Home / Urban / Suamiku Jadul / Ucok Jatuh Cinta

Share

Ucok Jatuh Cinta

Author: Bintang Kejora
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

ParliNia 2

PoV Nia

Bang Parlin benar-benar belum bisa lupakan Rara, sedih rasanya ketika aku tahu Bang Parlin menghubungi Rara tanpa sepengetahuanku, padahal sudah janji jika harus hubungi Rara harus lewat aku. Kini dia chat-an di belakangku.

Ketika Bang Parlin minta ijin mau ke Jakarta menghadiri pesta, aku sudah curiga dia akan bertemu Rara. Sengaja kusuruh Butet minta ikut, karena aku tahu Bang Parlin tak akan berani macam-macam jika ada Butet. Sejujurnya Bang Parlin tak pernah macam-macam, sudah kuuji dari dulu, tapi Rara? Perempuan ini spesial di hati Bang Parlin.

Butet memberitahukan kalau mereka pergi ke Bandung bertemu Rara yang sakit, akan tetapi aku pura-pura tidak tahu saja, ingin kulihat sampai di mana Bang Parlin selingkuh hati.

Aku terkejut, sungguh ini di luar dugaan, Bang Parlin mau mendonorkan hatinya untuk Rara yang sakit kangker hati. Untuk pertama kali dalam sejarah pernikahan kami, aku menyebut kata cerai. Dia bukan hanya selingkuh hati, tapi juga mau donorkan hat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (22)
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Hahahahaha lucu
goodnovel comment avatar
carsun18106
nia bukan bucin, nia ini baik hati, menjalankan kewajibannya sebagai istri yg baik, menghormati suami, tapi apa yg dia dapat???
goodnovel comment avatar
Popy Teresa
ucok ..kau jgn sprt ayahmu ya... km hrs setia n cinta mati sm psgn hidupmu... jgn ada selingkuh " kyk ayahmu...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku Jadul   Menangisi Mantan

    ParliNia 2Part 2Aku coba mengingat-ingat perjodohan kami dulu, ah, rasanya tak mungkin aku dipelet, aku terima lamarannya dulu karena percaya pada almarhum ayah, bukan karena cinta. Cinta justru timbul setelah berumah tangga. Aku lalu coba mengingat lagi perjalanan rumah tangga kami. Aku baru kini merasakan hidup Bang Parlin tak pernah lepas dari bayang-bayang Rara. Masih kuingat ketika rambut gobel Bang Parlin kupotong, dia sangat sedih, padahal cuma rambut.Masih kuingat ketika dia menangis saat pertama kali bertemu Rara. Masih kuingat dia yang begitu sayang sama Nunung, ternyata sapi pemberian Rara. Aku makin merasa seperti Lady Diana, hanya dapat raga tak dapat hatinya.Akan tetapi perkataan Hermansyah rasanya ada benarnya. Selain soal Rara Bang Parlin adalah suami yang sempurna. Tak pernah berkata kasar, apalagi KDRT. Tidak pernah juga macam-macam. Tak merokok tidak juga pernah berjudi atau minum minuman keras. "Assalammualaikum," terdengar suara salam di pintu. Aku yang lagi

  • Suamiku Jadul   Niyet Mengamuk

    ParliNia 2Part 3Bang Parlin masih saja pasang jurus menghindar, berusaha mengalihkan pembicaraan, bercanda lagi. Kini dia malah mau pura-pura nangis untukku."Baik, Dek, kalau tangisan yang Adek butuhkan, aku akan menangis sekarang, huhuhu," kata Bang Parlin lagi.Kesal, kuambil gelas plastik yang ada di dekatku, kulemparkan ke dinding, suaranya ternyata bisa membuat Bang Parlin berhenti pura-pura tangis"Dek, kan anak si Hermansyah satu kuliah di Australia, si Amanda ini anak yang mana lagi? Jangan-jangan dia punya istri yang lain, punya simpanan," kata Bang Parlin, kini dia coba cara lain untuk mengalihkan pembicaraan, dia ngajak ghibah."Tolong jangan alihkan pembicaraan, Bang, tolong jangan bercanda dulu, ini serius," kataku kemudian."Dek," Bang Parlin menyentuh bahuku, dia lalu memijit punggung ini."Mungkin kamu capek, Dek, makanya emosi terus, sini kuurut," kata Bang Parlin lagi.Ah, segala cara dilakukan Bang Parlin, lama-lama aku kesal juga. Aku berdiri masuk kamar dan ber

