di pipi bawahnya.

"Hah? Apa sih ? Aku udah hampir telat nih, mas!" ujarnya tak sabaran.

Masih dengan sabar Arkasa membalas, lagi menunjuk pipi kanannya dengan sedikit penekanan.

Tapi apa yang dilakukan Alana selanjutnya justru membuat pikirannya kembali kosong. Gadis itu mendekatkan wajahnya dan dengan secepat kilat mengecup pipi kanan Arkasa. Terlalu cepat hingga Arkasa tak punya kesempatan untuk menerka apa yang sedang terjadi.

Netra keduanya bertemu. Arkasa yang masih mematung sementara Alana yang memamerkan senyumnya, "udah kan? aku berangkatt!" ujarnya riang dan meninggalkan Arkasa sendirian di ruang makan. Otak super cepat milik Alana sepertinya menerima sinyal dari Arkasa seperti itu. Menurut Alana ya mungkin itu salah satu hal yang Arkasa minta dirinya untuk biasakan mulai sekarang.

Tapi beda cerita dengan lelaki tiga puluh tahun yang masih terbengong sembari masih memegang rotinya yang sisa setengah.

Apa itu tadi? pikirnya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Darsini
menarik sekali
goodnovel comment avatar
Baeblue xx00
berarti alana sampe kantor masi cemong dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   8. Dibawah Tenda Nasi Goreng Abang-Abang

    Wanita bersurai hitam itu masih setia di depan laptop, berkutat pada rancangan terbarunya. Alisnya naik turun seiringan dengan pening yang tiba- tiba menyeruak dibarengi lantunan paduan suara dari perut. Mata kucingnya melirik jam dinding, pukul 11 lewat, ini sudah larut malam. Sial. Kenapa harus lapar selarut ini? Pikirnya.Alana baru ingat, terakhir ia menyentuh makanan hari ini saat makan siang. Itupun hanya setengah porsi pasta. Salahkan hari super sibuk dan hecticnya hingga sulit sekali rasanya untuk makan. Sekali lagi egonya berdebat, jam kritis mau makan apa? Kata orang, makan tengah malam bisa membuat berat badannya naik. Tapi suara dan alarm kelaparan itu terus mengganggu konsentrasinya. Setelah perdebatan batin itu, akhirnya dengan langkah berat Alana menuju dapur. Persetan dengan berat badan naik! Yang penting dia bisa konsentrasi lagi melanjutkan pekerjaannya yang harus dia selesaikan sebelum berangkat seminar tig

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   9. Desiran Baru

    "Mau saya pesankan sesuatu, bu?"Lagi dan lagi hanya gelengan yang ia dapat sebagai jawaban. Rosaline untuk kesekian kalinya masuk dengan raut cemas kedalam ruangan bos utamanya. Ini pukul 2 siang dan bosnya itu tidak berpindah posisi sama sekali sejak pagi tadi. Beginilah Alana kalau sudah terlalu fokus pada pekerjaannya, makan dan istirahat sama sekali tak ia indahkan. Memang Alana bukan tipikal yang sering sakit dan bahkan dianggap punya daya tahan tubuh yang cukup bagus. Namun tetap saja, riwayat penyakit lambungnya dan terlebih dulu ia pernah kumat saat di kantor cukup membuat Rosaline was-was. Ia tentu tak mau bos kesayangannya itu jatuh sakit lagi."Tapi sebentar lagi akan ada meeting di ruangan utama. Bu Alana belum makan siang sedikitpun, kan?" Rosaline berusaha mengingatkan lagi.Kali ini Alana menatapnya, "ah iya, client itu sudah datang belum?" tanya Alana.Rosaline yang tadinya hampir tersenyum kini kembali melunturkan senyuman di bibirnya. D

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   10. Kali Pertama LDR

    Manhattan rasanya jauh sekali. Oh bukan rasanya, tapi memang benar- benar jauh. Hampir dua puluh empat jam berada di dalam pesawat termasuk transit dan segala macamnya membuat tubuh Alana rasanya hampir remuk. Sudah lama sekali ia tak mengikuti lokakarya dan semacamnya hingga sejauh ini, ke benua Amerika pula. Siapa sih yang memilih perhelatan tahunan ini dilaksanakan disini?Dengan sisa kekuatannya, Alana menarik koper milik suaminya itu. Dia telah disapa ramah oleh beberapa utusan yang bertugas menjemput para peserta lokakarya. Ada beberapa juga kenalannya yang pernah ia temui di beberapa kesempatan sebelumnya sehingga Alana tak merasa terlalu kesepian. Alana melirik Rosaline yang nampak jauh tertinggal dibelakangnya, gadis itu nampak sibuk dengan ponselnya sejak tadi. Mungkin sedang mengabari kekasihnya.Mereka masuk kedalam mobil yang disediakan panitia untuk diantar ke hotel tempat diadakannya acara yang akan digelar tiga hari kedepan. Yap, acara seriusnya hanya t

