Dijodohkan Dengan CEO

Dijodohkan Dengan CEO

last updateLast Updated : 2023-02-09
By:  Audwibill  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
25Chapters
9.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dijodohkan dengan pria yang tak dikenal membuat Auliani Putri Admaja menolak keras perjodohan yang telah diatur oleh kedua orang tuanya dahulu. Terlebih ketika ia mengetahui siapa calon suaminya tersebut. Pria kasar yang suka bergonta-ganti wanita, menghabiskan malam di klub atau bar dengan minuman keras dan bergumul bebas tanpa memikirkan status hubungan. Akan tetapi kesehatan Sang Nenek membuat Auliani harus menerima perjodohan tanpa cinta itu. Mampukah Auliani bertahan dengan semua gaya hidup bebas calon suaminya itu?

View More

Latest chapter

Free Preview

Pertemuan Pertama

Seorang gadis berlari dengan tergesa-gesa karena sudah terlambat untuk ke kampus. Hari ini ia bangun terlambat karena harus menemani neneknya yang sedang di rawat di rumah sakit.Dialah Auliani Putri Prahardja, putri satu-satunya dari pasangan Bambang Prahardja dan Arini Susilawati. Aulia kini tengah menempuh pendidikan di Universitas ternama Jakarta untuk mendapatkan gelar sarjananya. Kedua orang tua Aulia sudah meninggal akibat kecelakaan, kini ia hanya hidup dengan seorang nenek yang sakit-sakitan.Kehidupan Aulia tidaklah mulus meski dulu keluarganya terbilang cukup sukses dengan perusahaan yang bergerak di bidang industri properti, namun karena suatu hal membuat keluarga mereka bangkrut dan terpuruk.Kini, Aulia hanya mengandalkan gajinya sebagai pekerja paruh waktu di salah satu cafe untuk melanjutkan hidupnya dan neneknya sehari-hari. Beruntung mereka memiliki rumah sendiri sehingga tidak perlu mengontrak dan menambah pengeluarannya lagi.Aulia sud

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Raka Adrian Syah Raka
ini masih lanjut gak ya kak
2022-07-27 19:10:28
0
user avatar
Livina Judha
gak ada kelanjutannya....
2022-04-02 22:36:25
2
user avatar
Aulia Aulia
lanjutkan, penasaran kisah selanjutnya semoga Aulia dan gane hidup bahagia
2021-11-17 23:24:52
1
user avatar
Audwibill
♥️♥️♥️♥️💚💚💚💚
2021-07-15 05:41:47
1
default avatar
amon.forsyth
Aseek banget ceritanya... Lanjut Thooor, kutunggu bab selanjutnya <3 Ka Author ada social media yang bisa ku follow kah?
2021-06-24 17:13:54
1
user avatar
Call Me Ans
Aaaa😍😍... ini cerita bagus banget sih. Wajib banget masuk rak baca. Semangat updatenya Thor
2021-06-20 20:25:07
0
user avatar
Erdes04
Suka sama ceritanya 😍 semangat update nya author!
2021-06-03 07:43:59
1
25 Chapters

Pertemuan Pertama

Seorang gadis berlari dengan tergesa-gesa karena sudah terlambat untuk ke kampus. Hari ini ia bangun terlambat karena harus menemani neneknya yang sedang di rawat di rumah sakit.Dialah Auliani Putri Prahardja, putri satu-satunya dari pasangan Bambang Prahardja dan Arini Susilawati. Aulia kini tengah menempuh pendidikan di Universitas ternama Jakarta untuk mendapatkan gelar sarjananya. Kedua orang tua Aulia sudah meninggal akibat kecelakaan, kini ia hanya hidup dengan seorang nenek yang sakit-sakitan.Kehidupan Aulia tidaklah mulus meski dulu keluarganya terbilang cukup sukses dengan perusahaan yang bergerak di bidang industri properti, namun karena suatu hal membuat keluarga mereka bangkrut dan terpuruk.Kini, Aulia hanya mengandalkan gajinya sebagai pekerja paruh waktu di salah satu cafe untuk melanjutkan hidupnya dan neneknya sehari-hari. Beruntung mereka memiliki rumah sendiri sehingga tidak perlu mengontrak dan menambah pengeluarannya lagi.Aulia sud
Read more

Pertemuan Ketiga Yang Menarik.

Aulia masuk kekelasnya dengan muka kusut. Melihat itu, Rani mendekatinya dan bertanya,"Kenapa dengan mukamu?" tanyanya "Seperti baru bertemu setan saja!" ujar Rani lagi."Iya, memang baru bertemu setan. Setan tampan tepatnya" jawab Aulia ketus."Wah ..., setan mana itu yang tampan. Kalau bertemu denganku aku tidak akan lari, akan aku dekap terus sampai di bawa di pulang" kata Rani bergurau."Berisik! Pergi sana!" ujar Aulia ketus.Rani hanya menggelengkan kepala. Tidak biasa temannya yang satu itu bersikap seperti ini. Mungkin karena pengaruh neneknya yang dirawat di rumah sakit.* * *Jam pelajaran kedua pun tiba. Semua orang berlarian ke arah aula untuk mengikuti bimbingan dari seorang pimpinan perusahaan besar. Dari kabar yang didengar, siswa yang terpilih akan diterima di perusahaannya. Itulah mengapa Aulia begitu bersemangat. Ia ingin mendapatkan gaji yang lumayan agar bisa memberikan kehidupan yang layak bagi neneknya yang suda
Read more

Diterima Magang.