  • Suamiku Jadul   Menuntut Cerai

    ParliNia 2Part 4Keluarga Pa Siregar berkumpul semua, kali ini sangat lengkap sampai anaknya juga ikut semua. Belum hilang keterkejutanku Rina sudah mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan yang ke-16. Kutatap Bang Parlin, aku yakin pasti dia yang punya rencana ini. "Selamat ulang tahun pernikahan, Nia, kalian pasangan idola kami, panutan kami semua," kata Kak Sofie seraya memelukku."Kalian yang terbaik, sekiranya aku presiden, sudah kuberikan kalian penghargaan keluarga sakinah," kata Bang Parta.Ah, berlebihan, Aku makin yakin ini kerjaan Bang Parlin. Dia mungkin sudah kehabisan cara, sehingga meminta bantuan saudaranya.Rumah kami jadi penuh, tidak muat lagi tidur di rumah ini, sementara rumah yang satunya lagi ditempati Hermansyah, tak mungkin numpang di sana. Saat malam tiba, kami makan bersama. Semua duduk bersila di lantai. Ucok Dan Bang Parlin duduk di tengah, melayani segala keperluan makan tamu. Tamu kami benar-benar dijamu bak tamu terhormat, sampai satu kambing dipot

  • Suamiku Jadul   Bang Parlin Manipulatif

    ParliNia 2Part 5Malam itu Pa bersaudara berkumpul, ada Bang Parta, Bang Nyatan dan Dame. Mereka mau bicarakan tentang kami, ternyata para istri sudah cerita ke suami masing-masing."Mau nangis aku dengar berita ini, Parlin, kau yang jadi panutan kami masa jadi begini," kata Bang Parta, sementara Bang Parlin terus menunduk, sedang aku setia menyimak."Bang Parlin, jika ada masalah kami, Abang yang selalu turun tangan," kata Dame."Dia hanya bisa menyelesaikan masalah orang, tapi tak bisa menyelesaikan masalah sendiri, dia hanya bisa bahagiakan orang, tak bisa bahagiakan istri sendiri," kataku kemudian."Jujur saja aku belum bisa mengerti apa yang kalian permasalahankan," kata Bang Nyatan.Bagaimana lagi aku harus menerangkan? Bagi mereka Bang Parlin itu laki-laki yang sempurna, yang bisa mengangkat derajat keluarganya."Kami semua pernah kau bantu, Parlin, kami jadi begini karena kau," kata Bang Parta lagi. "Coba tanyakan karena siapa Bang Parlin bisa sukses?" kataku kemudian."Ka

  • Suamiku Jadul   Dukungan Untuk Nia

    ParliNia 2Part 6Kedua anakku seperti kompak, mereka terus buat ulah yang tidak masuk akal semenjak kubilang akan berpisah."Mak, jangan pergi lah, Mak, mamak kan kepala desa, kalau ada yang minta tanda tangan bagaimana?" kata Butet pagi itu. Saat itu aku mulai menyusun pakaian. Aku akan berangkat pagi itu. Mobil travel telah kupesan."Kamu belum ngerti, Tet, nanti kamu akan ngerti juga, soal tanda tangan, ada sekdes," kataku kemudian."Aku akan hidup tanpa Ibu, akhirnya nanti jadi anak nakal, berakhir di penjara," kata Butet."Kau ikut Mamak,""Ayah?""Kita tinggalkan,"Tapi aku sayang Ayah,""Ya, udah sama ayah saja dulu,""Mamak gak sayang aku," "Bukan begitu, Butet, seumur hidup itu terlalu lama, nanti setelah kau dewasa kau akan paham,""Tidak, aku tak akan pernah paham," kata Butet seraya masuk kamar.Anak gadisku itu menangis, entah dia sengaja menangis dengan keras aku tak tahu, akan tetapi tangisannya sampai terdengar ke luar rumah.Kutemui Ucok yang sedari tadi tidak mau b

