Clara dan Revan memang tidur di kasur yang sama, meskipun mereka belum melakukan ritual malam pertama ala pengantin baru seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya lantaran Clara belum selesai mengusir tamu bulanannya. Namun, mereka tetap mesra. Ya, mesra meskipun tanpa bercinta.Pagi ini saja, Revan terbangun dari tidurnya dalam keadaan memeluk erat Clara. Sangat erat. Terlebih Clara juga tampak nyaman saat dipeluk. Ah, rasanya sangat membahagiakan saat wanita yang dicintainya kini resmi menjadi istrinya.Clara masih tertidur lelap, sedangkan Revan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Rasanya ia ingin tidur lagi, tapi getaran ponsel tiba-tiba membuatnya terpaksa mengulurkan tangannya ke arah nakas untuk melihat siapa yang meneleponnya. Jika dirasa tidak penting, ia akan mengabaikannya saja lalu tidur lagi. Bila perlu ia akan menonaktifkan ponselnya.Melihat layar ponselnya yang menyala, Revan mengernyit. Rupanya Anggalah yang menelepon. Ia sebelumnya sudah mewan
Kembali ke kamar, Revan mendapati Clara masih tertidur lelap. Ia tersenyum lalu memutuskan bergabung di kasur seperti tadi. Dipeluknya Clara yang kini mulai menggeliat.Dengan penuh kasih sayang, Revan mengelus-elus rambut Clara, juga tak lupa mengecup keningnya. Ah, sepertinya ini akan menjadi aktivitas pagi yang menyenangkan dan akan dilakukannya setiap hari tanpa rasa bosan.Perlahan, Clara membuka matanya. Ia agak terkejut menyadari Revan sedang menatapnya intens sambil memeluknya."Astaga. Kamu ngagetin aja.""Selamat pagi, Istriku. Wanita cantik yang selalu ada di hatiku."Clara mengernyit. "Semakin hari kamu semakin menjadi-jadi. Apa jangan-jangan belakangan ini kamu kursus ngegombal.""Asal kamu tahu, perkataanku tulus. Ini karena aku sangat bahagia memilikimu, Sayang."Clara tersenyum. Ia lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Revan. Setelah mencium singkat bibir suaminya itu, Clara berkata, "Aku juga bahagia. Serius.""Sekarang, mau tidur lagi sambil dipeluk, sarapan atau mand
Baik Clara maupun Revan sekarang sama-sama merasa lega. Bagaimana tidak, mereka sudah melewati semua proses dari lamaran, pernikahan, resepsi pernikahan dan ngunduh mantu yang dirayakan secara mewah dan besar-besaran di kediaman orangtua Revan.Jujur, Clara tidak pernah berpikir akan menikah sebelum usia 30 tahun. Dulu, ia mengira akan menunggu Benny lebih lama lagi. Namun, siapa sangka jodohnya ternyata adalah Revan yang tidak perlu membuatnya menunggu sampai bertahun-tahun untuk mempersuntingnya.Sungguh, Clara tidak bisa memungkiri rasanya sangat membahagiakan. Apalagi jika mengingat Revan yang begitu mencintainya, lalu mertuanya juga sangat menyambut hangat kehadirannya.Sekarang, tersisa proses yang sangat dinanti-nantikan mereka berdua. Ah, mungkin bukan hanya mereka berdua, pasti setiap pasangan yang baru menikah sangat menantikan momen ini. Bulan madu.Clara dan Revan sepakat akan menghabiskan waktu bulan madu mereka di negeri ini, tepatnya di Pulau Sumba. Mereka akan tinggal
Sebulan setelah Clara dan Revan berbulan madu, hari-hari kembali berjalan seperti biasa. Bedanya, sekarang Clara dan Revan tinggal sekamar. Catat, sekamar dan satu ranjang! Terkadang di kamar Revan, sesekali juga di kamar Clara, yang pasti mereka tidur berdua. Menikmati awal-awal pernikahan dengan selalu bermesraan dan melakukan hal ‘panas’ tanpa sedikit pun merasa bosan.Sisanya sama saja, Revan tetap bekerja seperti biasa dan tentunya Angga selalu setia menjadi asisten Revan.Saat Revan dan Angga sedang bekerja, Clara dan Lidya pun akan sibuk dengan berbagai aktivitas. Terkadang, Lidya mengajari Clara memasak. Ini bukan berarti Clara tidak bisa memasak. Clara bisa, sedikit, dan Lidya yang jauh lebih jago bersedia mengajarinya.Clara jadi berharap Lidya dan Angga tetap tinggal di rumah ini bahkan setelah mereka menikah. Jika tidak, Clara pasti akan merasa kesepian saat Revan sibuk bekerja.Mereka berempat kompak tidak takut jika harus tinggal bersama dalam satu atap. Bagaimana tidak,