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   11. Disini

    Alana menggenggam erat seminar kit dan tas bawaannya. Langkahnya masih terasa berat, apalagi ketika harus kembali masuk kedalam ruangan sesak yang telah menguras otaknya dua hari kemarin. Dia menghela nafas kasar dan menatap sekeliling, berusaha mengumpulkan kembali energi dan semangatnya setelah melewati aneka sesi focus group discussion dan serentetan acara lainnya. Perlahan senyuman cantiknya terpancar, ini adalah hari yang paling dia tunggu-tunggu.Tak seperti dua hari sebelumnya yang menghabiskan masing- masing sepuluh jam full di dalam ruangan untuk terus berpikir kritis, rundown hari ini jelas berbeda. Setelah memastikan kembali rundown yang dibagikan, Alana bisa bernafas sedikit lega. Hanya tersisa seminar motivasi dan upacara penutupan yang totalnya kurang lebih hanya dihelat selama lima jam. Ia mengembangkan senyumannya makin lebar, setelah ini dia bisa berlibur.Mempertahankan senyumnya kala menyapa beberapa panitia dan peserta lokakarya yang sudah

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   12. Arkasa 'Flirty' Pradipta

    Satu tangan Arkasa menarik pinggang Alana untuk merapatkan tubuh keduanya, sementara tangan sebelahnya meraih gelas kaca ditangan wanita itu dan meletakkannya kembali di nakas. Setelah itu, tangannya kembali membuai pipi halus Alana tanpa melepaskan tautan mata keduanya sejak tadi."M-mas?" Terbata namun tak juga bisa melepaskan diri. Tangannya mengatung di udara sementara mata cantiknya mengelana seakan memindai ruangan—kemana saja asalkan menghindari tatapan panas milik Arkasa."Tiga hari tanpa kontak, kamu gak kangen saya?" Bertanya lagi seolah tak puas akan respon Alana sebelumnya yang justru mengalihkan percakapan. Perlahan tapi pasti, Arkasa mulai menunjukkan sosok dominannya yang tak mau diabaikan ataupun dibantah.Tapi satu yang membuat wanita pemilik hazel gelap itu heran, sejak kapan Arkasa jadi begini,sih?Alana berusaha bersikap sebiasa mungkin, seolah tak terpengaruh akan tindakan Arkasa. Meskipun sebena

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   13. Tugas Negara

    "Mau kemana?"Wangi segar yang menyeruak mampu mengusik lelapnya Alana yang akhirnya berusaha membuka matanya. Gadis itu menggeliat dan mengusap wajahnya pelan, pandangannya perlahan makin jelas dan langsung terarah pada laki-laki yang tengah menyemprotkan parfum mahalnya di pergelangan tangan. Lelaki itu mengenakan pakaian casual, rambutnya pun masih setengah basah. Wajahnya nampak segar karena sepertinya sudah lebih dulu menyapa air dingin."Nanti malam kita akan menghadiri undangan pesta pembukaan perusahaan baru milik rekan bisnis ayah. Beliau yang mengutus kita untuk hadir kesana," Arkasa kini menyibak rambut basahnya kebelakang. Netra elang itu pada akhirnya berlabuh pada Alana yang masih menggulung dirinya dalam selimut persis kepompong. Jelas gadis itu masih setengah sadar, wajahnya nampak clueless dan hanya berdehem pelan sebagai sebuah tanggapan. Arkasa menahan senyum, Alana mode pagi seperti ini tentu nampak men