Rani mengejar Aulia setelah melihat Aulia dan Ganendra berjalan dengan arah yang berlawanan. Ia merangkul Aulia yang sudah menjadi sahabatnya selama hampir tiga tahun ini."Aulia, kau kenal di mana CEO yampan itu?" tanya Rani penasaran."Siapa maksudmu, Ran?" tanya Aulia bingung."Kau ini, jangan berpura-pura tidak tahu begini!" keluh Rani. "Maksudku, Pak Ganendra Bamantara. CEO yang memberikan kita bimbingan tadi. Jelas, sekarang?" jelas Rani menekankan kata-katanya."Aku tidak  kenal dengannya" jawab Aulia seadanya."Lalu kenapa dia tadi mengatakan kalau kalian sudah bertemu tiga kali?" tanya Rani semakin penasaran."Tidak sengaja" jawab Aulia singkat sambil berjalan dengan santai ke bangkunya.Rani mengejar Aulia karena masih penasaran dengan pertemuan yang tidak sengaja yang dimaksudkan Aulia padanya."Maksudmu tidak sengaja bagaimana, Ya?" tanyanya."Sudahlah, ceritanya panjang!" kata Aulia yang enggan menangga
Read more

Penolakan Aulia

Aulia dan Rafael berboncengan menuju tempat bekerja Aulia. Sesekali mereka berbincang tentang pelajaran yang tidak mereka sukai. Kadang mereka tertawa dengan senangnya karena obrolan konyol mereka. Keduanya nampak tak ada beban padahal saat ini Aulia tengah menghadapi masalah yang cukup membebani pikirannya.Tak lama mereka pun tiba di cafe tempat Aulia bekerja. Aulia turun dan memberikan helm yang ia pakai pada Rafael."Terimakasih ya, Raf. Karena kau aku jadi cepat sampainya" ujar Aulia tulus."Santai, kau adalah temenku. Sudah sewajarnya aku membantumu. Nanti kalau aku sedajg butuh bantuan, giliran kau yang membantuku" jawab Rafael."Oke ..., oke ...," ujar Aulia mengerti.Rafael tengah menggantungkan helm yang tadi dipakai Aulia, namun tiba-tiba ponsel Aulia berdering. Aulia pun mengambil ponselnya dari dalam tas dan melihat nama neneknya di layar ponselnya."Nenekku" ujar Aulia sedikit panik karena neneknya menghubungi dia di jam kerjan
Read more

Saling Mengenal

Ganendra mendekat pada kakeknya yang juga membawanya mendekat pada Aulia. Dengan tegap di berdiri sambil memandang sinis pada Aulia."Aku juga menolak perjodohan ini, Kek" ujar Ganendra."Kau tidak boleh menolak Ganendra, karena kalau kau menolak maka saham yang berada atas namamu akan diberikan seluruhnya pada Aulia. Itulah perjanjian yang kami buat bersama orang tua kalian!" jelas Opa Hendra.Ganendra terkejut bukan kepalang mendengarnya. Bagaimana mungkin keluarganya akan memberikan semua sahamnya pada Aulia jika ia menolak perjodohan tersebut. Dan tentu saja, perjanjian seperti itu tidak ada. Itu hanya alasan Opa Hendra untuk membuat Ganendra mau menerima perjodohan tersebut dan berharap jika mereka menikah, Ganendra perlahan akan merubah kebiasaan buruknya."Tidak bisa, Opa. Itu milikku! Aku tidak akan memberikannya pada orang lain!" sanggah Ganendra."Jika kau tidak ingin kehilangan apa yang sudah menjadi milikmu. maka kau harus menikah. Kala
Read more

Ke Rumah Sakit

Malam harinya, Ganendra masih berada dikediaman utama keluarga Bamantara. Dan saat ini ia tengah bersiap-siap untuk keluar menikmati rutinitas malamnya di bar ataupun klub malam. Menghabiskan waktu dengan minuman beralkohol atau dengan wanita-wanita pramunikmat di sana. Tapi baru saja Ganendra turun dari tangga, Kakeknya sudah menahan dia."Mau kemana kau, Gane?" tanya Opa Hendra dengan suara lantang dan tegasnya."Mau keluar. Cari angin!" jawab Ganendra berbohong."Jangan bodohi Opa. Kau kira Opa tidak tahu apa yang kau lakukan di luaran sana setiap malam, hah?" teriak Opa Hendra keras."Apa salahnya, Opa? Aku anak muda. Wajar saja aku menikmati masa mudaku!" jawab Ganendra santai."Menikmati masa muda dengan pramunikmat atau minuman keras? Itu yang kau maksud masa mudamu?" sinis Opa.Ganendra diam, ia tahu kakeknya itu tidak pernah menyukai kehidupan malam yang ia jalani."Ke rumah sakit sekarang! Temani Aulia menjaga neneknya. Kala
Read more