  • Suamiku Jadul   Batu Berukir Nama Mantan

    ParliNia 2Part 6"Kami tunggu konfirmasinya, Bu, jika bisa hadir, silahkan hubungi ke nomor ini, katanya lagi dari seberang.Akhirnya aku katakan berpikir dulu, karena senin yang dia maksud berarti enam hari lagi."Kita menang keluarga teladan tingkat kabupaten," kataku setelah selesai bertelepon."Wah, alhamdulillah, akhirnya terpilih juga," kata Bang Parlin."Abang yang daftar?" tanyaku penuh selidik."Bukan daftar, Dek, mereka datang survey," kata Bang Parlin."Tentu karena didaftarkan makanya mereka datang," kataku kemudian."Ah, terserah Adek lah, curigaan terus, memangnya jika benar pun kudaftarkan apa salahnya, ada hadiahnya lo, hadiahnya nanti mau kusumbangkan ke mesjid," kata Bang Parlin."Keluarga teladan?" kataku lagi.Miris memang, dilihat dari luar kami memang terlihat Keluarga bahagia, hanya dua anak sesuai anjuran pemerintah. Akan tetapi di dalam keluarga kami ibarat api dalam sejam, ada api tersembunyi.Pembicaraan Torkis tadi sempat terhenti, padahal aku masih ingin

  • Suamiku Jadul   Ikut Ayah Atau Mamak, Cok?

    ParliNia 2Part 8Di sisi jalan, ada pintu kecil yang menghubungkan dengan jembatan penyeberangan, dulu saat remaja, kami sering melewati ini. Masuk jalan tol lewat sisi jembatan, berbahaya memang."Ayo, Cok, Tet," ajakku sekali lagi, tapi dua anakku itu tetap tidak mau turun dari mobil. "Ok, aku pergi sendiri," kataku akhirnya."Cok, sana jaga mamak kau, nanti diculik orang pula," perintah Bang Parlin.Ucok turun dari mobil, sedangkan Butet tetap tidak mau turun, dia justru tetap memilih bersama ayahnya. Aku dan ucok lalu menyelinap ke jembatan penyeberangan, lalu keluar ke jalan, segera kupanggil becak, kami pun jalan.Akan tetapi aku tidak tahu mau pergi ke mana, jika ke rumah kami pasti akan bertemu Bang Parlin, sementara aku masih belum mau bertemu dia. Akhirnya kutelepon Rapi."Rapet, aku mau datang ke rumah kau ini," kataku langsung saja."Apa, Niyet, gak salah dengar aku ini?" jawab Rapi."Tidak, aku mau datang, terus aku lapar, tolong masak Indomie," kataku lagi. "Assiap,

  • Suamiku Jadul   Kabur

    ParliNia 2Part 9Ucok masih lima belas tahun, akan tetapi dia seperti bicara layaknya pria dewasa saja. Pemikirannya memang lebih dewasa dari usianya. Akan tetapi Ucok seperti tidak paham yang terjadi denganku. Ataukah karena dia tidak tahu semuanya. Sudah bisakah anakku ini jadi teman curhat?"Cok, mamak mau cerita," kataku kemudian."Iya, Mak, keluarkan semua yang di hati mamak, aku siap jadi pendengar yang baik, aku tahu mamak butuh teman curhat," kata Ucok. Lagi-lagi aku takjub dengan anakku ini. Akhirnya aku utarakan semua."Kau tahu, Cok, pertama nikah sama ayahmu, sebelum kalian lahir, pikirannya terus ke Rara rambutnya gobel juga karena Rara, dia baik juga karena Rara, saat itu mamak masih bisa maklum, mungkin Rara memang banyak jasanya pada ayahmu." Aku menarik napas panjang, sesak rasanya untuk bercerita."Yang membuat mamak sakit hati, Ayahmu diam-diam teleponan sama Rara, pergi jenguk Rara gak bilang-bilang, bahkan mau calon dewan pun karena Rara, sampai ayahmu mau dono