Delapan bulan kemudian….Suara tangis bayi menggema di salah satu ruangan bersalin di rumah sakit. Clara, yang baru saja berjuang mati-matian demi kehadiran buah cintanya bersama Revan, kini tersenyum lega melihat bayi mungil yang baru saja dilahirkannya secara normal. Lelah dan sakitnya seakan terbayar sudah saat mendengar suara tangis sang bayi.Revan, yang mendampingi Clara dan tidak mau sedikit pun beranjak. Ia terus menggenggam tangan Clara selama proses persalinan tadi. Sungguh, Revan jadi tahu betapa besar perjuangan seorang ibu. Setelah buah hati mereka benar-benar lahir, Revan tanpa ragu mencium kening Clara yang penuh dengan peluh.“Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah melahirkan anak kita.”Ini adalah anak pertama mereka dan berjenis kelamin laki-laki. Sempurna sudah kebahagiaan Clara dan Revan.Setelah bayi mungil itu selesai dibersihkan, perawat pun meletakkannya di samping Clara. Detik berikutnya, Mira dan Ita masuk. Dua wanita paruh baya itu juga tampak terharu, har
Orang mungkin berpikir, Clara Selviana sangatlah beruntung karena menjadi pacar sekaligus calon istri dari Benny Diantoro, aktor film berusia 28 tahun yang sangat terkenal. Boleh dibilang, Benny adalah selebriti papan atas. Kariernya mulai meroket semenjak ia bermain film genre romatis komedi dua tahun lalu. Ya, sejak saat itu ia mulai naik daun. Sebagian besar kaum hawa menyukainya, dari remaja hingga dewasa.Selain itu, image Benny sangatlah bagus. Benny juga tidak pernah terlibat skandal atau gosip miring. Pokoknya, semua hal yang baik-baik selalu melekat padanya. Tidak heran kalau orang-orang menganggap betapa beruntungnya Clara menjadi calon istri Benny. Padahal sebenarnya Clara sudah lebih dulu mengenal Benny jauh sebelum pria itu terkenal.Bagi Clara, menjadi kekasih Benny tidak sepenuhnya mudah. Terlepas dari para fans yang mendukung kisah cinta mereka, ternyata di luar sana cukup banyak yang menilai Clara tidak pantas bersanding bersama Benny.Tak jarang Clara mendapatkan dir
Setelah percintaan panas dan penuh gairah yang Benny lakukan bersama Ariana di siang hari ini tuntas, mereka yang kelelahan tidur telentang untuk sejenak beristiahat. Baru saja hendak memejamkan mata, mereka sama-sama terkejut saat mendengar bunyi benda jatuh. Benny langsung bangun dan mencari boxer-nya. Sedangkan Ariana memilih tidak peduli karena rasa lelah seakan memaksanya untuk memejamkan mata."Aku rasa tikus jatuhin sesuatu, Ben." Suara Ariana terdengar melemah.Sementara Benny yang masih telanjang dada, tapi sudah memakai boxer berkata, "Biar aku cek sebentar." Tak bisa dimungkiri, perasannya jadi tidak enak.Saat melihat pigura sudah pecah, Benny menyadari sesuatu. Ya, piguranya tidak mungkin seperti itu jika tidak ada yang membantingnya. Kalau sekadar jatuh tidak mungkin sampai berjarak sejauh itu. Benny hafal betul posisi awal piguranya di mana. Ini jelas dibanting.Kebenaran dugaannya semakin kuat saat melihat ada dua paperbag tergeletak di lantai. Tanpa ragu, ia langsung
Revano William, dengan tampan dan gagahnya duduk di kursi kebesarannya sambil memeriksa berkas yang berisi data-data calon artis di William Entertainment, perusahaan agensi hiburan yang selama lima tahun ini dipimpinnya. Revan adalah Founder tunggal sekaligus CEO, ia membangun WE (Dabelyu I) dari nol hingga bisa menjadi besar seperti sekarang.Di usianya yang tahun ini genap 32 tahun, ia belum menikah. Namun, ia memiliki pacar yaitu Ariana Fransisca, yang juga merupakan artis di bawah naungannya. Demi popularitas Ariana, ia sepakat menjalani hubungan sembunyi-sembunyi dari media dan semua orang, terlebih karier Ariana sedang menanjak di usianya yang sekarang menginjak 24 tahun sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang tahu tentang hubungan mereka. Usia mereka terpaut 8 tahun memang, tapi Revan tidak peduli karena yang terpenting dirinya dan Ariana saling menyanyangi.Hubungannya dengan Ariana memang baru berjalan setahun, tapi Revan benar-benar serius pada wanita itu. Ia akan meni