Tergoda

"Di sini dingin, aku tidak memakai jaket. Lebih baik kita masuk!" ujar Aulia memutuskan untuk kembali ke ruangan neneknya. Namun saat ia sedang berdiri, dengan cepat Ganendra menarik tangannya dan membuat Aulia terjatuh ke dalam pangkuannya."Apa yang kau lakukan? Di sini banyak orang!" kata Aulia berusaha untuk bangkit namun tidak bisa karena Ganendra sudah memeluk tubuhnya."Terima pernikahan ini, maka aku pastikan kehidupanmu dan Nenekmu akan aman dan baik-baik saja!" kata Ganendra."Apa kau gila? Menurutmu masa depanku harus aku pertaruhkan hanya dengan selembar uang?" tanya Aulia tajam."Tapi setidaknya kau dan nenekmu tidak akan kesusahan lagi? Kau tahu, penyakit nenekmu semakin lama semakin parah. Itu membutuhkan banyak biaya, apa kau kira dengan bekerja siang malam bisa mencukupi semuanya?" jelas Ganendra."Kau menyelidikiku dan Nenek?" tanya Aulia tidak percaya."Aku harus tahu wanita yang akan menikah denganku. Tidak salah, bukan?"
Read more

Di Tampar

Pagi ini Ganendra kembali mendatangi rumah sakit. Ia akan mengantar Aulia dan pergi bersama ke kantor.Tok ... Tok ... Tok ...Ganendra mengetuk pintu yang memang sudah sedikit terbuka. Kedua orang yang berada dalam ruangan tersebut menoleh bersamaan."Nak Ganendra, masuklah!" kata Nenek Aulia memberi izin."Terimakasih, Nek." Ganendra masuk dan mendekat pada keduanya. Nenek Aulia tersenyum hangat hanya Aulia saja yang memalingkan wajah, menolak melihat Ganendra."Ada apa kau pagi-pagi sekali ke sini?" tanya Nenek Aulia."Saya di suruh Opa untuk mengantar Aulia. Kebetulan hari ini hari pertamanya magang di kantorku" jelas Ganendra."Wah, kebetulan sekali. Aulia, cepat bersiap!" titah Nenek Aulia pada Aulia."Aku sudah siap, Nek. Aku pergi dulu, Nek. Jaga diri Nenek. Kalau ada apa-apa telepon aku secepatnya!" ujar Aulia dan neneknya hanya mengangguk menanggapinya.Aulia dan Ganendra pamit. Mereka meninggalkan ruang perawa
Read more

Rasa Ingin Memiliki

Aulia baru saja hendak meninggalkan perusahaan Ganendra namun Rani memanggilnya dengan suara yang cukup keras hingga membuat semua pandangan tertuju pada mereka. "Rani, kenapa teriak-teriak?" kesal Aulia. "Kau mau kemana, Ya? Kita di suruh menghadap HRD untuk laporan!" ujar Rani dengan nafas tersengal-sengal. Tak lama Rafael ikut bergabung dengan mereka. "Dia tidak perlu melapor, Ran. Aulia sudah pasti di terima" celetuk Rafael dengan muka masam. "Apa maksudmu, Raf?" tanya Rani bingung. Rafael memandang sekilas pada Aulia. Raut wajahnya menampakkan kekecewaan mendapatkan wanita yang ia cintai sudah menjadi tunangan orang lain. "Dia tunangan Pak Ganendra" ujar Rafael lemah. "Tunangan?" teriak Rani terkejut. Ia menatap pada Aulia, namun Aulia hanya tertunduk lesu. "Benar apa yang Rafael katakan, Ya?" tanya Rani memastikan. Dengan anggukan pelan Aulia menjawabnya. Mata Rani pun membulat sempurna. Ia tidak menyangka
Read more

Berbeda.

Aulia bergegas ke kantin untuk menemui Rani. Dan kini Rani tengah mengantri untuk makan siangnya. Aulia pun segera menyusul dibelakangnya."Kau lambat sekali, aku terpaksa memesan lebih dulu" kata Rani saat menyadari kehadiran Aulia dibelakangnya."Maaf, tadi aku ...," Aulia tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia tidak ingin membahas semua yang berkaitan dengan Ganendra. Itu terlalu membuatnya muak."Kau kenapa?" tanya Rani bingung."Aku tadi ke toilet!" dusta Aulia.Rani pun tidak membahas lebih jauh. Sementara Aulia terlihat mengamati sekelilingnya, ia mencari seseorang yang seharusnya bergabung dengan mereka."Kau mencari Rafael?" tanya Rani tiba-tiba."Di mana dia?" tanya Aulia langsung."Itu ...," Rani menunjuk pada pojok kantin yang terdapat sebuah meja. Di sana ada Rafael yang tengah makan dan berbincang dengan rekan kerjanya. Terlihat sekali Rafael sangat senang bergabung dengan rekan-rekan Devisinya. Aulia pun hanya b
Read more
DMCA.com Protection Status