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   14. Perkara Dress Alana

    Satu-satunya poin menyebalkan yang Alana sesali adalah tidak mempertimbangkan kembali pasal kaitan dressnya yang ternyata sulit digapai. Wajah cantiknya yang telah dipoles glam makeup merengut kesal. Harusnya dia sudah siap sejak beberapa waktu lalu, namun ternyata waktunya harus tersita karena sulit baginya untuk mengaitkannya sendiri.Malas mendebat dan tak mau ambil pusing. Ternyata Adara dan mertuanya telah merekomendasikannya sebuah dress yang mereka anggap cocok. Adara jelas tahu seperti apa selera Alana tentang pakaian dan dress yang dipilihnya memang sangat masuk kualifikasi. Terlihat cantik dan elegan dengan warna hitam yang tak terlalu ramai. Benar-benar sesuai selera Alana. Saat fitting tadi dia dibantu oleh staf butik, bodohnya ia justru menganggapnya enteng. Sekarang ini lengan Alana hampir kram rasanya karena beberapa menit mencoba dan hampir salah urat. Ketukan pintu kamar mandi mulai terdengar, jelas A

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   15. Diluar Dugaan

    "Alana?" Rasanya bak bumi berhenti berputar pada porosnya. Seakan semuanya senyap dan waktu ikut membeku. Hanya ada dirinya dan senyuman setan yang terarah jelas kepadanya. Detak jantungnya serasa makin cepat, ia mengeratkan pegangannya pada tas tangan yang masih berada dalam genggaman. Alana mundur dua langkah ketika laki-laki dengan rambut sedikit panjang berjalan menghampirinya. "Lama tak bertemu, sayang?" Panggilan sialan yang dia dengar lagi setelah lewat hampir lima tahun tak bersua dengan sosok dihadapannya. "Tak kusangka kita bertemu disini. Takdir memang luar biasa," lelaki dengan setelan gelap itu nampak menarik senyum culas miliknya makin lebar. Basa-basi memuakkan yang sebenarnya sama sekali tak ingin Alana tanggapi. Namun mendengar kata takdir dibelakang kalimat si lelaki membuat Alana jadi gemas. Menguasai kembali dirinya, memberi tenaga untuk bersidekap dan melampirkan resting bitch face andalannya. "Sejak kapan i

Bab terbaru

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   123. One Super Fine Day

    Semua orang yang berada dalam perhelatan sederhana namun meriah malam ini jelas melihat binar kebahagiaan di wajah pasangan luar biasa itu, Arkasa Dean Pradipta dan istrinya Alana Diandra Yasmin. Ketika mereka menikah empat tahun lalu, seluruh kota membicarakan kombinasi luar biasa tersebut. Bagaimana tidak? Arkasa Dean Pradipta memang sudah digadang- gadang menjadi pewaris utama dan punya latar belakang yang bersih luar biasa. Tidak pernah ada media yang mengendus kedekatannya dengan gadis manapun. Padahal ada banyak sekali keluarga kaya dari kalangan pengusaha atau bahkan politisi yang berusaha menjadikannya sebagai menantu mereka. Nyatanya, keluarga Pradipta tak pernah terjebak ataupun berusaha menjodohkan Arkasa dengan siapapun. Sebab lelaki itu tinggal diluar negeri selama bertahun- tahun, orang- orang berpikir dia mungkin memiliki seorang kekasih disana. Sampai akhirnya dia kembali ke Indonesia dan langsung dikabarkan meminang Alana Diandra Yasmin, putri tunggal salah seorang a

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   122. Vacation

    "Sudahlah, pengantin baru tidak perlu diajak! Mereka pasti belum bangun," Tuan Pradipta menarik lengan istrinya yang hendak melangkah keluar pendopo. Seolah menjadi tradisi mereka, jikalau sedang berkumpul begini keluarga itu akan makan bersama. Namun menyadari situasi saat ini, besar kemungkinan Adara dan Bayu bahkan belum bangkit dari ranjang. Nyonya Pradipta terkikik saat aru menyadari bahwa telah ada beragam perubahan dalam tubuh keluarga itu. Kini sudah melingkar Tuan dan Nyonya utama Pradipta, Alana, Arkasa,dan tak lupa bayi mungil yang sibuk di meja bayi. Kehadirannya tentu bak sihir yang membuat suasana disini menjadi semakin ceria. Terbukti dari tawa gemas yang sangat jarang muncul dari Tuan Tua Pradipta. "Sandi semalam rewel tidak, nak?" Tanya Mama Tiana.Alana sibuk membersihkan sisa susu di sudut bibir putranya, ia tersenyum kecil pada mertuanya yang baru saja bertanya."Aman kok, ma. Dia sempat bangun sekali namun setelah diberi susu langsung tidur lagi," jawab Alana s

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   121. Liburan Keluarga

    Jika memang sudah garis yang ditentukan tuhan, maka terjadilah. Mungkin itu juga yang terjadi pada kisah Adara. Setelah penghianatan dan kesalah pahaman di masa lalu, ada banyak sekali jalan yang pada akhirnya kembali mempertemukannya dengan Bayu. Sekalipun Adara telah berusaha menolak berulang kali, kegigihan Bayu pada akhirnya berbuah manis. Bayu bahkan berhasil mendapatkan kembali kepercayaan Tuan Pradipta setelah sebelumnya sempat bersitegang. Semua itu tidak terjadi secara instan, ada proses panjang yang melatarbelakangi semuanya. Alana tak banyak ikut campur dengan kisah cinta bersemi kembali antara Adara dengan Bayu. Dia ingat tiga bulan lalu saat Adara ke rumahnya untuk seperti biasa bermain bersama Sandi. Bedanya, hari itu Adara membawa serta Bayu ke hadapannya dan Arkasa. Seolah berusaha mendapatkan restu dari Alana dan Arkasa lebih dahulu sebelum akhirnya kembali mengais restu dari orang tua. Alana dan Arkasa sepakat untuk tidak banyak mengambil andil. Mereka membiarkan

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   120. Acara Resepsi

    "Astaga Mas Arka!"Alana menggeleng- gelengkan kepalanya tak habis pikir. Dia baru saja selesai menyiapkan setelan pakaian untuk keluarga kecilnya ketika menyadari bahwa dua jagoannya belum juga keluar dari kamar mandi setelah hampir tiga puluh menit. "Mas! Sudah selesai belum?""Sepuluh menit lagi, Al!"Ibu satu anak itu berdecak sembari berkacak pinggang. Sebelumnya juga Arkasa sudah memberikan jawaban yang sama, namun sampai sekarang mereka berdua tidak kunjung keluar kamar mandi. Dari luar saja Alana sudah bisa mendengar riuh tawa dua jagoannya itu berpadu dengan suara air, putranya bahkan sampai cekikikan senang. Alana memang memberikan mandat pada sang suami untuk memandikan Sandi selagi dia menyiapkan pakaian dan beberapa keperluan untuk dibawa. Namun sepertinya dia lupa bahwa setiap kali Arkasa dan putranya itu bersatu pasti akan ada keriuhan dari kekompakan nakalnya mereka."Lho, belum selesai mandinya?"Alana setengah melotot saat membuka pintu kamar mandi. Menemukan bahwa

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   119. Satu Lagi

    "Baju yang biru aja deh, Al! Lebih lucu! Eh tapi yang kuning kelihatan lebih mencolok! Duh, yang mana ya?"Adara saat ini turut membantu atau lebih tepatnya merecoki Alana di rumahnya. Dia sedari tadi bingung sendiri menentukan baju mana yang akan digunakan Arsena hari ini. Padahal seluruh baju yang dipilih merupakan hadiah dari Adara. Saking banyaknya, Adara sendiri jadi bingung mau memilih yang mana untuk dipakai ponakannya itu hari ini.Alana hanya bisa menggeleng- gelengkan kepala karena tingkah adik ipar sekaligus sahabatnya itu. Dia sudah selesai mengoleskan telon dan lain- lain di tubuh putranya, namun Adara yang sedari tadi kekeuh ingin memilihkan baju justru masih bingung sampai mengeluarkan semua pakaian di atas tempat tidur."Yang mana aja, Dar! Kita kan lagi gak mau kemana- mana juga. Kenapa kamu jadi rumit begitu??"Alana melangkah melewati kebingungan Adara sembari mengambil satu stel pakaian berwarna biru cerah disebelah sahabatnya. Melihat Alana menentukan pilihan memb