Latest chapter

  • Suamiku Jadul   Diperebutkan Tiga Lelaki Tampan

    PoV NiaAku tak bisa menahan tawa saat tak sengaja mendengar Butet ditembak Sandy, aku justru jadi teringat saat-saat seusia Butet. Bedanya dulu, aku klepek-klepek, sementara Butet tetap pada pendiriannya tidak pacaran. Aku harus bersyukur punya anak gadis seperti ini.Umar lagi, dia menggunakan orang tua angkatnya yang Kapolres itu untuk menunang Butet. Bang Parlindungan bisa menolaknya dengan tegas. Ada apa ini, dalam dua hari, Butet dua kali ditembak langsung."Mak, gara-gara mamak calon wakil bupati, hidupku juga berubah," kata Butet di suatu siang. Saat itu kami lagi makan siang bersama di kantor desa."Kok gitu, Tet?""Gitulah, Mak, tiba-tiba banyak penjilat, bahkan guruku tiba-tiba baik, aku seperti diistimewakan, bahkan ada guru yang bilang, belum pernah ada anak pejabat yang sekolah di situ, dia berharap mamak menang supaya ada anak pejabat sekolah di situ," kata Butet."Ini baik atau buruk, Tet,?" "Entahlah, Mak, baiknya , gak ada yang berani bully aku, Mak, buruknya, banya

  • Suamiku Jadul   Musim Kawin

    PoV ButetKulirik Bang Sandy, dia menunduk sambil mempermainkan kancing bajunya. Dia sepertinya tak berani mengangkat wajah, atau dia sudah patah hati lagi. Harus kuakui perjuangannya, akan tetapi sudah komitmen pada diri sendiri, tidak akan pacaran."Terbuat dari apa hatimu, Butet? aku sungguh-sungguh mengatakan cinta, Kamu malah bilang itu kabar buruk, Ya, Allah, kuatkan hambamu ini," kata Bang Sandy. "Maaf, Bang, kenapa tiba-tiba ngomong cinta? kan sudah kubilang aku tidak pacaran,""Makin lama kupendam, hatiku justru makin tersiksa, Butet, terus makin lama sepertinya akan lebih sulit untuk mengatakan cinta.""Hmmm,""Panah cintaku sudah kutembakkan dari busurnya, langsung mengarah ke jantung hatimu, akan tetapi kamu mematahkannya, tidak apa-apa Butet, setidaknya aku lega, akhirnya panah cinta bisa kutembakkan, sudah lelah memegangnya selama ini," kata Sandy."Abang ngomong apa, sih?" tanyaku."Butet, tolonglah jangan permainkan hatiku, jika kamu menolak, walaupun kecewa, kuterima

  • Suamiku Jadul   Kabar Buruk?

    PoV ButetSemenjak mamak resmi' jadi bakal calon wakil bupati. Aku justru jadi terkenal, bahkan guru sekolah pun tiba-tiba baik sekali. Seperti saat itu, aku terlambat masuk kelas karena lagi makan bakso. Ini salah tukang baksos itu, pesananku lama datang. Pas datang lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi. Sayanglah baksoku, akhirnya kumakan juga, biarlah terlambat sekali ini.Guru yang satu ini terkenal galak, mengajar bidang studi Bahasa Inggris, akan tetapi saat aku masuk kelas, beliau tidak marah. Justru tersenyum melihatku."Silahkan duduk, Tet," kata ibu tersebut. Tentu saja aku heran.Saat pulang dari sekolah, ibu guru itu malah menawarkan tumpangan untuk pulang. Karena memang ayah gak bisa datang menjemput, aku mau saja, langsung naik motor matic ibu tersebut."Jika makmu jadi wakil bupati, jangan lupa sama ibu ya," kata ibu tersebut saat aku turun di kantor desa."Iya, Bu," jawabku. Ternyata ada mau ibu ini, aku jadi membayangkan kelak jika mamak jadi pejabat akan ban

  • Suamiku Jadul   Ucok Selalu Bersalah?

