Niat hati ingin membalas dendam, Clara tidak pernah menyangka akan berakhir di ranjang pria yang sama sekali tak pernah ada dalam daftar orang yang kemungkinan tidur dengannya. Clara berusaha tenang, ini hanya gairah konyol karena kesalahan satu malam, bukan? Terlalu sibuk menenangkan diri, Clara sampai melupakan satu hal ... bahwa pria itu sangat sulit ditebak. Tidak, tidak ... pria itu malah membuat Clara terpaksa mengikuti alur keinginannya. Lari? Sayangnya terlambat. Sepertinya Clara sudah benar-benar terjebak. Ia tak bisa melarikan diri lagi dari skandal gila ini.
View MoreDelapan bulan kemudian….Suara tangis bayi menggema di salah satu ruangan bersalin di rumah sakit. Clara, yang baru saja berjuang mati-matian demi kehadiran buah cintanya bersama Revan, kini tersenyum lega melihat bayi mungil yang baru saja dilahirkannya secara normal. Lelah dan sakitnya seakan terbayar sudah saat mendengar suara tangis sang bayi.Revan, yang mendampingi Clara dan tidak mau sedikit pun beranjak. Ia terus menggenggam tangan Clara selama proses persalinan tadi. Sungguh, Revan jadi tahu betapa besar perjuangan seorang ibu. Setelah buah hati mereka benar-benar lahir, Revan tanpa ragu mencium kening Clara yang penuh dengan peluh.“Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah melahirkan anak kita.”Ini adalah anak pertama mereka dan berjenis kelamin laki-laki. Sempurna sudah kebahagiaan Clara dan Revan.Setelah bayi mungil itu selesai dibersihkan, perawat pun meletakkannya di samping Clara. Detik berikutnya, Mira dan Ita masuk. Dua wanita paruh baya itu juga tampak terharu, har
Sebulan setelah Clara dan Revan berbulan madu, hari-hari kembali berjalan seperti biasa. Bedanya, sekarang Clara dan Revan tinggal sekamar. Catat, sekamar dan satu ranjang! Terkadang di kamar Revan, sesekali juga di kamar Clara, yang pasti mereka tidur berdua. Menikmati awal-awal pernikahan dengan selalu bermesraan dan melakukan hal ‘panas’ tanpa sedikit pun merasa bosan.Sisanya sama saja, Revan tetap bekerja seperti biasa dan tentunya Angga selalu setia menjadi asisten Revan.Saat Revan dan Angga sedang bekerja, Clara dan Lidya pun akan sibuk dengan berbagai aktivitas. Terkadang, Lidya mengajari Clara memasak. Ini bukan berarti Clara tidak bisa memasak. Clara bisa, sedikit, dan Lidya yang jauh lebih jago bersedia mengajarinya.Clara jadi berharap Lidya dan Angga tetap tinggal di rumah ini bahkan setelah mereka menikah. Jika tidak, Clara pasti akan merasa kesepian saat Revan sibuk bekerja.Mereka berempat kompak tidak takut jika harus tinggal bersama dalam satu atap. Bagaimana tidak,
Baik Clara maupun Revan sekarang sama-sama merasa lega. Bagaimana tidak, mereka sudah melewati semua proses dari lamaran, pernikahan, resepsi pernikahan dan ngunduh mantu yang dirayakan secara mewah dan besar-besaran di kediaman orangtua Revan.Jujur, Clara tidak pernah berpikir akan menikah sebelum usia 30 tahun. Dulu, ia mengira akan menunggu Benny lebih lama lagi. Namun, siapa sangka jodohnya ternyata adalah Revan yang tidak perlu membuatnya menunggu sampai bertahun-tahun untuk mempersuntingnya.Sungguh, Clara tidak bisa memungkiri rasanya sangat membahagiakan. Apalagi jika mengingat Revan yang begitu mencintainya, lalu mertuanya juga sangat menyambut hangat kehadirannya.Sekarang, tersisa proses yang sangat dinanti-nantikan mereka berdua. Ah, mungkin bukan hanya mereka berdua, pasti setiap pasangan yang baru menikah sangat menantikan momen ini. Bulan madu.Clara dan Revan sepakat akan menghabiskan waktu bulan madu mereka di negeri ini, tepatnya di Pulau Sumba. Mereka akan tinggal
Kembali ke kamar, Revan mendapati Clara masih tertidur lelap. Ia tersenyum lalu memutuskan bergabung di kasur seperti tadi. Dipeluknya Clara yang kini mulai menggeliat.Dengan penuh kasih sayang, Revan mengelus-elus rambut Clara, juga tak lupa mengecup keningnya. Ah, sepertinya ini akan menjadi aktivitas pagi yang menyenangkan dan akan dilakukannya setiap hari tanpa rasa bosan.Perlahan, Clara membuka matanya. Ia agak terkejut menyadari Revan sedang menatapnya intens sambil memeluknya."Astaga. Kamu ngagetin aja.""Selamat pagi, Istriku. Wanita cantik yang selalu ada di hatiku."Clara mengernyit. "Semakin hari kamu semakin menjadi-jadi. Apa jangan-jangan belakangan ini kamu kursus ngegombal.""Asal kamu tahu, perkataanku tulus. Ini karena aku sangat bahagia memilikimu, Sayang."Clara tersenyum. Ia lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Revan. Setelah mencium singkat bibir suaminya itu, Clara berkata, "Aku juga bahagia. Serius.""Sekarang, mau tidur lagi sambil dipeluk, sarapan atau mand