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   118. Terenyuh

    Alana Point of View "Makan dulu yuk, Al!" Mas Arka muncul dari balik pintu sembari tersenyum teduh kearahku. Aku yang baru saja meletakkan Arsena di ranjang bayi hanya membalasnya dengan sebuah senyuman simpul. Dia merangkul bahuku hangat sembari menggiring menuju ruang makan. Ini sudah pukul sebelas malam. Keluarga kami baru saja pamit kembali ke rumah masing- masing setelah hampir seharian bermain bersama disini. Tadinya mama, bunda, dan Adara mau tinggal, namun kompak aku dan Mas Arkasa larang. Kami tahu, kalau mereka semalaman disini pasti akan ikut begadang dan lelah. Mama dan Bunda sudah terus berada di rumah sakit selama aku dirawat disana, sementara Adara benar- benar baru saja sampai setelah sekian belas jam penerbangan. Akan lebih baik jika mereka istirahat dengan nyaman malam ini. Banyak sekali ilmu yang kudapat dari mereka yang tentu sudah lebih berpengalaman. Mama dan bunda terutama banyak memberikan wejangan dan tips tentang dasar- dasar merawat bayi. Sebelumnya a

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   117. New Life

    Beberapa manusia dengan pakaian serba hitam mulai berjalan menjauhi pusara. Aneka karangan bunga turut menghiasi disana. Suasana haru juga terasa karena sedari tadi terdengar isakan tangis di beberapa sudut. Dibawah langit cerah yang tak begitu terik, seorang laki- laki bertubuh atletis meletakkan karangan bunganya. Duduk bersimpuh menatap pusara yang benar- benar baru ini. Dia menundukkan kepalanya, memberikan doa dan sebuah penghormatan terakhir untuk yang berada dibawah batu nisan. "Aku harap, kamu dapat beristirahat dengan tenang." Ia meletakkan buket bunga putih menemani karangan yang lainnya juga. Tubuh jangkungnya sempat tersentak kaget saat merasakan sepasang tangan dengan jemari lentik menekan bahunya. Arkasa menengadah menatap kaget sosok yang kini tersenyum kecil kearahnya. "Aku juga ingin mengucapkan salam perpisahan kepadanya." Meskipun ada banyak yang berkecamuk di kepala, Arkasa membiarkan wanita disebelahnya untuk mulai bersimpuh. Menyentuh nisan dan tersenyum

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   116. Ketegangan Berlanjut

    Masih percaya kekuatan takdir?Katanya, tidak semua yang kita inginkan bisa didapatkan dalam hidup ini. Bahkan ketika manusia mengklaim telah melakukan beragam usaha hingga titik darah penghabisan. Jika memang bukan itu jalan yang digariskan, maka tak akan tercapai jua.Di satu sisi, kalimat tak ada hasil yang menghianati proses juga masih relevan. Banyak orang yang harus melewati beragam kesulitan dan rintangan untuk mencapai tujuannya. Waktu yang diperlukan pun tidak main- main. Namun pada akhirnya dia juga mencapai hasil akhir yang indah. Meskipun mungkin tidak sesuai dengan rencana awalnya.Namun yang menjadi benang merahnya sekarang adalah seberapa realistis tujuan yang ingin manusia capai? Sekalipun telah berusaha dengan keras, apakah cara yang digunakan memang cara yang benar dan sudah seharusnya?Hidup itu mudah dan juga sekaligus sulit. Manusia dituntut untuk tidak mudah menyerah, namun juga diminta untuk tetap realistis. Sejatinya, tak ada usaha yang sia- sia. Kadangkala ki

  • TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU   115. Ditampar Kenyataan

    Derap langkah flatshoes mahal itu menyerbu lorong dengan tergesa. Ditengah keramaian yang cukup padat, wanita parubaya itu membelah lorong buru- buru. Bau khas rumah sakit menemaninya sepanjang perjalanan hingga akhirnya sampai dalam sebuah lorong yang lebih sepi. Diatasnya tertulis ruangan utama khusus VVIP.Nyonya Pradipta masuk kedalam ruangan tanpa bisa membendung kekhawatiran yang nampak jelas di wajahnya. Segera setelah ia menerima kabar mengenai kejadian naas tersebut, dia langsung mengambil penerbangan tercepat untuk kembali ke kota asalnya. Dia berhambur memeluk suaminya yang sudah lebih dulu berdiri cemas di depan pintu bersama dengan besannya. Ayah dan bunda Alana jelas nampak terpukul akibat kejadian yang begitu tiba- tiba ini. Nampak juga Arta yang Rosaline mondar- mandir panik sembari sesekali menerima telepon entah dari siapa."Bagaimana keadaan mereka?" Sebagai satu- satunya yang masih bisa menampakkan sedikit ketenangan, Tuan Pradipta membelai punggung istrinya yang

DMCA.com Protection Status