    PoV UcokMamak akhirnya datang melihatku, aku sangat senang sekali, rindu ini akhirnya bisa terobati. Bang Torkis juga ikut, dia jadi pembelaku saat mamak lagi-lagi menyalahkanku. Pesan Ayah jika untuk gaya hidup, anggap saja ayahmu paling miskin' benar-benar kuterapkan, mulai motor sampai bangun rumah bertingkat pun aku tidak meminta sama orang tua. Harus kubuktikan pada dunia, aku bisa mandiri.Malam itu ada musyawarah di masjid, agendanya adalah pembentukan BKM masjid tersebut yang sudah lama vakum. Aku yang jadi panitia pelaksana. Dua hari ini aku sudah mendatangi setiap rumah di lingkungan ini, memberikan undangan untuk musyawarah. Di lingkungan ini ternyata kesadaran orang memakmurkan mesjid sangat rendah. Dari seratusan orang yang diundang, yang datang hanya kira-kira tiga puluhan orang. Padahal undangan itu ditandatangani ketua RW daerah ini.Dalam musyawarah itu tidak ada yang bersedia jadi pengurus masjid, sementara pengurus yang lama sudah pindah. Aku juga akhirnya yan

  • Suamiku Jadul   Ambisi Ucok

    PoV NiaTernyata tim sukses sudah mempersiapkan semua, begitu aku iyakan, baliho sudah berdiri di pintu gerbang desa kami, juga di simpang. Bupati ini benar-benar serius. "Go, go, Nia, Membangun dari Desa," begitu tulisan di baliho raksasa, fotoku dan foto bupati terpangpang besar. Go, go itu sendiri artinya dalam bahasa Mandailing adalah kuat. Aku hanya duduk manis di rumah, semua dikerjakan tim sukses, dan seluruh dana ditanggung bupati. Katanya dia menghabiskan kebun sawit dua ratus hektar untuk daftar bupati ini.Hari itu Sandy datang berkunjung ke rumah, aku tentu heran, Butet sedang tidak ada di rumah, katanya dia ada ekstra kulikuler di sekolah."Butet belum pulang," kataku sambil mempersilahkan masuk."Aku datang mau bertemu Tante dan Om," jawab Sandy."Ada apa?" tanya Bang Parlin."Jangan terkejut ya, Om, Tante, kata Sandy serata mengeluarkan laptopnya,""Ada apa sih, Sandy, buat deg-degan aja," kataku."Ini, Tante, sebenarnya ini sudah dua Minggu lalu kejadiannya, tapi Uc

  • Suamiku Jadul   Jalan Berliku Menuju Sukses

    "Maju lo, kalau berani!" kataku lagi. Entah kenapa aku merasa tertantang jika bertemu orang seperti ini. Darah mudaku terasa bergolak. Satu temannya mengambil sesuatu dari mobil, satu lagi maju. Kami beradu pukulan beberapa kali, dua pukulanku membuat pria itu terpojok di dinding ruko orang. Ada yang aneh di sini, kalau di kampung ada keributan, orang-orang akan keluar rumah. Di sini, orang-orang justru menutup pintu, ruko yang di samping tadi masih terbuka pintunya kini sudah tutup.Akhirnya ada juga pengendara motor yang berhenti, akan tetapi mereka bukan membantu atau melerai, akan tetapi justru merekam. Aku makin emosi, darah mudaku makin mendidih, beberapa kali pukulanku mendarat di perut pria tersebut, akan tetapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul mendarat di kepalaku, aku memegang kepala, terasa dingin, ternyata darah sudah mengucur. Dua orang itu lalu pergi meninggalkanku, sebelum mereka pergi, bahuku masih sempat kena pukulan. Aku ambil HP, menghubungi Bang Bangbang,

  • Suamiku Jadul   Salsabila Dapat Hidayah?

    PoV UcokBang Bambang benar, ternyata uang kami kurang untuk bangun kamar mandi tersebut, belum selesai dananya sudah habis. Jika kamar mandi tetap yang satu itu, kamar yang baru selesai akan sulit untuk dikontrakkan. Karena kamar mandi yang lain tempat. "Begini saja, Ucok, upah saya gak usah dikasih dulu, semua uangnya belikan bahan, upahku belakanganya saja," usul dari Bang Bambang. Selama ini aku memang menggajinya harian. Kata orang gaji di kota ini dua ratus ribu perhari, segitu lah dia kugaji."Gak bisa begitu, Bang, ada hadis yang artinya, Bayarlah upah pekerja itu sebelum keringatnya kering," kataku."Wah, salut sama Kamu, Cok, masih muda tau agama dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari."Berapa lagi kira-kira butuhnya, Bang?" tanyaku pada Bang Bambang."Kira-kira lima belas jutaan lagi, Cok, baru leluasa," kata Bang Bambang.Padahal, sekali telepon ke orang tua, pasti diberikan, akan tetapi aku ingin mandiri, berdiri di atas kami sendiri, tanpa menyusahkan orang tua

  • Suamiku Jadul   Go, Go, Nia

    Hari Minggu adalah hari merdeka bagiku, sehabis salat subuh aku bisa tiduran lagi, karena Butet tidak sekolah, dia yang urus Cantik pagi hari. Bangun jam delapan pagi sudah ada sarapan yang dimasak Bang Parlin.Selesai sarapan, ada telepon dari Pak Bupati."Assalamualaikum, Bu Kades," salam bupati dari seberang sana," "Waalaikum salam,""Saya tahu, besok waktu terakhir batasan waktu ibu berpikir itu, tapi kok saya tidak sabaran ya," kata bupati itu lagi."Besok saja saya kasih kepastian, Pak,""Hari ini saja, saya undang ibu dan keluarga makan siang di Lopo Saba," kata bupati itu lagi. Lopo Saba adalah salah satu restoran yang baru buka di daerah kami, warung lesehan yang berada di pinggir sawah, menunya masakan khas Mandailing. "Baik, Pak, kami datang," jawabku."Saya berharap, jika nanti sudah ada jawaban kepastian, karena kita harus gerak cepat, kita butuh puluhan ribu tanda tangan untuk persyaratan mendaftar ke KPU," kata bapak itu lagi."Baik, Pak,""Bang, Butet!" aku berteriak

  • Suamiku Jadul   Naik Haji Atau Naik Jabatan

    Aku benar-benar khawatir sekali dengan anakku itu, dugaanku kemarin dia menelepon mau mengadu, akan tetapi tak mau menyusahkan orang tua. Aku ambil HP, coba hubungi Ucok, akan tetapi tak tersambung, HP -nya bahkan tidak aktif. Aku jadi makin khawatir, tak bisa kubayangkan anakku di tahanan polisi.Butet datang, begitu datang dia langsung ikut menonton video tersebut."Butet, Mamak mau ke Jakarta, kalian di sini duku ya?" kataku pada Butet."Cantik?""Mamak bawa,""Mamak baru sehat,""Abangmu dapat masalah, Tet,"Sementara Butet terus memperhatikan video itu."Mak, bukankah ini Annisa?" kata Butet."Nggaklah, Annisa berjilbab panjang, rambutnya gak mungkin pirang," mataku kemudian."Ini Annisa, Mak," kata Butet serata memperbesar foto screenshot."Iyakah?" "Aku yakin ini Annisa, Ayah telepon dulu Pak Ali Akhir," kata Butet.Tepat dugaanku, wanita cantik adalah kelemahan anakku ini, dia pasti sudah dirayu Annisa dan mengajaknya ke tempat hiburan malam."Assalamualaikum, Pak," terdenga

DMCA.com Protection Status