Clara dan Revan memang tidur di kasur yang sama, meskipun mereka belum melakukan ritual malam pertama ala pengantin baru seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya lantaran Clara belum selesai mengusir tamu bulanannya. Namun, mereka tetap mesra. Ya, mesra meskipun tanpa bercinta.Pagi ini saja, Revan terbangun dari tidurnya dalam keadaan memeluk erat Clara. Sangat erat. Terlebih Clara juga tampak nyaman saat dipeluk. Ah, rasanya sangat membahagiakan saat wanita yang dicintainya kini resmi menjadi istrinya.Clara masih tertidur lelap, sedangkan Revan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Rasanya ia ingin tidur lagi, tapi getaran ponsel tiba-tiba membuatnya terpaksa mengulurkan tangannya ke arah nakas untuk melihat siapa yang meneleponnya. Jika dirasa tidak penting, ia akan mengabaikannya saja lalu tidur lagi. Bila perlu ia akan menonaktifkan ponselnya.Melihat layar ponselnya yang menyala, Revan mengernyit. Rupanya Anggalah yang menelepon. Ia sebelumnya sudah mewan
Setelah Revan secara resmi melamar Clara, seminggu kemudian dua keluarga bertemu untuk menentukan tanggal pernikahan. Clara pun sudah tidak tinggal di rumah Revan lagi. Tunangan? Ah, baik Revan maupun Clara dan seluruh keluarga memutuskan sekalian menikah saja. Maksudnya, tunangan hanya bertukar cincin dan sekadar dihadiri dua keluarga inti masing-masing, tidak sampai membuat acara besar.Setelah diputuskannya tanggal pernikahan, tentunya segala persiapan pun mulai dilakukan. Baik Clara maupun Revan tentu baru tahu ternyata segala persiapan menjelang pernikahan itu lumayan memusingkan dan menguras energi, terlebih keduanya memang menginginkan yang terbaik untuk acara yang hanya akan berlangsung seumur hidup sekali ini.Mereka benar-benar sibuk selama beberapa bulan terakhir ini. Dan sepertinya bukan Clara dan Revan saja yang merasa lelah, keluarga mereka masing-masing serta Angga dan Lidya pun turut sibuk mempersiapkan hari bahagia Clara dan Revan.Enam bulan berikutnya, Clara dan Rev
Satu bulan berlalu, waktu yang begitu cepat bagi Revan karena ia terlampau sibuk mengurusi banyak hal sehingga tidak terasa waktu seakan berlalu begitu saja. Namun, kabar baiknya sekarang pria itu cukup lega karena segala tentang Benny sudah selesai. Beberapa artisnya yang terlibat sebagai korban dalam kasus ini pun terlindungi dengan baik, sementara Benny resmi dijatuhi hukuman 4 tahun penjara.Tentang Ariana, wanita itu sudah mantap meninggalkan dunia keartisannya. Ia bukan hanya ingin fokus pada bayi dalam kandungannya, tapi juga ingin hidup tenang bersama sang Nenek. Dengar-dengar, Ariana juga hendak mengajukan gugatan cerai terhadap Benny. Entah benar atau tidak, tapi setidaknya itulah berita yang beredar.Mengusik Ariana? Tentu tidak. Clara dan Revan memang sudah memutuskan untuk mengakhiri segala tentang Ariana dan Benny. Mereka sepakat, tinggal fokus pada hubungan mereka berdua saja.Kalau bagi Revan sebulan terasa cepat saking sibuknya, sedangkan bagi Clara kebalikannya. Bagi
Revan langsung terduduk, sedangkan Clara bergegas berdiri untuk melihat siapa tamu yang mendatangi rumahnya itu. Belum sempat mencapai pintu, seorang wanita yang sangat mereka kenal sudah lebih dulu muncul."Lidya?" ucap Clara yang agak terkejut, pasalnya wanita itu sama sekali tidak mengabarinya kalau hendak datang."Bos, Clara ... ya Tuhan, kenapa kalian nggak ada yang mau angkat telepon? Aku pikir kalian lagi ngapain," ucap Lidya yang ekspresinya sulit diartikan. Entah itu kesal, khawatir atau curiga?"Bos juga, udah bikin Angga super sibuk, kenapa bikin aku ikutan sibuk juga?" lanjut Lidya."Ponselku di-silent ternyata, pasti punya Clara juga," jawab Revan seraya mengeluarkan ponselnya dari saku jas. Revan memang melepas jasnya tanpa mengeluarkan ponselnya. Ia terlalu fokus pada kebersamaannya dengan Clara sehingga tidak memedulikan hal lain. Ternyata ada banyak panggilan tidak terjawab dari Angga."Ada apa, Li?" Kali ini Clara yang berbicara."Angga nyuruh aku ke sini buat minta
Ariana menangis, apalagi saat Benny benar-benar dibawa oleh polisi. Ia tidak bisa mencegah dan hanya bisa pasrah melihat pria yang kini resmi menjadi suaminya digiring ke mobil polisi. Tangisan Ariana bahkan semakin menjadi-jadi, membuat siapa saja yang ada di sana merasa kasihan dan tidak tega melihatnya.Setelah mobil polisi berhasil meninggalkan area gedung resepsi pernikahan yang dipenuhi para wartawan dan orang-orang sekitar yang tampaknya ingin melihat langsung 'pertunjukan langka' seorang aktor papan atas yang belakangan ini terkena skandal video syur, sekarang harus diringkus polisi di hari resepsi pernikahannya.Sebenarnya waktu resepsinya masih belum selesai, tapi harus dipaksa selesai. Meskipun begitu, Ariana belum mau keluar gedung, terlebih di depan sana para wartawan masih bertahan untuk meliputnya.Akhirnya, Ariana memutuskan duduk di ruang ganti. Ia menangis sejadi-jadinya ditemani tim wedding organizer yang terus berusaha menenangkannya.Setelah lebih tenang, beberapa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments